Anda di halaman 1dari 23

PRAKTIKUM

PATOLOGI KLINIK
BLOK 11
DIGESTION AND ABSORPTION

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2016
PEMERIKSAAN BILIRUBIN SERUM

A. Tujuan : Untuk mengetahui kadar Bilirubin Direct (D) dan Bilirubin Total (T)
B. Metode : Jendrassik-Grof
C. Prinsip :
Bilirubin bereaksi dengan Diazotized Sulphanilic Acid (DSA) membentuk zat warna merah
azobilirubin. Absorbansi zat warna ini pada 546 nm sebanding dengan konsentrasi bilirubin
dalam sampel. Bilirubin glukoronida yang larut dalam air bereaksi langsung dengan DSA
sedangkan bilirubin indirek yang terkonjugasi pada albumin hanya akan bereaksi dengan
DSA bila adanya akselerator (zat pemercepat).
Bilirubin total = bilirubin direk + bilirubin indirek
D. Reaksi:
Asam sulfanilat + natrium nitrit ------------------ DSA
Bilirubin + DSA ------------------ DIRECT azobilirubin
Bilirubin + akselerator ------------------ TOTAL azobilirubin
E. Bahan: Serum atau plasma heparin.
Hindari hemolisis. Sampel harus terlindungi dari sinar..
Stabilitas : Bilirubin stabil selama 3 hari bila disimpan terlindung dari sinar pada 2-8C.
F. Reagen:
1. Reagen Bilirubin Total (tutup putih) 1 x 100 ml
Asam sulfanilat 14 mmol/l
Asam hidroklorit 250 mmol/l
Kafein (akselerator) 200 mmol/l
Natrium benzoat 420 mmol/l
2. Reagen T-Nitrit (tutup putih) 1 x 9 ml untuk pengukuran Bilirubin Total
Natrium nitrit 14 mmol/l
3. Reagen Bilirubin Direk (tutup merah) 1 x 100 ml
Asam sulfanilat 14 mmol/l
Asam hidroklorit 250 mmol/l
4. Reagen D-Nitrit (tutup merah)1 x 9 ml untuk pengukuran Bilirubin Direct
Natrium nitrit 0.9 mmol/l

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2016
G. Alat:
1. Mikropipet
2. Tip biru dan tip kuning
3. Tabung reaksi
4. Spektrofotometer
H. Cara Kerja:
a. Persiapan reagen dan stabilitas
1. Kedua reagen dan larutan nitrit siap pakai.
2. Stabil sampai tanggal kadaluarsa bila tidak dibuka dan disimpan pada 15-25C.
b. Pemeriksaan
Panjang gelombang : 546 nm
Celah optik : 1 cm
Suhu : 20-25C
Pengukuran : terhadap blanko sampel

c. Prosedur pemeriksaan
1. Bilirubin Total
Siapkan 2 tabung reaksi, tabung 1 (blanko sampel) dan tabung 2 (sampel).
Tambahkan reagent bilirubin total 1000 l pada tabung 1 (blanko sampel) dan
tabung 2 (sampel).
Tambahkan reagent T-nitrit 40 l hanya pada tabung 2 (sample).
Campurkan reagen dengan baik dan inkubasi selama 5 menit pada suhu ruangan
(15- 25o )
Setelah itu tambahkan sampel serum 100 l pada tabung 1 (blanko sampel) dan
tabung 2 (sampel)
Campurkan dengan baik dan inkubasi selama 10 30 menit pada suhu ruang.
Baca pada spektrofotometer pnajang gelombang 546 nm.
Pipet ke dalam cuvet Blanko sampel Sampel
Reagen, bilirubin total (1) 1000 l 1000 l
Reagen T-Nitrit - 40 l
Campur dengan baik, inkubasi selama 5 menit.
Sampel 100 l 100 l

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2016
Campur, inkubasi pada suhu kamar selama 10 sampai 30 menit.
Ukur absorbans sampel terhadap blanko sampel (A546)

