Anda di halaman 1dari 14

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD

PERIODE XV TAHUN 2017

DESA/KELURAHAN : AMERTA BHUANA


KECAMATAN : SELAT
KABUPATEN/KOTA : KARANGASEM
NAMA MAHASISWA : NI MADE MEGA
LAPINAYANTI
NIM : 1406305162
FAKULTAS/PS : EKONOMI DAN BISNIS /
AKUNTANSI

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN


KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1 Profil Keluarga Dampingan


Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM)
merupakan salah satu wujud pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu
mengenai pengabdian kepada masyarakat yang kegiatannya dilaksanakan secara
bersama-sama atau terpadu antara perguruan tinggi, pemerintah juga masyarakat
desa untuk kemajuan desa tersebut. Segala kegiatan yang berlangsung di
dalamnya dimaksudkan guna meningkatkan sensitivitas mahasiswa terhadap
realita yang ada di lapangan serta menumbuhkan jiwa sosial masing-masing
peserta.
Salah satu program khusus KKN PPM Universitas Udayana adalah Program
KK Dampingan. Program Pendampingan Keluarga (PPK) adalah program
pelaksanaan program KKN PPM di Universitas Udayana. PPK termasuk dalam
program pokok non-tema yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa peserta
KKN yang bersifat individu. Jumlah jam kerja efektif mahasiswa untuk kegiatan
PPK adalah 90 jam.
Sesuai denga sasaran PPK ini adalah Rumah Tangga Miskin (RTM) atau
keluarga yang tergolong ke dalam keluarga pra-sejahtera (pra-KS) atau keluarga
yang mengalami ketertinggalan, maka selama kurun waktu 1 bulan mahasiswa
diharapkan dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh KK dampingan
tersebut serta mencarikan solusi atas masalah yang dihadapi oleh KK dampingan
tersebut.
Pada KKN periode XV ini, penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi
salah satu keluarga yang ada di Dusun Tegeh yaitu Keluarga Ibu Ni Nengah
Sarwa dengan petunjuk dari Kepala Wilayah Tegeh Bapak I Made Wedri
Bapak Made Subawa bekerja buruh serabutan sekaligus petani yang
menggarap lahan warisan dari kedua orang tuanya. Bapak Made Subawa memiliki
satu orang istri yang bernama Ibu Wayan Suasti, dan memiliki dua orang anak
yaitu Wayan Astawan dan Komang Adi Pratama. Selain itu Bapak Made Subawa
juga tinggal dengan seorang kakek yang bernama Wayan Titib dan dua orang
nenek bernama Nyoman Selem dan Made Pirig.
Pendidikan
No. Nama Status Umur Pekerjaan Keterangan
Terakhir
Buruh dan Kepala
1 I Made Subawa Menikah 35 SD
Petani Keluarga
Petani,
Buruh dan
2 Ni Wayan Suasti Menikah 26 SD Istri
Dagang
Canang
Belum Belum Anak
3 I Wayan Astawa 10 SD
Menikah Bekerja Pertama
Belum Belum
4 I Komang Adi Pratama 1 - Anak Kedua
Menikah Bekerja
5 I Wayan Titib Menikah 65 - Petani Kakek
6 Ni Nyoman Selem Menikah 55 - Petani Nenek
7 Ni Made Pirig Menikah 53 - Petani Nenek
Keluarga Bapak Made Subawa tinggal di rumah seluas 4 are keluarga
laninnya. Rumah dari Bapak Made Subawa terdiri dari satu dapur, satu jineng,
dua kamar tidur, dan satu kamar mandi yang terpisah dari bangunan utama.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
1.2.1 Pendapatan Keluarga
Keluarga Made Subawa memiliki pekerjaan utama sebagai petani dengan
luas lahan yang dimiliki 10 are. Lahan garapan ini meliputi sawah dan tegalan.
Karena sedang berlangsung perbaikan saluran irigasi maka lahan yang dimiliki
keluarga ini tidak bisa maksimal digarap. Sehingga menurut informasi beliau
memiliki pendapatan sekitar Rp.300.000,00 per bulan. Untuk memperoleh
pendapatan tambahan maka istri beliau bekerja membuat canang sari dan
berjualan daun pisang dengan harga Rp.10.000,00 untuk 100 ikat daun.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
a. Kebutuhan sehari-hari
Pengeluaran Bapak I Made Subawa untuk kebutuhan sehari-hari
yang utama adalah untuk biaya makan dan sekolah anaknya. Tiap harinya
untuk memenuhi kebutuhan makan seluruh keluarganya, rata-rata beliau
menghabiskan biaya sekitar Rp 20.000,00.
b. Listrik dan Air
Keluarga Bapak I Made Subawa menggunakan aliran listrik dengan
daya 450 watt. Tagihan listik yang harus dibayarkan sekitar Rp.35.000
setiap bulannya. Air yang digunakan keluarga ini diperoleh dari
sambungan pipa mata air Desa.
c. Pendidikan
Untuk sektor pendidikan, Bapak I Made Subawa mengeluarkan
biaya sekolah sekitar Rp.70.000,00 tiap bulannya untuk biaya bekal dan
uang SPP anak pertamanya yang bersekolah di SD 4.
d. Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, Bapak Made Subawa dan istri beserta
anaknya mengeluarkan biaya khusus untuk mengobati anak keduanya
yang memiliki kelainan. Di usianya yang sudah 1 tahun, Komang Adi
