Anda di halaman 1dari 10

assalamu alaikum wr wb

A: selamat siang pemirsa, kembali lagi di ajatappareng tv bersama saya muh.subir


dan rekan saya fadlan bahar.
B:, informasi menarik telah kami siapkan untuk anda. pemirsa

Presiden Jokowi Utarakan Tiga Poin Dasar


untuk Capai Kemakmuran Bersama
Metrotvnews.com, Bogor: Presiden Joko Widodo berupaya serius untuk mewujudkan
kemakmuran bersama bagi masyarakat. Dia menekankan, ada tiga poin dasar yang perlu
diperhatikan untuk mewujudkannya.

"Pertama, keberpihakan," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas bertajuk "Kebijakan
Ekonomi Berkeadilan" di Istana Bogor, Bogor, Jawa Barat, Selasa (31/1/2017).

Poin kedua, kata Jokowi, adalah usaha bersama dengan semangat persatuan dan gotong royong.
Yang ketiga, dia menekankan kemakmuran berkeadilan harus bersifat inklusif tanpa membeda-
bedakan latar belakang suku, agama, ras maupun golongan.
Menurut dia,kemakmuran dan kesejahteraan yang ingin diwujudkan pemerintah bukanlah
kemakmuran individu, sekelompok orang, maupun satu golongan saja. Dia ingin mewujudkan
kemakmuran bersama, yang berkeadilan bagi seluruh rakyat indonesia.

"Inilah tantangan besar yang kita hadapi sejak indonesia merdeka dan hingga saat ini terus kita
perjuangkan," jelas dia di depan para menteri Kabinet Kerja.
Presiden mengaku sudah memberi komando kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Darmin Nasution, pada Desember 2016, untuk mengatasi ketimpangan ekonomi sosial. Jokowi
menyadari, walau keadaan kini mulai membaik, tetapi masih perlu langkah lanjutan.

"Meskipun kita tahu bahwa ketimpangan sosial sejak 2015 mengalami perbaikan kalau diukur
dari gini ratio, rasio gini turun dari 0,41 jadi 0,39, namun ketimpangan ini masih perlu kita
usahakan agar menjadi lebih baik," pungkas dia.

PENUTUP
Berita tadi sekaligus menutup acara ajatappareng tv siang ini. Saya muh.subir dan
rekan saya Fadlan serta kru yg bertugas mengucapkan terimakasih dan sampai
jumpa.
Surya Paloh Sesalkan Kebijakan Trump Soal
Imigran Muslim
Damar Iradat Selasa, 31 Jan 2017 16:44 WIB

Ketum Partai NasDem Surya Paloh (kiri) berbincang dengan Duta Besar Kuba untuk Indonesia Nirsia
Castro Guevara di Kantor DPP Partai NasDem, Gondangdia, Jakarta, Selasa (31/1/2017). Foto: MI/Panca
Syurkani

Metrotvnews.com, Jakarta: Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyayangkan


kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald J. Trump. Trump melarang imigran muslim
masuk ke AS.

"Kita menyesali," ungkap Surya saat ditemui di Kantor DPP NasDem, Gondangdia, Jakarta
Pusat, Selasa (31/1/2017).

Surya menilai kebijakan Trump tidak tepat. Sebab, saat ini sebuah negara harus saling berhubungan
dengan seluruh komunitas dunia. Menurut dia, pemerintah juga pasti melihat kebijakan Trump kurang
tepat.
Surya mengatakan, sikap Indonesia pasti bakal dipertimbangkan matang. Pasalnya, Indonesia menganut
politik bebas aktif. Ia menyarankan pemerintah tetap berpegang pada kebebasan moral politik yang ada.

"Sama halnya dengan kita membangun solidaritas Asia-Afrika, membangun solidaritas bangsa-bangsa
Palestina yang tetap secara konsisten kita perjuangkan," ujar dia.

"Kita juga ingin membuka mata hati siapa saja di negeri ini, termasuk Indonesia, NasDem menyatakan
pikiran-pikiran dan pandangan, kebijakan yang dijalankan oleh Presiden baru Amerika Donald Trump ini
tidak sesuai dengan harapan kita," lanjut Surya.

Jumat, 27 Januari, Donald Trump menandatangani perintah eksekutif melarang imigran asal Suriah, Iran,
Irak, Yaman, Sudah, Somalia, dan Libya datang ke Amerika Serikat hingga 90 hari ke depan. Kebijakan ini
membuat penumpukan penumpang di berbagai bandara di Amerika.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph Donovan menjelaskan, perintah eksekutif hanya
berlaku untuk beberapa negara yang berpenduduk mayoritas muslim. Perintah ini tak berlaku untuk
Indonesia. Warga negara Indonesia tetap diizinkan masuk ke Amerika Serikat.

(MBM)
Kalla: Kebijakan Imigrasi Trump
Bahayakan Nilai Amerika
Dheri Agriesta Selasa, 31 Jan 2017 12:49 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla. Foto: MTVN/Dheri Agriesta

Metrotvnews.com, Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai kebijakan imigrasi Presiden
Amerika Serikat Donald J Trump merugikan negara itu. Perintah larangan imigran dari tujuh
negara masuk Amerika Serikat membahayakan nilai yang dimiliki AS.

Kalla menegaskan, hal itu dilihat dari protes keras mayoritas masyarakat AS. Rakyat AS menilai
kebijakan itu membahayakan keutuhan Amerika.