2. Bilirubin Direk
Siapkan 2 tabung reaksi, tabung 1 (blanko sampel) dan tabung 2 (sampel)
Tambahkan reagent bilirubin direct 1000 l pada tabung 1 (blanko sampel) dan
tabung 2 (sampel).
Tambahkan reagent T-nitrit 40 l hanya pada tabung 2 (sample).
Campurkan dengan baik, dan inkubasi selama 2 menit pada suhu ruangan ( 15-
25o)
Tambahkan sampel serum 100 l pada tabung 1 (blanko sampel) dan tabung 2
(sampel)
Campurkan dengan baik dan inkubasi selama 5 menit tepat pada suhu ruang.
Baca pada spektrofotometer pnajang gelombang 546 nm.

Pipet ke dalam cuvet Blanko sampel Sampel


Reagen, bilirubin direk (3) 1000 l 1000 l
Reagen D-Nitrit - 40 l
Campur dengan baik, inkubasi selama 2 menit.
Sampel 100 l 100 l
Campur, inkubasi pada suhu kamar selama 5 menit tepat.
Ukur absorbans sampel terhadap blanko sampel (A546)

I. Interpretasi Hasil :
Linearitas : Pemeriksaan linear sampai 25 mg/dl. Bila konsentrasi bilirubin melebihi 25
mg/dl, encerkan sampel 1 + 4 dengan garam fisiologis (0.9%) dan ulangi pemeriksaan.
Kalikan hasil dengan 5.

J. Perhitungan :
Hitung konsentrasi bilirubin total dan direct dengan menggunakan faktor 13.0
Konsentrasi bilirubin (mg/dl) = A546 x 13.0
(mg/dl) x 17.1 = (mol/l)

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2016
K. Nilai Rujukan :
Bilirubin total mg/dl mol/l
Pada kelahiran, sampai 5 85.5
5 hari, sampai 12 205.0
1 bulan, sampai 1.5 25.6
Dewasa, sampai 1.1 18.8
Bilirubin direct
Dewasa, sampai 0.25 4.3

Reference :
1. Lewandrowski Kent, Clinical Chemestry Laboratory Management & Clinical Correlations, Lippincott
Williams & Wilkins, Philadelphia, 2002.
2. Henry John Bernhard, Clinical Diagnosis & Management By Laboratory Methods, WB Saunders Co,
1996
3. Guideliness on Standard Operating Procedures for Clinical Chemistry, World Health Organization,
New Delhi, 2000
4. Diagnosis System International (DiaSys) Practical Guideliness, 2003
5. Glory Diagnostic System Practical Guideliness

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2016
LATIHAN SOAL (PRAKTIKUM BILIRUBIN SERUM)
1. a . Apa yang dimaksud dengan bilirubin direct dan indirect?
b. Apa fungsi bilirubin di dalam tubuh?
2. Sebutkan 2 keadaan klinis yang berkaitan dengan jumlah bilirubin serum meningkat!

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2016
LAPORAN PRAKTIKUM (BILIRUBIN SERUM)

