DISUSUN OLEH :
Kelompok 1
I. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui proses sulfonasi
Menerapkan reaksi elektrofilik substitusi aromatic (sulfonasi) pada pembuatan
asam sulfonilat
1. Anilin
2. Aquadest
3. H2SO4
4. Karbon aktif
b. Dengan basa akan membentuk garam, dan dapat bereaksi dengan asam nitrat
menghasilkan p-nitro anilin
d. Asam dulfanilat hampir mengalami reaksi ionisasi komplit (sempurna) dalam air.
d. Sebagai zat perantara untuk dyes (bahan celup),pestisida ( untuk membunuh kuman).
Anilin
Anilin adalah amina aromatik prototipikal. Menjadi pelopor untuk bahan kimia
industri, penggunaan utamanya adalah dalam pembuatan perintis polyurethane. Seperti
amina volatile kebanyakan, ia memiliki bau yang agak tidak menyenangkan dari ikan
busuk. Ini mudah menyatu, terbakar dengan nyala api berasap karakteristik senyawa
aromatik. Anilina tidak berwarna, namun perlahan-lahan mengoksidasi dan resinifies di
udara, memberikan cokelat warna merah untuk sampel berusia. Rumus molekul Anilin :
C6H5NH2.
Anilin merupakan senyawa yang bersifat basa, dengan titik didih 1800 C dan indeks
bias 158. Jika kontak dengan cahaya matahari anilin akan mengalami reaksi oksidasi.
Dalam kehidupan sehari hari digunakan untuk zat warna . Anilin dibuat melalui reaksi
reduksi dengan bahan baku nitrobenzene.
Anilin merupakan cairan minyak tak berwarna yang mudah menjadi coklat karena
oksidasi atau terkena cahaya, bau dan cita rasa khas, basa organik penting karena
merupakan dasar bagi banyak zat warna dan obat toksik bila terkena, terhirup, atau
terserap kulit. Senyawa ini merupakan dasar untuk pembuatan zat warna diazo. Anilin
dapat diubah menjadi garam diazoinum dengan bantuan asam nitrit dan asam klorida.
H2SO4
H2SO4 adalah cairan pada suhu kamar yang membeku pada 10 oC, dalam hanyak hal,
H2SO4 cair mirip air. Misalnya, ia penghantar listrik lemah, kemungkinan karena seperti
air, mengalami disosiasi menjadi ion : 2HSO4 H3SO4+ + HSO4-. Lebih lanjut, seperti
air ia dapat melarutkan banyak senyawa, sekalipun padatan ionik. Akan tetapi H2SO4
berbeda dari air dalam hal derajat disosiasinya lebih besar dan H2SO4 mampu memaksa
proton ke dalam zat terlarut. H2SO4 mempunyai afinitas besar terhadap air dan
membentuk beberapa senyawa, atau hidrat, dengan air seperti H2SO4.H2O dan H2SO4.
2H2O. asam sulfat pekat yang biasa tersedia secara kopmersial kira-kira H2SO4 93%
berat dan dianggap sebagai larutan H2SO4 dan H2SO4. H2O. monohidratnya
kemungkinan H3O+ dan H2SO4-, dan panas tinggi yang dibebaskan ketika asam sulfat
pekat ditambahkan ke dalam air kemungkinan karena pembentukan H3O + dan dilanujtkan
dengan hidrasi terhadapnya dan terhadap HSO4-. Seringkali, H2SO4 pekat digunakan
sebagai dehydrator, seperti misalnya, dalam desikator untuk menujaga zat tetap kering.
Asam sulfat merupakan bahan kimia yang diproduksi secara besar-besaran, metode
pembuatannya baik menurut proses kontak maupun kamar timbale selalu menggunakan
belerang dioksida yang dapat disiapkan dari pembakaran lelehan beleranbg dalam udara
kering. Oksidasi lebih lanjut dapat dilakukan dengan mencampurkan belerang dioksida
danudara kering kemudian mengalirkannya lewat katalisator V2O5 dalam suatu
pendukung inert pada temperatur 400-500 OC. Dengan air, belerang trioksida bereaksi
hebat dan bukan merupakan proses yang mengutungkan untuk keperluan industri. Tetapi,
belerang trioksida bereaksi dengan asam sulfat pekat secara terkontrol menghasilkan
pirosulfat, yang kemudian dapat direaksikan dengan air untuk mendapatkan asam sulfat
pekat.
