PENDAHULUAN
BAB II
1 Evaluasi Kurikulum
ISI
1. Perbaikan Program
Mengapa evaluasi kurikulum bertujuan untuk perbaikan program ?Dalam
konteks tujuan ini, peranan evaluasi lebih kearah konstruktif.Konstruktif yang
dimaksud disini adalah kegiatan evaluasi kurikulum yang dilakukan mengarah
2 Evaluasi Kurikulum
kepada perbaikan program kurikulum yang sedang dikembangkan.
Informasi hasil evaluasi kurikulum itu sendiri yang dijadikan input bagi
perbaikan yang diperlukan di dalam program kurikulum. Kegiatan evaluasi
disini lebih mengarah kepada kebutuhan yang datang dari dalam sistem
kurikulum itu sendiri karena evaluasi ini dipandang sebagai salah satu faktor
yang memungkinkan tercapainya hasil pengembangan yang optimal dari
sistem kurikulum yang hedak diterapkan dan dikembangkan.
3 Evaluasi Kurikulum
3. Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan
Tindak lanjut hasil pengembangan kurikulum dapat berbentuk jawaban
atas dua kemungkinan pertanyaan : Pertama, apakah kurikulum baru
tersebut akan atau tidak akan disebarluaskan ke dalam sistem yang ada ?
Kedua, dalam kondisi yang bagaimana dan dengan cara yang bagaimana
pula kurikulum baru tersebut akan disebar luaskan ke dalam sistem yang ada
?
Ditinjau dari proses pengembangan kurikulum yang sudah berjalan,
pertanyaan pertama tepat untuk diajukan pada awal fase pengembangan.
Jika pertanyaan ini diajukan pada fase awal kegiatan evaluasi, maka kita
akan dihadapkan pada situasi yang tidak menguntungkan biaya, tenaga
dan waktu yang telah dikerahkan selama ini ternyata terbuang dengan
percuma; peserta didik yang telah menggunakan kurikulum baru tersebut
selama fase pengembangan telah terlanjur dirugikan; sekolah-sekolah
dimana proses pengembangan itu berlangsung harus kembali menyesuaikan
diri lagi kepada cara lama; dan lambat laun akan timbul sikap skeptis di
kalangan orang tua dan masyarakat terhadap pembaharuan pendidikan
dalam bentuk apapun. Seperti yang terjadi pada pemberlakuan kurikulum
2013 yang merupakan evaluasi kurikulum 2006 yang diberlakukan pada fase
awal evaluasi
Pertanyaan kedua, dipandang lebih tepat untuk diajukan pada akhir fase
pengembangan kurikulum. Pertanyaan tersebut mengimplikasikan sekurang-
kurangnya tiga anak pertanyaan aspek-aspek mana dari kurikulum tersebut
yang masih perlu diperbaiki ataupun disesuaikan, strategi penyebaran yang
bagaimana yang sebaiknya ditempuh, dan persyaratan-persyaratan apa yang
perlu dipersiapkan terlebih dahulu di dalam sistem yang ada. Pertanyaan-
pertanyaan ini dirasakan lebih bersifat konstruktif dan lebih dapat diterima
ditinjau dari segi sosial, ekonomi, moral maupun teknis. Untuk menghasilkan
4 Evaluasi Kurikulum
informasi yang diperlukan dalam menjawab pertanyaan yang kedua itulah
diperlukan kegiatan evaluasi.
5 Evaluasi Kurikulum
2. Model yang Berorientasi pada Tujuan ( G o a l O r i e n t e d
Evaluation Model)
6 Evaluasi Kurikulum
meliputi tes dan non-tes. Model ini memerlukan informasi perubahan tingkah
laku sebelum dan setelah pembelajaran sehingga dengan model ini guru
perlu melakukan
pre and post-tes.
Langkah-langkah yang harus ditempuh yaitu :
a. Merumuskan tujuan tingkah laku
b. Menentukan situasi dimana peserta didik dapat memperlihatkan
tingkah laku yang akan dievaluasi
c. Menyusun alat evaluasi
d. Menggunakan hasil evaluasi.