KOMENTAR DOSEN PEMBIMBING

NAMA/PARAF DOSEN PEMBIMBING

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2016
PEMERIKSAAN BILIRUBIN URIN
A. Pendahuluan
Bilirubin secara normal tidak terdapat dalam urin, namun dalam jumlah yang sangat sedikit
dapat berada dalam urin, tanpa terdeteksi melalui pemeriksaan rutin. Billirubin terbentuk dari
penguraian hemoglobin dan ditranspor menuju hati, tempat billirubin berkonjugasi dan
diekskresi dalam bentuk empedu. Billirubin tak terkonjugasi atau tak langsung bersifat larut
dalm lemak, serta tidak dapat diekskresikan ke dalam urin. Billirubinuria mengindikasikan
kerusakan hati atau obstruksi empedu dan kadarnya yang besar ditandai dengan warna
kuning.
B. Tujuan : untuk mengetahui adanya bilirubin dalam urin
D. Metode : Harisson
E. Prinsip :
Bilirubin mereduksi FeCl3 menjadi senyawa warna hijau ( sebelumnya bilirubin dalam urin
diendapkan dengan larutan BaCl2 ).
F. Alat dan Reagensia
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Matt pipet
3. Corong
4. Kertas saring
5. Bulb
Reagensia :
1. Larutan Fouchet terdiri dari:
- TCA 25 g/100 ml Aq.
- 10 ml larutan FeCl3 10 g/100 ml Aq.(10%)
2. Larutan BaCl2 10%
G. Sampel : urin
H. Prosedur kerja
1. Masukkan urin sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 2,5 ml larutan BaCl2 10% dan menghomogenkan.
3. Saring larutan tersebut pada kertas saring
4. Filtrate yang di dapat, ditambah dengan larutan fauchet 2-3 tetes
5. Amati pada cahaya yang cukup/cahaya matahari dengan latar belakang hitam
PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2016
I. Interpretasi hasil
Positive (+) bila filtrat berpendar hijau
Negatif (-) bila filtrat tidak berpendar hijau

Reference :
1. Lewandrowski Kent, Clinical Chemestry Laboratory Management & Clinical Correlations,
Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, 2002.
2. Henry John Bernhard, Clinical Diagnosis & Management By Laboratory Methods, WB
Saunders Co, 1996
3. Guideliness on Standard Operating Procedures for Clinical Chemistry, World Health
Organization, New Delhi, 2000
4. Diagnosis System International (DiaSys) Practical Guideliness, 2003
5. Glory Diagnostic System Practical Guideliness
6. Human Diagnostic System Practical Guideliness

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2016
LATIHAN SOAL (PRAKTIKUM BILIRUBIN URIN)
1. Jelaskan fungsi BaCl2 10% pada pemeriksaan bilirubin urin!
2. Jelaskan secara singkat metabolisme bilirubin di dalam tubuh!

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2016
LAPORAN PRAKTIKUM (BILIRUBIN URIN)

KOMENTAR DOSEN PEMBIMBING

NAMA/PARAF DOSEN PEMBIMBING

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2016
PEMERIKSAAN TRANSAMINASE

1. Aspartate Transferase (AST)/ Serum Glutamic Oxaloacetate Transaminase (SGOT)


Metode : Kinetik IFCC (tanpa pyridoxal-5-phosphate)
Prinsip :
Aminotransferase (AST) mengkatalis transaminasi dari L-aspartate dan a
ketoglutarate membentuk L-glutamate dan oxaloacetate. Oxaloacetate direduksi
menjadi malate oleh enzim malate oleh enzim malate dehydrogenase (MDH) dan
niconamide adenine dinucleotide (NADH) teroksidasi menjadi NAD. Banyaknya
NADH yang teroksidasi, berbanding langsung dengan aktivitas AST dan diukur
secara fotometrik dengan panjang gelombang 340 nm.
Peralatan
Kuvet
Mikropipet 100l , 1000 l
Tip kuning dan tip biru
Spektrofotometer
Bahan : Serum atau plasma heparin
Reagensia
Reagen 1 : TRIS pH 7,65 110 mmol/L
L-aspartate 320 mmol/L
LDH (Lactate dehydrogenase) 1200 U/L
MDH (Malate dehydrogenase) 800 U/L
Reagen 2 : NADH 1 mmol
2-oxoglutarat 65 mmol
Dari reagen 1 dan 2 dibuat monoreagen dengan perbandingan 4 bagian reagen 1
ditambah 1 bagian reagen 2. Misalnya 20 mL R1 ditambah 5 mL R2.
Homogenkan dan stabilkan pada suhu 2-8 oC.