Alternatif :
- lakukan penyaringan dengan corong kaca yang diberi kertas saring bulat dilipat.
Pemurnian
1. memasukkan kristal asam sulfanilat ke gelas kimia 400 ml dan 150 ml air, panaskan
hingga larut dengan hot plate.
2. Menambahkan 5-10 gram karbon aktif didihkan.
3. Menyaring panas dengan corong kaca, kertas saring lipat dan erlenmeyer.
Mendinginkan hingga terbentuk kristal.
4. Menyaring dengan corong buchner, mengeringkan didalam oven
V. Data Pengamatan
- Percobaan minggu ke-1
No Perlakuan Pengamatan
Terbentuknya padatan berwarna putih dan
1 20 ml anilin + 10 ml H2SO4
mengeluarkan asap (eksoterm)
Sebagian padatan menyatu didalam labu
Pemanasan dengan pemanas minyak
2 bundar sehingga menjadi lebih padat dan
selama 1jam dengan suhu 1350C
mengeras
3 Penambahan 100 ml air panas Padatan mencair dan berwarna keruh
Larutan menjadi kental karena proses
4 Pendinginan
kristalisasi
5 Penyaringan Didapat kristal berwarna putih kecoklatan
No Perlakuan Pengamatan
Pemanasan kristal yang terbentuk + Kristal mencair dan larutan menjadi
1
150 ml air aquadest berwarna kecoklatan
Larutan (kristal + 150 ml air
2 aquadest) yang telah diapanaskan + Larutan berubah warna menjadi hitam
1.3 gram karbon aktif
3 Penyaringan Didapat endapan hiatam dan filtrat
4 Pendinginan Tidak terbentuk kristal
Minggu 1 (pertama)
Minggu ke 2 (kedua)
VI. Perhitungan
Secara teori
Anilin
M = 0,2195 0,1876 - -
Neraca Massa
BM Input Output
Komponen
Gr/mol mol gr mol gr
C6H5NH2 93,13 0,2195 20,4135 0,0319 2,9667
H2SO4 98,08 0,1876 18,3848 - -
C6H5NH2SO3 173 - - 0,1876 32,4548
H2O 18 - - 0,1876 3,3768
38,7983 38,7983
Percobaan kali ini tentang sulfonasi pembuatan asam sulfanilat dapat dianalisa
bahwa asam sulfmilat merupakan turunan dari senyawa sulfonat yang dapat dibuat melalui
reaksi sulfonasi antara anilin dan asam sulfat pekat. Asam sulfanilat dapat digunakan
sebagai katalis dalam industri, dapat digunakan sebagai zat pengemulsi (detergen) dan
sebagai bahan dasar dalam industri farmasi yaitu bahan dasar pembuatan obat-obatan.
Pada percobaan ini bertujuan untuk melakukan reaksi sulfonasi pada senyawa
aromatik, mengetahui cara pembuatan asam sulfanilat secara laboratorium dan
menghitung massa kristal asam sulfanilat yang diperoleh. Reaksi sulfonasi merupakan
reaksi substitusi elektrolfilik pada senyawa aromatik dengan asam sulfat pekat.
Atau
HSO3
Mekanisme reaksi di atas yaitu terjadi reaksi substitusi elektrofilik antara anilin dan
asam sulfat pekat yaitu terjadi protonasi pada elektron bebas O pada asam sulfat sehingga
atom O akan menyerang H pada anilin dan anilin akan kehilangan satu atom H. Kemudian
anilin yang kehilangan satu atom H akan mengalami resonansi untuk menstabilkan
senyawanya. Atom C negatif pada gugus benzena anilin akan menyerang atom S positif
pada asam sulfat sehingga gugus sulfat akan berikatan pada anilin menjadi para amino
benzen sulfonat. Para amino benzen sulfonat yang terbentuk akan mengalami resonansi
untuk menstabilkan senyawanya lalu atom N negatif pada para amino benzen sulfonat
akan menyerang atom H positif sehingga membentuk asam sulfanilat.
