Anda di halaman 1dari 38

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang praktek Kerja lapangan

Kegiatan praktek kerja lapangan ini merupakan salah satu bagian dari kurikulum
pendidikan politeknik negeri lhokseumawe. Hal ini bertujuan supaya mengenal lebih dekat
suatu industri, baik dari segi teoritis maupun disektor lapangan, serta menerapkan teori-teori
yang dipahami dari bangku kuliah yang membandingkan ketempat PKL yang sebenarnya dan
mencari solusi terhadap permasalahan yang di hadapi sehingga nantinya akan menjadi ahli
madya (Amd) yangberkulitas dan dapat mengabdikan ilmunya didalam kehidupan
bermasyarakat.

Setiap mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti pembelajaran dilapangan agar terbiasa


terlatih dan setelah lulus dari politeknik, ketika menuju lapangan nanti tidak asing dengan
dunia industri sehingga nantinya menjadi pekerja yang handal dan bisa menyelesaikan
persoalan yang dihadapi. Apalagi persaingan dunia industri semakin melambung tinggi yang
kelak nantinya menjadi peningkatan kemajuan dan juga para perancang menjadi mata tombak
untuk menembus, mencari kemudahan dalam pengoprasian dan mudah dalam perawaratan.

1.2 Tujuan umum Praktek kerja lapangan

Tujuan Kerja Praktek adalah:

a. Agar mahasiswa dapat mengenal permasalahan yang dihadapi oleh suatu perusahaan,
industri atau bengkel-bengkel dan dengan kemampuan menganalisa serta mensintesa,
mahasiswa dapat memperoleh pengalaman kerja terutama yang berhubungan dengan
prosedur penyelesaian permasalahan.

b. Mengasah pola berfikir yang wajar, logis, rasional serta berketrampilan dan luwes dalam
memahami dan menghadapi masalah ditempat pekerjaan.

c. Memotivasi mahasiswa untuk berpatisipasi dalam permasalahan pembangunan, seperti


kegiatan perancangan, pelaksanaan, pembuatan, penggunaan, pengolahan dan
pengawasan yang berhubungan dengan konstruksi, produksi, pembangkit tenaga dan
manajemen perusahaan yang terkait dengan permesinan industri secara umum.

d. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengetahui lebih spesifik permasalahan


industri atau perusahaan yang terkait dengan operasi dan ilmu permesinan, sehingga
dapat dijadikan sebagai pilihan untuk mengambil judul kajian tugas akhir.
2

1.3 Tujuan Khusus Praktek Kerja Lapangan

Adapun tujuan khusus dari pelaksanaan Kerja Praktek di PT. Perkebunan Nusantara
I PKSCot Girek ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana manajemen PT. Perkebunan Nusantara I PKS Cot Girek

b. Untuk mengetahui bagaimana proses pengolahan kelapa sawit pada PT. Perkebunan
Nusantara I PKS Cot Girek;

c. Untuk mengetahui cara perawatan mesin-mesin pada PT. Perkebunan Nusantara I PKS
Cot Girek

d. Untuk mengetahui pemakaian daya pada PT. Perkebunan Nusantara I PKS Cot Girek

1.4 Profil Prusahaan

1.4.1 Riwayat Singkat Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara Idibentuk dari hasil konsolidasi BUMN yang berdasarkan


Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 tahun 1996, tanggal 14 Februari 1996 dikukuhkan
dengan Akta Pendirian Nomor 34 tanggal 11 Maret 1996 oleh Notaris Harun Kamil, SH di
Jakarta.

Kemudian telah dilakukan dua kali perubahan dimana Anggaran dasar terakhir dengan Akta
nomor 7 tanggal 13 Agustus 2008 tentang Perubahan Anggaran Dasar PT Perkebunan
Nusantara I oleh Notaris Syafnil Gani, SH, M.Hum di Medan dan telah mendapat persetujuan
Menteri Hukum dan Hak Azazi Manusia nomor AHU-80120.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal
31 Oktober 2008.

Gambar 1.1 PTPN 1


3

1.4.2 Kepemilikan Saham

Berdasarkan pasal 4 Akta No.34 tanggal 11 Maret 1996 dari Notaris Harun Kamil SH
terjadi perubahan Modal Dasar Perseroan dari sebesar Rp105.000.000.000,00 (seratus lima
milyar rupiah) menjadi sebesar Rp 400.000.000.000,00 (empat ratus milyar rupiah) yang
terdiri dari 100.000 (seratus ribu) lembar Saham Prioritas dan 300.000 (tiga ratus ribu)
lembar saham biasa, sehingga keseluruhannya berjumlah 400.000 (empat ratus ribu) lembar
saham dengan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta
rupiah). Atas Modal Dasar Perseroan tersebut telah ditempatkan sebanyak Rp
120.000.000.000,00 (seratus dua puluh milyar rupiah) yang terdiri dari 120.000 (seratus dua
puluh ribu) lembar saham yang terdiri dari 100.000 (seratus ribu) lembar saham dengan hak
suara khusus dan 20.000 (dua puluh ribu) lembar saham dengan hak suara biasa dan telah
diambil bagian oleh Negara Republik Indonesia.

Berdasarkan pasal 4 Akta No.7 tanggal 13 Agustus 2008 Perubahan Anggaran Dasar
Perseroan yang terakhir dari Notaris Syafnil Gani SH.M.Hum. Modal Dasar Perseroan
sebesar Rp 400.000.000.000,00 (empat ratus milyar rupiah) yang terdiri dari 400.000 (empat
ratus ribu) lembar saham dengan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp
1.000.000,00 (satu juta rupiah). Dari Modal Dasar tersebut telah ditempatkan sebesar Rp
120.000.000.000 (seratus dua puluh milyar rupiah) yang terdiri 120.000 (seratus dua puluh
ribu) lembar saham dengan hak yang sama.

Berdasarkan Pasal 4, perubahan modal berdasarkan Akta Notaris Nyak Raja, SH.,
MKn. No.310, di Kota Langsa. Tanggal 18 Oktober 2012, tentang Pernyataan Keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara I,
tentang penambahan modal yang disetor dari sebesar Rp 120.000.000.000 yang terdiri dari
120.000 saham dengan nominal sebesar Rp 1.000.000 persaham menjadi sebesar Rp
128.408.000.000, yang terdiri dari sebanyak 128.408 saham selanjutnya penambahan modal
disetor sebesar Rp 7.453.000.000 sehingga modal yang disetor menjadi Rp.135.951.000.000
yang terdiri dari 135.951 saham.

Sesuai pasal 2 ayat 1, 2 dan 3 PP Nomor : 6 tahun 1996, PTP. Nusantara - I


berkembang dan merupakan penggabungan dari beberapa badan usaha perkebunan di
Provinsi Aceh yang terdiri dari :

a. Ex. PT. Perkebunan I

b. Ex. PT. Cot Girek Baru

c. Ex. PT. Perkebunan V

d. Ex. PKS Cot Girek PT. Perkebunan IX


4

1.5 Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan

Ruang lingkup Kerja Praktek yang dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara I


PKS Cot Girek, meliputi empat bidang yaitu:

a. Bidang Manajemen Perusahaan

Kerja Praktek untuk bidang Manajemen Perusahaan mencakupi pembahasan


mengenai struktur organisasi perusahaan, tata letak pabrik, dan pemeliharaan pabrik

b. Bidang Produksi Perusahaan

Praktek bidang produksi dilakukan dengan mempelajari proses pengolahan TBS


(Tandan Buah Segar) menjadi CPO (Crude Palm Oil), jenis mesin produksi yang
digunakan serta kapasitas produksi rata-rata.

c. pmbangkit Tenaga

Kerja Praktek Pembangkit Tenaga mencakup jenis dan cara kerja pembangkit
tenaga yang meliputi generator, pembebanan, kapasitas daya yang dibangkitkan serta
pemakaian bahan bakar.

1.6 Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, pada laporan ini penulis
membatasi pembahasan masalah meliputi:

a. Manajemen Perusahaan;

b. Proses Pengolahan Tandan Buah Segar;

c. Sistem Pemeliharaan Peralatan.

1.7 Manfaat Praktek Kerja Lapangan

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan Kerja Praktek ini baik
dari pihak mahasiswa, perusahaan maupun perguruan tinggi, yaitu:

Bagi Mahasiswa

a. Dapat memahami dan mengetahui berbagai macam aspek kegiatan perusahaan;

b. Dapat membandingkan teori-teori ilmiah yang diperoleh selama perkuliahan dengan


kondisi nyata di lapangan;

c. Memperoleh kesempatan untuk melatih keterampilah dalam melakukan perkerjaan


atau kegiatan lapangan;

d. Melatih bekerja, berdisiplin dan bertanggung jawab.


5

Bagi Perguruan Tinggi

a. Mendapat masukan mengenai penerapan ilmu manajemen dalam produksi dengan


kurikulum perkuliahan, dapat menjadi landasan untuk perbaikan kurikulum agar dapat
sejalan dengan keadaan dilapangan;

b. Meningkatkan kerja sama antara lembaga pendidikan dengan perusahaan.

Bagi perusahaan

a. Hasil pelaksanaan praktek merupakan bahan masukan bagi pihak manajemen perusahaan
dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan;

b. Turut berpartisipasi dalam meningkatkan pendidikan nasional.

