Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH SISTEM UTILITAS

SISTEM STEAM DAN LISTRIK

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK I

1. Abdillah Prasetya

2. Silva Angraini

3. Syarah Ulfah

KELAS : 4 KI.A/KI.B

Dosen Pengampu : Zulkarnain, S.T, M.T

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2016
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang " Sistem Steam dan
Listrik di Beberapa Industri", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang bagaimana sistem penyediaan steam dan listrik di suatu
industri dengan itu kita dapat mengetahui bagaimana sistem penunjang di sebuah pabrik
tersebut, termasuk sistem steam dan listrik di sebuah industri . Walaupun makalah ini kurang
sempurna dan memerlukan perbaikan tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi
pembaca.
kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Zulkarnaen, S.T, M.T. selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan penjelasan tentang sistem utilitas.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik
dan saran terima kasih.

Palembang, 12 Mei 2016

Hormat kami,

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Unit utilitas merupakan unit penunjang bagi unit-unit yang lain dalam suatu pabrik
atau sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal sampai produk
akhir. Unit utilitas adalah salah satu unit operasi yang ada di dalam sebuah pabrik kimia.
Unit utilitas dapat didefinisikan sebagai unit yang menyediakan media pendingin, media
pemanas, energi penggerak dan lain sebagainya untuk mendukung proses produksi
pabrik. Dalam masyarakat modern yang industri dan perekonomiannya maju, tenaga
listrik memegang peranan yang sangat menentukan. Sulit dibayangkan, sebuah pabrik
tanpa pemakaian tenaga listrik. Karena untuk menggerakkan beberapa alat misalnya,
dibutuhkan motor listrik. Dan motor-motor listrik yang dipakai pada berbagai alat
semuanya membutuhkan listrik sebagai tenaga penggerak. Pada instalasi pabrik yang
lebih modern umumnya dipakai motor tersendiri untuk setiap alat produksi, meskipun
menggunakan motor kecil saja. Konstruksi motor yang lebih kecil dirancang dengan
bentuk yang kompak dan tertutup agar motor tidak mudah rusak karena pengotoran. Hal
ini karena pada motor yang lebih kecil membutuhkan pendinginan yang lebih baik karena
bagian untuk pendinginan berukuran lebih kecil yaitu dengan membuat lubang-lubang
pada rumah stator.
Pabrik tidak harus mempunyai sistem pemroses utilitas sendiri. Listrik misalnya,
pabrik bisa membelinya dari PLN jika kapasitas PLN setempat mencukupi atau membeli
dari pabrik tetangga. Akan tetapi untuk memenuhi sebagian besar pemakaian listrik suatu
pabrik atau industri maka masing-masing pabrik tersebut membangun instalasi listrik
sendiri baik mengunakan gas, air, uap dan sebagainya demi tercapainya kebutuhan listrik.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah :

Mengetahui sistem penyediaan steam di sebuah industri

Mengetahui proses pembuatan steam di sebuah industri

Mengetahui sistem penyediaan listrik dalam sebuah industri


1.3. Rumusan Masalah

Apakah yang dimaksud dengan steam (uap)?

Bagaimana cara memproses steam ?

Bagaimana unit penyediaan steam pada sebuah industri ?

Bagaimana unit penyediaan listrik pada sebuah industri?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Steam

Uap atau steam merupakan gas yang dihasilkan dari proses yang disebut penguapan.
Bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan steam adalah air bersih. Air dari water
treatment yang telah diproses dialirkan menggunakan pompa ke deaerator tank hingga pada
level yang telah ditentukan. Pemanasan dalam deaerator adalah dengan menggunakan steam
sisa yang berasal dari hasil pemutar turbin.

Dengan meningkatnya suhu dan air telah mendekati kondisi didihnya, beberapa
molekul mendapatkan energi kinetik yang cukup untuk mencapai kecepatan yang membuat
sewaktu-waktu lepas dari cairan ke ruang diatas permukaan, sebelum jatuh kembali ke cairan.
Pemanasan lebih lanjut menyebabkan eksitasi lebih besar dan sejumlah molekul dengan
energi cukup untuk meninggalkan cairan jadi meningkat. Dengan mempertimbangkan struktur
molekul cairan dan uap, dapat diambil kesimpulan bahwa densitas steam lebih kecil dari air,
sebab molekul steam terpisah jauh satu dangan yang lain. Ruang yang secara tiba-tiba terjadi
diatas permukaan air menjadi terisi dengan molekul steam yang padat.

