Anda di halaman 1dari 25

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

Acara : Pengenalan fosil dan proses pengfosilan Nama : Andi Ari T Djaelangkara

Hari/Tgl : Selasa, 13 oktober 015 Stambuk : F1 121 14 040

I. Tinjauan pustaka

Fosil, dari bahasa Latin fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah. Fosil
adalah semua sisa, jejak, ataupun cetakan dari manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan
yang telah terawetkan dalam suatu endapan batuan dari masa geologis atau prasejarah yang
telah berlalu.
Fosil mahluk hidup terbentuk ketika mahluk hidup pada zaman dahulu (lebih dari
11.000 tahun) terjebak dalam lumpur atau pasir dan kemudian jasadnya tertutup oleh endapan
lumpur. Endapan lumpur tersebut akan mengeras menjadi batu di sekeliling mahluk hidup
yang terkubur tersebut.
Dari fosil yang ditemukan, yang paling banyak jumlahnya adalah yang sangat lembut
ukurannya seperti serbuk sari, misalnnya foraminifera, ostracoda dan radiolarian. Sedangkan,
hewan yang besar biasanya hancur bercerai-cerai dan bagian tertentu yang ditemukan sebagai
fosil.
Bentuk fosil ada dua macam yaitu fosil cetakan dan jejak fosil. Fosil cetakan terjadi
jika kerangka mahluk hidup yang terjebak di endapan lumpur meninggalkan bekas (misalnya
tulang) pada endapan tersebut yang membentuk cetakan. Jika cetakan tersebut berisi lagi
dengan endapan lumpur maka akan terbentuk jejak fosil persis seperti kerangka aslinya.
Berdasarkan ukurannya, jenis fosil dibagi menjadi :

a. Macrofossil (Fosil Besar) , dipelajari tanpa menggunakan alat bantu


b. Microfossil (Fosil Kecil), dipelajari dengan alat bantu mikroskop
c. Nannofossil (Fosil Sangat kecil), dipelajari menggunakan batuan mikroskop khusus
(dengan pembesaran hingga 1000x)
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Acara : Pengenalan fosil dan proses pengfosilan Nama : Andi Ari T Djaelangkara

Hari/Tgl : Selasa, 13 oktober 015 Stambuk : F1 121 14 040

II. Pembahasan
1.1. Fosil
A. Pengrtian fosil

Fosil, dari bahasa Latin fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah. Fosil
adalah semua sisa, jejak, ataupun cetakan dari manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan
yang telah terawetkan dalam suatu endapan batuan dari masa geologis atau prasejarah yang
telah berlalu.

B. Kegunaan Fosil
a. Untuk mengidentifikasi unit-unit strartigrafi permukaan bumi, atau untuk mengidentifikasi umur
relatif clan posisi relatif batuan yang mengandung fosil. Identifikasi ini dapat dilakukan dengan
mempelajari fosil indeks. Persyaratan bagi sutau fosil untuk dapat dikategorikan sebagai fosil
indeks adalah : (a). terdapat dalam jumlah yang melimpah dan mudah diidentifikasi; dan (b).
memiliki distribusi horizontal yang luas, tetapi dengan distribusi vertikal yang relatif pendek
(kurang lebih 1 juta tahun).
b. Menjadi dasar dalam mempelajari paleoekologi dan paleoklimatologi. Struktur dan distribusi fosil
diasumsikan dapat mencerminkan kondisi lingkungan tempat tumbuhan tersebut tumbuh dan
bereproduksi.
c. Untuk mempelajari paleofloristik, atau kumpulan fosil tumbuhan dalam dimensi ruang dan waktu
tertentu. Hal ini dapat memberikan gambaran mengenai distribusi populasi tumbuhan dan
migrasinya, sebagai respon terhadap perubahan yang terjadi pada lingkungan masa lampau.
d. Menjadi dasar dalam mempelajari evolusi tumbuhan yaitu dengan cara mempelajari perubahan
suksesional tumbuhan dalam kurun waktu geologi.

