Anda di halaman 1dari 4

Pengapian yang terhambat

Mesin diesel bersuara kasar. Ditandai dengan suara ngilitik atau terjadinya detonasi saat
pembakaran berlangsung di dalam silinder mesin yaitu mesin yang kasar.

Semakin lama periode pengapian. Maka makin besar jumlah bahan bakar yang terbakar pada saat
mesin kasar. Te;ah di buktikan bahwa ketukan di ruang bakar menjadi lebih sering / intes dengan
meningkatnya sudut antara garis tangensial pada kurva tekanan pada tahap pembakaran dan sumbu
x. Oleh karena itu, kekasaran saat mesin bekerja dapat di simpulkan sebagai kemiringan garis
tangensial.(gambar 49)

(rumus)

Proses yang terjadi saat pengapian yang terhambat. Sekarang mari kita perhatikan proses pada
periode pada pengapian yang terhambat

Opini terakhir, berdasarkan pengamatan teoritis dan eksperimental, bahwa pengapian dan
pembakaran bahan bakar di silinder mesin diesel di dahului oleh penguapan bahan bakar. Namun,
terlepas dari proses ini bahan bakar untuk pengapian dan pembakaran tersusun dari proses kimia.
Sifat dan urutan proses ini dibedakan oleh berbagai penulis. Namun, saat ini pengapian bahan bakar
dalam silinder mesin yang divisualisasikan seperti diuraikan dibawah ini. Efek temperature tinggi dari
kompresi udara ikatan antara atom karbon dan hidrogen. Hidrogen di bebaskan oksidasi primer
terbentuk, disebut peroksidasian organik.

Menjadi sangat tidak stabil, peroksidasi sangat cepat terurai. Panas terurai saat dekomposisi (reaksi
eksotheraml0 hal ini meningkatkan molekul bahan bakar yang tersisa dari reaksi oksidasi. Bahan
bakar terbakar secata langsung dan mulai terbakar berbentuk api. Naiknya tekanan dan
pembentukan senyawa intermediate dan terbentuk akhir pembakaran. Akibatnya pengapian bahan
bakar terhambat oleh proses fisika dan kimia seperti pemanasan, penguapan, oksidasi primer dan
pemisahan moleku. Gambar 41 mengilustrasikan perkembangan semprotan bahan bakar selama
pegapian dan pembakaran. Frame pertama pada pengapian lambat. Faktor yang mempengatuhi
periode pengapian lambat. Proses fisik dan kimia diatas terjadi saat tahap pembakaran, beberapa
darinya menyerap panas, yang lain membebaskan panas pada saat awal reaksi kimia. Saat proses
pengapian lambat tergantung pada jumlah panas yang di bebaskan, diserap dan diatur oleh faktor
faktor yang yang menyertai persiapan fisik dan kimia dari bahan bakar untuk pengapian.

Faktor ini dapat dibagi 3 grup :

Kimia. Termodinamika, hidrodinamika

Faktor kimia

Untuk ini struktur kimia dari bahan bakar: zat kimia tambahan; konsentrasi gas sisa pembakaran di
ruang bakar.
Tipe dari bahan bakar. Bagian terpenting dari faktor ini adalah struktur kimia dari bahan bakar yang
mana memiliki pengaruh penting saat pengapian lambat.

