Anda di halaman 1dari 53

PAKET 11

PEMERINTAH KABUPATEN KARO


DINAS PEKERJAAN UMUM
Alamat : Jl. Jamin Ginting No. 72 Kabanjahe
Telp. : 0628-20216

LAPORAN PENDAHULUAN
PEMUTAKHIRAN DATABASE DAERAH IRIGASI
BERBASIS SITEM INFORMASI GEOGRAFIS
KECAMATAN MEREK
KABUPATEN KARO

TAHUN 2015
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan perlindungannya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Pendahuluan Pemutakhiran Database Irigasi di Kec. Merek Kab. Karo
Laporan Pendahuluan ini berisikan gambaran umum wilayah
survey,penjabaran dari kerangka acuna kerja yang meliputi metodologi dan
pendekatan, rencana kerja, dan jadwal kegiatan yang akan dilakukan.
Demikian Laporan Pendahuluan ini kami susun sebagai langkah awal untuk
mendukung pelaksanaan Kegiatan Pemutakhiran Data Base Irigasi di Kec. Merek
Kab. Karo, semoga dapat bermanfaat di masa yang akan datang

Medan, November 2015


PT. GALA HONORA

MT. SAGALA
Direktur Utama

i
Laporan Pendahuluan T.A. 2015
DAD

DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN 01
1.1. Latar Belakang 01
1.2. Rumusan Masalah 02
1.3. Maksud dan Tujuan 02
1.3.1 Maksud Kegiatan 03
1.3.2 Tujuan Kegiatan 04
1.4. Manfaat Kegiatan 04
1.5. Lingkup Pekerjaan 05
1.6. Lokasi Kegiatan 06
1.7. Perkiraan Waktu dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan 07
1.8. Peralatan Yang Dibutuhkan 08
1.9. Tenaga Kerja 09
1.10. Organisasi Pengguna Jasa 09
1.11. Output Pekerjaan 10

BAB II LANDASAN TEORI 12


2.1. Jaringan Irigasi 12
2.1.1 Pengertian Jaringan Irigasi 12
2.1.2 Pengertian Luasan Irigasi 13
2.1.3 Bangunan Utama Irigasi 15
2.1.4 Bangunan Pendukung Irigasi 17
2.1.5 Saluran Irigasi 20
2.1.6 Debit 21
2.2. Sistem Informasi Geografis 21
2.3. Software SIG 24
2.3.1 GPS Garmin (MapSource) 24
2.3.2 Google Earth Pro 25
2.3.3 Arc GIS 29

ii
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

BAB III GAMBARAN UMUM KAB. KARO 31


3.1. Pemerintahan Kab. Karo 31
3.2. Wilayah Administrasi 34
3.3. Kondisi Fisik Dan Lingkungan 36
3.3.1 Letak Geografis 36
3.3.2 Topografi 37
3.3.3 Kemiringan Lahan 38
3.3.4 Klimatologi 39
3.3.5 Ketinggian Tanah 40
3.3.6 Geologi 42
3.3.7 Jenis Tanah 44
3.3.8 Hidrologi 44

Bab IV METODOLOGI 46
4.1. Metode Pelaksanaan 46
4.2. Tahapan Kegiatan 47

LAMPIRAN :
1 Peta Rencana Survey Daerah Irigasi Kecamatan Merek

iii
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam rangka pengelolaan data dan informasi tentang irigasi di


lingkungan Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karo,
diperlukan langkah-langkah pengendalian. Salah satu bentuk
pengendalian adalah berupa pemutakhiran database melalui
pembuatan Sistem Informasi Geografis (GIS). Untuk saat ini informasi
yang cepat dan akurat sangat dibutuhkan yaitu dengan meningkatkan
kualitas dan kuantitas data dan meningkatkan kualitas sistem
informasi sebagai titik tumpu pengembangan-pengembangan bank
data.

Dengan kemajuan zaman yang maju pesat masyarakat luas


melupakan akan keadaan ini sehingga jaringan irigasi tidak lagi
terpelihara (rusak) bahkan hilang.

Pada berbagai kesempatan, kadang kala dalam pengambilan


kebijakan masih lemah oleh data dan informasi yang kurang
memadai akibatnya sangat mungkin terjadi penyimpangan
program/kegiatan yang besar antara rencana dan realisasi. Oleh
karena itu diperlukan suatu sistem informasi yang memadai.

Pendayagunaan teknologi komputer secara tepat akan


membantu mengatasi permasalahan-permasalahan yang umum
terjadi pada suatu organisasi yang masih melakukan pekerjaan
secara manual. Dengan bantuan komputer akan memberikan nilai
tambah, pengeloalaan data/informasi lebih cepat dan terakumulasi.

Menyadari pentingnya data/informasi, pada TA.2015 ini


Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karo bermaksud
1
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

melakukan Pemutakhiran Database Irigasi di Kec. Merek yang


merupakan kewenangan Kabupaten Karo dengan mempedomani UU
No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan PP No. 20 Tahun
2006 tentang Irigasi. Diharapkan dengan adanya pekerjaan
Pemutakhiran Database Irigasi di Kec. Merek Kab. Karo ini dapat
diketahui dengan lebih jelas dan lebih rinci daerah irigasi yang
menjadi kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten
Karo dan memvisualisasikannya dalam bentuk multimedia yang
komunikatif.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam rangka pengelolaan data dan informasi tentang jaringan
irigasi dan bangunan - bangunan irigasi di Kabupaten Karo, maka
diperlukan langkah-langkah pengendalian. Salah satu bentuk
pengendalian adalah dengan Pemutakhiran database jaringan irigasi
dan bangunan - bangunannya yang berbasis Sistem Informasi dan
Geografis (SIG).
Untuk saat ini informasi yang cepat dan akurat yaitu dengan
meningkatkan kualitas dan kuantitas data serta meningkatkan sistem
informasi sebagai titik tumpu pengembangan-pengembangan bank
data. Dengan adanya Sistem Informasi Geografis (SIG) informasi
dapat disampaikan dalam bentuk visual yang didalamnya terdapat
informasi yang terkait dengan potensi daerah Kabupaten Karo.
Sehingga orang tidak akan bosan jika melihatnya, sebab informasi
yang disampaikan melalui visual lebih menarik daripada yang hanya
bersifat tekstual saja. Integrasi teknlologi SIG dan web ke dalam
aplikasi sistem informasi potensi daerah memungkinkan informasi
mengenai luasan irigasi beserta jaringannya pada Kecamatan Merek
dapat divisualisasikan ke dalam web sehingga informasi tersebut
dapat diakses secara umum tanpa ada batasan waktu dan tempat.

2
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud Kegiatan


Secara spesifik tujuan yang ingin dicapai dapat diuraikan
sebagai berikut :

a. Menyediakan data kondisi fisik existing irigasi yang akurat dalam


bentuk visual gambar dan peta untuk dapat digunakan sebagai
acuan dalam perencanaan pembangunan irigasi yang
memudahkan pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan
pembangunan irigasi sesuai dengan prioritas.
b. Membangun sistem informasi yang mampu mengintegrasikan
data tabular yang ada dengan data spasial (lokasi irigasi) dalam
bentuk software aplikasi Pemutakhiran Database Irigasi DI Kec.
Merek, Kabupaten Karo dengan.
c. Menggabungkan Antara Data Tabular, Data Spasial dan Foto
Dokumentasi secara terintegrasi, dan dapat di akses secara
interaktif dalam bentuk aplikasi / sorftware GIS Interaktif
d. Melakukan survey lapangan ke Daerah Irigasi (DI) sesuai dengan
lokasi yang telah ditentukan.
e. Melakukan Kegiatan pengukuran Daerah Irigasi (DI) bersamaan
dengan kegitan survey lapangan.
f. Mendokumentasikan semua jenis data/informasi tentang irigasi,
mulai dari bangunan pengambilan (sumber airnya), bangunan-
bangunan irigasi dan potensi areal persawahannya.
g. Memetakan hasil survey dan pengukuran di lapangan kedalam
software yang digunakan (Google Earth Pro)
h. Menganalisa kondisi eksisting daerah irigasi yang ada.
i. Membuat skema jaringan berdasarkan data dan analisa.