1.8 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek lapangan


Praktek Kerja Lapangan di PT. Perkebunan Nusantara I PKS Cot Girek ini
dilaksanakan selama satu bulan. terhitung mulai tanggal 01Agustus sampai 31 Agustus 2014
dengan pembagian jadwal setiap kegiatan ditentukan oleh pembimbing selama Praktek Kerja
Lapangan berlangsung

1.9 Jam Praktek Kerja Lapangan


Adapun Jam Kerja Praktek pada PT. Perkebunan Nusantara I PKS Cot Girek
adalah sebagi berikut:
1. Senin s/d Sabtu

Jam 07.00 s/d 14.00 WIB


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proses Produksi TBS menjadi CPO


2.1.1 Tandan Buah Segar

Pengolahan buah Kelapa Sawit di awali dengan proses pemanenan Buah Kelapa
Sawit. Untuk memperoleh Hasil produksi (CPO) dengan kualitas yang baik serta dengan
Rendemen minyak yang tinggi, Pemanenan dilakukan berdasarkan Kriteria Panen (tandan
matang panen ) yaitu dapat dilihat dari jumlah berondolan yang telah jatuh ditanah
sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh (brondolan) dari tandan yang beratnya kurang dari 10
kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan. Cara Pemanenan Kelapa Sawit harus
dilakukan dengan baik sesuai dengan standar yang telah ditentukan hal ini bertujuan agar
pohon yang telah dipanen tidak terganggu produktifitasnya atau bahkan lebih meningkat
dibandingkan sebelumnya. Proses pemanenan diawali dengan pemotongan pelepah daun
yang menyangga buah, hal ini bertujuan agar memudahkan dalam proses penurunan buah.
Selanjutnya pelepah tersebut disusun rapi ditengah gawangan dan dipotong menjadi dua
bagian, perlakuan ini dapat meningkatkan unsur hara yang dibutuhkan Tanaman sehingga
diharapkan dapat meningkatkan produksi buah.Kemudian buah yang telah dipanen dilakukan
pemotongan tandan buah dekat pangkal, hal ini dilakukan untuk mengurangi beban
timbangan Kelapa Sawit. Berondolan yang jatuh dikumpulkan dalam karung dan tandan buah
segaar (TBS) selanjutnya di angkut menuju tempat pengumpulan hasil (TPH) untuk
selanjutnya ditimbang dan diangkut menuju pabrik pengolahan Kelapa Sawit

Tabel 2.1 Jumlah Brondolan dan Tingkat Kematangan TBS

Fase Fraksi Tingkat


No Jumlah berondolan yang jatuh
buah buah kematangan
Tidak ada tanda buah yang
00 Sangat mentah
berwarna hijau dan hitam
1 Mentah
1%-12,5% buah luar atau 0,1
0 Mentah
berondolan/Kg tandan berondolan
12,5%-25% buah luar atau 2
berondolan/kg tandan 25% dari
2 Matang 1 Kurang matang
buah luar memberondol
2 25-50% buah luar memberondol Matang
3 50-70% buah luar memberondol Matang
Lewat matang
4 75-100% buah luar membrondol
( ranun )
3 Lewat
100% buah luar memberondol dan Lewat matang
5
sebagian berbau busuk ( busuk )
7

Setiap TBS yang diolah memiliki komposisi tandan olah yang berbeda.Perhitungan
atau komposisi tandan olah perlu diketahui untuk kepentingan pengolahan.Perhitungan dalam
persentase berbeda, tergantung produksi per hektare dan potensi jenis bahan tanaman. Berikut
ini contoh material balance:

TBS
100%
Tandan Buah Rebus Air Kondesat
(88 - 92%) (8 - 12%)
Tandan Kosong Buah Terpipil
(20 - 23%) (55 - 65%)

Mesokarp Biji
(43 - 53%) (12 - 16%)

Minyak Kernel
(20 - 23%) (5 - 7%)

Air Cangkang
(13 - 23%) (7 - 9%)

Serat
(10 - 12%)

Gambar 2.1 Material Balance

2.1.2 Penerimaan
Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) menuju pabrik pengolahan kelapa sawit
dilakukan dengan menggunakan alat transportasi berupa Truk atau Traktor.Sebelum masuk
kedalam Loading Ramp, TBS ditimbang terlebih dahulu. Penimbangan bertujuan untuk
mengetahui berat muatan (TBS) yang diangkut sehingga memudahkan dalam perhitungan
atau pembayaran hasil panen serta memudahkan untuk proses pengolahan selanjutnya. TBS
yang telah ditimbang kemudian di periksa atau disortir terlebih dahulu tingkat kematangan
buah menurut fraksi fraksinya. Fraksi dengan kualitas yang diinginkan adalah fraksi 2 dan 3
karena pada fraksi tersebut tingkat rendemen minyak yang dihasilkan maksimum sedangkan
kandungan Asam Lemak Bebas (free fatty acid) minimum.

2.1.3 Sterilizer
Proses selanjutnya tandan buah segar yang telah disortasi kemudian diangkut
menggunakan lori menuju tempat perebusan (Sterilizer). Dalam tahap ini terdapat tiga cara
perebusan TBS yaitu Sistem satu puncak (Single Peak), Sistem dua puncak (double Peak) dan
Sistem tiga puncak (Triple Peak). Sistem satu puncak (Single Peak) adalah sistem perebusan
yang mempunyai satu puncak akibat tindakan pembuangan dan pemasukan uap yang tidak
merubah bentuk pola perebusan selama proses peerebusan satu siklus. Sistem dua puncak
adalah jumlah puncak yang terbentuk selama proses perebusan berjumlah dua puncak akibat
8

tindakan pembuangan uap dan pemasukan uap kemudian dilanjutkan dengan pemasukan,
penahanan dan pembuangan uap selama perebusan satu siklus. Sedangkan sistem tiga puncak
adalah jumlah puncak yang terbentuk selama perebusan berjumlah tiga sebagai akibat dari
tindakan pemasukan uap, pembuangan uap, dilanjutkan dengan pemasukan uap, penahanan
dan pembuangan uap selama proses perebusan satu siklus. Perebusan dengan sistem 3 peak(
tiga puncak tekanan). Puncak pertama tekanan sampai 1,5 Kg/cm2, puncak kedua tekanan
sampai 2,0 Kg/cm2 dan puncak ketiga tekanan sampai 2,8 3,0 Kg/cm2.(Polnep,2003).
Adapun tujuan dari proses perebusan adalah menonaktifkan enzim lipase yang dapat
menstimulir pembekuan freefatty acid dan mempermudah perontokan buah pada tresher.
selain itu proses perebusan juga bertujuan untuk memudahkan ekstraksi minyak pada proses
pengempaan. Perebusan juga dapat mengurangi kadar air dari inti sehingga mempermudah
pelepasan inti dari cangkang.

2.1.4 Threshing

Tahapan selanjutnya adalah proses pemipilan atau pelepasan buah dari tandan. Pada
proses ini, buah yang telah direbus di angkut dengan dua cara yaitu pertama, dengan
menggunakan Hoisting crane dan di tuang ke dalam thresher melalui hooper yang berfungsi
untuk menampung buah rebus. Cara yang kedua adalah dengan menggunakan Happering
yang kemudian diangkut dengan elevator (Auto Fedder).Pada proses ini tandan buah segar
yang telah direbus kemudian dirontokkan atau dipisahkan dari janjangnya. Pemipilan
dilakukan dengan membanting buah dalam drum putar dengan kecepatan putaran 23-25 rpm.
Buah yang terpisah akan jatuhmelalui kisi-kisi dan ditampung oleh Fruit elevator dan dibawa
dengan Distributing Conveyor untuk didistribusikan keunit-unit Digester.

2.1.5 Digester
Di dalam digester buah diaduk dan dilumat untuk memudahkan daging buah terpisah
dari biji.Digester terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak yang di dalamnya dipasang
pisau-pisau pengaduk sebanyak 6 tingkat yang diikatkan pada pros dan digerakkan oleh
motor listrik. Untuk memudahkan proses pelumatan diperlukan panas 90-95 C yang diberikan
dengan cara menginjeksikan uap 3 kg/cm2 langsung atau melalui mantel. Proses pengadukan/
pelumatan berlangsung selama 30 menit. Setelah massa buah dari proses pengadukan selesai
kemudian dimasukan ke dalam alat pengepresan (screw press).

2.1.6 Screw Press


Pengepresan berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah
(pericarp). Massa yang keluar dari digester diperas dalam screw press pada tekanan 50-60 bar
dengan menggunakan air pembilas screw press suhu 90-95 C sebanyak 7 % TBS (maks)
dengan hasil minyak kasar (crude oil) yang viscositasnya tinggi. Dari pengepresan tersebut
akan diperoleh minyak kasar dan ampas serta biji.

2.1.7 Vibrating Screen


Minyak kasar (crude oil) yang dihasilkan kemudian disaring menggunakan Vibrating
screen.Penyaringan bertujuan untuk memisahkan beberapa bahan asing seperti pasir, serabut
dan bahan-bahan lain yang masih mengandung minyak dan dapat dikembalikan ke digester.
9

Vibrating screen terdiri dari 2 tingkat saringan dengan luas permukaan 2 m2 . Tingkat atas
memakai saringan ukuran 20 mesh, sedangkan tingkat bawah memakai saringan 40 mesh.

2.1.8 Crude Oil Tank


Minyak yang telah disaring kemudian ditampung kedalam Crude Oil Tank (COT).Di
dalam COT suhu dipertahankan 90-95C agar kualitas minyak yang terbentuk tetap baik.

2.1.9 Klarifikasi
Tahap selanjutnya minyak dimasukkan kedalam Tanki Klarifikasi (Clarifier
Tank).prinsip dari proses pemurnian minyak di dalam tangki pemisah adalah melakukan
pemisahan bahan berdasarkan berat jenis bahan sehingga campuran minyak kasar dapat
terpisah dari air. Pada tahapan ini dihasilkan dua jenis bahan yaitu Crude oil dan Slude
.Minyak kasar yang dihasilkan kemudian ditampung sementara kedalam Oil Tank. Di dalam
oil tank juga terjadi pemanasan (75-80C) dengan tujuan untuk mengurangi kadar air.

2.1.10 Oil Purifier


Minyak kemudian dimurnikan dalam Purifier, Di dalam purifier dilakukan pemurnian
untuk mengurangi kadar kotoran dan kadar air yang terdapat pada minyak berdasarkan atas
perbedaan densitas dengan menggunakan gaya sentrifugal, dengan kecepatan perputarannya
7500 rpm. Kotoran dan air yang memiliki densitas yang besar akan berada pada bagian yang
luar (dinding bowl), sedangkan minyak yang mempunyai densitas lebih kecil bergerak ke
arah poros dan keluar melalui sudu-sudu untuk dialirkan ke vacuum drier. Kotoran dan air
yang melekat pada dinding di-blowdown ke saluran pembuangan untuk dibawa ke Fat Pit.

2.1.11 Vacuum Drier


Minyak yang keluar dari purifier masih mengandung air, maka untuk mengurangi
kadar air tersebut, minyak dipompakan ke vacuum drier. Di sini minyak disemprot dengan
menggunakan nozzle sehingga campuran minyak dan air tersebut akan pecah. Hal ini akan
mempermudah pemisahan air dalam minyak, dimana minyak yang memiliki tekanan uap
lebih rendah dari air akan turun ke bawah dan kemudian dialirkan ke storage tank.

