Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK-GEA

ASUHAN KEPERAWATAN
GASTROENTERITIS AKUT

A. TINJAUAN UMUM

1. DEFENISI

a. Gastroenteritis (diare akut) adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai

bakteri, virus, dan pathogen parasitik. (Wong, 2004).

b. Gastroenteritis adalah defekasi encer lebih dari tiga kali dengan / tanpa darah dan atau lendir

dalam tinja. (Silvia A. Price, 2005)

c. Gastroenteritis akut adalah diare yang terjadi lebih dari 3 minggu yang terutama ditemukan

pada sindrom pasca enteritis, intoleransi laktosa, cows milk protein intoleransi (C.L Betz,

2002)

d. Gastroenteritis adalah kondisi dimana terjadi frekwensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3

kali/hari) serta perubahan dalam isi (lebih dari 200 g / hari) dan konsistensi feses cair. (Brunner

& Suddarth ; 2002).

Berdasarkan uraian pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa

Gastroenteritis adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri,

virus, pathogen parasitik yang terjadi lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi feses cair

dengan/tanpa darah dan atau lendir dalam tinja.

2. ETIOLOGI

Ada beberapa penyebab Gastroenteritis

a. Penyebab langsung

1. Infeksi :

a) infeksi virus (rota virus dan virus echo)

b) infeksi bakteri (Vibriocoma, Ecserchia coli, salmonella, shigella, yarsinia enterecolica).


c) infeksi parasit (cacing protozoa dan jamur)

2. Non infeksi :

a) Alergi makanan : susu dan protein

b) Gangguan metabolic atau malabsorbsi

c) Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan.

b. Penyebab tidak langsung

Alergi, kesehatan, cuaca, musim, umur, dan lingkungan. (C.L Betzar, A. Sowden,

2002)

3. PATOFISIOLOGI

Diare sekresi biasanya diare dengan volume banyak disebabkan oleh peningkatan

produksi dan sekresi air, serta elektrolit oleh mukosa usus, kedalam lumen usus.

Diare osmotic terjadi bila air terdorong kedalam usus oleh tekanan osmotic dari

partikel yang tidak dapat diabsorbsi sehingga reabsorbsi air menjadi lambat.

Diare osmotic campuran disebabkan oleh peningkatan kerja peristaltic dari usus, (biasanya

karena penyakit usus implamasi dari kombinasi peningkatan sekresi atau penurunan absorbsi

dalam usus. (Sylvia A. Price, 2005).

4. MANIFESTASI KLINIK

Frekuensi defekasi meningkat bersamaan dengan meningkatnya kandungan cairan

dalam feses. Pasien mengeluh kram perut, distensi, gemuruh usus (borboringus), anoreksia,

dan haus. Kontraksi spasmosik yang nyeri dan peregangan yang tidak efektif pada anus dapat

terjadi pada setiap defekasi.

Gastroenteroitis dapat eksploratif atau bertahap dalam sifat dan awitan. Gejala yang

berkaitan langsung dalam diare diantaranya adalah dehidrasi dan kelemahan. Feses berair

adalah karateristik dari penyakit usus halus dan adanya mucus dan pus dalam feses

menunjukkan adanya ebteritis inflamasi atau colitis. (Sylvia A. Price, 2005).

5. EVALUASI DIAGNOSTIK
Apabila penyebab Gastroenteritis tidak terbukti maka tes diagnostic berikut harus dilakukan

yaitu :

a. Hitung darah lengkap.

b. Sifat kimia

c. Urinalisis

d. Pemeriksaan feses rutin

e. Pemeriksaan feses untuk infeksi atau parasit. (Sylvia A. Price, 2005).

6. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan medis utama diarahkan pada pengendalian atau pengobatan

penyakit dasar. Obat-obatan tertentu misalnya prednisone dapat mengurangi beratnya diare

dan penyakit.

Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glikosa serta elektrolit dapat

diberikan untuk rehidrasi ringan. (Sylvia A. Price, 2005).

7. KOMPLIKASI

a. Cardiac Dysritmia

b. Asidosis metabolic

c. Dehidrasi

d. Hipotensi

e. Kematian

f. Kontraksi ventrikel premature. (Sylvia A. Price, 2005).

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

Untuk melaksanakan asuhan keperawatan digunakan suatau pendekatan proses

keperawatan yang terdiri dari langkah-langkah ilmiah yaitu : Pengkajian Keperawatan, Dampak
Kebutuhan Dasar Manusia (KDM), Diagnosa Keperawatan, Intervensi Keperawatan,

Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan.(Wartonoh, 2006)

1. Pengkajian Keperawatan

Data pengkajian keperawatan pada pasien yang mengalami Gastroenteritis adalah sebagai

berikut.

a. Pengumpulan data

1) Aktifitas / Istirahat

Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, perasaan gelisah, ansietas.

Pembatasan aktifitas/kerja sehubungan dengan proses penyakit.

2) Integritas ego

Gejala : Ansietas, ketakutan, emosi, kesal, perasaan tak berdaya/ tak ada harapan.Faktor

stress akut/kronis, misalnya : hubungan keluarga/pekerjaan, pengobatan yang mahal.Faktor

budaya /peningkatan pervalensi pada populasi yahudi sering meningkat pada individu Eropa

Utara dan keturunan Angio-Saxon.

Tanda : Menolak, perhatian menyempit, depresi.

3) Eliminasi

Gejala : Episode diare yang tak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering, tak terkontrol, flatus

lembut dan semiciar, bau busuk dan berlemak (steatore), melena.

4) Makanan/cairan

Gejala : Anoreksia : mual/muntah , penurunan berat badan, tak toleran pada diet, produk

susu, makanan berlemak.

Tanda :Penurunan lemak subkutan/massa otot. Kelemahan,tonus otot buruk dan turgor kulit

buruk, membran mukosa pucat.

5) Hygiene

Tanda : Ketidak mampuan menghadapi perawatan diri, bau badan.


6) Nyeri/Kenyamanan

Gejala : Nyeri tekan abdomen dengan nyeri kram pada kuadran kanan bawah ; nyeri

abdomen tengah bawah (keterlibatan jejunum), nyeri tekan menyebar kebagian periumbilikal,

Titik nyeri berpindah, nyeri tekan (erthritis).

Tanda : Nyeri tekan abdomen/distensi.