3
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

1.3.2 Tujuan Kegiatan


Tujuan dari kegiatan yang dilakukan dapat dijelaskan sebagai
berikut :

1 Menghasilkan karakteristik jaringan irigasi di Kec. Merek,


Kabupaten Karo, yang diantaranya menyangkut panjang
saluran, luas daerah irigasi, dan bangunan yang terkait dengan
jaringan irigasi. Model ini akan memberikan gambaran
mengenai kondisi jaringan irigasi, sehingga dapat
memperkecil biaya pengelolaan irigasi berdasarkan asas
prioritas dan manfaatnya.
2 Dampak ekonomis dari kegiatan ini adalah akan didapatnya
data irigasi yang akurat untuk kepentingan investor pada
bidang-bidang investasi yang membutuhkan sarana irigasi
sebagai modal kelancaran usahanya. Disamping itu adanya
data spesifikasi irigasi berdasarkan klasifikasi jaringan primer
dan sekunder, akan diperoleh pembangunan irigasi
berdasarkan kepentingan pertumbuhan ekonomi.
3 Di bidang kebijakan pembangunan daerah hasil dari pekerjaan
ini diharapkan dapat memberi masukan kepada Pemerintah
Daerah dalam hal pengelolaan Jaringan Irigasi.

1.4 Manfaat Kegiatan

Kegiatan dari Pemutakhiran Database Irigasi di Kec. Merek Kab.


Karo ini memiliki manfaat, antara lain :

a. Mengetahui keberadaan serta kondisi eksisting jaringan Daerah


Irigasi.
b. Mengetahui tentang kelayakan dan fungsi dari jaringan Daerah
Irigasi terhadap persawahan sekitar.
c. Menghasilkan karakteristik Jaringan Irigasi.

4
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

d. Dampak ekonomis dari kegiatan ini adalah akan didapatnya data


Jaringan Daerah Irigasi yang akurat untuk kepentingan baik
insatansi Pemerintah (pemegang asset) maupun investor (bidang-
bidang investasi yang membutuhkan sarana Irigasi) sebagai
modal kelancaran usahanya.
e. Disamping itu adanya data spesifikasi Jaringan Daerah Irigasi
berdasarkan klasifikasi Irigasi, yang berdampak pada program
pembangunan Jaringan Irigasi berdasarkan kepentingan
pertumbuhan ekonomi.
f. Di bidang kebijakan pembangunan daerah, hasil dari pekerjaan
ini diharapkan dapat memberi masukan kepada Pemerintah
Daerah dalam hal pengelolaan Jairngan Irigasi.

1.5 Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan dalam pemutakhiran data ini berupa :

Pengumpulan data primer dan sekunder serta survey lapangan


dalam rangka penyiapan pada sistem informasi Daerah Irigasi
di Kabupaten Karo.
Menyiapkan software yang berbasis database dan aplikasi
sistem informasi dan visualisasi daerah irigasi yang menjadi
kewenangan Pemerintah Kabupaten Karo yang compatible
dengan operating sistem windows.
Lingkup Kegiatan pekerjaan Pemutakhiran Database Irigasi di
Kec. Merek Kab. Karo adalah meliputi hal-hal dibawah ini :

a. Persiapan pelaksanaan pekerjaan


b. Pengumpulan data sekunder yaitu data mengenai Daerah Irigasi,
data spasial peta Jaringan Daerah Irigasi, dan peta acuan (peta
rupa bumi) yang diperoleh dari Dinas terkait di Kabupaten Karo.

5
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

c. Survey lapangan yaitu checking lapangan untuk melakukan


inventarisasi terhadap kekurangan data spasial, perubahan
kondisi.
d. Pembuatan Peta Digital Jaringan Daerah Irigasi yaitu Citra Satelit
Landsat.
e. Pembuatan Sistem Informasi Geografis Jaringan Daerah Irigasi
Kec. Merek, Kabupaten Karo.
f. Pembuatan Multimedia 3D Interaktif Jaringan Daerah Irigasi yang
dapat dijalankan/dioperasikan secara interaktif yang berisi data,
peta dan visual.

1.6 Lokasi Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan di Kecamatan Merek, Kabupaten


Karo.

6
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

1.7 Perkiraan Waktu Dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Direncanakan akan dilakukan dalam jangka waktu 1 (satu)


bulan terhitung sejak perjanjian kerjasama ditandatangani.

Jadwal Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan sebagai berikut :

JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Ket
Minggu ke
No. Jenis Kegiatan
1 2 3 4

1 Persiapan Survei
2 Diskusi / Persentasi
3 Pengumpulan Data Sekunder
4 Pengumpulan Data Primer
5 Pelaporan
- Laporan Pendahuluan
- Laporan Draft Akhir
- Laporan Akhir
- Peta Satelit Titik Lokasi Bendung Ukuran
A0
- Peta Jaringan Titik Lokasi Bendung
Ukuran A0
- Peta Satelit Jaringan Untuk Kec. Ukuran
A1
- Peta Vektor Jaringan Untuk Kec. Ukuran
A1 Ukuran A0
- Album Gambar Hasil Kegiatan ukuran A2
- DVD

7
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

1.8 Peralatan Yang Dibutuhkan

Secara garis besar spesifikasi minimum peralatan dan


software pendukung yang digunakan adalah sebagai berikut

No. Alat yang Diperlukan Keterangan

1 GPS Garmin GPS ini memiliki antena satelit


terintegrasi,

2 Personal Computer Spesifikasi minimal yang


(PC) diperlukan

-CPU >2,5Ghz Intel Core 2 atau


i Generation

-RAM >2GB DDR3 atau lebih

-HDD >250GB

-VGA Card >512Mb

-Monitor LCD >19" resolusi


minimum 1360x768

- Tablet dengan sistem operator


android

3 Software Pendukung -Software ArcGIS 10.3

-Software Google Earth Pro 7.0

-Software Garmin Mapsource

-Software ACDsee Pro 7S

-My Tracks

-GPS Photo Tegger

8
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

1.9 Tenaga Kerja

Jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksanaan yang harus


disediakan konsultan untuk pekerjaan ini adalah :
1. PROFESSIONAL STAFF (Tenaga Ahli)
a. Team Leader : 1 orang
2. SUB. PROFESSIONAL STAFF
a. Asisten Ahli SIG : 1 orang
b. Asisten Ahli Program IT : 1 orang
c. SIG Drafter : 1 orang
d. Surveyor : 2 orang
3. Tenaga Pendukung
a. Administrasi : 1 orang
b. Operator Komputer : 1 orang

1.10 Organisasi Pengguna Jasa

Pengguna jasa atas kegiatan ini adalah Pemerintah Kabupaten


Karo dalam hal ini adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karo
Provinsi Sumatera Utara.

1.11 Output Pekerjaan

Produk produk kegiatan ini berupa laporanlaporan, gambar


gambar dan dokumentasi lainnya yang berbentuk CD-ROM yang
diperlukan menurut ketentuan sebagai berikut :

a. Laporan Pendahuluan.
Laporan ini dibuat setelah selesai persiapan umum,
pembuatan peta rencana survey dan pengumpulan data
primer. Laporan ini memuat rencana dan cara pelaksanaan
pekerjaan, bahan dan peralatan yang diperlukan, daftar

9
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

personil, jadwal kegiatan dan peta lokasi kegiatan. Laporan


ini diserahkan selambat-lambatnya minggu kedua pada bulan
pertama setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
dikeluarkan.

b. Draf Laporan Akhir.

Konsep Draf Laporan Akhir memuat :

1. Peta Lay Out Sebaran Titik Bendung.

2. Peta LayOut Sistem Jaringan Irigasi.

3. Ringkasan Hasil Survey.

4. Pemutakhiran Data Daerah Irigasi.

c. Laporan Akhir

Laporan akhir ini terdiri dari perbaikan-perbaikan ataupun


tambahan-tambahan masukan dari laporan draft akhir yang
sudah dipresentasikan sebelumnya, diserahkan sebelum
tanggal berakhirnya kontrak pekerjaan.

d. Peta / Gambar

Peta Satelit Sebaran Titik Bendung Daerah Irigasi ukuran


A0 sebanyak 3 (lima) lembar.

Peta Vektor Sebaran Titik Bendung Daerah Irigasi Ukuran


A0 sebanyak 3 (lima) lembar.

Peta Satelit Sebaran Titik Bendung Daerah Irigasi untuk


setiap Kecamatan ukuran A1 sebanyak 3 (lima) lembar.