Cara kerja
1. Siapkan 2 tabung yang terdiri dari tabung 1 untuk blanko dan tabung 2 untuk
sampel.
2. Tambahkan reagent SGOT 1000 l hanya pada tabung 2 ( sampel)
3. Tambahkan serum 100 l pada tabung 2 ( sampel)

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2016
4. Homogenkan, dan dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 340
nm dengan faktor 1745.
5. Baca hasilnya yang diperoleh pada menit 1, 2 , dan 3
6. Catat hasil pemeriksaan dan hitung kadar SGOT dengan rumus
A/min x faktor = aktivitas ASAT (U/L)

Blanko Pemeriksaan
Reagen - 1000 l
Serum - 100 l
Dibaca pada panjang gel. 340 nm, dilakukan pada menit
1,2,dan 3.

2. PEMERIKSAAN AlaninSGPT
.Metode : Kinetik IFCC (tanpa pyridoxal-5-phosphate)
Prinsip
Alanine aminotransferase ( ALT ) mengkatalis transiminasi dari L-alanine dan a
ketoglutarate membentuk l-glutamate dan pyruvate. Pyruvate yang terbentuk di
reduksi menjadi laktat oleh enzim laktat dehidrogenase (LDH) dan nicotinamide
adenine dinucleotide (NADH) teroksidasi menjadi NAD. Banyaknya NADH yang
teroksidasi hasil penurunan serapan (absorbansi) berbanding langsung dengan
aktivitas ALT dan diukur secara fotometrik dengan panjang gelombang 340 nm.
Peralatan
Kuvet
Mikropipet 100l , 1000 l
Tip kuning dan tip biru
Spektrofotometer
Bahan : Serum atau plasma heparin

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2016
Reagensia
Reagen 1 : TRIS pH 7,15 140 mmol/L
L-alanine 700 mmol/L
LDH (Lactate dehydrogenase) 2300 U/L
Reagen 2 : NADH 1 mmol
2-oxoglutarat 85 mmol
Dari reagen 1 dan 2 dibuat monoreagen dengan perbandingan 4 bagian reagen 1
ditambah 1 bagian reagen 2. Misalnya 20 mL R1 ditambah 5 mL R2. Homogenkan
dan stabilkan pada suhu 2-8 oC.

Cara kerja
1. Masukkan ke dalam tabung reaksi Menyiapkan 2 tabung dimana tabung 1
(blanko) dan tabung 2 ( sampel)
2. Tambahkan reagent SGPT 1000 l hanya pada tabung 2 ( sampel)
3. Tambahkan serum 100 l pada tabung 2 ( sampel)
4. Homogenkan, dan dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 340
nm dengan faktor 1745.
5. Bacalah hasil pemeriksaan pada menit 1, 2 , dan 3
6. Catat hasil pemeriksaan dan hitung kadar SGPT dengan rumus
A/min x faktor = aktivitas ALAT (U/L)

Blanko Pemeriksaan
Reagen - 1000l
Serum - 100 ul
Dibaca pada pnjng gel. 340 nm, dilakukan pada menit 1,2,dan 3.

3. Nilai normal
1. SGOT
Perempuan : < 31 U/L
Laki-laki : < 35 U/L
2. SGPT
Perempuan : < 31 U/L
Laki-laki : < 41 U/L

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2016
4. Tinjauan Klinis
Enzim SGOT dan SGPT dapat meningkat karena adanya gangguan fungsi hati, dan
penanda kerusakan sel lainnya, yang salah satu penyebabnya adalah proses infeksi
yang disebabkan oleh virus.
Peningkatan SGOT/SGPT > 20 kali normal : hepatitis viral akut, nekrosis hati
(toksisitas obat atau kimia)
Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis aktif, sumbatan
empedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark miokard (SGOT>SGPT)
Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis Laennec, sirosis
biliaris.

