KLIPING Fisika

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

KLIPING

Kalibrasi dan Alat-alat Ukur

Disusun Oleh :

Novita Krisma

Kelas : X Mia2

SMA NEGERI 1 SANGGAU LEDO


TAHUN AJARAN 2017/2018
1. KALIBRASI

Definisi Kalibrasi
Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM)
adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan
oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur,
dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam
kondisi tertentu.
Dengan kata lain:
Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan
alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang
mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran
dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.

Tujuan Kalibrasi

Mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur


sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer nasional dan / internasional),
melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus.
Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional penunjukan suatu
instrument ukur.
Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun
Internasional.

Manfaat Kalibrasi

Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan
spesefikasinya
Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan
laboratorium dan produksi yang dimiliki.
Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara harga benar dengan harga yang
ditunjukkan oleh alat ukur.

Prinsip Dasar Kalibrasi

Obyek Ukur (Unit Under Test)


Standar Ukur(Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metrode standar (Mengacu ke standar
kalibrasi internasional atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg
sudah teruji (diverifikasi))
Operator / Teknisi ( Dipersyaratkan operator/teknisi yg mempunyai kemampuan
teknis kalibrasi (bersertifikat))
Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 bahwa semua alat ukur setelah melewati
mobilisasi atau pergeseran dari satu tempat ke tempat lainnya, maka sebaiknya di
lakukan kalibrasi menyeluruh untuk mendapatkan keakuratan
Lingkungan yg dikondisikan (Suhu dan kelembaban selalu dikontrol, Gangguan
faktor lingkungan luar selalu diminimalkan & sumber ketidakpastian pengukuran)

Hasil Kalibrasi antara lain:

Nilai Obyek Ukur


Nilai Koreksi/Penyimpangan
Nilai Ketidakpastian Pengukuran(Besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam
pengukuran, dievaluasi setelah ada hasil pekerjaan yang diukur & analisis
ketidakpastian yang benar dengan memperhitungkan semua sumber ketidakpastian
yang ada di dalam metode perbandingan yang digunakan serta besarnya kesalahan
yang mungkin terjadi dalam pengukuran)
Sifat metrologi lain seperti faktor kalibrasi, kurva kalibrasi.

Persyaratan Kalibrasi

Standar acuan yang mampu telusur ke standar Nasional / Internasional


Metode kalibrasi yang diakui secara Nasional / Internasional
Personil kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan dengan sertifikasi dari laboratorium
yang terakreditasi
Ruangan / tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti suhu, kelembaban, tekanan udara,
aliran udara, dan kedap getaran
Alat yang dikalibrasi dalam keadaan berfungsi baik / tidak rusak

Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di


dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran.
ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif.

Kalibrasi diperlukan untuk:

Perangkat baru
Suatu perangkat setiap waktu tertentu
Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)
Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah
kalibrasi
Ketika hasil pengamatan dipertanyakan

Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau


indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang
digunakan dalam akurasi tertentu. Contohnya, termometer dapat dikalibrasi sehingga
kesalahan indikasi atau koreksi dapat ditentukan dan disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi),
sehingga termometer tersebut menunjukan temperatur yang sebenarnya dalam celcius pada
titik-titik tertentu di skala.

Di beberapa negara, termasuk Indonesia, memiliki lembaga metrologi nasional


(National metrology institute). Di Indonesia terdapat Pusat Penelitian Kalibrasi Instrumentasi
dan Metrologi (Puslit KIM LIPI) yang memiliki standar pengukuran tertinggi (dalam SI dan
satuan-satuan turunannya) yang akan digunakan sebagai acuan bagi perangkat yang dikalibrasi.
Puslit KIM LIPI juga mendukung infrastuktur metrologi di suatu negara (dan, seringkali,
negara lain) dengan membangun rantai pengukuran dari standar tingkat tinggi/internasional
dengan perangkat yang digunakan.

Hasil kalibrasi harus disertai pernyataan "traceable uncertainity" untuk menentukan


tingkat kepercayaan yang di evaluasi dengan saksama dengan analisis ketidakpastian.

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kalibrasi
2. ALAT UKUR DAN PENGERTIANNYA
1. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang mampu mengukur jarak, kedalaman,
maupun diameter dalam suatu objek dengan tingkat akurasi dan presisi yang sangat
baik (0,05 mm). Hasil pengukuran dari ketiga fungsi alat tersebut dibaca dengan cara
yang sama.
Alat ini dipakai secara luas pada berbagai bidang industri enjiniring (teknik),
mulai dari proses desain/perancangan, manufaktur/pembuatan, hingga pengecekan
akhir produk. Alat ini dipakai luas karena memiliki tingkat akurasi dan presisi yang
cukup tinggi, mudah digunakan, mudah dibawa-bawa, dan tidak membutuhkan
perawatan khusus. Karena alasan inilah jangka sorong lebih disukai insinyur (enjinir)
dibandingkan alat ukur konvensional seperti penggaris.
Bagian-bagian jangka sorong terdiri dari skala baca yang tercetak pada badan
alat ini (sama seperti skala baca/angka-angka di penggaris) yang dapat diatur
berdasarkan letak rahang jangka sorong; terdapat dua pasang rahang, yakni sepasang
rahang luar (atau rahang bawah) untuk mengukur jarak (pengukur utama) dan sepasang
rahang dalam (atau rahang atas) untuk mengukur diameter dalam (contohnya
mengukur diameter dalam pada cincin). Kedua pasang rahang tersebut dapat
digerakkan untuk pengukuran, jarak antar rahang untuk kedua pasang rahang tersebut
dapat dibaca dengan cara yang sama. Selain itu pula, terdapat tangkai ukur kedalaman
yang pergerakannya diatur dengan cara menggerakkan rahang. Karena ketiga bagian-
bagian jangka sorong tersebut saling bergerak bersamaan, maka ketiga fungsi tersebut
pengukurannya dibaca/dihitung dengan cara yang sama.