Dalam hal ini pebakaran air dalam boiler adalah air yang melalui deaerator yang telah
melalui pemanasan didalamnya yang dialirkan ke drum boiler (penampung steam) dan
kemudian disuplai kedalam boiler untuk dipanaskan lebih lanjut sehingga menjadi steam
basah. Suhu didalam boiler ini adalah sekitar 400 oC - 459 oC. Setelah proses yang tejadi di
dalam boiler ini, aliran steam dilanjutkan ke superheater untuk menjadikan uap kering, suhu
steam saat itu sekitar 520oC 600oC dan siap disalurkan untuk memutar turbin.

Jika jumlah molekul yang meninggalkan permukaan cairan lebih besar dari yang
masuk kembali, maka air akan menguap dengan bebas. Pada keadaan ini air telah mencapai
titik didihnya atau suhu jenuhnya, yang dijenuhkan oleh energi panas. Jika tekananya tetap
penambahan lebih banyak panas tidak mengakibatkan kenaikan suhu lebih lanjut namun
menyebabkan air akan membentuk steam jenuh. Pada tekanan atmosfir suhu jenuh air adalah
100 oC, tetapi jika tekananya bertambah maka akan ada penambahan lebih banyak panas dan
peningkatan suhu tanpa perubahan fase. Oleh karena itu, kenaikan tekanan secara efektif akan
meningkatkan entalpi air dan suhu jenuhnya. Hubungan antara suhu jenuh dan tekanan
dikenal sebagai kurva steam jenuh.
Air dan steam dapat berada secara bersamaan pada berbagai tekanan dalam kurva ini,
keduanya akan berada pada suhu jenuh. Steam pada kondisi diatas kurva jenuh dikenal
dengan superheated steam (steam lewat jenuh), sedangkan air yang berada pada kondisi
dibawah kurva disebut air sub-jenuh.

Jika steam mengalir dari boiler pada kecepatan yang sama dengan yang dihasilkanya,
penambahan panas lebih lanjut akan meningkatkan laju produksinya. Jika steam yang sama
tertahan tidak meningalkan boiler, dan jumlah panas yang masuk dijaga tetap, energi yang
mengalir ke boiler akan lebih besar daripada energi yang mengalir keluar. Energi yang
berlebih ini akan menaikan tekanan, yang pada giliranya akan menyebabkan suhu jenuh
meningkat, karena suhu steam jenuh berhubungan dengan tekananya.

2.2. Proses Pembuatan Steam

Steam dapat dibuat dengan menggunakan alat yang disebut dengan boiler, selain itu steam
juga dapat dibuat menggunakan daerator.

a. Boiler

Ketel uap atau yang sering disebut boiler, yaitu suatu komponen yang berfungsi
sebagai tempat untuk menghasilkan uap, yang energi kinetiknya dimanfaatkan untuk memutar
turbin. Air merupakan media utama yang diolah didalam boiler yang selanjutnya akan
diproses untuk menghasilkan steam.

Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam dan sisitem bahan bakar.
Sistem air umpan menyediakan air secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Air
umpan merupakan air yang disuplai ke boiler untuk diubah menjadi steam. Sistem steam
befungsi mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Sisitem bahan bakar
adalah, semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar sehingga boiler
dapat menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang digunakan pada sistem bahan
bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan. Uap yang dihasilkan boiler
mempunyai temperatur dan tekanan tertentu sedemikian rupa sehingga dapat bersifat seefisien
mungkin untuk digunakan.

Energi kalor yang dibangkitkan dalam sisitem boiler memiliki nilai tekanan
temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanasan steam yang akan digunakan.
Berdasarkan ketiga hal tersebut sisitem boiler mengenal keadaan temperatur rendah (low
pressur-temperatur), dan tekanan temperatur tinggi (high pressure-temperature), dengan
perbedaan itu pemanfaatan steam yang keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam suatu
proses untuk memanaskan cairan dan menjalankan suatu mesin, atau membangkitkan energi
listrik dengan mengubah energi kalor menjadi energi mekanaik yang kemudian digunakan
sebagai pemutar generator sehingga menghasilkan energi listrik. Namun ada juga yang
menggabungkan kedua sistem boiler tersebut, dan memanfaatkan tekanan temperatur tinggi
untuk membangkitkan energi listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan
temperatur tekanan rendah dapat dimanfaatkan kedalam proses industri dengan bantuan heat
recovery boiler.
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan bakar.
Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan
steam. Berbagai valve juga disediakan untuk perawatan dan perbaikan dari sistem air umpan,
penanganan air umpan diperlukan sebagai bentuk pemeliharaan untuk mencegah terjadi
kerusakan pada sistem steam. sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam
dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan
sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan.
Sedangkan sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan
bahan bakar sebagai penghasil panas yang dibutuhkan.

b. Daerator

Deaerator adalah alat yang bekerja untuk membuang gas-gas yang terkandung dalam
air umpan boiler, setelah melalui proses pemurnian air (water treatment). Selain itu juga
deaerator berfungsi sebagai pemanas awal air pengisi ketel sebelum disalurkan ke dalam
boiler. Deaerator ini bekerja berdasarkan sifat dari oksigen yang kelarutanya pada air akan
berkurang dengan adanya kenaikan suhu.Deaerator terdiri dari dua drum dimana drum yang
lebih kecil merupakan tempat pemanasan pendahuluan yang berfungsi membuang gas-gas
dari bahan air ketel sedangkan drum yang lebih besar merupakan tempat penampungan bahan
air ketel yang jatuh dalam drum yang lebih kecil di atasnya. Pada drum yang lebih kecil
terdapat spray nozle yang berfungsi untuk menyemprotkan bahan air ketel menjadi butiran-
butiran halus agar proses pemanasan dan pembuangan gas-gas dari bahan air ketel lebih
sempurna. Selain itu pada drum yang lebih kecil disediakan satu saluran vent agar gas-gas
dapat terbuang (bersama steam) ke atmosfir. Unsur utama dalam menentukan keberhasilan
dari proses ini adalah kontak fisik antara bahan air ketel dengan panas yang diberikan oleh
uap.

2.3. Sistem Steam

Sistem Steam di Pusri menggunakan menggunakan boiler dengan tipe water tube
boiler , dimana air berada di dalam pipa dan panas serta gas pembakaran melalui bagian luar
pipa tersebut. Di utilitas P 1B digunakan 2 macam boiler

Waste Heat Boiler 34 5003 U, panas berasal dari gas buang Gas Turbin Generator
33 5006 J dan supplement gas burner.

Package Gas Boiler 34 6007 U, panas berasal dari gas burer.

Untuk menghasilkan steam ini dibutuhkan boiler feed water yang berasal dari air
demin. Air tangki dari demin water 31 5001 F dipompakan oleh pompa 31 5001 J ke
bagian atas daerator 34 5002 U dan dicampur dengan condensate yang kembali dari pabrik
urea. Kapasitas desain daerator 34 5002 U adalah

Outlet capacity 160 ton /jam

Holding capacity 15 menit

Daerated water temperature 113oC

Kebutuhan demin water 82566 kg/jam


Kebutuhan steam SL 17189 kg/jam

Steam condensate dari urea 60400 kg/jam

Di dalam daerator, demin water dibebaskan dari komponen udara atau gas (terutama
O2 dan CO2 yang dapat menyebabkan korosi) melalui spray sparger yang kontak secara
counter current dengan SLL (3,5 kg/cm2). Demin water yang telah bebas dari komponen udara
ditampung dalam storage drum daerator.

Secara kimia, proses daerasi dilakukan dengan menginjeksikan hydrazine (H2N2)


dengan pompa 34 5007 LJ/LJA ke storage drum daerator yang akan mengikat oksigen
dengan reaksi H2N2 + O2 N2 + 2 H2O

hydrazine juga bereaksi dengan oksida besi membentuk magnetite (Fe 3O4) yang
merupakan lapisan yang stabil dan berfungsu sebagai corrosion inhibitor barrier (penghambat
korosi) dengan reaksi

N2H4 + 6 Fe2O3 4 Fe3O4 + 2 H2O + N2

Boiler feed water (BFW) yang dihasilkan selanjutnya dinaikkan tekanannya dengan
pompa 34 5003 J sampai tekanan 65 kg/cm 2. Pada normal operasi hanya pompa operasi
(digerakkan oleh turbin), pompa 34 5003 JA stand by dan akan auto start bila tekanan
header BFW rendah (PLC P 3455). Larutan amoniak diinjeksikan dengan pompa 34
5010 LJ/LJA ke suction head pompa 34 5003 JT/JM untuk menjaga pH antara 8,5 9.
Pengontrolan pH ini diperlukan sebagai proteksi pembentukan kerak dan pencegahan karat.

Secara umum proses pembentukkan steam adalah

1. BFW masuk ke boiler terlebih dahulu dipanaskan di Economizer dengan


memanfaatkan panas gas buang boiler

2. Dari economizer masuk steam ke dalam drum dan ke evaporator tube dan terjadi
proses pembentukan steam di Steam Drum akibat pemanasan

3. Steam jenuh dari steam drum dialirkan ke superheater untuk dilewat jenuhkan dengan
menaikkan temperatur jenuhnya

4. Produk steam pada tekanan 43 kg/cm3 dan temperatur 399oC


5. Di steam drum diinjeksikan senyawa phospate (Na3PO4) untuk menjaga pH dan
mengendapkan senyawa Ca dan SiO2

6. Untuk menghilangkan endapan/kotoran di boiler dilakukan blow down

a. Package Boiler

Package boiler merupakan salah satu pembangkit sistem steam di utilitas P IB selain
waste heat boiler 34 5003 U. Package boiler di desain untuk menghasilkan steam medium
dengan spesifikasi

Maximun Comtinous Rating (MCR) 120 ton/jam

Tekanan Steam 43,2 kg/cm2

Temperatur steam setelh stop valve 399oC

Sumber panas pembakaran di package boiler ini semuanya berasal dari gas burner
(ring burner type). Sistem pembakaran ini dilengkapi dengan unit pengaman (safety device)
berupa pneumatic operated quick shut off valve yang berfungsi menutup gas aliran
pembakaran bila terjadi gangguan sistem pembakaran. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
selama pengoperasian adalah batasan temperatur ruang pembakaran dengan mengacu pada
perbandingan udara dan gas alam.

b. Waste Heat Boiler

Waste heat boiler 34 5003 U merupakan salah satu pembangkit sistem steam di
utilitas P-1B selain package boiler 34 6007 U. Waste heat boiler dirancang untuk steam
medium dengan spesifikasi

Maximun Comtinous Rating (MCR) 120 ton/jam

Tekanan Steam 43,2 kg/cm2

Temperatur steam setelh stop valve 399oC

Kondisi desain ini berlaku dengan ketentuan beban Gas Turbine Generator (GTG)
antara 5,9 22,6 MW. Pada normal operasi. WHB menghasilkan steam 60 70 ton/jam, pada
tekanan 43,2 kg/cm2 dan temperatur 399oC. Panas buang sisa pembakaran di GTG
dimanfaatkan kembali di WHB sebagai sumber panas, selain supplement gas burner sebagai
penambah panas di WHB. WHB terdiri dari eonomizer, steam drum, evaporator, damper,
bypass damper, superheater, desuperheater, grid type gas burner,outlet stack

Tekanan steam dikontrol secara otomatis melalui pengaturan control valve Z1 208
dari gas pembakaran tambahan dan/atau pengaturan damper yang akan mengalihkan sebagian
gas buang GTG melalui bypass damper up stream stack.

Temperatur steam dikontrol secara otomatis dengan melalui pengaturan control valve
Z1 016 desuperheater ater spray dan (atau) pengaturan setting bypass damper. Injeksi
larutan posfat dengan pompa 34 5008 LJ/LJA ke dalam steam drum WHB diperlukan
sebagai proteksi pembentukan scale dalam boiler melalui bahan pencegah pembentuk kerak.

Steam medium sistem dilengkapi dengan kontrol valve PI 3471 untuk menjaga
kelabihan tekanan, yang dibuang ke atmosfer melalui silencer SP 3471. steam SM ini juga
dapat dilet donmelalui PIC 3484 ke line steam SLL (3,5 kg/cm 2). Steam SLL header
dikontrol dengan PIC 3451 melalui yenting ke sistem bila kelebihan tekanan melalui
silencer SP 340.

Sistem blow down di WHB yang terdiri dari continous blo don dan intermitten blow
down, untuk menjaga air boiler dari kerak dan alkaline yang mungkin terdapat dalam air
boiler. continous blow down ditampung di Blow Down Flash drum 34 5005 F yang akan
menghasilkan steam SLL dengan tekanan 3,5 kg/cm2, temperatur 200oC dan selebihnya
dibuang ke seer stetelah dicampur dengan cooling water

2.4. Unit Penyediaan Listrik di Beberapa industri

A. Unit penyediaan Listrik di PT. PUSRI

Sistem pembangkit Tenaga Listrik PT. Pusri merupakan sistem pembangkit tersendiri
yang terdiri dari :
1. Pembangkit Utama
Pembangkit utama yang digunakan adalah berupa Gas Turbine Generator (GTG) yang
berfungsi untuk melayani kebutuhan tenaga listrik untuk Pabrik, perbengkelan,
perkantoran, perumahan dan kebutuhan lainnya. Bahan bakar utama Gas Turbine Generator
(GTG) ialah mengunakan gas alam. Spesifikasi GTG yang dipakai PT. Pusri adalah sebagai
berikut :
Bahan bakar : gas alam
Spesifikasi : 13.8 kV; 50 Hz; 3 phase
Kapasitas / Daya (desain) :
P-2 : 15 MW
P-3 : 15 MW
P-4 : 15 MW
P-1B : 22 MW
TOTAL : 67 MW

GTG P-II, P-III, P-IV dan P-IB pada kondisi normal beroperasi secara paralel melalui
synchronizing bus. Pada kondisi tertentu seperti pada saat ada pekerjaan perbaikan di salah
satu GTG, maka salah satu atau keempat GTG dapat dioperasikan secara terpisah (berdiri
sendiri).
Gambar 1.
DIAGRAM SISTEM INTERKONEKSI PEMBANGKIT
LISTRIK DI PUSRI

SYNCHRONIZING BUS
PLN

BEBAN BEBAN
P -IB P -IV

G G

P - 1B BEBAN
P -II
BEBAN
P -III P - IV
G G
P -II P - III

Sistim Interkoneksi GTG Pusri

2. Pembangkit Emergency
Pembangkit emergency adalah sistim pembangkit yang digunakan apabila pembangkit
utama mengalami gangguan. Pembangkit emergency ini bekerja secara otomatis, apabila
sumber listrik dari sumber normal hilang, transfer Switch dari ATS secara otomatis akan
bekerja mengalihkan sumber listrik dari sumber normal ke sumber emergency. Sementara
itu UPS Secara kontinu mensuply tegangan 120 V ke panel kontrol dan DCS. Apabila
supply utama ke UPS hilang, maka supply listrik langsung diambil alih oleh battery. Ada
dua macam alat yang digunakan sebagai pembangkit emergency yaitu :
a. Emergency Diesel Generator
Alat ini berfungsi untuk melayani beban-beban yang sangat kritis di
pabrik apabila pembangkit utama mengalami gangguan. Sistim kerja Emergency
Generator akan bekerja secara otomatis apabila sumber listrik dari sumber normal
hilang sehingga transfer switch dari ATS secara otomatis akan bekerja mengalihkan
sumber listrik dari sumber normal ke sumber emergency.
b. Uninteruptible Power Supply (UPS)
Alat ini berfungsi untuk melayani beban-beban listrik yang tidak boleh
terputus supply listriknya, seperti power supply untuk panel kendali (Control Room).
UPS secara kontinu mensuply tegangan 120 Volt ke panel kontrol dan DCS, dan
apabila supply utama ke UPS hilang maka supply listrik langsung diambil alih oleh
battery.

EMERGENCY GENERATOR
Spesifikasi:

P-2 : 300 kW, 440 V,


3

1,6 MW, 2400 V,


3

P-3 : 300 kW, 440 V,


3

P-4 : 1000 kW, 440 V,


3

P-1B: 300 kW, 440 V, 3


Gambar 2. Emergency Generator dan UPS

Sistem tegangan listrik yang dimiliki oleh pembangkit listrik PT. Pusri adalah terdiri
dari :
a. Sistem tegangan 13,8 kv; 3 phase; 50 hz
Sistim tegangan ini merupakan jaringan distribusi utama dari sumber pembangkit ke
Pusat-Pusat Beban yang berupa :
Transformator (13,8 KV / 2,4 KV)
Transformator (13,8 KV / 480 V )
Motor dgn beban di atas 2000 HP seperti: 101-J1 P-III/IV, 5209-JCM P-1B.
b. Sistem tegangan 2,4 kv; 3 phase; 50 hz
Sistim tegangan ini digunakan untuk men-supply beban yang berupa :
Motor dengan kapasitas 200 HP s/d 2000 HP (Pompa Sungai, Pabrik Urea, Cooling
Tower, Bulk Storage dll)
Transformator 2,4 KV / 480 V
Transformator 2,4 KV / 110 V

c. Sistem tegangan 480 v; 3 phase; 50 hz


Sistim tegangan ini digunakan antara lain untuk :
Motor-motor dengan kapasitas sampai dengan 200 HP
Lampu-lampu sorot lapangan (Flood Light) di pabrik
Trafo Lampu penerangan

d. Sistem tegangan 220 v, 120 v


Sistim tegangan ini digunakan antara lain untuk :
Instalasi-instalasi listrik baik di perkantoran atau perumahan
Lampu penerangan
Instrumentasi pabrik
Battery Charger