2.1.12 Storage Tank


Crude Palm Oil yang dihasilkan kemudian dialirkan ke dalam Storage tank (tangki
timbun). Suhu simpan dalam Storage Tank dipertahankan sntara 45-55C.hal ini bertujuan
agar kualitas CPO yang dihasilkan tetap terjamin sampai tiba waktunya pengiriman.

2.2 Perawatan Maintenance

Untuk mendukung utilitas PKS tersebut sendiri sangat diperlukan maintenance secara
rutin dan periodik. Adapun tujuan perencanaan dan pelaksanaan maintenance atau perawatan
ini adalah:

1. Mencegah terhentinya proses

2. Effisiensi kerja yang tinggi

3. Kapasitas output yang tinggi


10

4. Produk yang berkualitas

5. Biaya produksi yang rendah

6. Biaya penyimpanan yang rendah

Dalam PKS terdapat salah satu bagian yang biasa disebut Departemen Maintenance
dan Repair, dimana Departemen ini bertanggungjawab untuk melaksanakan perawatan dan
perbaikan Pabrik Kelapa Sawit, baik saat operasional proses, setelah stop proses atau hari
libur. Saat ini berbagai macam jenis maintenance yang diterapkan dalam managemen
maintenance PKS, yaitu:

2.2.1 Predictive Maintenance


Ini merupakan jenis pelaksanaan maintenance, dimana kita melakukan prediksi-
prediksi maintenance didasarkan oleh parameter pengukuran menggunakan alat ukur,
sehingga kita bisa mendapatkan master data kondisi normal atau standar unit mesin tersebut.
Master data tersebut sangat penting digunakan saat terjadi penyimpangan data-
data.Pengukuran seperti vibrasi, data allignment, data tegangan, dan data-data lainnya.

2.2.2 Preventive Maintenance

Ini merupakan jenis pelaksanaan maintenance PKS, dimana dibuat schedule


maintenance berdasarkan lifetime unit mesin di PKS dengan pengaturan sesuai waktu
perbaikan baik harian (daily), mingguan (weekly), bulanan (monthly) ataupun tahunan
(yearly). Dasar lifetime unit mesin tersebut bisa didapatkan dari user operation manual
(UOM) dari masing-masing unit mesin tersebut, sehingga unit mesin tersebut diharapkan bisa
memiliki lifetime yang lebih panjang.

2.2.3 Corrective Maintenance

Ini merupakan jenis pelaksanaan maintenance PKS, dimana setelah dilakukan


program predictive maintenance dan preventive maintenance, maka ada beberapa hal yang
terjadi dari yang telah diprediksikan dan direncanakan.Hal ini sering disebut dengan
breakdown maintenance, sehingga perlu dilakukan koreksi baik dari design ataupun
perlakuan operator dalam menjalankan unit mesin tersebut.Hal ini sangat perlu dilakukan
agak PKS bisa mendapatkan breakdown yang minimal.

2.3 Sistem Distribusi Daya pada Proses

Pabrik Kelapa Sawit atau lebih dikenal dengan PKS merupakan industri yang
biasanya berlokasi di perkebunan yang jauh dari pusat pembangkitan atau distribusi dari
Perusahaan Listrik Negara (PLN).Hal ini yang membuat PKS harus menyediakan pusat
11

pembangkitan sendiri untuk kebutuhan pengolahan dan juga domestik bagi pendukung PKS
tersebut. Pembangkitan daya listrik tersebut memanfaatkan biomass atau sisa hasil produksi
dari PKS yang berupa fibre (serabut sawit) dan shell (cangkang sawit) untuk media
pembakaran steam boiler yang berfungsi sebagai pembangkit steam bagi PKS.

Dengan uap atau steam yang dihasilkan steam boiler tadi akan digunakan untuk
menggerakkan sudu-sudu turbin yang nantinya akan mengkonversikan energi listrik oleh
alternator yang sudah terhubung ke Panel Distribusi Induk (Main Distribution Board). Di
panel MDB ini seluruh kebutuhan listrik di PKS didistribusikan ke masing-masing beban
baik stasiun proses, penerangan, dan bangunan pendukung PKS.

Beban Pengolahan PKS :

1. Kantor, Laboratorium dan Weighbridge (Timbangan)

2. Stasiun Loading Ramp

3. Stasiun Sterilizer

4. Stasiun Trheshing

5. Stasiun Press & Digester

6. Stasiun Nut & Kernel

7. Stasiun Clarifikasi

8. Stasiun Engine Room

9. Stasiun Boiler

10. Stasiun Water Treatment Plant (WTP)

11. Stasiun Effluent Pond

Beban Domestik PKS :

1. Penerangan Pabrik

2. Fasilitas Umum PKS

3. Fasilitas Pendukung PKS (Workshop, Gudang, Musholla)

Adapun dalam pembangkitan listrik di PKS tersebut, sebelumnya untuk


mengoperasikan boiler terlebih dahulu power disupply oleh diesel generator (diesel genset)
atau PNL hingga kebutuhan steam untuk operasional turbin tercukupi.Setelah turbin sudah
beroperasi, maka diesel genset berfungsi sebagai standby untuk operasional boiler yaitu tarik
abu boiler dan emergency saat terjadi trip steam boiler.
12

2.4 Termodinamika
Siklus thermodinamika adalah serangkaian proses thermodinamika mentransfer panas
dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan,temperatur dan keadaan lainya. Hukum pertama
termodinamika menyebutkan bahwa sejumlah bersih panas yang masuk setara dengan
sejumlah bersih panas yang keluar pada seluruh bagian siklus. Proses alami yang berulang-
ulang menjadikan proses berlanjut, membuat siklus ini sebagai konsep
pentingdalam termodinamika.

Contoh: P-V diagram pada siklus thermodinamika.

Proses termodinamika berlangsung dalam rantai tertutup pada diagram P-V, di mana
axis Y menunjukkan tekanan (pressure, P) dan axis X menunjukkan volume (V).
Area di dalam siklus adalah kerja (work, W) yang dirumuskan dengan:

Kerja adalah setara dengan panas yang ditransferkan ke sistem:

Persamaan kedua membuat proses siklik mirp proses isotermal, meski energi
dalam berubah selama proses siklik, ketika proses siklik selesai energi sistem adalah sama
dengan energi ketika proses dimulai. Jika proses siklik bekerja searah jarum jam, maka ini
menunjukkan mesin kalor, dan W akan positif. Jika bergerak berlawanan dengan arah jarum
jam, maka menunjukkan pompa kalor, dan W akan negatif.
Panas disuplai secara eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya
menggunakan air sebagai fluida yang bergerak. Siklus ini menghasilkan 80% dari seluruh
energi listrik yang dihasilkan di seluruh dunia. Siklus ini dinamai untuk mengenang
ilmuwan Skotlandia, William John Maqcuorn Rankine.
Siklus Rankine adalah model operasi mesin uap panas yang secara umum ditemukan
di pembangkit listrik. Sumber panas yang utama untuk siklus Rankine adalah batu bara, gas
alam, minyak bumi, nuklir, dan panas matahari.
Siklus Rankine kadang-kadang diaplikasikan sebagai siklus Carnot, terutama dalam
menghitung efisiensi. Perbedaannya hanyalah siklus ini menggunakan fluida yang
bertekanan, bukan gas. Efisiensi siklus Rankine biasanya dibatasi oleh fluidanya
13

Uap memasuki turbin pada temperatur 565C (batas ketahanan stainless steel)
dan kondenser bertemperatur sekitar 30C. Hal ini memberikan efisiensi Carnot secara
teoritis sebesar 63%, namun kenyataannya efisiensi padapembangkit listrik tenaga batu
bara sebesar 42%.
Fluida pada Siklus Rankine mengikuti aliran tertutup dan digunakan secara konstan.
Berbagai jenis fluida dapat digunakan pada siklus ini, namun air dipilih karena berbagai
karakteristik fisikadan kimia, seperti tidak beracun, terdapat dalam jumlah besar, dan murah.
Terdapat 4 proses dalam siklus Rankine, setiap siklus mengubah keadaan fluida
(tekanan dan/atau wujud).

1. Proses 1: Fluida dipompa dari bertekanan rendah ke tekanan tinggi dalam bentuk cair.
Proses ini membutuhkan sedikit input energi.
2. Proses 2: Fluida cair bertekanan tinggi masuk ke boiler di mana fluida dipanaskan hingga
menjad uap pada tekanan konstan menjadi uap jenuh.
3. Proses 3: Uap jenuh bergerak menuju turbin, menghasilkan energi listrik. Hal ini
mengurangi temperatur dan tekanan uap, dan mungkin sedikit kondensasi juga terjadi.
4. Proses 4: Uap basah memasuki kondenser di mana uap diembunkan dalam tekanan dan
temperatur tetap hingga menjadi cairan jenuh.

Dalam siklus Rankine ideal, pompa dan turbin adalah isentropic, yang berarti pompa
dan turbin tidak menghasilkan entropi dan memaksimalkan output kerja.Dalam siklus
Rankine yang sebenarnya, kompresi oleh pompa dan ekspansi dalam turbin tidak isentropic.
Dengan kata lain, proses ini tidak bolak-balik dan entropi meningkat selama proses. Hal ini
meningkatkan tenaga yang dibutuhkan oleh pompa dan mengurangi energi yang dihasilkan
oleh turbin. Secara khusus, efisiensi turbin akan dibatasi oleh terbentuknya titik-titik air
selama ekspansi ke turbin akibat kondensasi. Titik-titik air ini menyerang turbin,
menyebabkan erosi dan korosi, mengurangi usia turbin dan efisiensi turbin. Cara termudah
dalam menangani hal ini adalah dengan memanaskannya pada temperatur yang sangat tinggi.
Efisiensi termodinamika bisa didapatkan dengan meningkatkan temperatur input dari
siklus. Terdapat beberapa cara dalam meningkatkan efisiensi siklus Rankine.
1. Siklus Rankine dengan pemanasan ulang
Dalam siklus ini, dua turbin bekerja secara bergantian.Yang pertama menerima uap
dari boiler pada tekanan tinggi. Setelah uap melalui turbin pertama, uap akan masuk ke boiler
dan dipanaskan ulang sebelum memasuki turbin kedua, yang bertekanan lebih rendah.
Manfaat yang bisa didapatkan diantaranya mencegah uap berkondensasi selama ekspansi
yang bisa mengakibatkan kerusakan turbin, dan meningkatkan efisiensi turbin.