Peta Vektor Sebaran Titik Bendung Daerah Irigasi untuk


setiap Kecamatan Ukuran A1 sebanyak 3 (lima) lembar.

10
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

e. Album Peta

Berisi Peta Satelit Serta Peta Vektor Sistem Jaringan Daerah


Irigasi yang dilengkapi dengan photo dokumentasi lapangan
untuk setiap Daerah Irigasi di Kertas A2 Sebanyak 4 (lima)
eksemplar.

f. Soft Copy

Seluruh hasil pekerjaan dimasukkan kedalam DVD Sebanyak


4 (lima) keping.

11
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Jaringan Irigasi


Berikut dijelaskan mengenai hal hal yang berkaitan dengan
irigasi dimulai dari pengertian mengenai jaringan, luasan, hingga
bangunan bangunannya.

2.1.1 Pengertian Jaringan


1. Jaringan Dalam (JI) adalah :
Saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan
diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari :
penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian, dan
penggunaan air irigasi beserta pembuangannya, disamping
itu jalan inspeksi juga merupakan bagian dari jaringan
irigasi.

2. Daerah Irigasi (DI) adalah :


Kesatuan wilayah atau hamparan tanah yang mendapatkan
air dari satu jaringan irigasi, terdiri dari :

a. Areal (hamparan tanah yang akan diberi air)


b. Bangunan utama
c. Jaringan irigasi (saluran dan pembuangannya)
3. Tingkatan jaringan irigasi yaitu :
a. Jaringan irigasi Teknis adalah :
Jaringan irigasi bangunan pengambilan dan bangunan
bagi / sadap dilengkapi dengan alat pengatur pembagian
air dan alat ukur, sehingga air irigasi yang dialirkan
dapat diatur dan diukur.

12
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

b. Jaringan Irigasi Semi Teknis adalah :


Jaringan irigasi yang bangunan bangunannya
dilengkaoi dengan alat pengatur pembagian air sehingga
air irigasi dapat diatur tetapi tidak dapat diukur.

c. Jaringan Irigasi Sederhana adalah :


Jaringan Irigasi yang bangunan bangunannya tidak
dilengkapi dengan alat pengatur pembagian air air dan
alat ukur, sehingga air irigasi tidak dapat diatur dan
tidak dapat diukur dan umumnya bangunannya
mempunyai konstruksi semi permanen/tidak permanen.
Dalam penentuan tingkatan jaringan irigasi, ditentukan
yang tingkatannya paling dominan.

2.1.2 Pengertian Luasan Irigasi

1. Luas Rencana (Luas Baku) adalah :


Luas Bersih dari suatu irigasi, yang berdasarkan
perencanaan teknis dapat diari oleh jaringan irigasi.

2. Luas Potensial adalah :


Bagian dari luas rencana yang jaringan utamanya (saluran
primer dan sekunder) telah selesai dibangun, pengertian
tersebut dilihat dari aspek jaringannya, bukan aspek
lahannya.

3. Luas belum Potensial adalah:


Bagian dari luas rencana yang jaringan utamanya (saluran
primer dan sekunder) belum selesai dibangun atau
merupakan sisa dari luas potensial, pengertian tersebut
dilihat dari aspek jaringannya, bukan aspek lahannya.

13
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

4. Petak Tersier sudah dikembangkan adalah :


Petak tersier dimana jaringan tersiernya yang sudah
dibangun atau berdasarkan desain teknis.

Dalam pengertian luas petak tersier yang sudah


dikembangkan termasuk juga:

a. Petak Tersier yang jaringan tersiernya sudah dibangun


walaupun tidak / belum berfungsi.
b. Petak Tersier pada jaringan Tersiernya sudah dibangun
tetapi sudah rusak.

5. Petak Tersier yang belum dikembangkan adalah :


Petak Tersier dimana Jaringan tersiernya belum dibangun
berdasarkan desain teknis. Termasuk dalam luas petak
tersier yang belum dikembangkan adalah petak tersier yang
jaringan tersiernya dibangun oleh masyarakat.

6. Sawah adalah :
Lahan Usaha Tani secara fisik rata dan mempunyai
pematang serta dapat ditanami pada sistem genangan.

7. Sawah Irigasi adalah :


Sawah merupakan bagian dari luas potensial yang sumber
airnya berasal dari dari saluran irigasi melalui sistem
jaringan irigasi.

Kolam / tambak ikan yang mengambil air dari saluran


irigasi adalah merupakan bagian dari luas sawah irigasi
pada areal potensial. Khusus mengenai kolam ikan, ranting
dinas mencatatnya

14
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

8. Sawah belum irigasi (luas sawah belum fungsional) adalah :


Sawah yang merupakan bagian dari luas potensial yang
belum mendapat air dari jaringan irigasi, tetapi dikemudian
hari dapat dijadikan sawah irigasi.

9. Lahan Dapat dijadikan Sawah (belum sawah) adalah :


Bagian dari luas potensial yang dapat dijadikan sawah, yang
sekarang masih berbentuk hutan semak semak, padi
lading, kolam ikan (yang tidak mengambil air dari saluran
irigasi), rawa, lapangan atau tegalan.

10. Lahan alih Fungsi adalah :


Bagian dari luas rencana (sawah dan belum sawah) yang
tidak dapat dijadikan sawah berhubung sudah berubah
fungsinya,

Misalnya berupa : pemukiman, sekolah, atau pabrik.

Lahan alih fungsi terdiri dari :

a. Alih Fungsi Dari Sawah adalah :


Bagian dari luas rencana yang berbentuk sawah tetapi
berubah fungsinya secara permanen, misalnya menjadi :
pemukiman, sekolah, perkantoran, pabrik, dll.

b. Alih fungsi dari lahan belum sawah adalah :


Bagian dari luas rencana yang belum berbentuk sawah
(misalnya masih berupa semak atau tegalan) tetapi telah
berubah fungsinya secara permanen, misalnya :
pemukiman, sekolah, perkantoran, pabrik, dll.

15
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

2.1.3 Bangunan Utama Irigasi

1. Waduk (reservoir) adalah :


Bangunan untuk menampung air pada waktu terjadinya
surplus air disumber air agar dapat dipakai sewaktu waktu
jika terjadi kekurangan air, sehinggafungsi utama waduk
adalah mengatur sumber air.

a. Waduk Buatan / bendungan


b. Waduk Lapangan (pengembangan mata air)
c. Embung (sejenis Waduk Kecil di NTB)
d. Situ (sejenis Waduk Kecil di Jawa Barat)

2. Bendungan Tetap adalah :


Bangunan yang dipergunakan untuk meninggikanmuka air
di sunga. Sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air
dapat dialirkan ke saluran irigasi dan petak tersier, Ditinjau
dari bahan yang dipergunakan, maka bendung tetap dibagi
menjadi :

a. Bendung Tetap Permanen (misalnya dari Beton,


Pasangan Batu, Beronjong dengan Mantel)
b. Bendung Tetap Semi Permanen (misalnya Beronjong,
Kayu)
c. Bendung Tidak Permanen (misalnya dari kayu,
tumpukan batu)

3. Bendung Gerak adalah :


Bangunan yang sebagian besar konstruksinya terdiri dari
pintu yang dapat digerakkan untuk mengatur ketinggian air
sungai.

16
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

4. Pompa adalah :
Alat untuk menaikan air sampai elevasi yang diperlukan
secara mekanis / hidraulis melalui sistem pipa

5. Pengambilan Bebas adalah :


Bangunan yang dibuat di Tepi sungai yang mengalirkan air
sungai ke dalam jaringan irigasi, tanpa mengatur tinggi
muka air di sungai. Termasuk sebagai bagian dari
pengambilan bebas ialah bangunan pengarah arus, ditinjau
dari bahan yang dipergunakan, maka pengambilan bebas
dapat dibagi menjadi tiga jenis seperti pada bendung tetap
diatas.

6. Kincir air adalah :


Alat untuk menaikan air sampai elevasi yang diperlukan,
dengan kincir air yang digerakan oleh aliran sungai.