7) Keamanan

Gejala : Riwayat lupus eritematosus, anemia hemolitik, vaskulitas. Artritis (memperburuk gejala

dengan eksaserbasi penyakit usus). Peningkatan suhu tubuh 39,6-40C (ekaserbi akut).

Penglihatan kabur, Alergi terhadap makanan/produk susu (mengeluarkan histamine kedalam

usus dan mempunyai efek inflamasi.

Tanda : Lesi kulit mungkin ada, misalnya eritema nodusum (meningkat,nyeri tekan, kemerahan

dan membengkak) pada tangan, muka, pioderma gangrenosa (lesi tekan purulen/lepuh dengan

batas keunguan) pada paha, kaki dan mata kanan. Ankilosa spondalitis. Uveitis,

konjungtivitis/iritasi.

8) Interaksi social

Gejala : Masalah berhubungan / peran sehubungan dengan kondisi . Ketidakmampuan aktif

secara social.

9) Penyuluhan/pembelajaran

Gejala : Riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus.

2. Analisa data

Dengan melihat data subyektif dan data obyektif dapat menentukan permasalahan yang

dihadapai klien dengan memperlihatkan masalah dapat di ketahui penyebab efek dari masalah

tersebut. Dari analisa data di tentukan diagnosa keperawatan yang muncul. (Doenges, 2000)
4. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien diare anak :

a. Diare berhubungan dengan inflamasi, atau malabsorbsi usus

b. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan banyak

cairan (diare berat dan muntah).

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorbsi

nutrient.

d. Ansietas berhubungan dengan factor psikologis / rangsang simpatis (proses inflamasi).

e. Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik, diare lama, iritasi kulit, akskoreasi fisura oerirektal.

f. Koping indivudu tidak efektif berhubungan dengan proses penyakit yang tidak diduga.

g. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang mengingat informasi atau tidak mengenal

sumber. (Brunner dan Suddarth, 2000)

5. Intervensi Keperawatan

a. Diare berhubungan dengan inflamasi, atau malabsorbsi usus.

Tujuan:Melaporkan penurunan frekuensi defekasi,konsistensi kembali normal.

Intervensi Rasional

1. Observasi dan catat frekwensi devekasi, 1. Membantu membedakan penyakit individu


karakteristi, jumlah dan factor pencetus dan mengkaji beratnya.
2 . Tingkatkan tirah baring
2. Istirahat menurunkan mobilitas usus juga
laju metabolisme bila infeksi atau
3. Identifikasi makanan dan cairan yang perdarahan sebagai komplikasi
menyebabkan diare 3. Menghindarkan iritan, meningkatkan
4. Berikan cairan peroral, tawarkan minum air istirahat usus.
putih tiap 1 jam. 4. Memberikan istirahat kolon dengan
menghilanhkan atau menurunkan
5. Kolaborasi pemberian obat rangsang makanan / cairan.
antikolinergi 5. Menurunkan mortilitas / peristaltic GI dan
menurunkan sekresi digesti untuk
menghilangkan kram dan diare

b. Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan banyak cairan (diare

berat dan muntah)

Tujuan : Mempertahankan volume cairan adekuat.

Intervensi Rasional

1. Awasi masukan dan haluan, karakter dan1. Memberikan informasi tentang


jumlah feses Keseimbangan cairan
2. Kaji tanda vital 2. Hipotensi (termasuk postoral), takikardia
demam dapat menunjukkan terhadap
Efek / kehilangan cairan
3. Menunjukkan kehilangan cairan berlebih

3. Observasi kulit kering berlebihan dan atau dehidrasi.

membrane mukosa, penurunan turgor


Kulit, pengisapan kapiler lambat.
4. Catat kelemahan otot umum atau 4. Kelemahan usus berlebihan dapat
Disritmia jantung Menimbulkan ketidakseimbangan
Elektrolit
5. Berikan cairan parenteral sesuai indikasi 5. Mempertahankan istirahat usus akan
memerlukan penggantian cairan untuk
memeperbaiki kehilanngan /anemia

6. Berikan obat sesuai indikasi antidiare 6. Menurunkan kehilangan cairan dari usus

c . Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan absorbsi nutrient.

Tujuan : Menunjukkan berat badan stabil atau peningkatan berat badan sesuai sasaran

Intervensi Rasional

1. Timbang berat badan tiap hari 1. Memberikan informasi tentang kebutuhan


2. Dorong tirah baring dan/atau pembatasan diet / keefektifan terapi
aktifitas selama fase sakit akut. 2. Menurunkan kebutuhan metabolic untuk
3. Anjurkan istirahat sebelum makan mencegah penurunan kalori dan simpanan
energi.
4. Dorong pasien untuk menyatakan 3. Menenangkan peristaltic dan
Permasalahaan mulai makan diet meningkatkan energi untuk makanan.
4. Keragu-raguan untuk makan mungkin
dakibatkan oleh takut makanan akan
menyebabkan eksaserbasi gejala.

5. Pertahankan puasa sesuai indikasi 5. Istirahat usus menurunkan peristaltic dan


diare dimana menyebabkan malabsorbsi
/ kehilangan nutrient.
6. Program ini mengistirahatkan saluran GI
6. Berikan nutrisi parenteral total, terapi IV
sesuai indikasi. sementara memberikan,

d .Ansietas berhubungan dengan factor psikologis / rangsang simpatis (proses inflamasi)

Tujuan : Menurunkan rileks dan melaporkan penurunan ansietas sampai tingkat yang dapat ditangani.

Intervensi Rasional

1. Dorong menyatakan perasaan, berikan 1. Membuat hubungan teraupetik,


umpan balik Membantu pasien / orang terdekat dalam
mengidentifikasi masalah yang
menyebabkan stress.

2. Akui bahwa ansietas dan masalah mirip 2. Validasi bahwa perasaan normal dapat
dengan yang diekspresikan orang lain membantu menurunkan stress.
3. Bantu klien belajar mekanisme koping baru 3. Belajar cara baru untuk mengatasi
misalnya tekhnik mengatasi stress, masalah dapat membantu dalam
keterampilan organisasi menurunkan stress dan ansietas.
4. Berikan lingkungan tenang dan istirahat 4. Memindahkan klien dari stress luar,
meningkatkan relaksasi, membantu

5. Rujuk pada perawat spesialis psikiatri, menurunkan ansietas.


5. Di butuhkan bantuan tambahan untuk
pelayanan social, penasehat agama. meningkatkan control dan mengatasi
episode akut.

e. Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik, diare lama, iritasi kulit, anoreksia fisura perirektal.