2. Siklus Rankine regeneratif


Konsepnya hampir sama seperti konsep pemanasan ulang. Yang membedakannya
adalah uap yang telah melewati turbin kedua dan kondenser akan bercampur dengan sebagian
uap yang belum melewati turbin kedua. Pencampuran terjadi dalam tekanan yang sama dan
mengakibatkan pencampuran temperatur. Hal ini akan mengefisiensikan pemanasan primer.
14

2.5 Teori Ketel Uap dan Turbin Uap


2.5.1 Ketel Uap

Boiler (ketel uap) adalah suatu alat yang digunakan untuk dapat menghasilkan uap
bertekanan tinggi, dimana alat ini berisi air. Air didalam boiler dipanaskan hingga mendidih
sampai menghasilkan uap, dan uap yang dihasilkan akan berubah menjadi tekanan tinggi.
Uap yang dihasilkan boiler akan mengerakkan turbin dan diteruskan kegenerator untuk
membangkitkan tenaga listrik. Uap (uap air) yaitu gas yang timbul akibat perubahan fase air
cair menjadi uap (gas) dengan cara pendidihan (boiling). Uap air tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai penggerak turbin, untuk membangkitkan tenaga listrik.

Berikut beberapa jenis ketel uap:

1. Pot Boiler atau Haycock Boiler

Merupakan boiler dengan desain paling sederhana dalam sejarah.Mulai diperkenalkan


pada abad ke 18, dengan menggunakan volume air besar tapi hanya bisa memproduksi pada
tekanan rendah.Boiler ini menggunakan bahan bakar kayu dan batubara.Boiler jenis ini tidak
bertahan lama penggunaannya karena efisiensinya yang sangat rendah.

2. Fire-T

3. Tube Boiler (Boiler Pipa-Api)

Pada perkembangan selanjutnya muncul desain baru dari boiler yakni boiler pipa-
api.Boiler ini terdapat 2 bagian didalamnya, yaitu sisi tube/pipa dan sisi barrel/tong.Pada sisi
barrel berisi fluida/air, sedangkan sisi pipa merupakan tempat terjadinya pembakaran.Boiler
pipa-api biasanya memiliki kecepatan produksi uap air yang rendah, tetapi memiliki
cadangan uap air yang lebih besar.

4. Water-Tube Boiler (Boiler Pipa-Air)

Sama seperti boiler pipa-api, boiler pipa-air juga terdiri atas bagian pipa dan bareel.
Tetapi sisi pipa diisi oleh air sedangkan sisi barrel menjadi tempat terjadinya proses
pembakaran. Boiler jenis ini memiliki kecepatan yang tinggi dalam memproduksi uap air,
tetapi tidak banyak memiliki cadangan uap air didalamnya.

5. Kombinasi Boiler Pipa-Api dengan Pipa-Air Firebox

Boiler jenis ini merupakan kombinasi antara boiler pipa-api dengan pipa-air.Sebuah
firebox didalamnya terdapat pipa-pipa berisi air, uap air yang dihasilkan mengalir kedalam
barrel dengan pipa-api didalamnya.Boiler jenis ini diaplikasikan pada beberapa kereta uap,
namun tidak terlalu populer dipergunakan.

Agar kualitas uap yang dihasilkan dari ketel uap sesuai dengan yang
diinginkan/dibutuhkan maka diperlukan sejumlah panas untuk menguapkan air tersebut,
15

dimana panas tersebut diperoleh dari pembakaran bahan bakar diruang bakar ketel. Untuk
mendapatkan pembakaran yang sempurna didalam ketel maka diperlukan beberapa syarat,
yaitu:

1. Perbandingan pemakaian bahan bakar harus sesuai (cangkang dan serabut).

2. Udara yang dipakai harus mencukupi.

3. Waktu yang diperlukan untuk proses pembakaran harus cukup.

4. Panas yang cukup untuk memulai pembakaran.

5. Kerapatan yang cukup untuk merambatkan nyala api.

Dalam pabrik kelapa sawit, bahan bakar yang digunakanadalah serabut dan cangkang,
adapun alasan mengapa digunakan serabut dan cangkang sebagai bahan bakar adalah:

1. Bahan bakar cangkang dan serabut cukup tersedia dan mudah diperoleh dipabrik.

2. Cangkang dan serabut merupakan limbah dari pabrik kelapa sawit apabila tidak
digunakan.

3. Nilai kalor bahan bakar cangkang dan serabut memenuhi persyaratan untuk
menghasilkan panas yang dibutuhkan.

4. Sisa pembakaran bahan bakar dapat digunakan sebagai pupuk untuk tanaman kelapa
sawit.

5. Harga lebih ekonomis.

Cangkang adalah sejenis bahan bakar padat yang berwarna hitam berbentuk seperti
batok kelapa dan agak bulat, terdapat pada bagian dalam pada buah kelapa sawit yang
diselubungi oleh serabut.

Pada bahan bakar cangkang ini terdapat berbagai unsur kimia antara lain: Carbon (C),
Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2) dan Abu. Dimana unsur kimia yang terkandung
pada cangkang mempunyai persentase (%) yang berbeda jumlahnya, bahan bakar cangkang
ini setelah mengalami peroses pembakaran akan berubah menjadi arang, kemudian arang
tersebut dengan adanya udara pada dapur akan terbang sebagai ukuran partikel kecil yang
dinamakan partikel pijar.

Apabila pemakaian cangkang ini terlalu banyak dari serabut akan menghambat proses
pembakaran akibat penumpukan arang dan nyala api kurang sempurna, dan jika cangkang
digunakan sedikit, panas yang dihasilkan akan rendah karena cangkang apabila dibakar akan
mengeluarkan panas yang besar.

Serabut adalah bahan bakar padat yang berbentuk seperti rambut, apabila telah
mengalami proses pengolahan berwarna coklat muda, serabut ini terdapat dibagian kedua dari
16

buah kelapa sawit setelah kulit buah kelapa sawit. Didalam serabut dan daging buah sawitlah
minyak CPO terkandung.

Panas yang dihasilkan serabut jumlahnya lebih kecil dari yang dihasilkan oleh
cangkang, oleh karena itu perbandingan lebih besar serabut dari pada cangkang. Disamping
serabut lebih cepat terbakar menjadi abu, pemakaian serabut yang berlebihan akan
berdampak buruk pada proses pembakaran karena dapat menghambat proses perambatan
panas pada pipa water wall, akibat abu hasil pembakaran berterbangan dalam ruang dapur
dan menutupi pipa water wall, disamping mempersulit pembuangan dari pintu ekspansi (pintu
keluar untuk abu dan arang) akibat terjadinya penumpukan yang berlebihan.

2.5.2 Turbin Uap

Turbin Uap adalah mesin pengerak yang merubah secara langsung energi yang
terkandung dalam uap menjadi gerak putar pada poros. Dimana uap (steam yang diproduksi
dari ketel uap/boiler) setelah melalui proses yang dikehendaki maka uap yang dihasilkan dari
proses tersebut dapat digunakan untuk memutar turbin melalui alat memancar (nozzle)
dengan kecepatan relatif, dimana kecepatan relatif tesebut membentur sudu penggerak
sehinga dapat menghasilkan putaran. Uap yang memancar keluar dari nozzle diarahkan ke
sudu-sudu turbin yang berbentuk lengkungan dan dipasang disekeliling roda turbin.Uap yang
mengalir melalui celah-celah antara sudu turbin itu dibelokkan kearah mengikuti lengkungan
dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini menimbulkan gaya yang mendorong dan
kemudian memutar roda dan poros.

Fungsi kerja dari turbin uap secara umum suatu peralatan/equipment yang digunakan
untuk memutar generator, dimana media yang digunakan untuk memutar turbin adalah uap
panas lanjut (uap kering) yang terlebih dulu diproses didalam boiler.Banyak pula pada
peralatanperalatan seperti pompa, fan, blower yang digerakan oleh turbin.
17

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Manajemen Perusahaan

Peran manajemen yang dilaksanakan pada suatu perusahaan sangat menentukan


dalam kelangsungan produksi atau perusahaan itu sendiri.Manajemen sangat diperlukan
dalam menentukan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinir serta mengawasi kegiatan
dalam perusahaan itu agar tercapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.

PT. Perkebunan Nusantara I PKS Cot Girek merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang pengolahan kelapa sawit kebun sendiri dan masyarakat.

PKS Cot Girek yang berkapasitas 45 ton/jam sebagai salah satu bagian dari PT.
Perkebunan Nusantara I, juga mempunyai struktur organisasi. Secara garis besar struktur
organisasi pada perusahaan ini adalah:

Kepala bagian teknik &


manager pengolahan kantor
pusat

Maskep

Asisten Asisten Asisten Asisten Asisten Asisten Asisten


Pembelian personalia Tata Shift Shift Teknik labolatotium
TBS umum Usaha I II

Struktur Organisasi pada Pabrik

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Bagian pada struktur organisasi ini mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-
masing dengan garis komando dan perintah. Tugas-tugas dan tanggung jawab masing-masing
bagian dapat dilihat sebagai berikut:

3.1.1 Manager Pabrik

Manager Pabrik bertanggung jawab kepada pengurus dan tanggung jawabnya antara
lain:

1. Mengkoordinir dan mengawasi seluruh kegiatan operasi bidang teknik untuk mencapai
kapasitas produksi yang diinginkan;

2. Mengawasi secara langsung kelancaran proses produksi dalam pabrik;


18

3. Memberi petunjuk dan instruksi kepada supervisor dan mandor setiap bagian untuk
kelancaran proses produksi.

3.1.2 Asisten
1. Mengawasi segala kegiatan pengolahan secara langsung dan mengusahakan agar
penggunaan tenaga kerja dan peralatan seefisien mungkin;

2. Membantu manager dalam mengawasi kelancaran proses pengolahan;

3. Menyusun laporan mengenai kerusakan dan perbaikan-perbaikan dalam proses


pengolahan untuk diberikan pada manager;

4. Bertanggung jawab kepada manager.

3.1.3 ATU (Asisten Tata Usaha)

Asisten tata usaha mempunyai tugas dan tanggung jawabnya antara lain:

1. Bertanggung jawab atas semua urusan administrasi dipabrik;

2. Mengurus semua urusan umum diperkebunan;

3. Bertanggung jawab kepada pengurus.

3.2 Tata Letak Pabrik

PKS Cot Girek terletak dikecamatan Cot Girek Kab Aceh Utara Lokasi pabrik ini
sangat sesuai dikarenakan selain dekat sumber bahan mentah yaitu kebun sawit Cot Girek.