Sumber : http://www.studiobelajar.com/jangka-sorong/

2. Neraca Ohauss
Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek
laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah
311 gram. Batas ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram.
Prinsip kerja neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang akan
dikur dengan anak timbangan. Anak timbangan neraca Ohaus berada pada neraca itu
sendiri. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diubah dengan menggeser posisi
anak timbangan sepanjang lengan. Anak timbangan dapat digeser menjauh atau
mendekati poros neraca . Massa benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-
masing posisi anak timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan
setimbang. Ada juga yang mengatakan prinsip kerja massa seperti prinsip kerja tuas.
Bagian-bagian Neraca Ohauss:
Tempat beban yang digunakan untuk menempatkan benda yang akan diukur.
Tombol kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ketika neraca
tidak dapat digunakan untuk mengukur.
Lengan neraca untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan dan untuk
neraca ohauss 4 lengan terdapat empat lengan.
Pemberat (anting) yang diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat
digeser-geser dan sebagai penunjuk hasil pengukuran.
Titik 0 atau garis kesetimbangan, yang digunakan untuk menentukan titik
kesetimbangan.

Sumber : http://tugasinstrumen.blogspot.co.id/2012/10/neraca-
adalahsuatu-alat-untuk-mengukur.html

3. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup adalah alat pengukuran yang terdiri dari sekrup terkalibrasi
dan memiliki tingkat kepresisian 0.01 mm (10-5 m). Alat ini ditemukan pertama kali
oleh Willaim Gascoigne pada abad ke-17 karena dibutuhkan alat yang lebih presisi dari
jangka sorong. Penggunaan pertamanya adalah untuk mengukur jarak sudut antar
bintang-bintang dan ukuran benda-benda luar angkasa dari teleskop.
Meskipun mengandung kata mikro, alat ini tidak tepat digunakan untuk
menghitung benda dengan skala mikrometer. Kata mikro pada alat ini diambil dari
Bahasa Yunani micros yang berarti kecil, bukan skala mikro yang berarti 10-

Bagian-bagian Mikrometer Sekrup

Poros Tetap (Anvil)


Bagian poros yang tidak bergerak. Objek yang ingin diukur ditempelkan di
bagian ini dan bagian poros geser didekatkan untuk menjepit objek tersebut.
Poros Geser (Spindle)
Poros bergerak berbentuk komponen silindris yang digerakkan oleh thimble.
Pengunci (Lock Nut)
Bagian yang dapat digunakan untuk mengunci pergerakan poros geser.
Sleeve
Bagian statis berbentuk lingkaran yang merupakan tempat ditulisnya skala
pengukuran. Terdapat dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius.
Thimble
Bagian yang dapat digerakkan oleh tangan penggunanya.
Ratchet
Bagian yang dapat membantu menggerakkan poros geser dengan pergerakan
lebih perlahan dibanding menggerakkan thimble.
Rangka (Frame)
Komponen berbentuk C yang menyatukan poros tetap dan komponen-
komponen lain mikrometer sekrup. Rangka mikrometer sekrup dibuat tebal agar
kokoh dan mampu menjaga objek pengukuran tidak bergerak, bergesar, atau
berubah bentuk.

Sumber : http://www.studiobelajar.com/mikrometer-sekrup/

4. Mistar
Mistar atau penggaris adalah alat ukur panjang yang sering digunakan. Alat
ukur ini memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar memiliki ketelitian
pengukuran setengah dari skala terkecilnya yaitu 0,5 mm. Pada saat melakukan
pengukuran dengan mistar, arah pandangan harus tegak lurus dengan dengan skala pada
mistar dan benda yang diukur. Jika tidak tegak lurus maka akan menyebabkan
kesalahan dalam pengukurannya, bisa lebih besar atau lebih kecil dari ukuran aslinya.
Contoh:

Sumber : http://www.anashir.com/fisika/768/alat-ukur-panjang-
mistar-jangka-sorong-dan-mikrometer
5. Voltmeter
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik.
Dengan ditambah alat multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuranalat
voltmeter berkali-kali lipat. Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antar medan
magnet dan kuat arus. Gaya magnetic tersebut akan mampu membuat jarum alat
pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik. Semakin besar arus listrik yang
mengelir makasemakin besar penyimpangan jarum yang terjadi.

Sumber : https://maztriks.blogspot.co.id/2014/03/macam-macam-
alat-ukur-dalam-fisika.html

Anda mungkin juga menyukai