Tujuan : Melaporkan nyeri hilang / terkontrol

Intervensi Rasional

1. Dorong klien untuk melaporkan nyeri 1. Mencoba untuk mentoleransi nyeri dari
2. Kaji laporan kram abdomen atau nyeri, pada meminta analgesic.
catat lokasi, lamanya, intensitas (skala 0-2. Perubahan pada karakteristik nyeri dapat
10) selidiki dan laporkan perubahan menunjukkan penyebaran penyakit/
karakteristik nyeri. terjadinya komplikasi, misalnya ;vistula
3.Ijinkan klien untuk memulai posisi yang kemih, perforasi, toksik megakolon.
nyaman, misalnya ; lutut fleksi. 3. Menurunkan tegangan abdomen dan
4.Observasi / catat distensi abdomen, meningkatkan rasa control.
peningkatan suhu, penurunan tekanan4. Dapat menunjukkan terjadinya obtruksi
darah. usus karena inflamasi, edema, dan
5. Berikan obat sesuai indikasi jaringan parut.
5. Nyeri bervariasi dari ringan sampai
Analgesik.
berat dan perlu penanganan untuk

memudahkan istirahat adekuat dan

penyembuhan.

f. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan proses penyakit yang tidak diduga

Tujuan : Menunjukkan perubahan pola hidup yang perlu untuk membatasi / mencegah

Intervensi Rasional

1. Kaji pemahaman klien / orang terdekat1. Perawat mampu untuk menerima lebih
dan metode sebelumnya dalam nyata tentang masalah saat ini.
menerima proses penyakit.
2. Berikan kesempatan pada klien untuk2. Stressor penyakit mempengaruhi semua
mendiskusikan bagaimana penyakit
telah mempengaruhi hubungan. arah hidup dank lien mengalami
kesulitan mengatasi perasaan lemah /
3.Bantu klien mengidentifikasi nyeri.
keterampilan koping efektif secara3. Penggunaan perilaku yang berhasil
individu. sebelumnya dapat membantu klien
menerima situasi / rencana saat ini untuk
masa datang

4. Masukkan klien atau orang terdekat4. Meningkatkan klontinuitas perawatan


dalam tim pertemuan untuk dan memampukan klien atau orang
mengembangkan program individu . terdekat sebagai bagian perendanaan
dan meningkatkan kerja sama dalam
program terapi

g. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang mengingat informasi atau tidak mengenal

sumber.

Tujuan : Menyatakan pemahaman proses penyakit / pengobatan .

Intervensi Rasional

1. Tentukan persepsi klien tentang peruses 1.Membuat pengetahuan dasar dan


penyakit memberikan kesadaran kebutuhan belajar
individu.
2. Faktor pencetus/ pemberat individu
2. Kaji ulang proses penyakit, penyebab / efek sehungga kebutuhan klien untuk waspada
hubungan factor yang menimbulkan gejala terhadap makanan, cairan dan factor pola
dan mengidentifikasi cara menurunkan hidup dapan mencetus gejala.
factor pendukung.
3. Kaji ulang obat, tujuan, frekuensi, dosisi, 3. Meningkatkan pemahaman dan dapat
dan kemungkinan efek samping. meningkatkan kerjasama dalam program
4. Tekankan pentingnya perawatan kulit, kesehatan.
misalnya : teknik cuci tangan dengan baik 4. Menurunkan penyebaran bakteri dan
dan perawatan parineal yang baik resiko iritasi kulit / kerusakan infeksi
5. Implementasi Keperawatan

Implementasi dilakukan beradassarkan intervensi yang telah ditentukan kemudain

disesuaikan dengan respond dan kondisi klien saat itu. Implementasi dilakukan dengan

mengacu pada tujuan intervensi pada setiap diagnosa yaitu :

6. Evaluasi

Hasil yang diharapkan

a. Konsistensi feses kembali normal

b. Klien memperlihatkan volume cairan yang seimbang

c. Kebutuhan nutrisi terpenuhi

d. Klien dan keluarga tidak mengalami kecemasan

e. Klien tidak mengalami nyeri

f. Koping individu efektif dan dapat merubah pola hidup

g. Klien dan keluarga tahu tentang kondisi kesehatan dan penanganannya .

Diposkan oleh Ners Q.ky di 06:13


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

asuhan keperawatan gastroenteritis

Oleh gudangaskep Leave a Komentar

Kategori: Anak dan Medikal bedah


Tags: askep gea, asuhan keperawatan gea, gastroentritis

A. Konsep Diare Akut


I. Pengertian

a. Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja encer dengan frekuensi lebih banyak
dari biasanya, neonatus >< kali/haid, bayi dan anak > 1 bulan frekuensinya > 3x/hari.

(FKUI, Ilmu Kesehatan Anak 1, 2000: 283)

b. Diare adalah peningkatan frekuensi dan kandungan air pada feses.

(Rosenstein, Fosanelli, Intisari Pediatri, 1997:115)

c. Diare adalah deteksi encer > 5x/hari dengan tanpa darah/lendir.

(FKUB, Pediatri, 2001:5)

d. Diare akut adalah diare yang terjadi mendadak pada anak yang semula sehat.

(FKUB, Pediatri, 2001:9)

II. Etiologi

Penyebab dari diare akut antara lain :

a. Faktor infeksi

1. Infeksi virus

Retavirus

- penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau disertai dengan muntah.

- timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin.

- dapat ditemukan demam atau muntah.

- didapatkan penurunan HCC.

Enterovirus

- biasanya timbul pada musim panas.

Adenovirus

- timbul sepanjang tahun

- menyebabkan gejala pada saluran pencernaan/pernafasan

Norwalk
- epidemik

- dapat sembuh sendiri (dalam 24-48 jam).

2. Bakteri

Stigella

- semusim, puncaknya pada bulan Juli-September

- insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun

- dapat dihubungkan dengan kejang demam.

- muntah yang tidak menonjol

- sel polos dalam feses

- sel batang dalam darah

Salmonella

- semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun.

- menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid.

- mungkin ada peningkatan temperatur

- muntah tidak menonjol

- sel polos dalam feses

- masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari.

- organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.

Escherichia coli

- baik yang menembus mukosa (feses berdarah) atau yang menghasilkan entenoksin.