Penentuan lay out (tata letak) mesin pada pabrik berdasarkan atas lay out produk,
yaitu pengelompokan mesin-mesin dan peralatan-peralatan sesuai dengan urutan proses
produksi yang dilaksanakan, dimana bahan mentah yang diperoleh (kelapa sawit) bergerak
terus menerus dalam satu perakitan. Jarak antara peralatan yang satu dengan yang lain tidak
terlalu jauh, sehingga tidak memerlukan peralatan untuk pengangkutan bahan mentah yang
besar. Pengangkutan atau pemindahan bahan umumnya dilakukan dengan memakai
conveyor, elevator, crane dan yang lainnya lebih lengkapnya dapat dilihat dalam flow
diagram proses dan tata letak mesin.

Pada gambar tata letak parbik dapat dilihat bahwa jarak antara ketel uap dengan turbin
uap (rumah mesin) tidak jauh, sehingga kerugian (kehilangan) panas pada penyaluran uap
dari ketel uap ke turbin dapat dikurangi. Begitu juga dengan peralatan yang lainnya, jarak
antaranya dapat diperkecil, sehingga delay (penumpukan bahan baku) dapat dikurangi. Yang
menjadi masalah adalah jarak antara stasiun perebusan dengan hoisting crane yang agak jauh,
sehingga memerlukan waktu untuk pengangkutannya. Begitu juga jarak antara pengangkutan
lori kosong dengan pengisian lori cukup jauh.
19

3.3 Pemasaran

Pabrik PKS Cot gorek dirancang dengan kapasitas terpasang 45 ton TBS/jam untuk
menghasilkan CPO (Crude Palm Oil) yaitu minyak sawit kasar dan kernel. CPO tidak dapat
langsung digunakan konsumen, dengan kata lain masih merupakan bahan baku untuk
pengolahan lanjutan, demikian juga kernel. Dipabrik ini adalah pengolahan CPO dan kernel
menjadi bahan jadi.

Dengan demikian umumnya pemasaran hasil produksi dibawa ke belawan untuk


dijual dan disalurkan kepada pihak (perusahaan) lain. Pemasaran CPO dari pabrik pada
umumnya dilakukan kepada pihak (perusahaan) lain. Pemasaran CPO juga dilakukan oleh
pihak ketiga yang ditujukan oleh PT. Perkebunan Nusantara I.

3.4 Jumlah Tenaga Kerja

Proses pada pabrik dapat berlangsung dengan baik bila ada kerjasama yang baik
antara pimpinan, staf dan karyawan pada pabrik itu. Hal ini juga terjadi pada pabrik PKS Cot
Girek.Jumlah tenaga kerja yang ada cukup banyak, sehingga diperlukan suatu kemampuan
mengelola sumber daya manusianya disamping juga daya material.

Tenaga kerja yang ada pada pabrik ini terdiri dari karyawan pemimpin,dan karyawan
pelaksana yang bekerja secara shift dilakukan sekali dalam seminggu. Jumlah tenaga kerja
yang ada pada pabrik ini adalah ....... karyawan.
20

Secara jelas pembagian karyawan dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 3.1 Jumlah dan Pembagian kerja karyawan

No Bagian Pekerjaan Shift Shift Shift Bengkel Securit


I II III Umum kantor y LAB
atau
1 Pengolahan minyak sawit listrik

a. Tuangan

b. Rebusan

c. Clarifikasi

d. Pressan
2 Pengolahan inti sawit

3 Ketel uap

4 Kamar pembangkit tenaga

5 Pemeliharaan pabrik

6 Pemeliharaan mesin-mesin

7 Kantor

a. Krani

b. Juru tik/arsip

c. Pelayan
8 Labolatorium
9 Water Treatment

10 Mandor Pengolahan

11 Rail Track
12 Gudang
13 Satpam

Jumlah
21

BAB IV

PROSES PRODUKSI

Proses Pengolahan adalah cara, metoda dan teknik yang digunakan untuk mengolah
bahan baku Tandan Buah Segar Kelapa Sawit sehingga memperoleh minyak sawit mentah
dan inti/kernel dengan jumlah tertentu dengan mutu yang standar sehingga dapat diterima
oleh konsumen.

Proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak sawit mentah dan inti
sawit (kernel) dapat dibagi dalam 7 tahapan (station), yaitu:

4.1 Timbangan (Weight Bridge)

Timbangan adalah suatu alat ukur yang berfungsi penjumlahan buah yang dipanen
perhari dan afdiling, untuk mendapatkan rendemen minyak yang dihasilkan selama
pengolahan dan untuk mengetahui jumlah buah yang diolah.Alat ini berupa jembatan yang
cukup untuk dilalui truk atau trailer yang ditarik oleh traktor.

Buah (TBS) dari afdeling yang dibawa menggunakan truck akan di timbang,kemudian
dibawa menuju loading ramp. Weight Bridge ini pemeriksaannya atau dikalibrasi ulang
dalam waktu satu tahun sekali oleh BMKG,untuk disertifikasi izin operasional. Weight
Bridge ini menggunakan prosesdigital.

Gambar 4.1 Timbangan

4.2 Stasiun Penerimaan Buah (Loading Ramp)

Tandan buah segar diangkut dari kebun dengan truk atau alat angkut lalu dibawa ke
pabrik dan ditimbang terlebih dahulu di jembatan timbang (weight bridge).Kemudian
dibongkar untuk dimasukkan ke tempat penampungan sementara (loading ramp) sebelum
diisi ke dalam lori (3,5 ton/lori).
22

Gambar 4.2 Loading Ramp

4.3 Stasiun Rebusan (Sterilizing Station)

Stasiun rebusan adalah tempat dimana Tandan Buah Segar setelah dimasukkan ke
dalam lori akan mengalami proses perebusan dengan memanfaatkan sisa uap turbin yang
berasal dari pembangkit ketel uap (boiler) dengan tekanan 2.8 - 3 kg/cm dengan tujuan,
antara lain:

- Menghentikan aktivitas enzim-enzim pembentuk asam lemak bebas (ALB). Enzim-enzim


pada umumnya tidak aktif lagi pada suhu 50C, oleh sebab itu perebusan pada suhu 110C -
150C akan menghentikan kegiatan enzim.
- Melunakkan buah agar berondolan mudah terlepas dari tandannya;
- Menurunkan kadar air dalam buah;
- Memudahkan proses permisahan minyak dengan serabut.

Perebusan akan berlangsung selama 85 - 90 menit dengan pola perebusan 2-puncak


(double peak), atau 3-puncak (triple peak). Pada umumnya di pabrik kelapa sawit waktu
perebusan menggunakan triple peak untuk perebusan karena:

1. Waktu perebusan tidak terlalu lama;


2. Pengurangan kadar air dapat berlangsung dengan sempurna;
3. Kapasitas olah pabrik dapat diusahakan setinggi mungkin.

Selama perebusan berlangsung akan menghasilkan air kondensate yang pada akhirnya
sebagai limbah pengolahan.

Gambar 4.3 Siklus Triple Peak Rebusan


23

Gambar 4.4 Sterilizer

4.4 Stasiun Penebahan (Thressing Station)

Buah sawit matang yang sudah mengalami proses perebusan akan diangkut dengan
pesawat angkat (hoisting crane) kedalam automatic feeder yang selanjutnya akan dimasukkan
kedalam bantingan berputar/penebah (threeser drum). Proses yang terjadi disini ialah
pemisahan berondolan dari tandan kosong, putaran threeser drum akan mengakibatkan buah
terangkat dan jatuh terbanting sehingga berondolan akan lepas dari tandan. Melalui lubang-
lubang atau kisi-kisi berondolan/biji sawit yang terpisah akan jatuh ke screw conveyor untuk
dialirkan/dimasukkan ke digester untuk diproses lebih lanjut. Dan tandan kosong akan jatuh
pada conveyor rantai untuk dibawa ke penyimpanan tandan kosong (bunch hopper) atau pada
umumnya dibakar di Incenerator

Gambar 4.5 Treshing Drum.

4.5 Stasiun Kempa (Pressing Station)

Berondolan sawit yang keluar dari penebah/bantingan (threshing drum) selanjutnya


akan dimasukkan ke digester (bejana silinder). Alat ini berguna untuk mengaduk buah
sehingga sebagian besar daging buah sudah terlepas dari inti/nut sebelum masuk ke screw
press. Screw press adalah alat yang terdiri dari sebuah press cylinder yang berlubang-lubang
dan didalamnya terdapat 2 buah ulir (screw) yang berputar berlawanan arah. Tekanan kempa
diatur oleh 2 buah konus (cones) yang berada pada bagian ujung pengempa yang dapat
digerakkan maju mundur secara hidrolis. Kemudian pada screw press akan terjadi proses
24

penekanan/pelumatan berondolan sehingga menghasilkan campuran minyak dan sludge serta


campuran antara ampas/fiber dan nut (notten). Minyak yang keluar dari press cageakan
ditampung dalam talang minyak (oil gutter). Untuk mempermudah pemisahan dan pengaliran
minyak pada press cage dilakukan injeksi uap dan penambahan air panas.

Gambar 4.6 Screw Press

4.7 Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)

Pada proses ini akan banyak melibatkan mesin/alat dan tangki yang berguna untuk
memisahkan minyak dan sludge atau pemurnian minyak untuk menghasilkan minyak sawit
mentah (crude palm oil) yang sesuai dengan standar mutu. Sedangkan kotoran yang
bercampur dengan pasirakan dibuang ke kolam limbah. Minyak yang sudah disaring oleh
vibrating screen (saringan bergetar) akan ditampung di crude oil tank. Alat/mesin yang
dilibatkan pada proses ini adalah continous settling tank, oil tank, oil purifier, vacuum dryer,
buffer tank, storage tank, sludge tank, sludge separator.

Gambar 4.7 Vibrating Sreen

4.7.1 Crude Oil Tank

Crude oil tank adalah tempat yang berfungsi untuk menampung sementara crude oil
dari vibrationg screen.Alat ini berbentuk bulat dari plat baja stainless steel, didalamnya dibagi
menjadi dua sekat.
25

Oil yang didalam tank harus dijaga suhunya 90 - 95C, yang melalui proses aliran
steam melalui pipa steam. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pemisahan crude oil
dengan lumpur.