2.1.4 Bangunan Pendukung Irigasi


a. Kantong Lumpur adalah :
Bangunan yang berda di pangkal saluran induk, yang
berfungsi untuk menampung dan mengendapkan lumpur,
pasir, dan kerikil

Supaya bahan endapan tersebut tidak terbawa sepanjang


saluran dibangunan hilirnya. Bangunan dubilas pada
waktu waktu tertentu.

b. Bangunan Pengatur Muka Air :


Bangunan yang berfungsi mengatur / mengontrol
ketinggian muka air di saluran primer dan sekunder
sampai batas batas yang diperlukan untuk dapat
memberikan debit air yang konstan kepada bangunan
sadap tersier.

17
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

c. Bangunan Bagi adalah :


Bangunan Air yang terletak di saluran primer dan
sekunder pada suatu titik cabang dan berfungsi untuk
membagi aliran antar dua saluran atau lebih.

d. Bangunan Bagi Sadap adalah :


Bangunan Bagi yang mempunyai pintu sadap ke petak
tersier.

e. Bangunan Sadap adalah :


Bangunan Air yang berfungsi mengalirkan air dari saluran
primer atau sekunder kesaluran tersier penerima.

Saluran tersier penerima yang dibawah pengelolaan PU


pengairan adalah sepanjang 50 m dari bangunan sadap
atau sampai dengan box tersier yang pertama.

f. Talang Air adalah :


Bangunan air yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi
yang lewat diatas lainnya, sungai atau cekungan, lembah
lembah dan jalan. Aliran ini di dalam talang adalah
aliran bebas.

g. Siphon adalah :
Bangunan air yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi
dengan menggunakan gravitasi bumi melali bagian bawah
saluran gelombangcekungan, anak sungai, atau sungai.
Siphon juga dipakai untuk melewatkan air dibawah jalan ,
jalan kereta api atau bangunan bangunan yang lain.
Siphon merupakan sistim saluran tertutup yang
direncanakan untuk mengalirkan air secara penuh dan
sangat dipengaruhi oleh tinggi tekan.

18
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

h. Jembatan adalah :
Bangunan untuk menghubungkan jalan jalan inspeksi
diseberang saluran irigasi / pembuang atau untuk
penyebrangan lalulintas (kendaraan, manusia, hewan).

i. Gorong gorong pembawa adalah :


Bangunan air yang dibangun di tempat dimana saluran
pembawa lewat dibawah bangunan(jalan, rel kereta api
dan lain-lain). Aliran air di gorong gorong umumnya
aliran bebas.

j. Got Miring adalah :


Bangunan air yang berfungsi mengalirkan air yang
dibuatjika trase saluran melewati ruas medan dengan
kemiringan yang tajam dengan jumlah perbedaan yang
tinggi energi yang besar. Got Miring berupa potongan
saluran yang diberi pasangan lining dan umumnya
mengikuti medan alamiah.

k. Bangunan terjun adalah :


Bangunan air yang berfungsi menurunkan muka air dan
tinggi energi yang dipusatkan disuatu tempat, bangunan
terjun ini bisa memiliki terjun tegak atau terjun miring.

l. Bangunan pelimpah adalah :


Bangunan air yang terletak dihulu bangunan talang,
siphon dan lainlain, untuk keamanan jaringan, bangunan
bekerja otomatis dengan naiknya muka air.

m. Bangunan Pembilas adalah :


Bangunan yang berfungsi untuk membilas sedimen pada
kantong lumpur atau saluran.

19
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

n. Gorong gorong pembuangadalah :


Bangunan air yang dibangun ditempat tempat dimana
saluran pembuangan lewat dibawah bangunan (jalan, rel
kereta api, dan lainlain).

o. Pintu klep adalah :


Bangunan air dialuran pembuang yang berfunsi untuk
mencegah masuknya air dan pembuang yang lebih besar
(sungai dan laut) ke saluran pembuang yang lebih kecil

p. Bangunan Suplesi adalah :


Bangunan yang berfungsi mengalirkan air dari saluran
suplesi ke saluran pembawa atau kesungai.

q. Jalan Inspeksi adalah :


Jalan yang digunakan untuk keperluan operasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi.

2.1.5 Saluran Irigasi

a. Saluran primer adalah :


Saluran yang membawa air dari bangunan utama
kesaluran sekunder dan petak petak tersier yamh diairi,
batas ujung saluran primer adalah bangunan yang
terakhir.

b. Saluran sekunder adalah :


Saluran air yang membawa dari saluran primer ke petak
petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder
tersebut. Batas ujung saluran ini adalah pada bangunan
sadap terakhir.

c. Saluran tersier adalah :


Saluran yang membawa air dari bangunan sadap tersier
ke dalam petak tersier.

20
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

d. Saluran pembuang adalah:


Saluran yang berfungsi membuan kelebihan air, saluran
pembuang yang diinventarisasi adalah saluran pembuan
buatan atau saluran pembuang alam sekunder.

e. Saluran suplesi adalah :


Saluran yang berfungsi membawa / mengalirkan air yang
disuplesikan kesaluran pembawa atau kesungai.

Saluran suplesi yang diinventarisasi adalah saluran air


yang resmi atau saluran suplesi yang dibangun
berdasarkan design.
f. Saluran Gendong (saluran pembuangan samping) adalah:
Saluran pembuangan terbuka yang berfungsi untuk
mengalirkan aliran buangan yang mengalir paralel
disebelah atas saluran pembawa.

g. Terowongan adalah :
Saluran air yang membawa air menembus bukit bukit
dan medan yang tinggi, yang pada tempat tempat
tertentu diperkuat dengan pasangan, aliran didalam
terowongan adalah aliran bebas.

2.1.6 Debit
a. Debit rencana maksimum dalam periode 1 tahun diambil
dari perhitungan perencanaan debit maksimumnya yang
masuk awal intake dibangunan utama dan dari suplesi
b. Debit air kenyataan maksimum dalam periode 1 tahun
diambil dan pengukuran dilapangan terhadapa debit
maksimum yang masuk melalui pintu intake dibangunan
utama dan suplesi.

21
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

Cara pengukuran debit bisa dilakukan dari perhitungan


kecepatan air dengan mempergunakan pelampung, atau
GPS.

2.2 Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah sistem berbasis


komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan
menganalisis informasi geografi. Yang semula informasi permukaan
bumi disajikan dalam bentuk peta yang dibuat secara manual, maka
dengan hadirnya Sistem Informasi Geografi (SIG) informasi-informasi
itu diolah oleh komputer, dan hasilnya berupa peta digital.

Sistem Informasi Geogafi (SIG) mampu menyajikan keaslian dan


kelengkapan sebuah informasi dibandingkan cara-cara yang
digunakan sebelumnya. Sistem informasi geografi menyimpan data
sesuai dengan data aslinya. Walaupun demikian, agar data yang
disimpan itu akurat, maka data yang dimasukkan haruslah data yang
akurat.

Sistem Informasi Geografi (SIG) akan memberikan informasi


yang kurang akurat bila data yang dimasukkan merupakan data yang
meragukan. Selain berperan sebagai alat pengolah data keruangan,
sistem informasi geografi juga mampu menyajikan informasi
mengenai sumber daya yang dimiliki oleh suatu ruang atau wilayah
tertentu.

Dengan demikian, sistem informasi geografi tidak hanya


befungsi sebagai alat pembuat peta, tetapi lebih jauh dari itu.
Sistem informasi geografi mampu menghasilkan suatu sistem
informasi yang aplikatif, yang dapat digunakan oleh perencana atau

22
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

oleh pengambil keputusan untuk kepentingan pengolahan sumber


daya yang ada di suatu wilayah.

Kajian tentang pemetaan sangat penting dalam pelajaran


Geografi, karena kajian-kajiannya berkaitan dengan ruang di
permukaan bumi akan berhubungan dengan persebaran, jarak, letak,
fungsi dan potensi, dan objek serta interaksi antarobjek di
permukaan bumi sehingga objek-objek geografi perlu digambar pada
bidang datar yang disebut peta. Perkembangan informasi akan data
keruangan di era kemajuan IPTEK ini semakin dibutuhkan karena
membutuhkan data yang akurat, praktis, dan efisien. Dengan
demikian, muncullah apa yang dinamakan Sistem Informasi Geografi
(SIG).