C. Jenis-jenis fosil
a. Fosil yang berasal dari organisme itu sendiri
Tipe pertama ini adalah binatangnya itu sendiri yang terawetkan/tersimpan. Dapat
beruba tulangnya, daun- nya, cangkangnya, dan hampir semua yang tersimpan ini adalah
bagian dari
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Acara : Pengenalan fosil dan proses pengfosilan Nama : Andi Ari T Djaelangkara

Hari/Tgl : Selasa, 13 oktober 015 Stambuk : F1 121 14 040

Tubuhnya yang keras. Dapat juga berupa binatangnya yang secara lengkap (utuh)
tersipan. misalnya Fosil Mammoth yang terawetkan karena es, ataupun serangga yang
terjebak dalam amber(getah tumbuhan). Petrified wood atau fosil kayu dan juga
mammoths yang terbekukan, and juga mungkin anda pernah lihat dalam filem berupa
binatang serangga yang tersimpan dalam amber atau getah tumbuhan. Semua ini biasa
saja berupa asli binatang yang tersimpan
b. Sisa-sisa aktifitasnya
Secara mudah pembentukan fosil ini dapat melalui beberapa jalan, antara lain seperti yang
terlihat dibawah ini. Fosil sisa aktifitasnya sering juga disebut dengan Trace Fosil (Fosil jejak),
karena yang terlihat hanyalah sisa-sisa aktifitasnya. Jadi ada kemungkinan fosil itu bukan bagian
dari tubuh binatang atau tumbuhan itu sendiri.Penyimpanan atau pengawetan fosil cangkang ini
dapat berupa cetakan. Namun cetakan tersebut dapat pula berupa cetakan bagian dalam (internal
mould) dicirikan bentuk permukaan yang halus, atau external mould dengan ciri permukaan yang
kasar. Keduanya bukan binatangnya yang tersiman, tetapi hanyalah cetakan dari binatang atau
organisme itu

1.2. Proses pemfosilan (foliasi)

Fosilisasi merupakan proses penimbunan sisa-sisa hewan atau tumbuhan yang


terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang mengalami pengawetan secara
menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja. Terdapat beberapa syarat terjadinya pemfosilan
yaitu antara lain:

1. Organisme mempunyai bagian tubuh yang keras


2. Mengalami pengawetan
3. Terbebas dari bakteri pembusuk
4. Terjadi secara alamiah
5. Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit
6. Umurnya lebih dari 10.000 tahun yang lalu.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Acara : Pengenalan fosil dan proses pengfosilan Nama : Andi Ari T Djaelangkara

Hari/Tgl : Selasa, 13 oktober 015 Stambuk : F1 121 14 040

Kendala pemfosilan yaitu saat organism mati (bangkai) dimakan oleh organism lain
atau terjadi pembusukan oleh bakteri pengurai.
Suatu contoh tempat yang mendukung terjadinya proses fosilisasi adalah delta sungai,
dasar danau, atau danau tapal kuda (oxbow lake) yang terjadi dari putusnya suatu meander

A. Bahan-bahan yang berperan dalam fosilisasi


a. Pertrifaksi, berubah menjadi batu oleh adanya bahan-bahan : silika, kalsiumkarbonat,
FeO, MnO dan FeS. Bahan itu masuk dan mengisi lubang serta pori dari hewan atau
tumbuhan yang telah mati sehingga menjadi keras/membatu menjadi fosil.
b. Proses Destilasi, tumbuhan atau bahan organik lainnya yang telah mati dengan cepat
tertutup oleh lapisan tanah
c. Proses Kompresi, tumbuhan tertimbun dalam lapisan tanah, maka air dan gas yang
terkandung dalam bahan organic dari tumbuhan itu tertekan keluar oleh beratnya lapisan
tanah yang menimbunnya. Akibatnya, karbon dari tumbuhan itu tertinggal dan lama
kelamaan akan menjadi batubara, lignit dan bahan bakar lainnya.
d. Impresi, tanda fosil yang terdapat di dalam lapisan tanah sedangkan fosilnya sendiri
hilang.
e. Bekas gigi, kadang-kadang fosil tulang menunjukan bekas gigitan hewan carnivore atau
hewan pengerat.
f. Koprolit, bekas kotoran hewan yang menjadi fosil.
g. Koprolit, bekas kotoran hewan yang menjadi fosil.
h. Liang di dalam tanah, dapat terisi oleh batuan dan berubah sebagai fosil, merupakan
cetakan.
i. Pembentukan Kerak, hewan dan tumbuhan terbungkus oleh kalsiumkarbonat yang
berasal dari travertine ataupun talaktit.
j. Pemfosilan di dalam Tuff, pemfosilan ini jarang terjadi kecuali di daerah yang berudara
kering sehingga bakteri pembusuk tidak dapat terjadi.
k. Pemfosilan dengan cara pembekuan, hewan yang mati tertutup serta terlindung lapisan es
dapat membeku dengan segera. Oleh karena dinginnya es maka tidak ada bakteri
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Acara : Pengenalan fosil dan proses pengfosilan Nama : Andi Ari T Djaelangkara