Sebagaimana dinyatakan diatas, stabilitas termal terendah adalah karakterisitik dari hidrokarbon
alifatik yang memiliki struktur molekul rantai terbuka. Hidrokarbon aromatik yang memiliki struktur
molekul jenis cincin dan molekul molekul ganda adalah yang paling stabil secara termal. Adapun
bahan bakar dengan kandungan alifatik hidrokarbon yang memiliki durasi pengapian lambat yang
pendek. Bahan bakar yang pada umumnya dari napthenes yang mana seperti diketahui memiliki
atom terikat dalam struktur tipe cincin dalam hal ini kurang memuaskan. Bahan bakar yang terdiri
dari alifatik hidrokarbon dengan alkana rantai panjang yang memiliki periode pengapian lambat lebih
pendek dari bahan bakar yang mengandung aromatik hidrokarbon dengan jumlah rantai samping
yang pendek. Bahan bakar aromatik tersebut menyebabkan kinerja mesin kasar pada mesin diesel
dan hal ini tidak cocok. Dalam memperkirakan kesesuaian bahan bakar untuk mesin diesel dibagi
menjadi beberapa kriteria yang digunakan. Kriteria yang paling besar adalah jumlah cetane;
presentase (berdasarkan volume) dari cetane (C16H34) dalam campuran dengan alpha-
methylnaphthalene (C10H7CH3) yang memiliki durasi pengapian lambat yang sama sebagai bahan
bakar yang diuji. Metode pnilaian bahan bakar dengan angka cetane yang didasarkan pada sifat
termal yang dikutip diatas dari alifatik dan aromatik hidrokarbon. Cetane memiliki parafin dan
merupakan hasil penyulingan minyak. Sedangkan alpha-methylnaphthalene memilik aromatik dan
merupakan hasil distalasi batu bara. Jumlah cetane bahan bakar diesel ditentukan pada mesin satu
silinder standart khusus yang dilengkapi untuk tes ini dengan kepala silinder mesin dirancang untuk
memberikan rasio variabel kompresi. Mengingat pada tabel 8 adalah angka cetane dari beberapa
bahan bakar diesel yang diperoleh dari minyak mentah dari ladang minyak yang berbeda. Kualitas
bahan bakar diesel dapat dicari dengan kriteria perkiraan lain yang disebut indeks diesel dan
dihitung dari rumus

(RUMUS)

TABEL

Titik anilin adalah suhu dimana campuran yang terjadi terdiri dari bagian yang sama dengan volume
anilin dan bahan bakar yang diuji menjadi keruh. Suhu ini ditentkan pada pendignan lambat dari
campuran yang sebelumnya telah dipanaskan dalam tabung tes dalam keaadan transparan. Semakin
tinggi indeks diesel maka semakin baik bahan bakar tersebut.

TABEL

Dapat dilihat, bahwa bahan bakar yang dihasilkan dari minyak bermutu tinggi, bahan bakar dasar
misal alkana memiliki indeks diesel tertinggi.
Dalam praktek penggunaan bahan bakar yang diijinkan dengan angka cetane atau indeks diesel tidak
dibawah yang diberikan dalam tabel 10 ( menurut Chernozukov)
Ini menunjukan indeks deisesl pada tabel tersebut hanya berbeda seikit dari jumlah cetane. Itu patut
dicatat bahwa jumlahe cetane bervariasi dengan sebagian kecil dari bahan bakar. Sebagian cahaya
memiliki angka cetane yang lebih keceil dari pada yang berat.

TABLE 150

Diagram indikator skematik yang terkandung dalam gambat 50 mengga,barkan efek dari jumlah
cetane pada kurva tekanan yang diperoleh selama pembakaran berbagai bahan bakar : A. Cetane B
Alpha metil napthalene C campuran 50% metana dan 50% alpa metil npthalene jumlah metane
cetane menurun, periode pengapian lambat menjadi lebih panjang sehingga start engine awal lebih
sulit. Percobaan menunjukan bahwa meningkatnya jumlah centan dari 30 sampai 60 pengurangan
tekanan pada bantalan 218-167 kg/cm2
Zat tambahan kimia. Untuk meningkatkan cetane bahan bakar solar, dicampur dengan zat sintetis
khusus seperti petoxida organik, senyawa nitro, aldehida, dll/
Dapat dilihat pada tabel 11, penggunaan bahan kimia tambahan dalam jumlah yang bervariasi dari
0,5 sampai 30% tampak meningkat jumlah cetanenya dari bahan bakar tersebut.

151

Konsentrasi gas sisa pembakaran. Penelitian membuktikan bahwa kandungan udara bekerja dengan
gas sisa dapat meningkatkan suhu pengapian dan memperpanjang periode pengpian lambat.
Pengaruh yang merugikan ini darisuatu kuantitas meningkatnya gas gas sisa. Diangap berasal dari
konsentrasi rendah oksigen dalam ruang bakar.

