Anda di halaman 1dari 4

FUNGSI DAN KARAKTERISTIK PENGUAT OPERASIONAL

Penguat operasional atau op-amp adalah rangkaian elektronik yang dirancang dan dikemas secara
khusus, sehingga dengan menambahkan komponen luar sedikit saja dapat dipakai untuk berbagai
keperluan. Hingga kini op-amp yang dibuat dan dikemas dalam rangkaian komponen-komponen diskrit
tersebut masih dirasa begitu mahal oleh para insinyur atau teknisi. Namun, kini dengan teknologi
rangkaian terpadu (IC) yang telah ditingkatkan, op-amp dalam bentuk kemasan IC menjadi jauh lebih
murah dan amat luas pemakaiannya.

Pada mulanya op-amp digunakan untuk rangkaian perhitungan analog, rangkaian pengaturan dan
instrumentasi. Fungsi utamanya adalah untuk melakukan operasi linier matematika (tegangan dan arus),
integrasi dan penguatan. Kini op-amp dapat dijumpai di mana saja, dlam berbagai bidang: reproduksi
suara, sistem komunikasi, sistem pengolahan digital, elektronik komersial, dan aneka macam perangkat
hobi. Dalam konfigurasinya kita akan menemukan op-amp dengan masukan dan keluaran tunggal,
masukan dan keluaran diferensial, atau masukan diferensial dan keluaran tunggal.

Konfigurasi dengan masukan diferensial dan keluaran tunggal banyak digunakan dalam industri
elektronika. Setiap orang yang terlibat dalam elektronika mau tak mau harus memahami kegunaan op-
amp, mengetahui karakteristiknya, mampu mengenali konfigurasi dasar rangkaian op-amp dan mampu
bekerjasama dengannya.

APAKAH OP-AMP ITU?

Op-amp IC adalah peranti solid-state yang mampu mengindera dan memperkuat sinyal masukan baik DC
maupun AC. Op-amp IC yang khas terdiri atas tiga rangkaian dasar, yakni penguat diferensial impedansi
masukan tinggi, penguat tegangan penguatan tinggi, dan penguat keluaran impedansi rendah (biasanya
pengikut emiter push-pull).

Perhatikan, lazimnya op-amp memerlukan catu positif dan catu negatif. Karena catunya demikian,
tegangan keluarannya dapat berayun positif atau negatif terhadap bumi.

Karakteristik op-amp yang terpenting adalah:

1. Impedansi masukan amat tinggi, sehingga arus masukan praktis dapat diabaikan.
2. Penguatan lup terbuka - amat tinggi.

3. Impedansi keluaran amat rendah, sehingga keluaran penguat tidak terpengaruh oleh pembebanan.

Simbol op-amp standar dinyatakan dengan sebuah segitiga, seperti tampak pada Gambar1. Terminal-
terminal masukan ada pada bagian atas segitiga. Masukan membalik dinyatakan dengan tanda minus (-).
Tegangan DC atau AC yang dikenakan pada masukan ini akan digeser fasanya 180o pada keluaran.
Masukan tak membalik dinyatakan dengan tanda plus (+). Tegangan DC atau AC yang diberikan pada
masukan ini akan sefasa dengan keluaran. Terminal keluaran diperlihatkan pada bagian puncak segitiga.
Terminal-terminal catu dan kaki-kaki lainnya untuk kompensasi frekuensi atau pengaturan nol
diperlihatkan pada sisi atas dan sisi bawah segitiga. Kaki-kaki ini tidak selalu diperlihatkan dalam diagram
skematis, tapi secara implisit sudah dinyatakan. Hubungan daya mudah dipahami, hubungan-hubungan
kaki lainnya belum tentu terpakai semuanya.