4.7.2 Continous Tank

Continous tank adalah suatu tabung atau silinder yamg berfungsi untuk memisahkan
crude oil dengan sludge berdasarkan perbedaan berat jenis (pengendapan) sekaligus untuk
mengurangi kadar air hingga 0,9%. Alat ini terbuat dari plat baja dengan bagian bawahnya
berbentuk kerucut, dilapisi rock wool (isolator) sebagai penahan panas keluar dan dilengkapi
dengan pipa steam berbentuk spiral untuk pemanasan.

Minyak kasar (crude oil) yang dipompakan crude oil tank dilewatkan dulu melalui
crude oil reheater, sehingga panasnya mencapai 90 - 95C.hal ini dilakukan karena selama
pemompaan suhu minyak mengalami penurunan.

Crude oil yang keluar dari crude oil reheater ditampung pada continous tank. Karena
continous tank sangat tinggi maka terjadi pengendapan berdasarkan berat jenis, minyak kasar
berada diatas karena memiliki berat jenis yang lebih kecil. Lalu dialirkan ke corong menuju
oil tank. Sementara sludge akan berada dibawah mengalir menuju sludge tank.

Jika minyak kita biarkan maka isi tangki akan mengendap dan akan terbentuk lapisan:

a. Lapisan ke - 1 : lapisan minyak (bagian atas)


b. Lapisan ke- 2 : lapisan emulsi stabil dan sangat tidak dikehendaki (tengah)
c. Lapisan ke - 3 : lapisan air dan lumpur (bawah)

Didalam lapisan emulsi masih mengandung minyak yang cukup tinggi dan sulit untuk
dipisahkan. Pembentukan emulsi dipengaruhi oleh proses pengaduaan yang berlebihan pada
digester sehingga untuk menguranginya harus dilakukan pengadukan yang benar-benar
efektif dan sempurna pada digester. Pengadukan oleh agigator berfungsi untuk mempercepat
proses pemisahan minyak dengan lumpur.

Spesifikasi Alat

d. Kapasitas : 45 ton
e. Temperatur sludge : 95C
f. Electromotor penggerak agigator: 5 Hp; 1460 rpm
g. Tegangan : 220 Volt

4.7.3 Oil Tank

Oil tank adalah tabung/silinder yang berfungsi untuk menampung sementara palm oil
yang dialirkan dari continous tank sebelum diolah lebih lanjut, sekaligus untuk menurunkan
kadar air yang sekitar 0,6 - 1,0%. Minyak yang berasal dari continous tank masuk kedalam
26

oil tank. Di dalam oil tank, crude oil dipanaskan melalui pemanasan dari steam dengan suhu
100C.lumpur yang terikut akan terjadi pengendapan ke bagian bawah tangki yang berbentuk
kerucut dan dilakukan blow down untuk mengeluarkan lumpur. Sedangkan crude oil
dialirkan menuju oil purifier.Temperatur heating oil : 95 - 100C

Tujuan pemanasan adalah mempermudah pemisahan minyak dengan air dan kotoran
ringan dengan cara pengendapan. Temperatur minyak dalam oil tank juga merupakan sumber
panas untuk pengolahan minyak lanjutan sesuai pada purifier dan vacum dryer.

4.7.4 Oil Purifier

Oil purifier adalah suatu alat yang berfungsi untuk memurnikan minyak dari lumpur
dan air, dengan kemurnian minyak antara (0,6 - 1,0%), dan juga untuk menurunkan kadar air
menjadi 0,3 - 0,4%. Alat ini bekerja berdasarkan gaya sentrifugal dan pemanasan dari steam.
Juga mempunyai bowl yang memiliki dua saluran keluar yaitu untuk fase ringan dan fase
lebih padat.

Dalam oil tank juga berlangsung pengendapan kotoran-kotoran halus.Oil tank


dilengkapi dengan heating coil dengan pemanasan steam hingga temperatur 95 - 100C.
Tujuan pemanasan minyak adalah untuk mempermudah pemisahan minyak dengan air dan
kotoran ringan dengan cara

pengendapan. Temperatur minyak dalam oil tank juga merupakan sumber panas untuk
pengolahan minyak lanjutan seperti pada purifier dan vacum dryer.

Minyak kasar (crude oil) masuk dari bagian tengah bowl melalui distributor dan turun
melalui celah-celah bowl. Dimana fase minyak kasar akan terpisah dengan lumpur dan air
karena gaya sentrifugal. Fase berat dan solid akan bergerak melalui celah disc ke arah
dinding bowl, sementara fase minyak kasar akan bergerak ketengah bowl, naik keatas dan
keluar melalui leher disc bagian atas (Top Disc Neck) dan ditampung pada satu tangki untuk
dipompakan ke vacum dryer.

Gambar 4.8 Oil Purifier


27

4.7.5 Vacum Dryer

Minyak hasil pemurnian atau yang dibersihkan oil purifier masih tetap mengandung
sedikit air, sehingga minyak ini dipompakan lagi ke vacum dryer yang bertujuan untuk
mengurangi kadar air yang terdapat pada minyak mentah yang tidak terpisah di oil purifier.
Pemisahan kadar air ini dilakukan pada tekanan 72 cmHg dan suhu sekitar 80 - 90C dimana
pada keadaan ini didalam tabung yang hampa udara ini, air akan menguap dan uap air ini
didalam tabung yang hampa udara ini, air akan menguap dan uap air ini akan dihisap dan
disalurkan ke penampungan air, sedangkan minyak akan disalurkan ke timbangan minyak,
dimana minyak keluaran dari vacum dryer ini sudah merupakan minyak mentah murni atau
Crude Palm Oil (CPO).

4.7.6 Daily Tank

Daily tank adalah tempat penyimpanan/ penimbunan minyak (crude oil) dan hasil
pengolahan Crude Palm Oil (CPO).Alat berupa tangki/silinder dari bahan stainless steel yang
dilapisi car epoxi untuk menahan panas keluar.Dengan ukuran diameter 4270 mm dengan
kapasitas 40 ton.Juga dilengkapi pipa steam berbentuk spiral untuk mempertahankan
temperatur crude oil sebelum diolah lebih lanjut.

Crude oil dari vacum dryer dipompakan ke daily tank sebelumnya crude oil melewati
cooler untuk dilakukan pendinginan/penurunan temperatur.Hal ini dilakukan karena minyak
dari vacum dryer bersuhu tinggi yaitu 90 - 95C, sedangkan suhu minyak yang diharapkan
pada daily tank adalah 50 - 55C.

Agar temperatur minyak didalam daily tank konstan, maka suhu harus dijaga dengan
melakukan pemanasan oleh steam dengan suhu 50 - 55C, dengan melalui pipa yang
berbentuk spiral. Mutu minyak sawit/CPO yang dihasilkan memiliki syarat:

a. FFA (Free Fatty Acid) : 2,3%


b. Moisture/kelembaban : 0,1%
c. Impurity/kotoran : 0,05%

Hal yang harus diperhatikan pada Daily Tank adalah:

a. Suhu harus tetap dijaga kestabilannya yaitu 50 - 55C;

b. Pemeriksaan pipa steam berupa kebocoran dan sebagainya;

c. Pembersihan dan pemeriksaan dilakukan seminggu sekali;

d. Sebelum pengisian tiap pagi sebagian minyak dikembalikan ke continous tank untuk
membuang kotoran yang mengendap di tangki pada bagian bawah.
28

4.7.7 Sludge Tank

Sludge tank adalah suatu tangki atau tabung untuk memisahkan crude oil, lumpur dan
air yang terkandung di dalam mintak kelapa sawit sekitar 6,5 - 7,5%, yang berdasarkan berat
jenis. Alat berbentuk kerucut dan dilengkapi dengan pipa steam berbentuk spiral.

Crude oil, lumpur dan air dari continous tank masuk ke sludge tank kemudian
diendapkan dan dipanaskan dengan pipa steam untuk memudahkan pemisahan. Crude oil
yang berada diatas karena berat jenisnya yang ringan yang akan dialirkan ke continous tank.
Sementara sludge seperator (campuran crude oil dengan lumpur dan air) yang berat jenisnya
lebih berat akan turun kebawah (kerucut).

Hal yang harus diperhatikan pada Sludge Tank

a. Pengisian sludge tank minimal 2/3 bagian, agar mempermudah pemisahan;

b. Temperatur suhu harus dijaga 90 - 95C melalui pemanasan dari steam;

c. Pembersihan atau pemeriksaan.

4.7.8 Sludge Separator

Pemisahan minyak dari sludge secara global terjadi pada sludge separator. Sludge
Separator berfungsi untuk mengolah sludge agar minyak yang masih terkandung terpisah dari
cairan sludge. Bagian atas mesin ini berbentuk kerucut dimana pada bagian dalamnya
terdapat puluhan pirigan (bowl disc) yang akan berputar. Sludge dari tangki umpan dan masih
mengandung minyak akan masuk ke mesin ini dan akan diputar oleh bowl disc bersama
dengan air panas (agar sludge lebih cair) sehingga kotoran-kotoran yang masih ada akan
terlempar ke dinding separator. Akibat putaran ini juga maka minyak akan terpisah ke bagian
atas cairan sludge dan terpusat ke bagian atas kerucut, yang kemudian minyak ini akan
dialirkan/dipompakan ke dekanting basin. Sedangkan sludge cari keluar melalui nozel-nozel
yang terdapat pada saat ini untuk dibuang keluar yang akan dikumpulkan di Fat-Fit.

4.7.9 Residu/Redamed Tank

Minyak yang dapat dipisahkan dari sludge kemudian dipompakan ke decanting basin.
Residu/redamen tank ini merupakan sebuah bak yang berfungsi untuk menampung buangan
sludge dari oil tank, dari kutipan di Fat-Fit dan dari sludge separator. Bak ini terdiri dari 2
bagian bak yaitu bak besar dan bak kecil dimana bak yang besar menampung sludge dari Oil
Tank, Sludge Tank dan kutipan Fat-Fit sedangkan bak yang kecil menampung minyak dari
sludge separator dan dari bak besar. Pada bak besar sludge akan dipisahkan dari minyak
dengan prinsip perbedaan berat jenis, dimana minyak akan berada pada bagian atas. Pada
bagian tengah bak itu dengan alur yang tepinya hampir setinggi lapisan cairan minyak dan
sludge, sehingga minyak yang berdada diatas akan terjatuh kedalam alur itu dan kemudian
mengalir ke bak kecil. Di bak kecil minyak dari sludge separator dan dari bak besar akan
mengalir ke Recovered Oil Tank.
29

4.7.10 Recovered Oil Tank

Tangki ini berfungsi untuk menampung hasil pemisahan dari Decanting Basin yaitu
dari bak kecil yang kemudian dipompakan ke Continous Clarifier Tank untuk diolah kembali.