Pratama hanya memiliki berat 1kg saja. Biaya ini dikeluarkan untuk
melaksanakan pengobatan di Puskesmas Payangan hingga rumah sakit
Sanglah.
e. Sosial
Pengeluaran sosial keluarga Bapak I Made Subawa jarang terjadi
kecuali pada saat ada orang meninggal, menikah atau pada saat piodalan
yang menyangkut kegiatan Subak. Sehingga biaya ini sifatnya tidak
menentu.
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga
Identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan diperoleh
setelah beberapa kali mengadakan kunjungan dan pertemuan ke rumah
keluarga dampingan. Identifikasi permasalahan tersebut menggunakan
metode kekeluargaan dengan melakukan pendekatan secara persuasif.
Persoalan prioritas yang dihadapi antaralain:
Permasalahan pemenuhan gizi keluarga,
Masalah perekonomian dan pekerjaan yang tetap.
2.2 Permasalahan Prioritas
2.1.1 Pemenuhan Gizi Keluarga
Gizi keluarga merupakan permasalahan prioritas di keluarga Bapak
I Made Subawa. Hal ini dikarenakan keluarga ini memiliki 2 orang anak
yang masih kecil dan 3 orang kakek dan nenek. Sehingga dalam menjaga
kesehatan keluarga, pemberian makanan dengan asupan gizi baik sangat
penting adanya. Selain itu fokus pemberian makanan yang bergizi sangat
diperlukan karena anak pertama keluarga ini, yaitu I Komang Adi Pratama
memiliki kelainan berupa berat badannya yang masih 1kg di usianya yang
sudah 1 tahun. Setelah didiagnosa oleh dokter di puskesmas Payangan dan
Rumah Sakit Sanglah tidak ditemukan penyakit apa-apa. Dari
permasalahan tersebut dapat diasumsikan bahwa gizi yang diberikan
kepada anak kedua keluarga ini masih kurang, apalagi keluarga ini masih
tergolong keluarga miskin yang susah memenuhi kebutuhan sehari-harinya
2.1.2 Masalah Perekonomian dan Pekerjaan Tetap
Dengan pemasukan keluarga yang tidak tetap dan pengeluaran
yang cukup besar maka permasalahan ekonomi menjadi permasalahan
prioritas. Sebagai seorang petani yang lahannya tidak mendapat pasokan
air maka bapak I Made Subawa terkendala dalam produksinya. Untuk
memenuhi kebutuhan sehari-harinya maka beliau bekerja sebagai buruh
serabutan yang tidak menentu pendapatannya. Upah harian yang diterima
oleh beliau kurang lebih Rp.70.000,00 per harinya sebagai buruh
serabutan. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga maka istri beliau, Ni
Wayan Suasti bekerja serabutan pula, baik sebagai petani, buruh,
pedagang canang sari, hingga mencari daun pisang batu. Usaha yang
dilakukan ini adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan keluarga, terutama
biaya sekolah anak pertamanya.
BAB III
USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
3.1.Program
Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi, selanjutnya masalah
tersebut ditindaklanjuti dengan berupaya memberikan solusi atau
pemecahan masalah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki mahasiswa
pelaksana PPK. Solusi yang dilaksanakan antara lain adalah tukar pikiran
mengenai permasalahan perekonomian, pemberian bantuan makanan.
3.1.1 Program Tukar Pikiran Mengenai Masalah Ekonomi
Jumlah pendapatan yang tidak menentu akibat keluarga Bapak I
Made Subawa yang belum mampu berproduksi secara normal di
lahan menambah permasalahan yang dihadapi keluarga ini. Denagn
2 orang anak yang masih kecil maka diperlukan perencanaan
keuangan yang baik. Namun terkadang karena belum terbiasanya
dalam membuat skala prioritas dan melakukan manajemen
keuangan keluarga maka jika terdapat keperluan mendadak
terkadang keluarga ini harus meminjam dari orang lain. Oleh sebab
itu penulis menyarankan diperlukannya adanya pembuatan skala
prioritas dan pembuatan manajemen keuangan yang baik. Penulis
juga menyarankan agar Bapak I Made Subawa membuat tabungan
untuk keperluan mendadak ataupun untuk keperluan masa depan
nantinya. Dengan adanya skala prioritas yang baik maka
setidaknya ada dana yang mampu disisihkan untuk membeli
makanan yang bergizi baik seperti susu formula ataupun garam
beryodium.
3.1.2 Pemberian Bantuan Pangan
Pemberian bantuan diberikan dalam bentuk pangan yang
diharapkan dapat membantu keluarga Bapak I Made Subawa dalam
mencukupi gizinya. Adapun barang-barangnya adalah mie instan,
kopi, teh, gula, minyak dan telur serta makanan awetan yang
mampu bertahan lama.
3.2.Jadwal Kegiatan
Berikut adalah kegiatan pendampingan keluarga Bapak I Made Subawa
yang sudah dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh
kelompok mahasiswa KKN PPM UNUD 2016 Periode XII di Desa
Buahan Kaja, yaitu kunjungan sudah memenuhi syarat kunjungan minimal
dua hari sekali atau minimal 15 kali dalam sebulan yang setara dengan 90
jam kegiatan.