5. Hal-hal yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium


Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan kadar
Trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak sekali tusuk kena dapat
meningkatkan kadar
Hemolisis sampel
Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik (klindamisin, karbenisilin,
eritromisin, gentamisin, linkomisin, mitramisin, spektinomisin, tetrasiklin), narkotika
(meperidin/demerol, morfin, kodein), antihipertensi (metildopa, guanetidin), preparat
digitalis, indometasin (Indosin), salisilat, rifampin, flurazepam (Dalmane), propanolol
(Inderal), kontrasepsi oral (progestin-estrogen), lead dan heparin.
Aspirin dapat meningkatkan atau menurunkan kadar.

6. Kesimpulan
Pemeriksaan SGOT dan SGPT dilakukan dengan metode kinetik untuk penentuan
aktifitas SGOT dan SGPT sesuai dengan rekomendasi dari IFCC ( Internasional
Federation of Clinical Chemistry )
Nilai normal kadar SGOT dalam serum untuk perempuan adalah < 31 U/L dan laki-
laki adalah < 35 U/L, sedangkan untuk SGPT pada perempuan adalah < 31 U/L dan
laki-laki adalah < 41 U/L.
Enzim SGOT dan SGPT dapat meningkat karena adanya gangguan fungsi hati, dan
penanda kerusakan sel lainnya, yang salah satu penyebabnya adalah proses infeksi
yang disebabkan oleh virus.
PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2016
Pemeriksaan SGPT adalah indikator yang lebih sensitif terhadap kerusakan hati
dibanding SGOT. Hal ini dikarenakan enzim GPT sumber utamanya di hati,
sedangkan enzim GOT banyak terdapat pada jaringan terutama jantung, otot rangka,
ginjal dan otak.

Reference :
1. Lewandrowski Kent, Clinical Chemestry Laboratory Management & Clinical Correlations,
Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, 2002.
2. Henry John Bernhard, Clinical Diagnosis & Management By Laboratory Methods, WB
Saunders Co, 1996
3. Guideliness on Standard Operating Procedures for Clinical Chemistry, World Health
Organization, New Delhi, 2000
4. Diagnosis System International (DiaSys) Practical Guideliness, 2003
5. Glory Diagnostic System Practical Guideliness

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2016
LATIHAN SOAL (PRAKTIKUM PEMERIKSAAN TRANSAMINASE)
1. Jelaskan secara singkat metabolisme SGOT/SGPT!
2. Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan metode kinetik IFCC pada pemeriksaan
transaminase!

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2016
LAPORAN PRAKTIKUM (PEMERIKSAAN TRANSAMINASE)

KOMENTAR DOSEN PEMBIMBING

NAMA/PARAF DOSEN PEMBIMBING

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2016
Hepatitis B Surface Antigen (Test Strip)

Pendahuluan
Antigen kompleks yang ditemukan pada permukaan HBV disebut HBs Ag. Kehadiran
HBs Ag dalam serum atau plasma adalah indikasi dari infeksi Hepatitis B aktif, baik akut
atau kronis. Dalam infeksi Hepatitis B yang khas, HBs Ag akan terdeteksi 2 - 4 minggu
sebelum tingkat ALT menjadi abnormal dan 3 sampai 5 minggu sebelum gejala atau ikterus
berkembang. HBs Ag memiliki empat subtipe utama: adw, ayw, adr dan ayr. Karena
antigenik heterogeneneity determinan, ada 10 serotipe utama virus Hepatitis B.

Prinsip metode
Salah satu langkah Antigen permukaan hepatitis B tes perangkat (serum/plasma)
adalah kualitatif, aliran immunoassay lateral untuk deteksi HBs Ag dalam serum atau plasma.
Membran pra-dilapisi dengan antibodi anti-HBsAg pada tes daerah garis strip. Selama
pengujian, spesimen serum atau plasma bereaksi dengan partikel dilapisi dengan antibodi
anti-HBsAg. Campuran bermigrasi ke atas pada membran chromatographically oleh tindakan
kapiler untuk bereaksi dengan antibodi anti-HBs Ag pada membran dan menghasilkan garis
berwarna. Kehadiran garis berwarna di wilayah pengujian menunjukkan hasil positif,
sementara ketiadaan menunjukkan hasil negatif. Untuk melayani sebagai kontrol prosedural,
garis berwarna akan selalu muncul di wilayah garis kontrol menunjukkan bahwa volume
tepat dari spesimen telah ditambahkan dan wicking membran telah terjadi.