"Membahayakan nilai-nilai Amerika, karena orang Amerika itu asalnya para imigran. Nilai itu
mereka pertahankan," kata Kalla di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan,
Jakarta Pusat, Selasa (31/1/2017).

Kalla paham, kebijakan ini tak mempengaruhi Indonesia secara langsung. Tapi, kebijakan yang
dikeluarkan Trump dapat menambah kecurigaan terhadap muslim.
Indonesia yang tergabung dalam beberapa organisasi Islam internasional belum mengeluarkan
sikap resmi terkait kebijakan itu. Tapi, kata Kalla, secara pribadi pemerintah mengecam
kebijakan yang dikeluarkan Trump.

"Jangankan kita, rakyat Amerika sendiri tidak setuju. Apalagi kita orang yang datang," kata dia.

Jumat, 27 Januari, Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang melarang imigran
asal Suriah, Iran, Irak, Yaman, Sudah, Somalia, dan Libya datang ke Amerika Serikat hingga 90
hari ke depan. Kebijakan ini membuat penumpukan penumpang di berbagai bandara di Amerika.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph Donovan menjelaskan, perintah eksekutif
hanya berlaku untuk beberapa negara yang berpenduduk mayoritas muslim. Perintah ini tak
berlaku untuk Indonesia. Warga negara Indonesia tetap diizinkan masuk ke Amerika Serikat.
MUI Anggap Ahok Posisikan Alquran
Serendah-rendahnya
Intan fauzi Selasa, 31 Jan 2017 14:26 WIB

Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin -- ANT/Reno Esnir

Metrotvnews.com, Jakarta: Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai, Basuki `Ahok` Tjahaja
Purnama merendahkan Alquran saat berpidato di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016.
Pernyataan Ahok merendahkan Alquran serendah-rendahnya.

"Kesimpulannya, bahwa terdakwa itu memosisikan Alquran sebagai alat untuk melakukan
kebohongan, maka memposisikan Alquran serendah-rendahnya. Sangat rendah dan itu berarti
penghinaan," kata Ketua MUI Ma'ruf Amin saat bersaksi di sidang kasus dugaan penistaan
agama dengan terdakwa Ahok di Gedung Kementerian Pertanian, Jalan R.M. Harsono, Jakarta
Selatan, Selasa (31/1/2017).

MUI juga menilai Ahok menghina ulama. Pasalnya, ulama adalah orang yang menyebarkan ajaran
tentang surat Al-Maidah ayat 51.

"Yang menyampaikan ayat itu ulama. Maka, yang lakukan kebohongan itu ulama. Kesimpulannya, (Ahok)
melakukan penghinaan pada Alquran dan ulama," jelas Ma'ruf.

Namun, MUI mengakui tak membicarakan kandungan Al-Maidah ayat 51 saat membahas pidato Ahok di
Kepulauan Seribu. Menurut Ma'ruf, kandungan ayat tersebut tak diperlukan dalam kesimpulan.

MUI, kata Ma'ruf, hanya membahas sebagian pernyataan Ahok di Kepulauan Seribu yang intinya
mengatakan, 'dibohongi pakai Al-Maidah ayat 51'. Ia merasa tidak perlu membahas seluruh transkrip
kalimat Ahok.
KPK Tahan Politikus Golkar
Achmad Zulfikar Fazli Selasa, 31 Jan 2017 17:10 WIB

Juru Bicara KPK Febri Diansyah. Foto: Antara/Reno Esnir

Metrotvnews.com, Jakarta: Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan


politikus Golkar Charles Jones Mesang. Charles ditahan terkait kasus dugaan suap pembahasan
anggaran untuk dana optimalisasi Direktorat Jenderal Pembinaan Pembangunan Kawasan
Transmigrasi (Ditjen P2KTrans) pada Kementerian Tenaga Kerja dan Tramigrasi
(Kemenakertrans) tahun 2014.

Charles keluar dari Gedung KPK mengenakan rompi orange tahanan KPK sekira pukuk 16.30
WIB. Mantan anggota DPR RI periode 2009-2014 itu berjalan menuju mobil tahanan
meninggalkan pewarta tanpa berkata-kata.

Ia akan ditahan selama 20 hari. Penahanan ini dilakukan usai dia diperiksa sebagai tersangka
oleh lembaga antikorupsi.
"CJM (Anggota DPR RI periode 2009 2014) ditahan untuk 20 hari ke depan," kata juru bicara
KPK, Febri Diansyah, Selasa (31/1/2017).

Melissa, kuasa hukum Charles, mengatakan, kliennya ditahan di rumah tahanan (Rutan) Pondam Jaya
Guntur, Jakarta Selatan usai menjalani pemeriksaan untuk kali kedua sebagai tersangka.

KPK telah menetapkan Charles Jones Mesang sebagai tersangka pada 5 Desember 2016. Charles diduga
menerima hadiah atau janji terkait pembahasan anggaran untuk dana optimalisasi di Ditjen P2KTrans
pada Kemenakertrans tahun 2014.

Charles saat menjadi anggota Badan Anggaran DPR periode 2009-2014 diduga menerima hadiah sebesar
Rp 9,75 miliar atau 6,5 persen dari total anggaran optimalisasi.

Uang diduga diterima Charles dari mantan Dirjen P2KTrans Kemenakertrans Jamaluddien Malik.
Jamaluddien telah divonis enam tahun penjara dan denda Rp200 juta.

Charles Mesang dijerat Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 UU Nomor 31 Tahun 1999
sebagamana diubah UU 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55
ayat 1 ke-1 KUHPidana.

Anda mungkin juga menyukai