No Hari/tanggal Jenis Kegiatan Jumlah Jam

Meminta data Keluarga Dampingan yang


Senin, 25 Juli
1 telah ditentukan Kelian Banjar Dinas 2 Jam
2016
Gata
Rabu 27 Juli Mengunjungi KK Dampingan Bapak I
2 2 Jam
2016 Made Subawa
Jumat, 29 Juli
3 Meminta biodata Keluarga Dampingan 2 Jam
2016
Minggu, 31 Juli Konsultasi mengenai permasalahan yang
4 3 Jam
2016 dihadapi KK Dampingan
Diskusi ringan dan sharing guna
Jumat, 5
5 mengidentifikasi masalah yang dihadapi 2 Jam
Agustus 2016
Keluarga Dampingan
Diskusi ringan dan bertukar pikiran
Sabtu, 6
6 mengidentifikasi masalah yang dihadapi 3 Jam
Agustus 2016
Keluarga Dampingan
Mencari solusi atas permasalahan yang
Minggu, 7
7 dihadapi Keluarga dampingan serta 3 Jam
Agustus 2016
membantu kegiatan sehari-hari
Sharingatas kegiatan sehari-hari yang
Senin, 8
8 dilakukan KK Dampingan dan 5 Jam
Agustus 2016
Mengunjungi Lahan KK Dampingan
Selasa, 9
9 Mengunjungi keluarga dampingan 2 Jam
Agustus 2016
Jumat, 12 Mendampingi anak dari Keluarga
10 2 Jam
Agustus 2016 dampingan dalam belajar
Sabtu, 13 Mengunjungi lahan dan melihat tanaman
11 6 jam
Agustus 2016 jagung yang baru disemai
Minggu, 14 Memberikan solusi atas beberapa kendala
12 4 Jam
Agustus 2016 di bidang pertanian
Senin, 15 Mengunjungi keluarga dampingan (Pagi
13 4 Jam
Agustus 2016 dan Malam Hari)
Mengunjungi keluarga dampingan (Pagi
Selasa, 16
14 dan Malam Hari) untuk mengajar dan 4 Jam
Agustus 2016
ikut ke tegalan
Rabu, 17 Berbincang-bincang dengan keluarga
15 4 Jam
Agustus 2016 dampingan sambil ikut ke tegalan
Bertemu dengan anak KK Dampingan
Kamis, 18
16 dan berbincang mengenai keadaan 3 Jam
Agustus 2016
tegalan
Sabtu, 20 Memberi bantuan biopestisida untuk
17 3 Jam
Agustus 2016 jagung dan jeruk
Minggu, 21
18 Memberikan bantuan pangan 2 Jam
Agustus 2016
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN
KELUARGA
Adapun rincian pelaksanaan kegiatan KK dampingan yang telah penulis lakukan
adalah sebagai berikut:
4.1.Waktu
Waktu dalam melaksanakan program KK Dampingan ini sudah
dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan di Desa Buahan Kaja,
Kabupaten Gianyar yaitu kunjungan dalam sebulan dengan syarat minimal
15 kali atau setara dengan 90 jam kegiatan. Kegiatan KK dampingan yang
telah penulis lakukan ini dilakukan selama 18 kali kunjungan yang dimulai
dari tanggal 27 Juli 2016 sampai dengan tanggal 21 Agustus 2016.
4.2.Lokasi
Lokasi pelaksanaan kegiatan KK dampingan ini adalah di tempat tinggal
Bapak I Made Subawa, di Br. Gata, Desa Buahan Kaja serta lahan yang
mencakup sawah dan tegalan miliknya.