Istilah Sistem Informasi Geografi (SIG) banyak digunakan dan


tidak asing lagi di kalangan ahli geografi (geograf), yaitu proses
pembuatan peta digital dengan menggunakan komputer. Namun,
pada intinya, SIG tidak hanya digunakan untuk membuat peta saja,
melainkan lebih dari itu, SIG digunakan dalam pengolahan data
keruangan dengan menggunakan komputer. Definisi SIG selalu
berkembang, bertambah, dan bervariasi. Berikut ini merupakan
sebagian kecil definisi-definisi SIG yang telah beredar di berbagai
pustaka.

SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk


memasukkan, menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan,
memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data-data yang
berhubungan dengan posisi-posisi di permukaan bumi (Rice, 20).

SIG adalah teknologi informasi yang cepat menganalisis,


menyimpan, dan menampilkan, baik data spesial maupun nonspesial.

23
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

SIG mengombinasikan kekuatan perangkat lunak basis data relasional


dan paket perangkat lunak CAD (Guo 20).

SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk


memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan
perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi:
a) Akuisi dan verifikasi data,
b) kompilasi data,
c) penyimpanan data,
d) perubahan dan updating data,
e) menyimpan dan pertukaran data,
f) manipulasi data,
g) pemanggilan dan presentasi data
h) analisis data. (Bern, 92).

Dilihat dari istilahnya, SIG terdiri atas dua pengertian, yaitu


Sistem Informasi dan Informasi Geografi. Sistem informasi adalah
keterpaduan kerja untuk mendapatkan informasi dalam pengambilan
keputusan. Dalam sistem informasi terdapat komponen data,
manusia, perangkat lunak (program komputer), perangkat keras
(komputer), serta aktivitasnya dalam pengolahan dan analisis data
untuk pengambilan keputusan.

Adapun informasi geografis adalah kumpulan data atau fakta


yang terkait dengan lokasi keruangan di permukaan bumi, yang
disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan informasi baru
yang bersifat geografis dan berbeda dari sumber data awalnya ketika
masih terpisah-pisah.

Oleh karena itu, SIG sebagai sistem informasi memiliki


komponen dan cara kerja tertentu (menangani dan menyimpan data

24
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

yang berisi informasi geografis). Adapun sebagai informasi geografis,


SIG menyajikan fakta baru sebagai hasil upaya manipulasi data.

2.3 Software SIG


Pada kegiatan ini, ada beberapa jenis perangkat software yang
digunakan, yaitu :
1. Garmin (MapSource), untuk menampilkan tracking hasil survey
2. Google Earth Pro, untuk pengolahan peta
3. ArcGIS, untuk menampilkan peta wilayah

2.3.1 GPS Garmin (MapSource)


Dalam pekerjaan ini kita membutuhkan peta yang cukup
lengkap untuk menelusuri kota, mencari alamat, dan lain
sebagainya. Dengan memiliki perangkat GPS, dapat dihasilkan
suatu peta vector.
Keuntungan menggunakan MapSource :
Lebih lengkap terdapat ATM (Termasuk Jenis Bank), SPBU,
Hotel, dll (Google Map tidak selengkap ini)
Hampir menjangkau seluruh kota besar bahkan kota kecil
(pelosok) di Indonesia (Google hanya banyak di Jawa,
Sumatera, dan Bali).
Tidak membutuhkan koneksi internet (Google Map
membutuhkan koneksi internet)
Dapat mencari jalan, tempat sekitar.

25
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

Gambar 2.1 Contoh Tampilan Garmin (MapSource) Hasil Tracking


Report.

2.3.2 Google Earth Pro


Pada kegiatan ini salah satu software yang digunakan
adalah Google Earth Pro. Keuntungan pemanfaatan perangkat
lunak ini adalah karena kemampuannya yang dapat
memadukan pemrosesan data grafis (pemetaan) dan data
tabular serta dapat menganalisa data dari penggabungan kedua
data tersebut. Selain itu perangkat lunak ini dapat dioperasikan
dengan mudah dan bersifat interaktif.

Gambar 2.2. Contoh Tampilan Google Earth Pro

26
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

Google Earth Pro merupakan perangkat lunak yang


familiar karena setiap lokasi obyek pada peta dapat
dihubungkan dengan data base, sehingga apabila suatu obyek
berubah/bertambah maka dapat langsung dimasukkan pada
databasenya. Secara terstruktur data ini juga akan melengkapi
data grafis yang berkaitan. Keunggulan yang lain dari software
ini adalah database dan system informasinya merupakan satu
kesatuan file (file eksekusi) dan tahan terhadap virus
computer.
Google Earth Pro dapat mengkombinasikan citra satelit,
peta dan kemampuannya standard pada hampir semua
komputer. Hasil kombinasi Sistem Informasi Geografis (SIG)
yang menggunakan perangkat lunak Google Earth Pro dalam
menampilkan system satelit dan Visualisasi Multimeia
Interaktif dalam pekerjaan ini terdiri dari beberapa subsistem
yang dapat digunakan untuk memasukkan data, menyimpan
dan mengeluarkan informasi yang diperlukan.
Pada Google Earth Pro, setiap lokasi obyek pada peta
dapat dihubungkan dengan data tabular, sehingga apabila
suatu obyek/entity data berubah/bertambah maka dapat
langsung dimasukkan pada data tabularnya. Secara terstruktur
data ini juga akan melengkapi data grafis yang berkaitan.
Keunggulan yang lain dari software ini adalah tingkat
fleksibilitas data yang luas, yaitu kemampuannya untuk
memanfaatkan/menerima data dari format software ini sudah
meluas dan makin bertambah banyak digunakan oleh instansi-
instansi pemerintah seperti Dinas Pertanian, Dinas
Pertambangan, Dinas Perkebunan dan lain-lain yang tidak
menutup kemungkinan apabila dalam tahap selanjtnya data
hasil pengelolaan dapat dikembangkan kea arah yang lebih luas
lagi.

27
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

Berbagai tools yang dibutuhkan untuk penggunaan


Google Earth Pro adalah :
a. Tools Add Placemark
Add palcemark digunakan untuk mendigitasi entity data
dalam bentuk titik. Biasanya digunakan untuk menandai
suatu posisi pada basemap yang tidak memiliki dimensi
luas yang besar, misalnya titik-titik observasi, way point
dan sebagainya.
Dalam aplikasi pekerjaan ini digunakan dalam menandai ibu
kota kecamatan, way point dan titik-titik simpul lokasi
puskesmas yang didigitasi. Setiap membuat palcemark akan
ditampilkan sebuah dialog box yang merupakan properties
dari placemark yang akan dibuat. Informasi tersebut
diantaranya nama palcemark, posisi koordinatnya dalam
basemap (otomatis), dan description yang dapat diisi sesuai
kebutuhannya.
b. Tools Add Path
Biasanya dipakai untuk mendigitasi data dalam bentuk
garis. Path adalah entity dalam Google Earth Pro, yang
dalam piranti lunak lain biasanya disebut sebagai
polyline.Seperti polyline path juga tersusun atas multiline
yang dihubungkan oleh vertek-vertek yang dapat dipindah
sesuai dengan posisi yang diinginkan.
Seperti pada placemark dialog, dialog ini juga berisikan
properties dari path yang akan didigit bedanya, karena path
merupakan entity berbentuk polyline maka tidak ada
informasi koordinatnya.
c. GPS Device Shareable Data
Piranti lunak Google Earth Pro juga mendukung untuk
melakukan pembacaan data digital yang berasal dari Global

28
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

Positioning System (GPS), namun masih terbatas pada GPS


berlabel Garmin dan Magrllan.
Jika digunakan GPS sebagai masukan data, dengan
menggunakan program Google Earth Pro dapat ditampilkan
way point (titik-titik pengamatan), Track line (lintasan
observasi). Data-data way point dan track line dapat
langsung diinput kedalam peta digital yang di down load
oleh program Gogle Earth Pro. Objek-objek tersebut dapat
di overlay tepat pada posisi koordinat peta yang telah
disiapkan.

2.3.3 Arc GIS


Software ini berfungsi untuk menampilkan peta wilayah
hasil survey seluruh kegiatan. ArcGIS merupakan salah satu
software terkemuka yang saat ini banyak digunakan oleh para
praktisi GIS. ArcGIS Desktop terdiri dari beberapa modul
aplikasi yakni ArcMap, ArcCatalog, ArcGlobe, ArcReader, dan
ArcScene. Dalam melakukan analisis GIS, kebanyakan
pengguna lebih sering menggunakan ArcMap, ArcCatalog, dan
ArcScene.

