Anda di halaman 1dari 2

1. Jelaskan bagaimana pengaruh industri terhadap perubahan struktur keluarga?

Ada 3 pengaruh yindustri terhadap perubahan struktur keluarga:


1. Industrialisasi menyebabkan nuclear family menjadi lebih bersifat mobile dan
Mudah berpindah dari suatu tempat ketempat lain. Keluarga tidak lagi terikat oleh
sebidang tanah untuk penghidupannya, melainkan mereka akan berpindah ketempat
dimana ada pekerjaan. Mobilitas keluarga ini akan memperlemah ikatan
kekerabatan dalam ekstended family.
2. Industrialisasi dapat mempercepat emansipasi wanita. Hal itu dikarenakan ada
kemungkinkan wanita untuk mendapatkan pekerjaan diluar rumah tangga.
Emansipasi ini menyebabkan lemahnya fungsi-fungsi extended family satu pihak
dan memperkuat fungsi nuclear family di pihak lain.
3. Industrialisasi telah menimbulkan corak kehidupan ekonomi baru dalam
masyarakat. dalam hal ini adalah pengeluaran rumah tangga yang berubah akibat
pengaruh industri yang semakin maju.

Sumber: T.O. Ihromi. 2004. Sosiologi Keluarga. Jakarta:Yayasan Obor


Indonesia.

2. Jelaskan bagaimana hubungan antara industrialisasi dan urbanisasi?


Industrialisasi menyebabkan terjadinya urbanisasi. Dalam proses industrialisasi,
produk-produk dihasilkan secara efisien dengan mempergunakan cara-cara yang
modern. Selanjutnya industrialisasi dalam pelaksanaannya membutuhkan banyak
tenaga kerja. Industrialisasi yang umumnya berada di wilayah perkotaan mampu
menarik tenaga kerja yang berasal dari wilayah pedesaan sehingga melahirkan
urbanisasi.
Sumber: http://andrisosiologi.blogspot.co.id

3. Jelaskan teori konflik untuk studi sosiologi keluarga?


Tidak dapat dipungkiri dalam suatu lembaga keluarga tidak selamanya akan berada
dalam keadaan aman namun juga mengalami kegoncangan di dalamnya. Menurut teori
konflik, masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan yang ditandai oleh
pertentangan yang terus-menerus di antara unsur-unsurnya (Ritzer, 2009:26).
Pertentangan (konflik) bisa terjadi antara anggota-anggota dalam keluarga itu sendiri,
atau antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain.
Menurut teori konflik Dahrendrof mengatakan bahwa konflik menurutnya memimpin
ke arah perubahan dan pembangunan. Dalam situasi konflik golongan yang terlibat
melakukan tindakan-tindakan untuk mengadakan perubahan dalam struktur sosial.
Kalau konflik itu terjadi secara hebat maka perubahan yang timbul akan bersifat radikal.
Misalnya dalam sebuah keluarga terjadi konflik atau pertentangan antara anggota
keluarga (kakak dan adiknya), kemudian di luar lingkungan keluarganya mereka
memiliki musuh yang sama. Maka mereka terintegrasi dalam melawan musuhnya
tersebut dengan mengabaikan konflik internal antara mereka. Dalam keluarga yang
broken home, di mana sering terjadi percekcokan di antara orang tua dan saling
bermusuhan disertai tindakan-tindakan yang agresif, maka dengan sendirinya keluarga
yang bersangkutan akan mengalami kegagalan dalam menjalankan fungsi-fungsi
keluarga yang sebenarnya.
Sumber: Ritzer, George. 2009. Sosiologi Berparadigma Ganda. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
J. Goode, William. 2007. Sosiologi Keluarga. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai