Anda di halaman 1dari 2

Fenomena dalam Film Penjara dan Nirwana

Industri perfilman di Indonesia dapat dikatan sangatlah cepat perkembangannya, berbagai

genre film di produksi dan ditampilkan di bioskop-bioskop tanah air. Tingginya minat serta

antusias para pecinta film mendorong para pembuat film untuk selalu berkarya, meskipun

industry perfilman di Indonesia sempat turun performanya namun usaha sineas dan pekerja film

Indonesia memutarnya kembali , sehingga perfilman Indonesia kembali maju. Meskipun setiap

film mendapatkan sambutan yang berbedah dari setiap penanyangannya, terdapat film yang

mendulang keuntungan yang besar dan ada pula film yang tidak diminati dengan berbagai alasan.

Salah satu alasan film tidak diminati karena dikatan tidak bermutu baik dari jalan cerita

serta apa yang ditampilkan dalam film tersebut bahkan di anggap tidak sesuai dengan budaya

Indonesia, adapun yang berbau unsur keagamaan, karena hal-hal tersebut beberapa film tidak

dapat tayang di Indonesia salah satunya adalah film Penjara dan Nirwana ( Prison and

Paradise) . film documenter karya Daniel Rudi Haryanto ini diyatakan tidak Lulus sensor

karena di anggap tidak sesuai bagi hokum wilayah Indonesia, film documenter ini bercerita

tentang wawancara dengan pelaku bom Bali seperti Muklas, Iman Samudra dan Amrosi. Film

dokumenter ini secara terang menyebutkan apa yang dikatakan oleh pelaku pengeboman soal

ajaran Jihad. Peryataan para pelaku inilah yang di anggap oleh LSF sebagai dialog yang

menimbulkan propaganda, terlebih para pengebom tidak merasa bersalah dengan apa yang

mereka lakukan, karena mereka mengganggan yang mereka lakukan akan mebuat mereka masuk

surga, yang notabenenya ini tidak sesuai dengan ajaran setiap agama, dan dikatukan merusak

pemahaman para pemuda Indonesia terlebih pemuda muslim yang dapat meniru perbuatan

mereka atau merubah pemahaman setiap orang sehingga berpendapat pengeboman yang
dilakukan adalah tindakan yang baik, terlebih tidak adanya penyesalan dari para pelaku. Film

tersebut juga di khawatirkan dapat memecah kerukunan agama dan menimbulkan perpecahan,

hal ini dikatakan menyesatkan oleh LSF.

Jika berbicara mengenai agama memang sangatlah sensitife, terlebih di Indonesia yang

mayoritas agama adalah muslim, dalam film tersebut juga menyudutkan agama muslim karena

pelaku merupakan pemeluk agama muslim dan membawa agama mereka. Sebelum, di tolak oleh

LSF teryata film Penjara dan Nirwana mengundang protes Kedutaan Besar Indonesia di UNI

Emirat Arab, menurut keduber film tersebut membuat citra Indonesia menjadi jelek dan buruk di

dunia internasional serta mempersulit promosi Indonesia dalam dunia pariwisata, terlebih

kejadian tersebut terjadi di Bali yang merupakan destinasi favorit para wisatawan di Indonesia.

Selain itu yang membuat film ini dicekal karena sutradara Rudi tidak mendaftarkan filmnya ke

Mendubar sebelum produksi, dalam hal ini fimlnya pun melanggar UU Film tahun 2009 (pasal

17 ayat 1) tentang kewajiban mendaftarkan film dengan maksud melindugi.

Hingga saat ini film Penjara dan Nirwana tidak dapat lulus sensor, tetapi Rudi berhasil

mensiatinya dengan memutar film pada publik dalam pusat kebudayaan milik kedutaan Negara

lain.

Daftar Pustaka:

http://terselubungi.com/10-daftar-film-indonesia-kontroversial/

https://gemarnonton.wordpress.com/2012/04/09/tentang-pelarangan-prison-and-paradise/

Anda mungkin juga menyukai