29
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

Gambar 2.3. Tampilan ArcGIS

ArcMap bias dikatakan sebagai aplikasi utama ArcGIS


Desktop. Berbagai proses pengolahan, analisis, dan visualisasi
data memang lebih banyak dilakukan di sini.Berikut tampilan
interface lengkap dari ArcMap.

Table of Contents menampilkan semua dataframe


beserta layer-layer yang dimasukkan ke dalam ArcMap.
1. Work area menampilkan area kerja Peta yang diedit
2. Display : Mode default yang menampilkan layer-layer yang
memiliki objek spasial (peta).
3. Source : Menampilkan semua layer baik yang berupa peta
ataupun table, beserta lokasi/path-nya di dalam Drive
Komputer.
4. Selection : Untuk mengatur layer-layer mana saja yang bias
diseleksi (selectable) dan yang tidak.
5. ArcToolbox : merupakan kumpulan tools untuk melakukan
beragam proses analisis (Geoprocessing) di ArcGIS.

30
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

BAB III
GAMBARAN UMUM KAB. KARO
3.1 Pemerintahan Kab. Karo
Susunan Pemerintah Daerah seperti yang diatur menurut UU No.
22 Tahun 1999 bahwa di daerah dibentuk DPRD sebagai Badan
Legeslatif Daerah dan Pemerintah Daerah sebagai Badan Eksekutif
Daerah. Kepala Daerah Kabupaten disebut Bupati, dan
dalam melaksanakan tugas dan kewenangan selaku Kepala Daerah,
Bupati dibantu oleh seorang Wakil Bupati. Sejak terbentuknya
Kabupaten Karo hingga saat ini tercatat yang memimpin Kabupaten
Karo adalah sbb:
Tabel 3.1
Bupati Kabupaten Karo

No. Nama Bupati Masa Bakti

1 Ngerajai Meliala --- 1946


2 Rakutta Sembiring Berahmana 1946-1955
3 Abdullah Eteng
4 Baja Purba
5 Mayor Matang Sitepu
6 Baharudin Siregar
7 Kol. Tampak Sebayang, SH 1970-1981
8 Drs. Rukun Sembiring 1981-1986
9 Ir. Menet Ginting 1986-1991
10 Drs. Rupai Perangin-angin 1991-1995
11 Kol. Drs. D.D. Sinulingga 1995-2000
12 Sinar Perangin-angin 2000-2005
13 Kol. Drs. D.D. Sinulingga 2005-2010
14 Dr. (HC) Kena Ukur Karo Jambi 2010-2014
15 Terkelin Brahmana, SH 2014 -

31
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

Pada lembaga Legislatif dipimpin oleh:

Tabel 3.2
Ketua DPRD Kabupaten Karo

No. Nama Ketua DPRD Masa Bakti

1 Selamat Ginting 1950-1955

2 Tokoh Purba 1955-1959

3 Matang Sitepu 1959-1962

4 Tampe Perangin-angin 1962-1965

5 Kolam Bukit 1969-1971

6 Panjang Barus 1971-1977

7 Muli Sembiring 1977-1982

8 Kursi Singarimbun 1982-1987

9 Kursi Singarimbun 1987-1992

10 Musim Firman Tarigan 1992-1997

11 Natangsa Suka Tendel 1997-1999

12 Bon Purba 1999-2004

13 R. Romanus Purba 2004-2009

14. Effendi Sinukaban 2009-2014

15 Nora Else 2014 2019

32
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

Untuk mendukung pembangungan di Kabupaten Karo adapun visi


dan misi Kabupaten Karo adalah :

Visi : Terwujudnya Masyarakat Karo yang Makmur dan


Sejahtera Berbasis Pembangunan Pertanian dan Pariwisata yang
berwawasan linkungan.
Misi
1. Meningkatkan kapasitas dan profesionalisme aparatur
2. Meningkatkan produksi pertanian dan pemasaran hasil
pertanian sector unggulan yang berdaya saing melalui
dukungan agro industry.
3. Membangun dan atau meningkatkan kuantitas dan kualitas
daerah tujuan wisata yang mampu meningkatkan kunjungan
wisatawan domestik maupun mancanegara
4. Membangun dan meningkakan kualitas infrastruktur kualitas
infrastruktur yang menjangkau sentra produksi, kawasan
strategis dan wilayah terisolir yang memiliki dampak
terhadap percepatan pembangunan ekonomi daerah.
5. Menjamin dan meningkatkan kuantitas serta kualitas
pelayanan kesehatan bagi masyarakat secara merata
6. Mengembangkan dan memperkuat ekonomi kerakyatan yang
paling bersinergi dan berkelanjutan
7. Meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan.
8. Melakukan harmonisasi dan sinergitas hubungan antar
tingkat pemerintahan dalam pembangunan kewilayahan
melalui pemantapan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
(RTRWK) secara berkelanjutan.
9. Memperkuat kapasitas kelembagaan dan SDM masyarakat

33
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

3.2 Wilayah Administrasi


Secara Administrasi Kabupaten Karo terdiri dari 17 Kecamatan
dan 269 Desa/kelurahan (259 Desa dan 10 Kelurahan).Pusat
Pemerintahan Kabupaten Karo berada di Kabanjahe.
Dibanding dengan kabupaten lain di Provinsi Sumatera Utara,
maka Kabupaten Karo termasuk wilayah yang luasnya agak rendah.
Kabupaten Karo mempunyai wilayah seluas 2.127,25 Km2 atau 2,97%
dari luas Provinsi Sumatera Utara, terdiri dari 17 kecamatan dan 269
desa. Wilayah yang terluas adalah Kecamatan Mardingding yakni
267,11 Km2 (12,56% dari luas kabupaten) dan kecamatan dengan luas
terkecil adalah Kecamatan Berastagi seluas 30,5 Km2 (1,43% dari luas
kabupaten). Untuk lebih jelasnya luas wilayah kecamatan dapat
dilihat pada Tabel 3.3

34
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

Tabel 3.3
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Karo Tahun 2015

Rasio Terhadap
Banyaknya
No Kecamatan Luas (Km) Total Luas
Desa/Kelurahan
Kabupaten (%)
1 Barusjahe 19 128,04 6,02
2 Berastagi 10 30,50 1,43
3 Dolat Rayat 7 32,25 1,52
4 Juhar 25 218,56 10,27
5 Kabanjahe 13 44,65 2,10
6 Kutabuluh 16 195,70 9,20
7 Laubaleng 15 252,60 11,87
8 Mardingding 12 267,11 12,56
9 Merdeka 9 44,17 2,08
10 Merek 19 125,51 5,90
11 Munte 22 125,64 5,91
12 Naman Teran 14 87,82 4,13
13 Payung 8 47,24 2,22
14 Simpang Empat 17 93,48 4,39
15 Tigabinanga 19 160,38 7,54
16 Tiganderket 17 86,76 4,08
17 Tigapanah 26 186,84 8,78
Jumlah 269 2.127,25 100,00

35
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

Gambar 3.1 Peta Administrasi Kab. Karo

3.3 Kondisi Fisik Dan Lingkungan

3.3.1 Letak Geografis


Kabupaten Karo merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat
di Provinsi Sumatera Utara, yang terletak pada jajaran Dataran Tinggi
Bukit Barisan dan sebelah barat daya berbatasan langsung dengan
Samudera Indonesia serta merupakan daerah hulu sungai. Secara
geografis Kabupaten Karo terletak pada koordinat 2050 3019
Lintang Utara dan 97055 - 98038 Bujur Timur. Kabupaten Karo secara

36
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

administratif berbatasan dengan beberapa kabupaten. Adapun batas-


batas wilayahnya adalah :
Sebelah Utara : Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli
Serdang
Sebelah Selatan : Kabupaten Dairi dan Kabupaten Samosir
Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten
Simalungun
Sebelah Timur : Provinsi Nangroe Aceh Darusalam

Kabupaten Karo juga merupakan pintu masuk menuju Kabupaten


Dairi dan Kota Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara.