- pasien (biasanya bayi) dapat terlihat sangat sakit.

Campylobacter

- Sifatnya invasis (feses yang berdarah dan bercampur mukus) pada bayi dapat menyebabkan diare
berdarah tanpa manifestasi klinik yang lain.

- kram abdomen yang hebat.


- muntah/dehidrasi jarang terjadi

Yersinia Enterecolitica

- feses mukosa

- sering didapatkan sel polos pada feses

- mungkin ada nyeri abdomen yang berat

- diare selama 1-2 minggu

- sering menyerupai apendicitis

b. Faktor Non Infeksiosus

1. Malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa, maltosa, dan sukrosa), non sakarida (intoleransi
glukosa, fruktusa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi
laktosa.

Malabsorbsi lemak : long chain triglyceride.

Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin

2. Faktor makanan

Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk alergy, food alergy, down milk protein senditive
enteropathy/CMPSE).

3. Faktor Psikologis

Rasa takut,cemas.

patofisiologi, klik untuk memperbesar


Gangguan gizi

Pemberian makanan dihentikan karena takut diare/muntah

Pengenceran pada susu yang diberikan terlalu lama

Makanan yang tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.

IV. Gejala Klinis

a. anak cengeng, gelisah

b. suhu tubuh meningkat

c. nafsu makan menurun/tidak ada

d. timbul diare (tinja cair dengan atau darah/lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau-hijau karena
tercampur empedu).

e. anus dan sekitarnya lecet, karena seringnya defeksi yang makin lama menjadi asam akibat banyaknya
asam laktat yang terjadi dan pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus.

f. muntah (dapat terjadi sebelum atau sesudah diare)

g. dehidrasi (banyak kehilangan air dan elektrolit) dengan gejala :

BB turun tonus otot dan turgor kulit berkurang

pada bayi UUB cekung selaput lendir mulut dan bibir terlihat kering

Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang dan berat.
Berikut ini adalah tanda/gejalanya
Tingkat dehidrasi Ringan Sedang Berat

Parameter
Sensori Baik Gelisah Apatis/coma
Sirkulasi 120 120 140 > 140
Respiratori Biasa Agak cepat Kusmaull
Rasa haus + ++ +
Oligori Biasa Sedikit -
Turgor Agak kurang Kurang Sangat kurang
Tonus Biasa Agak Menurun
Mata Agak cekung Cekung Cekung sekali
UUB Agak cekung Cekung Cekung sekali
Mulut Normal Agak kering Kering + sianosis

Keterangan :

< 1 detik : turgor agak kurang

1-2 detik : turgor kurang

> 2 detik : turgor sangat kurang

V. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :

1. Pemeriksaan tinja

a. Makroskopis dan mikroskopis

b. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila diduga
terdapat intoleransi gula.

c. Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.

2. Pemeriksaan darah

a. pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan Fosfor) dalam
serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.

b. Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.


3. Doudenal Intubation

Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan
pada penderita diare kronik.

VI. Penatalaksanaan

1. Pemberian cairan

a. Jenis cairan

Cairan dehidrasi oral (Oral Rehidration Salt)

Formula lengkap (oralit) mengandung NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa.

- anak di atas 6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang/tanpa dehidrasi: kadar natriumnya


90 mEg/l (untuk pencegahan dehidrasi)

- anak di bawah 6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang/tanpa dehidrasi : kadar


natriumnya 50-60 mEg/l.

Formula sederhana (tidak lengkap) mengandung NaCl dan Sukrosa atau Karbohidrat lain.

Misalnya : larutan gula garam/LGG (1/4 sdt + 1 sdm + 200 ml air), larutan air tajin, garam,
larutan tepung beras garam dsb.

Ditujukan untuk pengobatan pertama di rumah pada semua anak dengan diare akut baik
sebelum ada dehidrasi maupun setelah ada dehidrasi ringan.

Cairan parenatal

- dengan aa (1 bagian larutan darrow + 1 bagian glukosa 5%)

- RL 9 (1 bagian RL + 1 bagian glukosa 5%)

- RL (ringen laktat)

- 3 (1 bagian NaCl 0,9% + 1 bagian glukosa 5% + 1 bagian natrium laktat 1/6 mol/l)

- DG 1 : 2 (1 bagian larutan Darrow + 2 bagian glukosa 5%)


- RLG 1 : 3 ( 1 bagian RL + 3 bagian glukosa 5%)

- Cairan 4 :1 (4 bagian glukosa 5-10% + 1 bagian NaHCO3 1,5% atau 4 bagian glukosa 5-
10% + 1 bagian NaCl 0,9%)

b. Jalan pemberian cairan

Parenal untuk dehidrasi ringan/sedang/tanpa dehidrasi bila anak mau minum dan kesadaran
baik.

Intragastrik untuk dehidrasi ringan/sedang/tanpa dehidrasi bila anak tidak mau minum atau
kesadaran menurun.

Intravena untuk dehidrasi berat.

c. Jumlah cairan

Jumlah cairan yang hilang menurut derajad dehidrasi pada anak di bawah
2 tahun.

Derajad dehidrasi PWL NW CWL Jumlah


Ringan 50 100 25 175

Sedang 75 100 25 200

Berat 125 100 25 250

d. Jadwal (kecepatan) pemberian cairan

belum ada dehidrasi

- Oral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas setiap kali buang air besar.

- Parental dibagi rata-rata 24 jam.

Dehidrasi ringan

- 1 jam pertama : 25-50 ml/kgBB peroral atau intragastrik.

- selanjutnya : 125 ml/kgBB/hari atau ad libitum


Dehidrasi sedang

- 1 jam pertama : 50-100 ml/kgBB personal atau intragastrik

- selanjutnya : 125 ml/kgBB/hari atau ad libitum

Dehidrasi berat, untuk anak 1 bulan 2 tahun dengan BB 3-10 kg.

- 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/jam atau 10 tetes/kgBB/menit (dengan infus berukuran 1 ml =


15 tetes) atau

13 tetes/kgBB/menit (dengan infus berukuran 1 ml = 20 tetes)

- 7 jam kemudian : 12 ml/kg/jam atau 3 tetes/kgBB/menit (dengan infus berukuran 1 ml =


15 tetes) atau

4 tetes/kgBB/menit (1 ml = 15 tetes) atau 3 tetes/kgBB/menit (1 ml = 20 tetes.