Prinsip Kerja Gas Turbine Generator


Gas turbine generator adalah suatu alat yang memanfaatkan gas sebagai fluida
untuk memutar turbin dengan pembakaran internal sehingga dapat memutar generator
lalu menghasilkan listrik. Didalam turbin gas, energi kinetik dikonversikan menjadi
energi mekanik melalui udara bertekanan yang memutar roda turbin sehingga
menghasilkan daya. Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen
yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin gas.
Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet). Kompresor
berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, sehingga temperatur
udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk ke dalam ruang bakar. Di
dalam ruang bakar dilakukan proses pembakaran dengan cara mencampurkan udara
bertekanan dan bahan bakar. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan
tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan
temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel
yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang
dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan
memutar beban lainnya seperti generator listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas
tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang (exhaust). Untuk meningkatkan
effisiensi pemakaian gas bumi, maka gas buang dari gas turbin, dimanfaatkan untuk
membangkitkan steam yang dinamakan Waste Heat Boiler (WHB).
Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai
berikut:
1. Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan
2. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar dengan
udara kemudian di bakar.

3. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar melalui
nozel (nozzle).

4. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran


pembuangan.

Gambar 3. Gas Turbine Generator

Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi kerugian-
kerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas dan
berakibat pada menurunnya performa turbin gas itu sendiri. Kerugian-kerugian tersebut
dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas. Sebab-sebab terjadinya kerugian
antara lain:
1. Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan (pressure
losses) di ruang bakar.
2. Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan terjadinya
gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
3. Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan temperatur dan
perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
4. Adanya mechanical loss, dsb.

Komponen Gas Turbin Generator


Turbin gas tersusun atas komponen-komponen utama seperti air inlet section,
compressor section, combustion section, turbine section, dan exhaust section. Sedangkan
komponen pendukung turbin gas adalah starting equipment, lube-oil system, cooling
system, dan beberapa komponen pendukung lainnya. Berikut ini penjelasan tentang
komponen utama turbin gas:

1. Air Inlet Section. Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam
udara sebelum masuk ke kompresor.
2. Compressor Section. Komponen utama pada bagian ini adalah aksial flow compressor,
berfungsi untuk mengkompresikan udara yang berasal dari inlet air section hingga
bertekanan tinggi sehingga pada saat terjadi pembakaran dapat menghasilkan gas
panas berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan daya output turbin yang besar.
3. Combustion Section. Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar
dengan fluida kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil
pembakaran ini berupa energi panas yang diubah menjadi energi kinetik dengan
mengarahkan udara panas tersebut ke transition pieces yang juga berfungsi sebagai
nozzle. Fungsi dari keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus
turbin.
4. Turbin Section. Turbin section merupakan tempat terjadinya konversi energi kinetik
menjadi energi mekanik yang digunakan sebagai penggerak compresor aksial dan
perlengkapan lainnya. Dari daya total yang dihasilkan kira-kira 60 % digunakan untuk
memutar kompresornya sendiri, dan sisanya digunakan untuk kerja yang dibutuhkan.
5. Exhaust Section. Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi
sebagai saluran pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas.

Adapun beberapa komponen penunjang dalam sistem turbin gas adalah sebagai
berikut:
1. Starting equipment. Berfungsi untuk melakukan start up sebelum turbin bekerja.
2. Coupling dan Accessory Gear. Berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari
poros yang bergerak ke poros yang akan digerakkan.

3. Fuel System. Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas system dengan
tekanan sekitar 15 kg/cm2. Fuel gas yang digunakan sebagai bahan bakar harus bebas
dari cairan kondensat dan partikel-partikel padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut
diatas maka sistem ini dilengkapi dengan knock out drum yang berfungsi untuk
memisahkan cairan-cairan yang masih terdapat pada fuel gas.

4. Lube Oil System. berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu pada setiap
komponen sistem turbin gas.

5. Cooling System. Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan
udara. Udara dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen pada section dan
bearing.

B. Sistem Pembangkit di PT. Pertamina RU IV Cilacap

Unit ini memiliki 8 buah turbin generator pembangkit listrik yang digerakkan oleh

tenaga uap yang beroperasi dengan sistem extractive condensing turbine dengan high

pressure steam (HP steam) yang bertekanan 60 kg/cm dengan temperatur 460 C

dan menghasilkan medium pressure steam (MP steam) bertekanan 18 kg/cm dengan

temperatur 330 C serta menghasilkan pula kondensat recovery sebagai air penambah

pada tangki desuperheater dan tangki BFW.