3.3.2 Topografi
Ditinjau dari kondisi topografinya, wilayah Kabupaten Karo
terletak di dataran tinggi bukit barisan dengan elevasi terendah +140
m di atas permukaan laut (Paya lah-lah Mardingding) dan yang
tertinggi ialah + 2.451 m di atas permukaan laut (Gunung Sinabung).
Daerah Kabupaten Karo yang berada di daerah dataran tinggi bukit
barisan dengan kondisi topografi yang berbukit dan bergelombang,
maka di wilayah ini ditemui banyak lembah-lembah dan alur-alur
sungai yang dalam dan lereng-lereng bukit yang curam/terjal

Sebagian besar (90%) wilayah Kabupaten Karo berada pada


ketinggian/elevasi 120 1.600 meter di atas permukaan laut.
Kabupaten Karo memiliki daerah ketinggian paling luas yaitu di
ketinggian 500 1.000 meter di atas permukaan laut (39,91%),
sedangkan yang paling rendah adalah di ketinggian > 1.400 meter di
atas permukaan laut. Untuk lebih jelasnya ketinggian wilayah
Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabela3.1

37
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

Tabel 3.1
Luas Wilayah Menurut Ketinggian di Kabupaten Karo

No Ketinggian (m dpl) Luas (Ha) Persentase (%)

1 120 - 200 28.606 13,45


2 200 - 500 17.856 8,39
3 500 - 1.000 84.892 39,91
4 1.000 - 1.400 70.774 33,27
5 > 1.400 10.597 4,98
Jumlah 212.725 100,00

3.3.3 Kemiringan Lahan


Kabupaten Karo bila dilihat dari sudut kemiringan/lereng
tanahnya terdiri dari: datar (2 %), landai (2 - 15 %), miring (15 - 40 %)
dan curam (40 %). Wilayah yang paling luas adalah dengan
kemiringan 2 15 % (landai) seluas 74.919 Ha (35,22%), sedangkan
yang paling rendah adalah dengan kemiringan 2 % (datar) seluas
23.900 Ha (11,24%). Untuk lebih jelasnya kemiringan/lereng
Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 3.2.

38
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

Tabel 3.2
Luas Wilayah Menurut Kemiringan/Lereng di Kabupaten
Karo

Persentase
No Kemiringan/Lereng Luas (Ha)
(%)

1 Datar (2 %) 23.900 11,24


2 Landai (2 - 15 %) 74.919 35,22
3 Miring (15 - 40 %) 41.169 19,35
4 Curam (40 %) 72.737 34,19
Jumlah 212.725 100,00

3.3.4 Klimatologi
Iklim di Kabupaten Karo tergolong kedalam daerah beriklim
tropis yang mempunyai 2 (dua) musim, yaitu musim kemarau dan
musim hujan. Tipe iklim daerah Kabupaten Karo adalah E2 menurut
klasifikasi Oldeman dengan bulan basah lebih tiga bulan dan bulan
kering berkisar 2 3 bulan atau A menurut Koppen dengan curah
hujan rata-rata di atas 1.000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun.
Curah hujan tahunan berkisar antara 1.000 4.000 mm/tahun.
Musim hujan pertama mulai bulan Agustus sampai dengan bulan
Januari dan musim kedua pada bulan Maret sampai dengan bulan
Mei, sedangkan musim kemarau biasanya pada bulan Februari, Juni
dan Juli.

Curah hujan di Kabupaten Karo tahun 2011 tertinggi pada bulan


november sebesar 268 mm dan terendah pada bulan januari sebesar
64 mm. Sedangkan jumlah hari hujan tertinggi pada bulan november
sebanyak 21 hari dan terendah pada bulan Februari sebanyak 7 hari.

39
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

Suhu udara di Kabupaten Karo berkisar antara 18,40C 19,30C


dengan kelembaban udara rata-rata setinggi 84,66%.
Arah angin di Kabupaten Karo terbagi atas dua musim yakni:

a. Angin berhembus dari arah Barat, kira-kira bulan Oktober


sampai dengan bulan Maret.

b. Angin berhembus dari arah Timur dan Tenggara, antara bulan


April sampai dengan bulan September.

Untuk lebih jelasnya curah hujan dan hari hujan di Kabupaten


Karo dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3.
Data Kelembaban udara, Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan
di Kabupaten Karo
Curah
Kelembaban Jumlah Hari
No Bulan Hujan
Udara Hujan (hari)
(mm)

1 Januari 87,1 64 11
2 Februari 87,2 105 7
3 Maret 85,9 109 12
4 April 87,0 108 12
5 Mei 85,6 73 10
6 Juni 84,9 181 16
7 Juli 87,1 168 15
8 Agustus 61,8 183 13
9 September 87,4 160 13
10 Oktober 86,5 91 11
11 November 87,8 268 21
12 Desember 87,6 203 14
Rata-rata 84,66 142,75 12,92

40
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

3.3.5 Ketinggian Tanah


Kabupaten Karo terletak pada jajaran Bukit Barisan dan sebagian
besar wilayahnya merupakan dataran tinggi. Dua gunung berapi aktif
terletak di wilayah ini sehingga rawan gempa vulkanik.

Wilayah Kabupaten Karo berada pada ketinggian 2801.420 M di


atas permukaan laut.Untuk lebih jelasnya ketinggian tanah di
Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabela3.4.

Tabel 3.4
Tinggi Wilayah Di Atas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan
No Kecamatan Tinggi (m)

1 Barusjahe 1 200
2 Berastagi 1.400
3 Dolat Rayat 1 192
4 Juhar 710 - 800
5 Kabanjahe 1200
6 Kutabuluh 900
7 Laubaleng 280
8 Mardingding 280
9 Merdeka 700 - 1 420
10 Merek 1 192
11 Munte 800
12 Naman Teran 700 - 1.420
13 Payung 850 - 1 200
14 Simpang Empat 700 - 1.420
15 Tigabinanga 490 - 700
16 Tiganderket 850 - 1 200
17 Tigapanah 1 192

41
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

3.3.6 Geologi
Geologi Kabupaten Karo terdiri dari batuan gunung api yang
terdiri dari lava, breksi, tufa, yang diperkirakan berumur kwarter
kawah dan daerah pedataran yang sebagian daerah persawahan
terbentuk dari batuan yang tergabung dan disebut dengan Formasi
Palasari yang terdiri dari batu pasir, konglomerat dan batu gamping
terumbu dan diperkirakan berumur kwarter. Keadaan geologi di
Kabupaten Karo terdiri dari:

Kerikil, pasir, lempung banyak terdapat di Kecamatan


Mardingding dan Kecamatan Lau Baleng.
Qvsn, Erupsi Sinabung : Lava andesit-dasit, sebagian besar
terdapat di Kecamatan Tiganderket dan Kecamatan Payung.
Qvba, Eerupsi Sibayak, Satuan Sibayak : Andesit, Dasit
piroklastik sebagian besar terdapat di Kecamatan Berastagi dan
Kecamatan Merdeka.
Qvbr, Erupsi Barus: Lava andesit piroklastik sebagian besar
terdapat di sebelah Utara Kecamatan Dolat Rayat.
Qvbs, Erupsi Sibayak, Satuan Singkut : Andesit,
dasit,mikrodiorit,tufa, sebagian besar terdapat di Kecamatan
Barusjahe, Kabanjahe, Simpang Empat, Payung, Dolat Rayat,
Berastagi, Merdeka, Naman Teran dan Tiga Panah.
Qpm, Formasi Melaboh : Gravel, pasir dan lempung
Qvss, Erupsi Sipiso piso : Dasit dan Andesit, Jenis batuan ini
terdapat di bagian Timur Kecamatan Merek.
Qpk, Formasi Kotacane : Kerikil, pasir, lempung
Jenis batuan ini terdapat di sebagian Kecamatan Mardingding dan
Kecamatan Lau Baleng.
Qvtsu, Erupsi Toba, Satuan Sibutar: Campuran lava riolitik dan
piroklastik.

42
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

Jenis batuan ini terdapat di sebagian Kecamatan Merek.


