TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit pembekuan darah kongenital yang disebabkan karena kekurangan
faktor pembekuan darah, yaitu faktor VIII dan faktor IX yang bersifat herediter secara sex-linked
recessive pada kromosom X. Factor tersebut merupakan protein plasma yang merupakan
komponen yang sangat dibutuhkan oleh pembekuan darah khususnya dalam pembentukan
bekuan fibrin pada daerah trauma. Hemofilia merupakan penyakit gangguan pembekuan darah
yang diturunkan melalui kromosom X. Karena itu, penyakit ini lebih banyak terjadi pada pria
karena mereka hanya mempunyai kromosom X, sedangkan wanita umumnya menjadi pembawa
sifat saja (carrier). Namun, wanita juga bisa menderita hemofilia jika mendapatkan kromosom X
dari ayah hemofilia dan ibu pembawa carrier.
B. Epidemiologi
Insidens hemofilia A adalah 1:5000-10000 kelahiran bayi laki-laki, hemofilia B adalah
1:30.000-50.000 kelahiran bayi laki-laki, dan hemophilia C yang sangat jarang terjadi. Belum ada
data mengenai angka kekerapan di Indonesia, namun diperkirakan sekitar 20.000 dari 200 juta
penduduk Indonesia saat ini. Kasus hemophilia A lebih sering di jumpai dibanding kan
hemophilia B, yaitu berturut turut mencapai 80%-85% dan 10%-15% tanpa memandang
ras,geografis dan keadaan social ekonomi. Sedangkan untuk hemofilia C prevalensi tertinggi
diderita orang-orang Ashkenazi Jews (di Israel, diperkirakan sekitar 8%). Hemofilia paling
banyak di derita hanya pada pria. Wanita akan benar-benar mengalami hemofilia jika ayahnya
adalah seorang hemofilia dan ibunya adalah pemabawa sifat (carrier). Dan ini sangat jarang
terjadi. (Lihat penurunan Hemofilia)
Ada 3 tingkatan hemophilia berdasarkan klasifikasi kadar factor VIII dan IX dalam darah :
1. Berat : kurang dari 1% dari jumlah normal.
Penderita hemofilia parah/berat yang hanya memiliki kadar faktor VIII atau faktor IX
kurang dari 1% dari jumlah normal di dalam darahnya, dapat mengalami beberapa kali
perdarahan dalam sebulan. Kadang - kadang perdarahan terjadi begitu saja tanpa sebab
yang jelas.
2. Sedang : 1% 5% dari jumlah normalnya
Penderita hemofilia sedang jarang mengalami perdarahan dibandingkan hemofilia berat.
Perdarahan kadang terjadi akibat aktivitas tubuh yang terlalu berat, seperti olahraga yang
berlebihan.
3. Ringan : 5% 30% dari jumlah normalnya
Penderita hemofilia ringan lebih jarang mengalami perdarahan. Mereka mengalami
masalah perdarahan hanya dalam situasi tertentu, seperti operasi, cabut gigi atau
mangalami luka yang serius. Wanita hemofilia ringan mungkin akan pengalami
perdarahan lebih pada saat mengalami menstruasi.