2. Pengobatan Dietetik

Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg.

Jenis makanan :

- Susu (ASI dan susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tak jenuh
misalnya LLM, Almiron).

- Makanan setengah padat (bubur syusu) atau makanan padat (nasi tim) bila anak tidak mau
minum susu karena di rumah sudah biasa diberi makanan padat.

- Susu khusus yaitu susu yang tidak mengandung laktose atau susu dengan asam lemak tak
jenuh, sesuai dengan kelainan yang ditemukan.

- Hari 1 : setelah dehidrasi segera diberikan makanan peroral.

Bila diberi ASI atau susu Formula, diare masih sering, hendaknya diberikan
tambahan oralit atau air tawar selang-seling dengan ASI, misalnya : 2x ASI/susu
formula rendah laktosa, 1 x oralit/air tawar atau 1x ASI/susu formula rendah
laktosa, 1 x oralit/air tawar.
- Hari 2-4 : ASI/susu formula rendah laktosa penuh

- Hari 6 : Dipulangkan dengan ASI (susu formula sesuai dengan kelainan yang ditemukan
dari pemeriksaan laboratorium)

Bila tidak ada kelainan, dapat diberikan susu biasa seperti SGM, Lactogen, Dancow
dsb, dengan menu makan sesuai dengan umur dan BB bayi.

3. Obat-obatan

a. Obat anti sekresi

- Asetosal

Dosis : 25 mg/tahun dengan dosis minimum 30 mg

- Klorpiomazin

Dosis : 0,5 1 mg/kgBB/nasi

b. Obat antispasnolitik

Pada umumnya obat anti sparmolitik seperti papaverine, ekstrak beladona, opium,
laperamid dan sebagainya tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut.

c. Obat pengeras tinja

Obat pengeras tinja seperti kaolin, pelktin, diarcoal, tabonal dan sebagianya tidak ada
manfaat untuk mengatasi diare.

d. Antibiotika

Pada umumnya antibiotika tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut, kecuali jika
penyebabnya jelas seperti :

- koleksi, diberikan tetrasiklin 25-50 mg/kgBB/hari

- campylobacter, diberikan eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari

B. Manajemen Asuhan pada Anak dengan GEA


I. Pengkajian

a. Data Subyektif

1. Identitas

Umur : lebih sering terjadi pada usia 6-11 bulan

2. Keluhan utama

BAB cair > 4x

3. Riwayat kesehatan sekarang

Mula-mula pasien cengeng, suhu badan meningkat, nafsu makan menurun, kemudian timbul
diare. Tinja cair dengan atau tanpa darah/lendir, warna makin lama berubah menjadi
kehijauan. Gejala muntah bisa timbul sebelum atau sesudah diare.

4. Riwayat penyakit dahulu

Anak pernah menderita penyakit campak.

5. Riwayat kesehatan keluarga

6. Riwayat imunisasi

7. Riwayat kehamilan dan persalinan

8. Riwayat tumbuh kembang

9. Riwayat psikologi

10. Pola kebiasaan sehari-hari

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan umum

KU : gelisah, rewel

Kesadaran : composmentis
Nadi : normal (120-140)

Suhu : meningkat

2. Pemeriksaan fisik (infeksi, palpasi,perkusi)

Kepala : UUB cekung

Mata : cowong

Mulut : selaput lendir mulut dan bibir kering

Dada : paru : pernafasan agak cepat

Perut : bising usus meningkat, peristaltik usus meningkat

Kulit : turgor kulit kurang (1-2 detik)

Genetalia : daerah anus dan sekitarnya lecet

3. Pemeriksaan penunjang/lab

4. Program terapi

- pemberian cairan

- pemberian makanan

- obat-obatan

B. Identifikasi Masalah/Diagnosa

Dx : gastroenteritis akut dengan dehidrasi sedang.

DS : -

DO : - keadaan umum lemah (gelisah)

- anak cengeng
- mata cowong

- selaput lendir mulut dan bibir kering

- BAB cair > 4 kali dengan atau tanpa darah/lendir

- muntah

- turgor kulit turun (1-2 detik)

Masalah:

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan

3. Perubahan integritas kulit

4. Gangguan rasa nyaman sehubungan denngan diare, kram abdomen dan muntah.

5. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang pengertian, diit dan tanda gejala diare.

6. Potensial terjadi infeksi nosokomial

C. Intervensi

Dx : gastroenteritis akut dengan dehidrasi sedang.

Tujuan : GEA dapat disembuhkan dan tidak ada dehidrasi

KH : keadaan umum baik (T : 36,5 37,2 oC; N : 100-140 x/mnt, RR : 20-30 x/mnt).

Mata tidak cowong, turgor normal (1-2 detik)

Konsistensi feses lunak, frekuensi 3x sehari.

Selaput lendir mulut dan bibir lembab.

Intervensi :

1. Observasi tanda-tanda vital.


R : Parameter keadaan umum klien dan deteksi dini adanya kelainan.

2. Observasi intake dan out put.

R : Catatan masukan dan pengeluaran membantu mendeteksi dini ketidakseimbangan cairan

3. Observasi tanda-tanda dehidrasi

R : Tanda-tanda dehidrasi digunakan untuk mengetahui derajad dehidrasi

4. Kolaborasi untuk rehidrasi

R : Rehidrasi untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang dan mempercepat
penyembuhan.

5. Melaksanakan program terapi dokter dalam pemberian obat

R : Perawatan bersama akan mempercepat dan mempermudah dalam mengatasi masalah.

Masalah :

1. Nutrisi kurang dari kebutuhan

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi

KH : BB sesuai umur, diit dihabiskan

Intervensi :

a. Berikan makanan cukup gizi sesuai diit

R : Zat gizi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Dengan gizi seimbang maka
tumbuh kembang anak dapat optimal serta dapat mempercepat proses penyembuhan
penyakit.

b. Jelaskan pada ibu tentang pentingya nutrisi

R : Dengan bertambahnya pengetahuan diharapkan dapat menambahkan perilaku ibu dalam


memenuhi dan mempersiapkan gizi anak dengan baik.

c. Timbang BB

R : Kecukupan gizi dapat diketahui dengan melakukan penimbangan BB


2. Perubahan integritas kulit

Tujuan : anak didik mengalami ruang bokong

KH : kulit di sekitar anus tidak merah dan lecet

Intervensi :

a. Jaga daerah sekitar anus agar tetap bersih dan kering

R : Keadan bersih dan kering mencegah kembangbiaknya mikro organisme.

b. Cuci tangan sebelum dan sesudah menggant popok

R : Cuci tangan dapat mencegah penyebaran kuman dan mencegah terjadinya infeksi.

c. Hindari penggunaan bedak jika lecet

R : Partikel bedak akan melekat pada kulit dan menambah lecet sehingga menjadi sarang
perkembangbiakan kuman.

3. Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan diare, kram abdomen dan muntah.

Tujuan : anak menjadi nyaman dan bebas dari kram abdomen

KH : abdomen tidak kram, anak tidur dengan nyaman dan tidak rewel.

Intervensi :

a. Baringkan pasien dalam posisi terlentang dengan bantalan hangat di atas abdomen

R : Tindakan ini meningkatkan relaksasi otot dan mengurangi kram.

b. Beri penjelasan pada orang tua untuk menghindari air yang sangat dingin atau panas, makanan
yang mengandung lemak dan kafein.

R : Cairan dingin merangsang kram cairan panas dan lemak merangsang peristaltik usus dan
cafien meningkatkan usus.

4. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang pengetahuan, diit dan tanda gejala diare.

Tujuan : Orang tua mengerti tentang pengertian, diit dan tanda gejala diare.
KH : Orang tua dapat menguraikan tentang diare, tanda gejala diare dan diit untuk anak
diare.

Intervensi :

a. Jelaskan tentang diare dan tanda gejalanya.

R : Pemahaman orang tua tentang diare dan tanda gejalanya akan merangsang orang tua
untuk kooperatif dalam perawatan upaya penyembuhan.

b. Jelaskan diit untuk anak diare yaitu makanan tinggi serat, tinggi lemak, air yang sangat panas,
dingin harus dihindari.

R : Makanan ini dapat mengiritasi usus.

5. Potensial terjadi infeksi nosokomial

Tujuan : Tidak terjadi infeksi nosokomial

KH : Anak tidak terserang penyakit lain selain yang diderita

Intervensi :

a. Cuci tangan sebelum dansesudah menyentuh anak

R : cuci tangan untuk mencegah penyebaran kuman

b. Anjurkan pada orang tua untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh anak.

R : cuci tangan untuk mencegah penyebaran kuman

1. Tinggalkan Sebuah Komentar

Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu, berlangsung kurang dari 14 hari, dengan
pengeluaran tinja lunak atau cair yang dapat atau tanpa disertai lendir dan darah
Upload

Log In
Sign Up

Search
Explore
Documents
Books - FictionBooks - Non-fictionHealth & MedicineBrochures/CatalogsGovernment DocsHow-To
Guides/ManualsMagazines/NewspapersRecipes/MenusSchool Work+ all categories
RecentFeatured
People
AuthorsStudentsResearchersPublishersGovernment & NonprofitsBusinessesMusiciansArtists &
DesignersTeachers+ all categories
Most FollowedPopular

Language:
English
Download
0
Go BackComment
Link
Embed
of 10
Readcast
0inShare
pengertian lain diare menurut beberapa ahli( Nelson, 2000). Sedangkan ahli lain Robbins (1999) memberi
batasan kasar agai faktor penyebab diare seperti: faktor infeksi, malabsorbsi, makanan,
danis. Diare disebabkan oleh infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yangr dan bila
menyerang bayi biasanya disebut gastroenteritis infantil. Penyebab e k s i , d i b a g i d i a r e
spesifik dan non spesifik. Diare spesifik adalah diare yang ebabkan oleh infeksi
b a k t e r i , v i r u s , a t a u p a r a s i t . D i a r e y a n g d i s e b a b k a n o l e h anan disebut diare non
spesifik. Berdasarkan organ yang terkena, diare dapat sanaan diare pada balita difokuskan
padalah mengganti cairan yang hilang (rehidrasi), tetap memberikan makanan, tidak r a n g a n
diare yang berulang akan mendorong penderita ke dalam keadaan nurunkan
angka kesakitan dan kematian, apalagi pada anak -anak. Selain itu gkungan serta
m a k a n a n . S e l a i n i t u b i l a s u d a h t e r k e n a m a k a k e l u a r g a d a p a t an cairan yang hilang
yang berakibat kematian. Diareat mengakibatkan hilangnya sejumlah air dan elektrolit,
terutama natrium dan) komplikasi diare ialah: dehidrasi, hipokalemia, hipokalsemia,re dapat
ditularkan secara fekaloral, yaitu diare dapat dipindahkan ke mulut n g a n k o t o r ,
m a k a n a n y a n g d i s i a p k a n d a l a m p a n c i y a n g d i c u c i d e n g a n a i r y a n g , dan sebagainya).
Tindakan pencegahan terhadap diare dan penularannyaan perorangan ataupun umum terutama makanan
sertaICD10ICD9penyakitbuang air besar tinjas yang masih memiliki kandunganair Dunia ke-3r e
a d a l a h disi ini dapat merupakan gejalai luka,penyakitalergifructose lactosepenyakit dari makananvitamin
Cenek muntaha kondisi lain yang melibatkan ta pi tidakdefekasiusus besar digestasimakanancapai usus
besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang lain b a g a i k o t o r a n y a n g
setengah padat. Bila usus besar rusak atau
" i n f l a m e " , virusbakteriaupidehidrasidisentri kolerabotulismeat menjadi indikasi sindrom kronis
sepertipenyakit Crohnaapendistisalkoholan untuk diare melibatkan pasien mengkonsumsi sejumlah air yang
mencukupik menggantikan yang hilang, lebih baik bila dicampur dengan elektrolitgaramg
dibutuhkan dan sejumlahnutrisiuk banyak orang,a r e y a n g d i s e r t a i d e n g a n p e n y a k i t
u m u m l a i n n y a s e p e r t i sakit perut demamDiare pada orang bepergiann y a k i t d i a r e a t a u b e r a k
m e n c r e t m e r u p a k a n s a l a h s a t u p e n y a k i t y a n g s e r i n g genai bayi dan balita. Apa itu
diare? Apa saja yang sebaiknya dilakukan? Apa bab diare? Dapatkah diare ini dicegah?
Bagaimana penanganan diareanya, baik frekuensi / jumlah buang air yang menjadi sering dan
keluar dalamri 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2 kali seminggu saja. Dengan ahui apa
yang NORMAL buat bayi atau anak anda dari nyebab diare tersering dan umumnya
karena Rotavirus) gejala : Berak-n darah/lendir , sakit perut. ----Memerlukan antibioka
sebagaif e k s i d a r i b a k t e r i a t a u v i r u s y a n g m e n y e r t a i p e n y a k i t l a i n ; a infeksir m a i n
dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering masukan
t a n g a n / m a i n a n / a p a p u n k e d a l a m m u l u t . K a r e n a v i r u s i n i dipermukaan udara
sampai beberapa hari.a k m e n c u c i t a n g a n d e n g a n b e r s i h s e t e l a h s e l e s a i b u a n g a i r b e s a r
a t a u nyebab Diare akut / diare mendadak tersering adalah Virus, makan d i r i n y a s e t e l a h b e b e r a p a
h a r i . M a k a p e n g o b a t a n d i a r e i n i d i t u j u k a n u n t u k a r e a k u t d a p a t d i s e m b u h k a n ian
makanannasi makanan dari usus. Mencoba menghentikan diare dengan obat sepertiyumbat saluran
pipa yang akan keluar dan menyebabkan aliran balik dan akan s diare ini adalah mekanisme
pertahanan dari tubuh, akan sembuht menHENTIkan diare virus dengan ob at bukanlah jalan
terbaik. Tetapi jangann j a d i b i n g u n g b i l a d i a r e t e t a p a d a s a m p a i b e b e r a p a h a r i .
K a r e n a b i a s a n y a anganan Yang terbaik adalah tetap erikan makanan dan minum (ASI) erti
BIASAertai muntah, untuk pengantian cairan anda dapat ikan pedialyte ( oralit unutk anak2
dengan beberapa rasa). Kurangi makananbanyak GULA. Ingat memang tidak mudah memberikan anakan yang
agak terasa asin ini, bahkan beberapa anak akan menolaknya. Tapi ling terpenting adalah
Membuat anak kembali kemakanan padatnya (enya. Karena sel2 usus yang dirusak oleh virus
memerlukan NUTRISI untukukan kembali. Penelitian menyatakan bahwaan makanan seperti