Qvt, Erupsi Toba : Tufa riodasit sebagian terelaskan, Jenis batuan
ini merupakan jenis batuan yang mendominasi di Kabupaten
Karo. Hampir semua kecamatan memiliki jenis batuan ini, akan
tetapi yang lebih mendominasi adalah Kecamatan Merek, Tiga
Panah, Munte dan Kutabuluh.
QTvm, Eerupsi Takurtakur, Satuan Mentar: Piroklastik andesitik
dasitik, terdapat di sebagian Kecamatan Barusjahe.
QTvk, Eerupsi Takurtakur, Satuan Takurtakur : Andesit, dasit dan
piroklastik, Jenis batuan ini sebagian besar terdapat di sebelah
Utara Kabupaten Karo, yaitu di Kecamatan sebagian Kecamatan
Kutabuluh, Tiganderket, Naman Teran dan Merdeka.
Tmvh,Formasi Gunung Api Haranggaol : Andesit, dasit,
piroklastik
Tlbu, Formasi Butar : Selang seling batupasir dengan batupasir,
batulumpur, termasuk formasi yang banyak terdapat di
Kabupaten Karo. Jenis batuan ini melingkupi sebagian Kecamatan
Mardingding, Lau Baleng, Tiga Binanga, Kutabuluh dan
Tiganderket.
Ppbl, Formasi Batugamping Batumilmil : Batugamping dan rijang,
terdapat di sebagian Kecamatan Kutabuluh dan Tiganderket.
Mpikt : Intrusi Granit
Jenis batuan ini terdapat di sebagian Kecamatan Munte.
Mpik : Intrusi granit
Ppal,Formasi Alas, Anggota Batugamping : Batugamping oolit atau
batugamping kristalin, terdapat di sebagian Kecamatan
Mardingding dan sebagian Kecamatan lau Baleng.
Ppa, Formasi Alas : Batuserpih,batulanau,batupasir, konglomerat,
wacke, terdapat di sebelah Barat Kecamatan Mardingding.
Puk, Formasi Kluet : Batusabak, filit, meta batupasir,
metabatulempung, Jenis batuan ini terletak di sebelah Selatan

43
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

Kabupaten Karo, melingkupi: sebagian Kecamatan Juhar dan


Kecamatan Merek.
Pub, Formasi Bahorok : Batu metawacke, batusabak,
metabatulanau, meta batupasir arenit meta batukonglomerat,
Jenis batuan ini terdapat di sebagian Kecamatan Mardingding dan
Kecamatan Kutabuluh.

3.3.7 Jenis Tanah


Kabupaten Karo memiliki berbagai jenis tanah yang dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk tanaman pangan, palawija dan
hortikultura. Setiap jenis tanah mengandung karakteristik tersendiri
dan dapat diolah dengan baik serta menghasilkan produksi yang
optimal jika jenis komoditi yang akan ditanam disesuaikan dengan
jenis tanah yang ada.

Di wilayah kabupaten yang cukup luas, mencapai 2.127,25 Km2.


Terdapat berbagai jenis-jenis tanah dan batuan. Untuk jenis tanah
dan batuan yang ada di Kabupaten Karo, terdapat :
Kelompok andosal mencapai 41.770 Ha (46%),
Kelompok podsolik merah kuning 24.474 Ha (26,95%)
Kelompok regosal dan latasol mencapai 1.374 Ha (1,51%) dan
Kelompok lainnya mencapai 23.171 Ha (25,52%) seperti podsal,
regosal, aluvial dan lain-lain.

3.3.8 Hidrologi
Di Kabupaten Karo ada dua sungai utama Sungai Wampu (Lau
Biang) dan Sungai Lau Renun (Lau Bengap) yang berturut-turut
bermuara ke Selat Malaka dan Samudra Indonesia. Jumlah anak-anak
sungai yang bermuara ke kedua sungai diatas tercatat kira-kira 43
buah. Pada umumnya DAS anak-anak sungai tersebut relative kecil
dan mempunyai kemiringan relative tinggi.

44
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

Selain dari pada air permukaan yang terdapat pada aliran sungai
dan anak-anak sungai juga terdapat air permukaan dalam bentuk
danau yakni Danau Lau Kawar di Kecamatan Naman Teran dan Danau
Toba di Kecamatan Merek. Potensi air tanah kurang baik karena air
tanah yang tersedia terdapat pada aquifer yang cukup dalam. Hal ini
berarti bahwa pemanfaatan air tanah harus menggunakan pompa
(deep well).

Kabupaten Karo merupakan bagian dari Wilayah Sungai (WS) Alas


Singkil dan terdiri dari 6 (enam) Daerah Aliran Sungai (DAS) yang
melingkupi Kabupaten Karo terdiri dari :
Daerah Aliran Sungai (DAS) Alas DAS Sei Ular
DAS Deli DAS Serdang
DAS Percut DAS Wampu

45
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

BAB IV
METODOLOGI

4.1 Metode Pelaksanaan


Basis dari geotagging adalah posisi. Pada kebanyakan kasus
posisi ini diketahui dari GPS. Disamping longitude dan latitude
system menunjukkan tiap lokasi dari bumi 180 derajat barat sampai
180 derajat timur sepanjang equator dan 90 derajat utara sampai 90
derajat selatan meridian (bujurutama).

Ada 2 pilihan melakukan geotagging yaitu, dengan mengambil


informasi posisi dari GPS atau melampirkan petanya setelah gambar
tersebut diambil. Data GPS diambil ketika foto diambil, harus
digunakan kamera yang di dalamnya sudah terdapat aplikasi GPS
atau kamera yang terhubung dengan GPS.

Seiring berkembangnya Teknologi, Tingkat Akurasi GPS pun


semakin akurat hal ini juga dibantu dengan ketersediaan Satelit GPS
dan GLONASS yang semakin bertambah, namun tingkat akurasi GPS
juga mempunyai kecenderungan seperti jangkauan sinyal satelit, dan
hambatan seperti tebing, jurang, gedung bertingkat ini akan sangat
menggangu kinerja sinyal Satelit GPS tersebut

Karena kebutuhan ini maka sekarang banyak terdapat chip


GPS yang tertanam di dalam kamera atau bahkan telepon seluler.
Beberapa kamera khusus, GPS terintegrasi dengan kamera maupun
telepon seluler chip GPS didalamnya dan dapat secara otomatis dapat
dilakukan geotagfoto. Yang lainnya memiliki chip GPS didalamnya
tetapi tidak memiliki software yang dibutuhkan untuk memproses

46
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

informasi GPS. Beberapa kamera digital dapat melakukan geotagging


secara otomatis seperti Nikon, Sony dan Ricoh.

Kebanyakan kamera digital digabungkan dengan GPS dan


diproses dengan menggunakan software seperti GPS-photolink, alta4,
every trail untuk menuliskan informasi lokasi gambar pada EXIF
HEADER. Koordinat geografis dapat ditambahkan pada foto setelah
dilampirkan pada peta menggunakan Flickr atau Panoramio. Program-
program ini kemudian dapat menuliskan informasi lokasi pada foto
EXIF HEADER.

Namun bagaimana bila kita ingin melihat lokasi hasil jepretan


kamera biasa yang tidak dilengkapi dengan GPS atau menggunakan
gps yang terpisah?. Hal ini bisa dilakukan apabila kita mempunyai
data koordinat lokasi foto tersebut walaupun tidak include dalam
meta data atau data exif.

Kita bisa melakukan geotaging secara manual menggunakan


bantuan software tertentu. Cara termudah untuk mencocokkan foto
tersebut ke lokasi spesifik adalah salah satunya dengan
menggunakan Google Maps dalam Picasa. Namun juga dapat
menggunakan fitur geotag asli dalam ACDSee, Adobe Lightroom, dll.

47
Laporan Pendahuluan T.A. 2015

4.2 Tahapan Kegiatan

1. Tahap Persiapan
- Persiapan admninistrasi kegiatan
- Penyusunan Personil
- Menyusun Rencana Kegiatan
- Penyusunan Laporan Pendahuluan
- Persentasi Laporan Pendahuluan

2. Pelaksaan Survey
- Pengambilan Dokumentasi jaringan irigasi meliputi
jaringan primer dan sekunder.
- Tracking Saluran Primer dan Sekunder
- Pelaporan dan pembagian tim koordinasi lokasi
- Intrepretasi dan digitasi obyek
- Pengumpulan Data Jaringan Irigasi serta bangunan
bangunan yang ada

3. Pengolahan data
- Pengolahan Fotogrametri

- Pengolahan Geotagging

- Penggabungan dan Kodespesifikasi data atribut, foto,


dan koordinat lokasi

- Intrepretasi dan digitasi obyek

- Pengolahan Data survey lapangan

- Proses Kartografi

- Penyusunan data hasil survey menjadi data


atribut/spasial dalam format GIS dan Foto Geotagging

48

Anda mungkin juga menyukai