Masing-masing unit memiliki kapasitas sebagai berikut:

UTL I / AREA 50 : 51 G 1 / 2 / 3 kapasitas @ 8 MW


UTL KPC : 51 G 201 kapasitas 20 MW
UTL II / AREA 05 : 051 G 101/102/103 kapasitas @ 20 MW
UTL IIA : 510 G 301 kapasitas 8 MW
Dengan total kapasitas terpasang saat ini 112 MW, dan kapasitas terpakai pada
saat beban puncak mencapai 67 MW.
Data teknis Generator : Data teknis Turbine :

- Tegangan : 13.800 Volt - Jenis : Extraction Condensing

- Rated speed : 3000RPM Turbine

- Power Factor : 0,8 - Rotasi : Clockwise

- Frekwensi : 50 Hz - Rated speed : 3000 RPM

- Sistem Fasa : 3 Fasa

Kondisi uap masuk turbin :

- Tekanan : 62 Kg/cm2

- temperatur uap : 460 C

- Tekanan exhaust : 100 mm.Hg

- Tekanan extraksi : 18 Kg/cm2

Sistim Pengaman Turbin Generator :

Berfungsi mengamankan peralatan unit generator dengan cara mengetripkan


turbin generator secara automatis apabila terjadi kondisi seperti berikut ini mencapai
setting tripnya :

* Vibrasi radial / axial thrust tinggi

* Vacuum drop

* Tekanan pelumas ke bearing rendah

* Overspeed

* Groundfault

* Overcurrent

Unit dapat juga ditripkan dengan cara manual, apabila terlihat hal-hal yang
membahayakan.
Prinsip Operasi :
Turbin digerakkan oleh tenaga uap hasil produksi boiler dengan tekanan 60
kg/cm2 dan temperatur 460 C, masuk melalui throtlle valve. Setelah putaran turbin
mencapai 3000 rpm, generator disynchron dengan generator lain yang sudah online.

Peralatan utama pada turbin generator :

Surface condensor: berbentuk heat exchanger shell and tube yang berfungsi
mengkondensasikan uap yang tadi digunakan untuk menggerakkan turbin. Uap yaang
terletak pada shell side didinginkan oleh air laut yang berasal dari tanki penampung air
baku dan dialirkan secara gravity pada tube sidenya . Pada shell side surface
condensor tekanannya dijaga vacuum dengan menggunakan ejector
Air cooler: berfungsi mendinginkan udara disekitar winding generator dengan media
air laut
Sistem vacuum / ejector: berfungsi untuk memvakumkan surface condensor s/d 70
cm.hg vacuum dengan menggunakan ejector 2 stage yaitu hogger ejector yang
digunakan pada saat start up dan main ejector yang difungsikan pada saat normal
operasi.
Sistem minyak pelumas: mempunyai 2 fungsi yaitu sebagai control system dan untuk
pelumasan pada bearing. Untuk control system tekanan minyak pelumas sebesar 5
kg/cm2, sedangkan untuk pelumasan bearing 1,8 kg/cm2.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Untuk menunjang kebutuhan listrik di suatu industri diperlukan suatu peralatan


untuk membangkitkan listrik. Pembangkit listrik didalam suatu industri terbagi
atas pembangkit utama dan pembangkit emergency.
Pembangkit listrik utama pada PT. Pusri yaitu Gas Turbine Generator (GTG).
Dan untuk Pembangkit Emergency terbagi atas dua yaitu Emergency Diesel
Generator dan Uninteruptible Power Supply (UPS).
Pembangkit listrik utama pada PT. Pertamina RU VI Balongan yaitu Steam
Turbine Generator (STG) dan untuk pembangkit emergency yaitu Emergency
Diesel Generator (EDG)
Pembangkit listrik pada PT. Pertamina RU IV Cilacap yaitu Steam Turbine
Generator (STG)
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Laporan Orientasi Bagian Utilitas PUSRI. (online)

http//www.scribd. com/doc/6785125/Laporan-OJT-Di-Utl1B. Diakses pada tanggal 09


Mei 2016
PERTANYAAN

Sesi pertama

1. M. Ardiansyah DS
Bahaya apa yang dapat ditimbulkan oleh steam dan listrik? Bagaimana cara
pencegahannya?
Jawab :

Penggunaan steam dari boiler dapat mengakibatkan ledakan dan kebakaran.