Setelah direfluks selama 1 jam larutan yang dihasilkan agak hitam lalu larutan
tersebut didinginkan. Kemudian larutan asam sulfanilat dilarutkan kedalan 100 ml air
panas untuk melarutkan sisa-sisa garam yang terbentuk. Setelah itu larutan diaduk dengan
kuat, didiamkan selama 10 menit lalu disaring dengan corong buchner dan diambil
endapannya. Kemudian pada endapan dilarutkan dengan 150 m air panas. Untuk
menghilangkan atau menyerap zat-zat pengotor yang ada larutan asam sulfanilat maka
larutan tersebut ditambahkan 1,3 gram karbon aktif. Setelah ditambahkan karbon aktif
larutan di[anaskan selama 15 menit atau sampai larutan mendidih. Tujuan pemanasan
adalah untuk memulai kristalisasi asam sulfanilat karena dengan adanya pemanasan akan
memicu pertumbuhan inti kristal. Setelah itu larutan disaring dengan corong buchner lalu
filtrat yang dihasilkan didinginkan ke dalam air es dan proses kristalisasi pun dimulai
hingga terbentuk kristal asam sulfanilat. Tujuan larutan didinginkan ke dalam air es adalah
untuk mempercepat pertumbuhan kristal asam sulfanilat. Menurut (Roth dan Blaschke,
1988), rekristalisasi merupakan cara pemurnian zat padat yang digunakan dengan
melarutkan suatu zat dalam suatu pelarut yang kemudian dikristalkan kembali.
Menurut (Roth dan Blaschke, 1988) ada beberapa faktor yang memepengaruhi
pembentukan kristal, antara lain:
a. Kelewatjenuhan, yaitu larutan yang memiliki konsentrasi lebih tinggi dibandingkan
kelarutan normal.
b. Pembentukan inti, yaitu bertambahnya pembentukan inti laruatan.
c. Pertumbuhan inti kristal, yaitu bertambah besarnya inti kristal terbentuk secara
spontan.
d. Pematangan, ditandai dengan pembesaran partikel dan perubahan fasa.
e. Temperatur, semakin tinggi suhu maka kelewatjenuhan bertambah dan terbentuk
endapan
f. Pengendapan, kuantitas suatu endapan diperbesar oleh pengendapan zat asing.
Pada praktikum yang kita lakukan, kita berhasil sampai tahap penyaringan corong
Buchner pertama. Kemudian pada saat saring panas, hasil penyaringan yang mengandung
asam sulfanilat terlalu sedikit dan saat pendinginan tidak terbentuknya kristal, sehingga
tidak dapat ditimbang. Dan dinyatakan gagal dalam praktikum.
Faktor yang menyebabkan praktikum kita mengalami kegagalan pada saat pembuatan
asam sulfanilat antara lain :
Air es yang digunakan untuk membentuk kristal asam sulfanilat kurang dingin,
sehingga endapan yang terbentuk di dalam air es tidak terlalu banyak
Labu alas bulat yang tidak kering, sehingga masih terdapat air. Dan air tersebut
bercampur dengan anilin.
Pendingin udara yang tidak kering, sehingga terdapat uap air yang berada di ujung
dinding pendingin udara.
Air yang bercampur dengan larutan anilin + H2SO4 pekat membuat proses penaikan
suhu untuk mencapai sulfonasi sempurna menjadi lebih lama.
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilkakukan dapat disimpulkan bahwa :
a. Asam sulfanilat dapat dibuat melalui reaksi sulfonasi antara anilin dan asam sulfat
pekat berdasarkan reaksi substitusi.
b. Larutan harus jenuh atau superheated
c. Kristal dibentuk dengan menggunakan metode kristalisasi pemanasan dan
pendinginan.
d. Proses reaksi antara anilin dengan asam sulfat berjalan secara eksoterm.
e. Karbon aktif berfungsi untuk menyerap kotoran yang terperangkap didalam kristal,
sehingga kristal yang didapatkan diharapkan mengandung sedikit pengotor.
f. Penggunaan oil batch dilakukan karena oil batch memiliki rentang suhu yang lebih
tinggi dari pada pemanasan dengan menggunakan water batch.
Gelas kimia
Pengaduk