4.7.11 Fat-Fit

Kolam pnampung limbah,semua sludge yang dibuang dari setiap alat pada setiap alat
pada stasiun Klarifikasi minyak akan dikumpulkan di sebuah kolam yaitu Fat-Fit. Fat-Fit
berfungsi untuk mengutip kembali sisa-sisa minyak dari stasiun pencucian di stasiun
minyakan. Dimana sludge yang berlangsung dibuang dari oil tank, sludge tank, sludge
separator dan oil purifier akan ditampung pada Fat-Fit dan minyak yang berhasil dikutip Fat-
Fit akan dipompakan kembali Decanting Basin, sludge akan dialirkan ke Deoling Pond.
Pengutipan minyak Fat-Fit ini dilakukan dengan cara perbedaan berat jenis dimana minyak
yang berada pada bagian atas sludge akan jatuh ke sebuah alur yang terdapat pada kolam ini
yang posisinya lebih rendah sedikit saja dari permukaan minyak pada kolam ini.

Gambar 3.9 Fat-Fit

4.8 Stasiun Pengolahan Biji (Nut Cracking Station)

Proses pengolahan biji kelapa sawit padaPKS Cot Girek melalui beberapa tahapan,
yaitu:

4.8.1 Cake Breaker Conveyor (CBC)

Cake Breaker Conveyor adalah suatu alat yang berfungsi untuk memisahkan
gumpalan-gumpalan ampas setelah diproses dengan screw press sehingga fiber dan biji dapat
terpisah. Dinding Cake Breaker Conveyor dilapisi dengan pelat penyuplai steam untuk
memanasi fiber, sehingga fiber akan menjadi kering dan kadar air pada biji juga akan
berkurang.

Ampas Pressan yang keluar dari unit screw press terdiri dari serat dan biji yang masih
mengandung air yang tinggi dan berbentuk gumpalan.Biji secara gravitasi jatuh ke
depericarper.Fiber, cangkang halusdihisap oleh fibrecyclone sebagai bahan bakar ketel.
30

Prinsip Operasi:

Didalam cake breaker conveyor, gumpalan-gumpalan sampah pressan terpecah oleh


pisau (blade) conveyor yang berputar dan dengan adanya gaya gravitasi yaitu terangkat
karena pengaruh gaya sentrifugal dan jatuh karena gaya beratnya. Oleh benturan-benturan
yang terjadi serta gesekan-gesekan yang bersamanya maka akhirnya gumpalan-gumpalan
tersebut terurai sehingga biji-biji terbebas sedangkan panas yang terbawa memungkinkan
terjadinya penguapan yang memudahkan pemisahan tersebut.

4.8.2 Polishing Drum

Polishing drum adalah silinder yang letaknya horizontal yang berputar. Didalam
silinder ini juga dilengkapi dengan plat atau sirip-sirip yang terdapat didalamnya sehingga
fiber yang masih melekat dengan biji akan terpisah, biji yang jatuh ke polishing drum akan
ikut berputar.

Fungsi polishing drum adalah sebagai berikut:

a. Menghilangkan serat-serat halus yang masih melekat pada biji;


b. Melekangkan antara kernel dengan cangkang.

Cara Kerja:

Alat berbentuk polishing drum dilengkapi jari-jari disusun membentuk alur sehingga
biji bisa keluar pada ujung tromol.Biji selanjutnya dibawa oleh elevator ke nut silo,
sedangkan sampah serat halus keluar ujung tromol dan ditampung oleh wadah tersendiri.
Pelekangan kernel terhadap cangkang dengan cara biji diputar dan dibantingkan pada dinding
dan jari-jari tromol yang berputar.

4.8.3 Nut Silo

Fungsi dari Nut Silo adalah sebagai tempat pemeraman/pengeringan biji dan
pelekangan kernel dan cangkang untuk mendapatkan efisiensi cracker yang tinggi.
Temperatur pada Nut bin ini dijaga dengan suhu 60C dari proses ini masih ada kadar airnya,
yaitu:

a. Kadar air Input : 18 - 20%


b. Kadar air Output : maks 12%

Nut silo ini berbentuk tabung prisma segi empat tegak yang berkapasitas 40 ton, nut
diperam untuk mengurangi kadar air dalam biji dan melekangkan inti dan cangkang, dalam
pengeraman yaitu 2 x 24 jam. Temperatur pada nut silo yaitu:

a. Bagian atas : 80C


b. Bagian tengah : 60C
31

c. Bagian bawah : 40C

Nut silo ini memiliki peralatan pelengkap yaitu heating element, blower dan
thermometer pengeringan dilakukan dengan penipuan udara panas secara merata dari heating
element. Selama proses pemecahan biji, silo tidak diberi steam lagi dan hanya diberi angin
dengan blower untuk menghindari biji terlalu kering yang menyebabkan timbulnya komposisi
inti pecah yang tinggi pada proses pemecahan biji.

4.8.4 Unit Pemecahan Biji

Pemecah biji adalah suatu alat pemecah cangkang sehingga dapat diperoleh
kernel.Yang bertujuan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang.

Alat yang digunakan terbagi dua yaitu:

a. Ripple Mill

Ripple Mill adalah suatu alat pemecah cangkang sehingga dapat menghasilkan kernel
dan cangkang. Alat ini berbentuk sebuah silinder yang pada bagian dindingnya terdapat
ripple plate dan bagian tengahnya diberi rotor bar. Nut yang masuk diantar ripple plate dan
rotor bar tujuannya untuk menggiling nut agar inti lepas dari cangkangnya. Ripple mill ini
menggunakan sistem gerus yang terdiri dari ripple mill untuk biji kecil dan untuk biji sedang.

Gambar 4.10 Ripple Mill

Prinsip kerja Ripple Mill:

Ripple Mill beroperasi dengan sistem gerus dengan ripple yang berbentuk bergerigi
dan rotor bar yang disesuaikan dengan diameter biji yang diolah.

b. Nut Cracker

Nut Cracker adalah alat pemecah biji sehingga akan menghasilkan kernel dan shell.
Alat ini bekerja berdasarkan gaya sentrifugal yang mengakibatkan biji terhempas ke dinding
rumah nut cracker sehingga biji yang terhempas terpecah. Fungsi dari nut cracker adalah
untuk memecah biji besar menggunakan sistem lempar biji ke dinding/body dengan putaran
tinggi.
32

Prinsip kerja Nut Cracker:

Nut Cracker beroperasi dengan cara melempar biji yang masuk melalui hopper
kemudian dilempar dengan kuat oleh putaran yang tinggi ke dinding nut cracker hingga
pecah.

4.8.5 Separating Coloum

Separating Coloum adalah suatu tempat pemisah kernel dengan shell, dimana
pemisahannya berdasarkan berat jenisnya, dengan bantuan hisapan angin (blower).

Separating coloum ini berfungsi untuk memisahkan abu dan serat, dan cangkang halus
dari campuran kernel cangkang sebelum masuk ke Hydrocyclone/claybath.Alat ini berupa
tabung hisapan udara yang ditimbulkan oleh hisapan kipas (blower), campuran kernel dan
cangkang masuk kedalam separating tank untuk selanjutnya dilakukan pemisahan dengan
hydrocyclone system.

Proses kerja Separating Coloum adalah:

a. Hasil pemecahan biji berupa kernel dan cangkang semuanya masuk ke dalam sisi kernel
terlebih dahulu;

b. Kernel & cangkang kemudian dipompakanmenuju hydrocyclone/claybath kernel, fraksi


cangkang keluar melalui bagian bawah sedangkan kernel keluar melalui bagian atas;

c. Kernel dialirkan ke unit dewatering screen (baying basah);

d. Cangkang yang masih mengandung kernel, dikembalikan ke hydrocyclone separating


tank sisi cangkang;

e. Cangkang kemudian dipompakan ke hydrocyclone cangkang untuk dipisahkan antara


kernel yang tersisa dengan cangkang;

f. Cangkang kemudian dialirkan ke dalam tromol cangkang.

4.8.6 Moder bak

Moder Bak adalah bak pemisah untuk memisahkan kernel yang pecah dengan shell
dengan menggunakan bantuan lumpur sebagai bagian pemisah.Alat ini terdiri dari dua buah
bak yang saling berhubungan dan dilengkapi dengan timba-timba yang diletakkan pada
kincir.Dalam bak ini terdapat dua buah kincir-kincir digerakkan electromotor.

Moder bak berfungsi untuk memisahkan kernel yang masih bercampur dengan
cangkang. Media yang digunakan adalah lumpur dengan berat jenis 1,145 N/
33

BAB V

TUGAS KHUSUS

5.1 Latar Belakang Tugas Khusus

Maintenance/Perawatan sangat diperlukan pada setiap pabrik dikarenakan pemakaian


daya pada mesin yang dilakukan berulang-ulang.Oleh karena itu diperlukannya suatu
perawatan sistem Boilr yang baik yang dapat menyokong pemakaian daya selama pabrik
beroperasi.

Sistem pembangkit tenaga adalah suatu sistem konversi energi yang menggunakan
energi kimia (bahan bakar) untuk menghasilkan energi listrik. Sistem pembangkit tenaga
yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah ketel uap (boiler) dan motor diesel sebagai
penggerak mula.

5.2 Tujuan Tugas Khusus

Tujuan Tugas Khusus adalah:

1. Untuk mengetahui sistem perawatan Boiler dan pabrik pada PT. Perkebunan Nusantara
IPKS Cot Girek.
2. Untuk mengetahui pemakaian boiler pada PT. Perkebunan Nusantara I PKS Cot
3. Untuk mengetahui analisa pemakaian daya pada PT. Perkebunan Nusantara I PKS Cot
Girek.