Sebagai proteksi awal terhadap keselamatan pekerja ( operator ) dan lingkungan, maka
ketel uap ( Boiler ) haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan minimum sesuai dengan
undang-undang uap tahun 1930 pasal 12, yang menyebutkanantara lain :
Tiap-tiap ketel uap harus diberi perlengkapan sebagai berikut :
a. Sekurang-kurangnya dipasang 2 buah PSV ( Presure Safety Valve ) sesuai dengan
besar kecilnya ketel uap tersebut, dan dipasang pada ketel uap nya sendiri ( di steam
drum ).
b. Sekurang-kurangnya dipasang 1 buah manometer ( Press Indikator ).
c. Sekurang-kurangnya dipasang 2 buah gelas penduga ( Level Glass ).
d. Dipasang alat yang dapat bekerja sendiri, atau system control automatic, atau system
alarm, yang menunjukkan atau memberi tahu kepada operator, terhadap
penyimpangan operasi ( Low Level, High Level dan lain-lain ) dan dipasang system
tripnya.
e. Dipasang kerangan buang ( IBD ).
f. Dipasang name plate, yang menyebutkan berapa tekanan kerja tertinggi yang
diperbolehkan, tahun pembuatan serta pembuatnya.

2. Anindya Misdiantari
Apa saja penyebab korosi pada boiler dan bagaimana cara pencegahannya? Korosi adalah
perusakan pada logam. Perusakan yang cukup besar bisa menyebabkan reparasi yang
berat bahkan kadang-kadang ketel tersebut harus dihentikan pemakaiannya.
Penyebab korosi:
a. Asam atau pH rendah.
Pada saat pH rendah, ion-ion hidrogen akan melapisi permukaan logam sehingga
menimbulkan gas yang meninggalkan permukaan logam tersebut sehingga
menyebabkan terjadinya korosi.
b. Adanya oksigen
Adanya oksigen yang terlarut akan menyebabkan korosi sebagai berikut:
1. oksigen akan mengoksidasi ferrooksida. Fe(OH)2 akan menjadi Ferrihidroksida
Fe(OH)3. Fe(OH)3 mempunyai sifat mudah melarut di dalam air. Reaksinya adalah
sebagai berikut:
4 Fe(OH)2 + O2 + H2O Fe(OH)3.

2. Oksigen akan bereaksi dengan ion hidrogen yang melapisi permukaan logam. Ion
hidrogen tersebut terjadi karena karena adanya reaksi Fe++ dengan air.
Fe++ + 2 H2O Fe(OH)2 +2 H+

3. Adanya gas: H2S, SO2 dan NH3


Adanya gas H2S, SO2 dan NH3 bisa menyebabkan korosi, tetapi tidak sehebat
yang disebabkan oleh gas O2 atau CO2.

4. Adanya bahan-bahan organic


Adanya bahan-bahan organik yang berupa asam organik yang masuk k edalam
boiler akan menyebabkan terjadinya korosi.

5. Adanya minyak dan gemuk.


Minyak dan gemuk yang berasal dari minyak bumi, binatang dan tumbuh-
tumbuahn akan menghasilkan asam organik dan gliserin. Asam organik akan
bereaksi dengan besi, contohnya CO2 yang berasal dari asam organik juga
merupakan salah satu penyebab terjadinya korosi.

Pencegahan korosi:
Untuk mencegah terjadi nya korosi dapat dilaksanakan seperti berikut ini:
a. Pengaturan alkalinitas dan pembentukan lapisan film, dimana pH air boiler
diharapkan lebih besar dari 9,5 dan kecil kandungan alkali hidroksida. Alkalinitas
bisa diatur dengan menambahkan soda ash (NaCO3), kaustik soda (NaOH) dan
trisodium phosphat.
b. Untuk menghilangkan kandungan O2 dapat dilakukan dengan deaerasi, sedangkan
untuk menghilangkan CO2 dapat dilakukan dengan pemanasan dengan cara
pemanasan pendahuluan secara terbuka pada boiler feed water. Dapat juga
dengan ,menambahkan bahan-bahan kimia, misalnya: tannin, dan turunan glucose.
c. Memberikan perlindungan dengan pembentukan film yaitu menggunakan tannin,
turunan lignin dengan turunan glukosa.
d. Jika penyebab korosi adalah karena iar kondensat maka pencegahan dapat
dilakukan dengan menambahkan senyawa amin atau amonia.

6. Astri Depiana
Jelaskan mengenai blow down dan cara kerja blow down pada boiler!

Sesi kedua

1. Rando Suhendra
Bagaimana mekanisme pengalihan daya dari pembangkit utama ke pembangkit
emergency?

2. M.Maulana
Industri apa saja yang cocok untuk penggunaan UPS dan Emergency Diesel Generator

Anda mungkin juga menyukai