Tipe op-amp atau nomor produk berada di tengah-tengah segitiga. Rangkaian umum yang bukan
menunjukkan op-amp khusus memiliki simbol-simbol A1, A2, dan seterusnya, atau OP-1, OP-2, dan
seterusnya. Meskipun kita dapat menggunakan op-amp tanpa mengetahui secara tepat apa yang terjadi
di dalamnya, tetapi akan lebih baik bila karakteristik kerjanya kita pahami dengan mempelajari rangkaian
internalnya. Op-amp pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan: penguat diferensial impedansi masukan
tinggi, penguat tegangan berpenguatan tinggi dengan penggeser level (sehingga keluaran dapat berayun
positif atau negatif, dan penguat keluaran impedansi rendah.

FUNGSI OP-AMP

Idealnya penguatan op-amp adalah tak berhingga, namun kenyataannya penguatan op-amp hanya
mencapai kurang lebih 200.000 dalam modus lup terbuka. Dalam keadaan demikian tidak ada umpan
balik dari keluaran menuju masukan dan penguatan tegangan (Av) maksimum, sebagaimana
diperlihatkan dalam Gambar 2a.

Gambar 2.
Dalam rangkaian praktisnya, adanya perbedaan tegangan sedikit saja pada masukan-masukannya akan
menyebabkan tegangan keluaran berayun menuju level maksimum catu. Tegangan maksimum keluaran
kurang lebih 90 % tegangan catu. Itu terjadi karena ada jatuh tegangan internal pada op-amp.

Keluaran dikatakan berada dalam keadaan saturasi (jenuh), dan dapat dinyatakan (salah satu) sebagai +
Vsat atau -Vsat. Sebagai contoh, rangkaian op-amp dalam modus lup terbuka dengan catu 15 V akan
menghasilkan ayunan keluaran antara - 13,5 V sampai +13,5 V. Dengan tipe rangkaian seperti ini op-amp
amat tidak stabil, keluaran akan 0 V untuk selisih masukan 0 V juga,tapi bila ada sedikit beda tegangan
pada masukannya, maka keluaran akan berada pada salah satu dari kedua level tegangan di atas.

Modus lup terbuka terutama dijumpai pada rangkaian pembanding tegangan dan rangkaian detektor
level. Keserbagunaan op-amp dibuktikan dalam penerapannya pada berbagai tipe rangkaian dalam
modus lup tertutup, seperti diperlihatkan dalam Gambar 2b. Komponen luar digunakan untuk
memberikan umpan balik keluaran pada masukan membalik. Umpan balik akan menstabilkan rangkaian
pada umumnya dan menurunkan derau.

Penguatan lup tertutup harus dapat dikendalikan pada satu nilai tertentu dalam rangkaian praktis.
Dengan menambahkan sebuah resistor Rin pada masukan membalik seperti pada Gambar 2c, penguatan
op-amp dapat diatur. Perbandingan resistansi RF terhaadap Rin menentukan penguatan tegangan
rangkaian dan besamya dapat dihitung dengan rumus

Konfigurasi membalik tanda minus diabaikan dalam perhitungan misalkan Rin = 10 k dan RF = 100 k
tegangan masukan 0,01 V akan menghasilkan tegangan keluaran 0,1 V. Bila R ini diubah menjadi 1 k maka
A, bertambah menjadi 100. Kini tegangan masukan sebesar 0,01 V akan menghasilkan tegangan keluaran
1V. Bila RF dan Rin sama besar, maka Av sama dengan 1, atau penguatannya satu. Hubungan langsung
dari keluaran menuju masukan juga menghasilkan penguatan satu, seperti terlihat pada Gambar 2d.
Dalam konfigurasi tak membalik ini, tegangan keluaran sama dengan tegangan masukan dan Av sama
dengan + 1.

Salah satu fungsi yang penting untuk diingat adalah hubungan polaritas masukan terhadap keluaran.
Tegasnya, dikatakan bahwa bila masukan membalik lebih positif dibandingkan dengan masukan tak
membalik, maka keluaran akan negatif. Demikian pula, jika masukan membalik lebih negatif
dibandingkan dengan masukan tak membalik, maka keluaran akan positif. Gambar 5 menunjukkan fungsi
yang penting ini, dengan .masukan tak membalik dibumikan atau nol volt.
Gambar 3.

Hubungan antara input dan output

Anda mungkin juga menyukai