Teruskan Pemberian Air Susu Ibu (ASI)

Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang untuk pemberian makanan pendamping ASI setelah
bayi berusia 4 bulan.

Karena penularan kontak langsung dari tinja melalui tangan / serangga , makamenjaga kebersihan
dengan menjadikan kebiasaan mencuci tangan untuk seluruh anggota keluarga. Cucilah tangan
sebelum makan atau menyediakanmakanan untuk sikecil.

Ingat untuk menjaga kebersihan dari makanan atau minuman yang kita makan.Juga kebersihan perabotan
makan ataupun alat bermain si kecil.
Hubungi dokter anda, bila:

Diare disertai Darah -----perlu pengobatan spesifik dengan antibiotika.

Adanya tanda-tanda DEHIDRASI ( tidak ada air mata ketika menangis,


k e n c i n g berkurang atau tidak ada kencing dalam 6-8 jam, mulut kering)

Adanya panas tinggi (.38.5C) yang tidak turun dalam 2 hari.

Muntah terus menerus - tidak dapat masuk makanan / asi .

Adanya sakit perut - kolik ----pada bayi akan menangis kuat dan biasanya menekuk kaki,
keringatan dan gelisah.
DIARE
Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB ( Kejadian Luar Biasa ) seperti halnyaK o l e r a d e n g a n
jumlah penderita yang banyak dalam waktu yang singkat.Namun den gan
t a t a l a k s a n a d i a r e y a n g c e p a t , t e p a t d a n b e r m u t u k e m a t i a n d p t d i t e k a n seminimal
mungkin. Pada bulan Oktober 1992 ditemukan strain baru yaitu Vibrio Cholera 0139 yang
kemudian digantikan Vibrio cholera strain El Tor di tahun 1993 dankemudian menghilang dalam tahun
1995-1996, kecuali di India dan Bangladesh yangmasih ditemukan. Sedangkan E. Coli 0157 sebagai
penyebab diare berdarah dan HUS( Haemolytic Uremia Syndrome ). KLB pernah terjadi di USA, Jepang,
Afrika selatandan Australia. Dan untuk Indonesia sendiri kedua strain diatas belum pernah terdeksi.
Defenisi
Suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, y a n g m e l e m b e k s a m p a i
m e n c a i r d a n b e r t a m b a h n y a f r e k w e n s i b e r a k l e b i h d a r i biasanya. (3 kali atau lebih dalam 1 hari.

Faktor yang mempengaruhi diare:Lingkungan Gizi KependudukanPendidikan Sosial Ekonomi dan Prilaku
MasyarakatPenyebab terjadinya diare :Peradangan usus oleh agen penyebab :
1.
Bakteri , virus, parasit ( jamur, cacing , protozoa)
2.
Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia
3.
Kurang gizi
4.
Alergi terhadap susu5 . I m m u n o d e f e s i e n s i Cara penularan :I n f e k s i o l e h a g e n
p e n y e b a b t e r j a d i b i l a m a k a n m a k a n a n / a i r m i n u m y a n g terkontaminasi
tinja / muntahan penderita diare. Penularan langsung juga dapat terjadibila tangan tercemar dipergunakan untuk
menyuap makanan.Istilah diare :Diare akut = kurang dari 2 mingguDiare Persisten = lebih dari 2 mingguDisentri = diare
disertai darah dengan ataupun tanpa lender Kholera = diare dimana tinjanya terdapat bakteri CholeraTatalaksana penderita
diare yang tepat dan efektif :Tatalaksana penderita diare di rumah Meningkatkan pemberian cairan rumah
tangga( k u a h s a y u r , a i r t a j i n , l a r u t a n g u l a g a r a m , b i l a a d a b e r i k a n o r a l i t )
M e n e r u s k a n pemberian makanan yang lunak dan tidak merangsang serta makanan ekstra
sesudahdiare.Membawa penderita diare ke sarana kesehatan bila dalam 3 hari tidak membaik atau :1. buang air besar makin
sering dan banyak sekali2. muntah terus menerus3. rasa haus yang nyata4. tidak dapat minum atau makan5. demam tinggi6.
ada darah dalam tinja