7 Evaluasi Kurikulum
Model CIPP berorientasi pada suatu keputusan. Tujuannya adalah untuk
membantu pengembang kurikulum dalam membuat keputusan. Terdapat 4
jenis evalusi menurut model ini yaitu :
a. Context evaluation to serve planning decision, yaitu konteks
evaluasi untuk membantu administrator merencanakan keputusan,
menentukan kebutuhan, dan merumuskan tujuan program.
b. Input evaluation, structuring decision. Kegiatan evaluasi
bertujuan untuk membantu mengatur keputusan, mennetukan sumber-
sumber, alternative apa yang akan diambil, apa rencana dan strategi
untuk mencapai kebutuhan, dan bagaimana prosedur kerja untuk
mencapainya.
c. Proses evaluation, to serve implementing decision. Kegiatan
evaluasi ini bertujuan untuk membantu melaksanakan keputusan.
d. Product evaluation, to serve recycling decision. Kegiatan
evaluasi ini bertujuan untuk membantu keputusan selanjutnya. Model
ini menuntut agar hasil evaluasi digunakan sebagai masukan untuk
membuat keputusan dalam rangka penyempurnaan sistem kurikulum secara
keseluruhan. Pendekatan yang digunakan adalah penilaian acuan
norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP).
8 Evaluasi Kurikulum
c. Program i m p l e m e n t a t i o n , yaitu untuk menyiapkan informasi
apakah suatu program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu
yang tepat sebagaimana yang direncanakan.
d. Program improvment, yaitu memberikan informasi tentang
bagaimana suatu program dapat berfungsi, bekerja atau berjalan.
improvment
e. Program certivicatio, yaitu memberikan informasi tentang nilai
atau manfaat suatu program.
7. Model Brinkerhoff
Robert O. Brinkerhoff (1987) mengemukakan ada tiga jenis evaluasi yang
disusun berdasarkan penggabungan elemen-elemen yang sama, yaitu :
9 Evaluasi Kurikulum
menampung pendapat audiensi, masalah-masalah dan kegiatan program.
Teknik pengumpulan data dapat menggunakan observasi, studi kasus, dan
laporan tim pendukung. Seorang evaluator dapat mengabaikan penggunaan
teknik pengukuran karena informasi yang dibutuhkan lebih bersifat kualitatif-
naturalistik.
Untuk dapat memahami kedua jenis evaluasi ini dapat dilihat dari fungsinya.
Evaluasi formatif berfungsi untuk memperbaiki kurikulum, sedangkan
evaluasi sumatif berfungsi untuk melihat kemanfaatan kurikulum secara
menyeluruh.
10 Evaluasi Kurikulum
Kegiatan evaluasi dihubungkan dengan learning milieu, yaitu lingkungan
sekolah sebagai lingkungan material dan psiko-sosial, di mana guru dan
peserta didik dapat berinteraksi.
Tujuan evaluasi ini untuk menganalisis pelaksanaan sistem, faktor-faktor
yang memengaruhinya, kelebihan dan kekurangan sistem, dan pengaruh
sistem terhadap pengalaman belajar peserta didik.
Objek evaluasi model ini mencakup latar belakang dan perkembangan
sistem, proses pelaksanaan sistem, hasil belajar peserta didik, kesukaran-
kesukaran yang dialami dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan,
termasuk efek samping dari sistem itu sendiri. Berdasarkan tujuan dan
pendekatan evaluasi dalam model ini, maka ada tiga fase yang harus
ditempuh, yaitu observe, inquiry further dan seek to explain.
11 Evaluasi Kurikulum
b. Tidak mempersoalkan pemilihan sampel
c. Hasil evaluasi hanya berlaku pada tempat evaluasi itu dilakukan
d. Tidak ada generalisasi hasil evaluasi
e. Data yang dikumpulkan terutama data kualitatif
f. Adanya realitas yang tidak sepihak
BAB III
12 Evaluasi Kurikulum
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
13 Evaluasi Kurikulum
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta
14 Evaluasi Kurikulum