4.3.Pelaksanaan
Pelaksanaan dalam melaksanakan program KK Dampingan ini sudah
dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan meliputi tahap
identifikasi masalah, pengumpulan informasi, melihat langsung kegiatan
keseharian, serta pemberian solusi.
4.4.Permasalahan
Identifikasi kendala yang dihadapi saat mendampingi keluarga Bapak I
Made Subawa sebagai berikut:
1. Kurangnya kesadaran akan pentingnya menabung dan belum pahamnya
Bapak I Made Subawa tentang bagaimana membuat skala prioritas dan
melakukan manajemen dalam keuangan keluarga.
2. Asupan gizi yang kurang bagi keluarga I Made Subawa karena keluarga
ini termasuk dalam keluarga miskin
4.5.Dampak
Secara umum dampak yang diinginkan oleh penulis adalah adanya
perubahan sikap dan perilaku keluarga dampingan sehingga mereka dapat
memberdayakan dirinya sendiri dan tentunya akan berdampak terhadap
kesejahteraan keluarganya. Terutama dengan meningkatkan motivasi
untuk menabung, membuat skala prioritas dan membuat manajemen
keuangan keluarga yang baik. Kendala seperti tidak adanya aliran air dapat
diatasi dengan diversifikasi usaha yang dilakukan. Sehingga dalam
perkembangannya anak-anak dari keluarga I Made Subawa dapat tumbuh
dengan sehat dan baik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
1. Segi perekonomian dari I Made Subawa terbilang kurang mampu
karena tidak memiliki pendapatan yang pasti sebagai petani yang
tidak mendapat pengairan dan buruh. Selain itu dalam satu
keluarga terdiri dari 7 orang anggota keluarga yang 5 diantaranya
tidak produktif (kakek, nenek, dan anak). Oleh karena itu
disarankan untuk memanajemen pendapatan dan diversifikasi
usaha agar sumber keuangan yang sedikit ini bisa dioptimalkan.
2. Segi kesehatan keluarga ini kurang mendapatkan asupan gizi yang
mencukupi. Hal ini dikarenakan pendapatan yang seadanya
mengharuskan keluarga ini berhemat. Asupan gizi yang cukup
sangat diperlukan, terutama untuk I Komang Adi Pratama yang
memiliki kelainan fisik. Solusi yang dapat diberikan adalah
pemberian bantuan pangan bergizi.
5.2 Rekomendasi
Saran yang dapat penulis berikan adalah peningkatan kesadaran dan
pengetahuan tiap anggota keluarga I Made Subawa di Banjar Gata. Ini
dikarenakan tiap program yang diberikan mahasiswa tidak bisa secara
instan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi keluarga ini.
LAMPIRAN

Pemberian Bantuan Makanan

Keadaan Rumah I Made Subawa


Berdiskusi Mengenai Keadaan I Putu Adi Pratama

Foto Bersama Bapak I Made Subawa

Anda mungkin juga menyukai