Kriteria KLB/Diare :Peningkatan kejadian kesakitan/kematian karena diare secara terus menerus selama
3kurun waktu berturut-turut (jam, hari, minggu). - Peningkatan kejadian/kematian kasusdiare 2 kali
/lebih dibandingkan jumlah kesakitan/kematian karena diare yang biasaterjadi pada kurun
waktu sebelumnya (jam, hari, minggu). - CFR karena diare dalamkurun waktu tertentu menunjukkan
kenaikan 50% atau lebih dibandingkan priodesebelumnya.Prosedur Penanggulangan
KLB/Wabah.1 . M a s a p r a K L B Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah
adalah denganm e l a k s a n a k a n S i s t e m K e w a s p a d a a n D i n i s e c a r a c e r m a t , s e l a i n
i t u melakukakukan langkah-langkh lainnya :
1.
Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenagadan logistik.
2.
Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas.
3.
Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat
4.
Memperbaiki kerja laboratorium
5.
Meningkatkan kerjasama dengan instansi lainTim Gerak Cepat (TGC) :S e k e l o m p o k t e n a g a k e s e h a t a n
y a n g b e r t u g a s m e n y e l e s a i k a n p e n g a m a t a n d a n penanggulangan wabah di lapangan sesuai
dengan data penderita puskesmas ataudata penyelidikan epideomologis. Tugas /kegiatan :Pengamatan :Pencarian
penderita lain yang tidak datang berobat.Pengambilan usap dubur terhadaporang yang dicurigai
terutama anggota keluarga Pengambilan contoh air sumur, sungai, air pabrik dll yang diduga tercemari
dan sebagai sumber penularan. Pelacakankasus untuk mencari asal usul penularan dan mengantisipasi
penyebarannyaPencegahan dehidrasi dengan pemberian oralit bagi setiap penderita yang ditemukan di

lapangan.Penyuluhahn baik perorang maupun keluarga. Membuat laporan tentangkejadian wabah dan cara
penanggulangan secara lengkap2. Pembentukan Pusat RehidrasiUntuk menampung penderita diare yang memerlukan
perawatan dan pengobatan.Tugas pusat rehidrasi :Merawat dan memberikan pengobatan penderita diare yang
berkunjung.Melakukan pencatatan nama , umur, alamat lengkap, masa inkubasi, gejala
diagnosadsb.Memberikan data penderita ke Petugas TGCMengatur logistikMengambil usap dubur penderita sebelum
diterapi.Penyuluhan bagi penderita dan keluargaMenjaga pusat rehidrasi tidak menjadi sumber penularan

-Diare pada anak masih merupakan problem kesehatan dengan angka kematian yang masih
tinggi terutama pada anak umur 1-4 tahun (23,2%), sehingga memerlukan penatalaksanaan yang
tepat dan memadai.1 Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), diare adalah penyebab
nomor satu kematian balita di seluruh dunia. Di Indonesia, diare adalah pembunuh balita nomor
dua setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Dari data data di atas menunjukan bahwa
diare pada anak masih merupakan masalah yang memerlukan penanganan yang komprehensif
dan rasional.2

Gastroenteritis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB dimana frekuensinya lebih
dari 3 kali perhari dan banyaknya lebih dari 200 250 gram (Syaiful Noer, 1996 ).
Istilah gastroenteritis digunakan secara luas untuk menguraikan pasien yang mengalami
perkembangan diare dan/ atau munmtah akut. Istilah ini menjadi acuan bahwa terjadi proses
inflamasi dalam lambung dan usus
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya
(normal 100 200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah
padat) dapat pula disertai frekuensi yang meningkat (Arif Mansjoer, 1999 : 501).
Gastroenteritis (diare akut) adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai
bakteri , virus, dan pathogen parasitic.
Diare adalah defekasi yang tidak normal baik frekuensi maupun konsistensinya, frekuensi diare
lebih dari 4 kali sehari.

B.Anatomi fisiologi
Saluran gastrointestinal yang berjalan dari mulut melalui esofagus, lambung dan usus sampai
anus. Esofagus terletak di mediastinum rongga torakal, anterior terhadap tulang punggung dan
posterior terhadap trakea dan jantung. Selang yang dapat mengempis ini, yang panjangnya kira-
kira 25 cm (10 inchi) menjadi distensi bila makanan melewatinya.
Bagian sisa dari saluran gastrointestinal terletak di dalam rongga peritoneal. Lambung
ditempatkan dibagian atas abdomen sebelah kiri dari garis tengah tubuh, tepat di bawah
diafragma kiri. Lambung adalah suatu kantung yang dapat berdistensi dengan kapasitas kira-kira
1500 ml. Lambung dapat dibagi ke dalam empat bagian anatomis, kardia, fundus, korpus dan
pilorus.
Usus halus adalah segmen paling panjang dari saluran gastrointestinal, yang jumlah panjangnya
kira-kira dua pertiga dari panjang total saluran. Untuk sekresi dan absorbsi, usus halus dibagi
dalam 3 bagian yaitu bagian atas disebut duodenum, bagian tengah disebut yeyunum, bagian
bawah disebut ileum. Pertemuan antara usus halus dan usus besar terletak dibagian bawah kanan
duodenum. Ini disebut sekum pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal. Yang berfungsi untuk
mengontrol isi usus ke dalam usus besar, dan mencegah refluks bakteri ke dalam usus halus.
Pada tempat ini terdapat apendiks veriformis. Usus besar terdiri dari segmen asenden pada sisi
kanan abdomen, segmen transversum yang memanjang dari abdomen atas kanan ke kiri dan
segmen desenden pada sisi kiri abdomen. Yang mana fungsinya mengabsorbsi air dan elektrolit
yang sudah hampir lengkap pada kolon. Bagian ujung dari usus besar terdiri dua bagian. Kolon
sigmoid dan rektum kolon sigmoid berfungsi menampung massa faeces yang sudah dehidrasi
sampai defekasi berlangsung. Kolon mengabsorbsi sekitar 600 ml air perhari sedangkan usus
halus mengabsorbsi sekitar 8000 ml kapasitas absorbsi usus besar adalah 2000 ml perhari. Bila
jumlah ini dilampaui, misalnya adalah karena adanya kiriman yang berlebihan dari ileum maka
akan terjadi diare.
Rektum berlanjut pada anus, jalan keluar anal diatur oleh jaringan otot lurik yang membentuk
baik sfingter internal dan eksternal.

Anda mungkin juga menyukai