Jenis spesimen
Tes dapat dilakukan menggunakan serum atau plasma manusia. Jika spesimen tidak
segera diuji mereka harus refrigrated pada 2-8oC. Untuk periode penyimpanan yang lebih
besar dari tiga hari, pembekuan dianjurkan. Spesimen dapat menghasilkan endapan yang
mengandung hasil tes yang tidak konsisten. Spesimen tersebut harus diklarifikasi sebelum
pengujian.
Peralatan yang diperlukan
Spesimen koleksi container, centrifuge, timer.

Reagen
Materi yang disediakan
Perangkat tes Delta HbsAg
PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2016
Prosedur
Biarkan test strip, spesimen serum atau plasma, dan / atau kontrol untuk menyeimbangkan
untuk temprature ruangan (15-30C) sebelum pengujian.
1. Bawa kantong untuk temprature kamar sebelum membukanya. Lepaskan strip tes dari
kantong yang disegel dan menggunakannya sesegera mungkin. Hasil terbaik akan
didapat jika pengujian dilakukan dalam waktu satu jam.
2. Dengan tanda panah menunjuk ke arah spesimen serum atau plasma, membenamkan
test strip secara vertikal dalam serum atau plasma selama 10-15 detik.
3. Tempatkan strip tes non-penyerap permukaan datar, menginterpretasikan hasil tes pada
20 - 30 menit.

Interpretasi
1. Sebuah pita warna akan muncul di bagian atas Result Window untuk menunjukkan
bahwa tes tersebut bekerja dengan benar. Pita ini adalah Pita Kontrol.
2. Bagian bawah Result Window menunjukkan hasil. Jika Pita warna lain muncul di
bagian bawah Result Window, pita ini Pita Test.

Hasil positif
Kehadiran dua pita warna (pita "?" dan pita "C") di dalam Result Window tidak
peduli pita mana yang muncul pertamakali menunjukkan hasil positif (Gambar 2) Catatan:
Umumnya, semakin tinggi tingkat analit dalam spesimen, semakin kuat pita warna. Ketika
tingkat analit spesimen is close tapi masih dalam batas sensitivitas tes, warna "?" akan sangat
samar.
Hasil negatif
Kehadiran hanya satu pita warna ungu dalam Result Window menunjukkan hasil
negatif (gambar 2).

Hasil tidak valid


Jika setelah melakukan tes tidak ada pita yang terlihat dalam Result Window, hasilnya
dianggap tidak valid (Gambar 2). Arah mungkin belum diikuti dengan benar atau tes
mungkin deterioated. Disarankan bahwa spesimen kembali diuji.

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2016
Batasan tes
Sebuah hasil negatif tidak menghalangi kemungkinan infeksi dengan HBV. Tes klinis
lain yang tersedia diperlukan jika hasil yang diperoleh dipertanyakan. Seperti dengan semua
tes diagnostik, diagnosis klinis yang pasti tidak harus didasarkan pada hasil tes tunggal, tetapi
hanya harus dilakukan oleh dokter setelah semua temuan laboratorium klinis dan telah
dievaluasi.

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2016
LATIHAN SOAL (PRAKTIKUM PEMERIKSAAN HBsAg RAPID TEST)

1. Apa yang dimaksud dengan HBsAg?


2. Jelaskan proses penularan hepatitis B!

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2016
LAPORAN PRAKTIKUM (PEMERIKSAAN HBsAg RAPID TEST)

KOMENTAR DOSEN PEMBIMBING

NAMA/PARAF DOSEN PEMBIMBING

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2016

Anda mungkin juga menyukai