Faktor termodinamika. Faktor utama yang mempengaruhi periode pengapian termasuk T suhu, dan
Pc tekanan udara pada akhir langkah kompresi. Peningkatan T dan Pc mengurarangi periode
pengapian lambat. Peningkatan disosiasi molekul hidrogen dan reaksi kimia awal. Dengan munculya
tekanan udara maka densitas meningkat. Sebagai hasilnya, konduktifitas termal dari udara
mempercepat proses transmisi pada akhir mompresi tergantung rassio perbandingan kompresi.

Faktor faktro yang mempengaruhi termodinamika Ts juga termasuk rasio kompresi, tekanan udara
ke silinder selama pengisian suhu udara selama pemanasan dan pendinginan, serta suhu air pendign
dan beban mesin karena semua faktor ini mempengaruhi nilai nilai T dan P. Periode ini juga
dipengaruhi oleh sudut muka injeksi. Jika sudut muka injeksi terlalu besar, bahan bakar disebarkan
ke udara dimana T dan P relatif rendah, yang meningkatkan periode pengapian lambat, dari gambar
51 dapat dilihat bagaimana faktir diatas mempengaruhi periode pengapian.

Faktor hidrodinamik . Faktor hidrodinamik utama adalah kecepatan dari bahan bakar cair di dalam
ruang bakar. Faktor ini mempengaruhi kehalusan atomisasi dan tingkat pemanasan dan evapo-jatah
bahan bakar disuntikkan. Kehalusan atomisasi dan pertukaran panas antara udara dan tetesan
bahan bakar tumbuh dengan peningkatan kecepatan bahan bakar dan udara. Akibatnya, proses
pemanasan dan penguapan tetes bahan bakar dipercepat. Peningkatan kecepatan bahan bakar
terhadap udara tergantung pada tekanan injeksi, diameter lubang nosel dan berputar-putar dari
'udara. Dengan demikian, variabel-variabel ini harus mempengaruhi proses fisik selama tahap
pertama dari pembakaran. Percobaan menunjukkan bahwa tekanan di-jection dalam kisaran 150-
700 kg / cm' hanya sedikit perubahan periode pengapian lambat. Penurunan diameter nosel
memperpendek periode ini.

Fakta terakhir ini harus dianggap berasal dari peningkatan kehalusan atomisasi (radius penurunan
tetes). Sebagai turbulensi udara mengintensifkan (dengan batas tertentu) periode pengapian lag
menjadi lebih kecil. Namun, jika turbulensi udara menjadi terlalu intensif, periode ini tumbuh lebih
besar, meningkatkan laju kenaikan tekanan dan tekanan pembakaran maksimum. Mesin mulai
berjalan kasar. Efek sampingnya dari pusaran terlalu intensif pada periode pengapian disebabkan
oleh tinggi perpindahan panas dari untuk dinding ruang bakar dan pengurangan resultan dari suhu
selama masa persiapan bahan bakar untuk pengapian. Pengaruh sifat bahan bakar telah ditemukan
dari studi experi-mental, bahwa perubahan sifat pengiriman bahan bakar ada tergantung pada
pompa bahan bakar kontur camshaft, panjang garis pengiriman dan rasio antara daerah pompa
plunger piston dan daerah melalui lubang nosel katup injeksi, tidak ada pengaruh pada periode
pengapian cps. Namun, dengan nilai konstan cps perubahan tersebut dalam pengiriman bahan bakar
dapat mengubah secara substansial sifat dari proses pembakaran. Gambar 52 menunjukkan dua
kurva dari pengiriman bahan bakar terhadap sudut perjalanan crankshaft, dan diagram indikator
mesin yang sesuai. Sebagai kondisi penyusunan bahan bakar untuk diri pengapian tetap tidak
berubah, periode pengapian lambat untuk kedua diagram adalah sama.
Kurva 1 dan kurva 2 telah diperoleh masing masing untuk landai dan kontur curam dari cam. Oleh
karena itu , dala periode yang sama silinder menerima jumlah yang lebih kecil dari bahan bakar
dalam kasus pertama dibandingkan yang kedua; akibatnya tekanan pembakaran maksimum dan rata
rata tingkat kenaikan tekanan lebih kecil dalam pengiriman kurva 1 di kurva 2

Anda mungkin juga menyukai