Hari/Tgl : Selasa, 13 oktober 015 Stambuk : F1 121 14 040

l. pembusuk yang hidup dalam bangkai tersebut.

B. Fosil hidup
Istilah fosil hidup adalah istilah yang digunakan suatu spesies hidup yang menyerupai
sebuah spesies yang hanya diketahui dari fosil. Beberapa fosil hidup antara lain ikan
coelacanth dan pohon ginkgo. Fosil hidup juga dapat mengacu kepada sebuah spesies hidup
yang tidak memiliki spesies dekat lainnya atau sebuah kelompok kecil spesies dekat yang
tidak memiliki spesies dekat lainnya. Contoh dari kriteria terakhir ini adalah nautilus

C. Proses yang mempengaruhi fosil

a. Histometabasis, Penggantian sebagian tubuh fosil tumbuhan dengan pengisian mineral


lain (cth : silika) dimana fosil tersebut diendapkan
b. Permineralisasi , Histometabasis pada binatang
c. Rekristalisasi, Berubahnya seluruh/sebagian tubuh fosil akibat P & T yang tinggi,
sehingga molekul-molekul dari tubuh fosil (non-kristalin) akan mengikat agregat tubuh
fosil itu sendiri menjadi kristalin
d. Replacement/Mineralisasi/Petrifikasi, Penggantian seluruh bagian fosil dengan mineral
lain
e. Dehydrasi/Leaching/Pelarutan
f. Mold/Depression, Fosil berongga dan terisi mineral lempung
g. Trail & Track
Trail : cetakan/jejak-jejak kehidupan binatang purba yang menimbulkan kenampakan
yang lebih halus
Track : sama dengan trail, namun ukurannya lebih besar
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Acara : Pengenalan fosil dan proses pengfosilan Nama : Andi Ari T Djaelangkara

Hari/Tgl : Selasa, 13 oktober 015 Stambuk : F1 121 14 040

D. Tempat penemuan fosil

Kebanyakan fosil ditemukan dalam batuan endapan (sedimen) yang permukaannya


terbuka. Batu karang yang mengandung banyak fosil disebut fosiliferus. Tipe-tipe fosil yang
terkandung di dalam batuan tergantung dari tipe lingkungan tempat sedimen secara ilmiah
terendapkan. Sedimen laut, dari garis pantai dan laut dangkal, biasanya mengandung paling
banyak fosil.

E. Tempat penemuan fosil

Kebanyakan fosil ditemukan dalam batuan endapan (sedimen) yang permukaannya


terbuka. Batu karang yang mengandung banyak fosil disebut fosiliferus. Tipe-tipe fosil yang
terkandung di dalam batuan tergantung dari tipe lingkungan tempat sedimen secara ilmiah
terendapkan. Sedimen laut, dari garis pantai dan laut dangkal, biasanya mengandung paling
banyak fosil.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Acara : Pengenalan fosil dan proses pengfosilan Nama : Andi Ari T Djaelangkara

Hari/Tgl : Selasa, 13 oktober 015 Stambuk : F1 121 14 040

III. Refrensi
Buuku pandan praktek paleontologi
http://paleontologigeo2010.blogspot.co.id/2011/10/proses-pemfosilan-atau-fosilisasi.htmlvvvvvvv
IV. Refrensi
Buuku pandan praktek paleontologi

Anda mungkin juga menyukai