5.3 Dfinisi Ketel Uap (Boiler)

Ketel uap adalah suatu mesin kalor yang mentransfer energi kimia dari bahan bakar
menjadi energi potensial uap yang digunakan pada proses selanjutnya. Kerja dari ketel uap ini
adalah dengan suatu media pemanas, dimana panas diserap oleh air sehingga air tersebut
berubah menjadi uap.Penggunaan ketel uap dewasa ini semakin luas yaitu sebagai penghasil
uap pada pembangkit listrik, untuk perebusan dan lain-lain.

Gambar 5.1 Boiler Pipa Air


34

Pabrik kelapa sawit ini memiliki 3 buah merek ketelyaitu :

1. Takuma N 600- R
2. Takuma N 600- R
3. Admindo SFMW 35-5H-F6

Perbedaan antara katel merek takuma dan admindo adalah ketel takuma dilapisi
dengan batu bara di dalam ketel an juga ketel takuma irit bahan bakarnya,sadangkan ketel
admindo tidak dilapaisi batu bara di dalamnya dan juga bahan bakarnya boros,perbedaan
lainnya adalah admindo cepat panasnya dan juga cepat proses dinginnya,sedangkan takuma
lama panasnya dan juga lama proses dinginnya.

dimana pada kondisi operasi dipakai hanya satu buah dan yang dua lagi dalam
keadaan stand-by. Untuk melayani kebutuhan air pada sebuah ketel digunakan dua pompa
yaitu:

1. Electric Pump (digerakkan elektromotor)

2. Steam Pump (digerakkan steam turbin)

Proses untuk menghasilkan energi tersebut adalah sebagai berikut:

Air yang keluar dari Deaerator pada suhu 90C dipompakan ke Upper Drum, dari sini
air didistribusikan keseluruh pipa sampai ketinggian air pada upper drum mencapai 2/3 dari
volume drum. Proses pembakaran dimulai dengan terlebih dahulu mengisi bahan bakar
(ampas dan cangkang) oleh conveyor ke ruang bakar yang pemasukannya diatur oleh Rotary
Feeder, untuk membantu proses pembakaran diperlukan udara yang cukup, oleh sebab itu
diinjeksikan udara dengan bantuan Fan dan Compressor. Untuk setiap ketel dilayani oleh dua
buah fan yaitu, Forced Drag Fan dan Secondary Drag Fan.

Proses pembakaran terus berlanjut, pada kondisi ini secara alami terjadi sirkulasi pada
pipa-pipa air dalam ketel akibat perbedaan tekanan. Uap air yang terbentuk akan mengisi 1/3
volume pada upper drum yang merupakan ruang uap, dari sini uap didistribusikan ke pipa-
pipa superheat sambil terus mengalami pemanasan. Pada saat manometer menunjukan
tekanan (19-20) kg/cm2, uap kering pada pipa superheater sudah biasa dimanfaatkan, bahkan
pada kondisi sering terjadi kelebihan uap. Oleh sebab itu ketel dilengkapi oleh dua buah
Safety Valve yang dipasang pada:
1. Pipa Superheater, untuk mengatasi kelebihan uap kering pada pipa superheat.
2. Upper Drum, untuk mengatasi kelebihan uap basah pada upper drum.
Uap kering yang sudah bisa dimanfaatkan ini, dialirkan ke Turbin Uap untuk
menggerakan sudu-sudu turbin yang dihubungkan dengan generator sehingga menghasilkan
energi listrik. Gas sisa pembakaran pada ketel dialirkan ke cerobong asap dengan bantuan
Induced Draft Fan, sedangkan debu sisa pembakaran ditampung pada Dust Hopper dan dua
buah Dust Colector.
35

5.7.1 Spesifikasi Ketel Uap


Berikut ini spesifikasi ketel uap pipa air yang dipakai pada PKS Cot Girek.

- Merk : TAKUMA WB/Water Tube Boiler


- Tipe : N 600 R
- Tekanan Ketel : 20 bar (24 kg/cm2 )
- Tekanan Uap : 18,5 bar
- Temperatur kerja : 212F (100C)
- Kapasitas Uap : 19 ton uap / jam
- Temperatur Air Umpan : 90C
- Temperatur Udara : 30C

5.7.2 Bahan Bakar yang Digunakan

Bahan bakar yang digunakan untuk ketel uap adalah cangkang dan serabut (fibre)
kelapa sawit.Kedua jenis bahan bakar tersebut dicampur sebelum dimasukan kedalam ruang
bakar. Perbandingan antara serabut dan cangkang berkisar 4 : 1, yaitu 4 bagian serabut dan 1
bagian cangkang yang ditentukan dari berat masing-masing.

Sistem pemasukan bahan bakar tersebut diusahakan agar merata dan tidak terlalu
tebal pada permukaan kisi dapur, dimana hal ini dimaksudkan untuk lebih memungkinkan
terbakarnya semua bahan bakar dengan sempurna, kelebihan bahan bakar akan menyebabkan
pemborosan dalam pemakaian bahan bakar dan cenderung akan memperbanyak timbulnya
kerak ataupun abu dalam dapur, karena energi yang diharapkan dari nyala api seleruhnya
dapat dimanfaatkan.

Berikut ini adalah besarnya kebutuhan bahan bakar sesuai dengan kapasitas pabrik.

- Kapasitas Pabrik : 60 ton TBS/jam


- Laju aliran uap : 20 ton uap/jam
- Temperatur air umpan boiler : 90C
- Temperatur uap keluar boiler : 265C
- Tekanan uap keluar boiler : 20 bar
- LHV serabut : 2.310 kkal/kg
- LHV cangkang : 3.890 kkal/kg
- Persentase serabut dari TBS :13%
- Persentase cangkang dari TBS : 6%
Sehingga:
- Banyaknya serabut : 13% x 45 ton/jam= 5,85 ton/jam
36

- Banyaknya cangkang : 6% x 45 ton/jam = 2,7 ton/jam


5.7.3 Pengoperasian
a. Pengisian Bahan Bakar

Pengisian bahan bakar dalam dapur ketel dilakukan dengan api kecil dahulu untuk
memanasi dinding dan pipa-pipa ketel. Bahan bakar yang dipakai pada pemanasan awal
tersebut adalah serat. Pada saat operasi normal, cangkang masuk melalui talang dan dengan
bantuan hembusan dari Secondary Forcet Draft Fan (SFDF), cangkang tersebut disebarkan ke
seluruh permukaan kisi. Selama proses pembakaran berlangsung, aliran udara masuk dan
keluar harus disesuaikan dengan supply bahan bakar guna memperoleh hasil pembakaran
yang sempurna.

Jika pembakaran kurang sempurna maka pemeriksaan dilakukan terhadap:

1. Aliran udara masuk dan keluar

2. Sistem pemasukan bahan bakar

3. Mutu bahan bakar terutama kadar airnya

4. Tumpukan abu dalam dapur

5. Kebocoran-kebocoran pipa

b. Tekanan Kerja Ketel

Selama operasi, tekanan kerja harus dijaga agar tidak mengalami kenaikan dan
penurunan secara drastis, serta tidak boleh melewati tekanan kerja maksimumnya. Bila terjadi
kebocoran pada pipa-pipa ketel, maka:

1. Hentikan pengisian bahan bakar;


2. Hentikan semua Ventilator;
3. Miringkan kisi dapur untuk membersihkan bara atau sisa bahan bakar ada dalam dapur;
4. Turunkan tekanan uap dengan sisten sirkulasi air;
5. Hidupkan pompa air umpan ketel.
c. Pembersihan Abu Ketel

Pembersihan abu pada kisi dapur dilakukan dengan menggunakan handle kisi.
Dengan memiringkan kisi, abu atau bara jatuh kebawah kisi dapur. Jika abu terlalu banyak
maka dikeluarkan melalui pintu dapur. Abu yang terikat bersama aliran asap sebagian lagi
terus ke cerobong asap. Abu yang melekat pada pipa-pipa dibersihkan dengan shootblowing
setiap tiga jam sekali.
37

d. Air dalam ketel

Batas air yang normal adalah berada oada ketinggian gelas penduga. Selama ketel
beroperasi, ketinggian air tersebut harus tetap diawasi. Langkah-langkah pemeriksaan level
air pada gelas penduga:

- Tutup saluran uap ke gelas penduga;

- Buka kran afblas gelas penduga dan buka kran uap benar-benar bebas keluar;

- Tutup kran afblas dan buka kran air;

- Jika kenaikan air lambat, adakan pemeriksaaan terhadap saluran air atau uap penduga
tersebut.

5.8 Perawatan Pabrik

Demi menjaga kualitas hasil minyak dari pabrik maka PT. Perkebunan Nusantara I
PKS Cot Girek melakukan perawatan secara rutin terhadap mesin-mesin dan kebersihan
pabrik. Pembersihan pabrik dilakukan setiap hari,agar mesin-mesin pabrik tidak mengalami
kerusakan sehingga tidak menggangu proses kinerja pengolahan pabrik. Pada keadaan
dimana mesin harus dibongkar dilakukan juga pada setiap hari.

Pembersihan yang dilakukan merupakan pembersihan secara umum yaitu


membersihkan lantai parbik dari serat-serat atau tandan yang terjatuh selama proses
pengolahan serta minyak-minyak CPO yang terjatuh serta melakukan pemeriksaan
menyeluruh keadaan fisik mesin.

5.9 Perawatan Mesin Boiler

Perawatan mesin boiler dilakukan secara berkala dan memakai bahan kimia sebagai
zat akali yang berupa nalco dan caustic soda.Perawatan-perawatan yang dilakukan dapat
dilihat pada tabel 6.1 berikut.

Tabel 5.1 Perawatan Boiler

NO. Jam Perawatan Keterangan Jenis/Tipe


Perawatan
Pemeriksaan dilakukan
Pemeriksaan
1 2 pada sistem
waterglass
otomatisnya

Abu ditarik dari dalam


2 4 Pembersihan abu
dapur

Steam ditembakan
3 4 Pembersihan pipa untuk membersihkan
abu didalam pipa
38

Abu samping dan


4 20 Pembersihan boiler bawah ditarik untuk
menjaga kebersihan

Steam sebesar 10 bar


Pemeriksaan safety
5 20 dimasukkan untuk
valve
pemeriksaan

Pompa air, bearing, dan


6 40 Ganti pelumas
ID Fan

Pemeriksaan dan
7 120 Ruang bakar pembersihan dalam
ruang bakar

Rotor ID Fan, SA Fan


Pelepasan dan
8 240 dan FD Fan dilepas dan
pembersihan
dibersihkan

Anda mungkin juga menyukai