Anda di halaman 1dari 10

MENGEMBANGKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI PEMBELAJARAN

MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER

Chairil Faif Pasani, Sumartono, Heza Sridevi

Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat,


Jl. Brigjen H. Hasan Basry Kayutangi Banjarmasin
e-mail: iheza@yahoo.co.id

Abstrak. Membina karakter tanggung jawab terhadap peserta didik dapat


dilakukan melalui pembelajaran matematika. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT) yang
diharapkan dapat mengembangkan karakter tanggung jawab siswa. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui: (1) mengembangkan karakter tanggung jawab
siswa menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT), (2)
hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran Number Head Together
(NHT), (3) hubungan antara nilai karakter tanggung jawab siswa dengan hasil
belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang tidak
sebenarnya (Pre Experimental Design). Jenis design yang digunakan adalah
One-Shot Case Study sebanyak enam kali pertemuan. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua siswa kelas X B Tata Niaga SMK Negeri 1
Banjarmasin tahun pelajaran 2013-2014 yang berjumlah 75 siswa, sedangkan
sampelnya adalah siswa kelas X B Tata Niaga SMK Negeri 1 Banjarmasin
yang berjumlah 23 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi,
observasi, dan tes. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan
analisis persentase lalu dilanjutkan dengan analisis varians, uji tukey, uji
Normalitas, uji t dan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)
penerapan model pembelajaran Number Head Together (NHT) efektif dalam
mengembangkan karakter tanggung jawab siswa, (2) penerapan model
pembelajaran Number Head Together (NHT) berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa, (3) ada hubungan yang positif dan signifikan sebesar 0,947
antara nilai karakter tanggung jawab siswa dengan hasil belajar matematika
siswa. Adapun persamaan regresinya adalah Y = 11,441 + 0,929X dengan X
menyatakan nilai karakter tanggung jawab siswa dan Y menyatakan hasil
belajar siswa.

Kata kunci: model pembelajaran Number Head Together (NHT),


tanggung jawab, hasil belajar

Undang-undang Nomor 20 Tahun berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,


2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mandiri, dan menjadi warga negara yang
menyebutkan, bahwa pendidikan nasional demokratis serta bertanggung jawab (Trianto,
berfungsi mengembangkan kemampuan dan 2009).
membentuk watak serta peradapan bangsa Matematika merupakan salah satu
yang bermartabat dalam rangka mencerdas- bidang ilmu pengetahuan yang diajarkan
kan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan
untuk mengembangkan potensi peserta didik menengah dan pendidikan tinggi. Peran
agar menjadi manusia yang beriman dan matematika sebagai salah satu ilmu
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pengetahuan sangatlah luas, tidak hanya
berperan penting dalam kehidupan sehari- antarsiswa. Jadi, pembelajaran ini tidak
hari tetapi juga berperan dalam perkembang- hanya cocok untuk siswa-siswa yang
an ilmu pengetahuan dan teknologi. Matema- berkemampuan rendah, ia juga sesuai bagi
tika juga berperan sebagai pembimbing pola siswa-siswa yang diidentifikasi berisiko
pikir maupun pembentuk sikap sehingga gagal, berdwibahasa, berbakat, dan
penting bagi siswa untuk mempelajari normal (Huda, 2013: 59).
matematika di sekolah (Tim MKPBM, 2001). Berdasarkan hasil pengamatan
Pada kenyataannya, matematika selama mengikuti kegiatan PPL II di SMK
sering dianggap sebagai mata pelajaran yang Negeri 1 Banjarmasin khususnya pada
menakutkan dan sulit untuk dipahami jurusan Tata Niaga menunjukkan bahwa
(Indriyani, 2011). Hal ini disebabkan karena karakter dan hasil belajar siswa relatif rendah.
pada dasarnya banyak konsep dan prinsip Hal ini dapat dilihat berdasarkan data nilai
matematika yang sulit untuk dikuasai siswa. Ulangan Tengah Semester siswa yang
Soedjadi (Muhsetyo dkk, 2009) menyatakan menunjukkan bahwa hasil belajar sebagian
bahwa salah satu penyebab matematika tidak siswa belum memenuhi batas Kriteria
mudah dipelajari karena objek dasar Ketuntasan Minimal (KKM) di sekolah yaitu
matematika yang abstrak, yaitu fakta, konsep, 75.
operasi, dan prinsip. Inilah yang pada Hasil wawancara dengan beberapa
akhirnya membuat sebagian siswa kurang siswa menyatakan bahwa saat pembelajaran
tertarik terhadap matematika, sehingga matematika waktu terasa berjalan lambat,
berdampak terhadap hasil belajar siswa. membosankan dan kurang bergairah, dan
Sehubungan diatas dalam membelajarkan kurangnya kerjasama teman saat diskusi
matematika kepada siswa, guru hendaknya kelompok. Hal tersebut yang menjadikan
memberikan suatu upaya-upaya dalam tantangan agar pembelajaran matematika
pelaksanaan pembelajaran agar siswa lebih menjadi sesuatu yang menyenangkan,
tertarik terhadap matematika, salah satunya membangkitkan minat, dan partisipasi. Model
yaitu dengan model pembelajaran. pembelajaran kooperatif tipe Number Head
Salah satu masalah pokok dalam Together (NHT) dijadikan suatu solusi dalam
pembelajaran pada pendidikan formal memunculkan karakter dan hasil belajar
(sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya siswa.
daya serap peserta didik. Hal ini nampak Model pembelajaran kooperatif tipe
rerata hasil belajar peserta didik yang Number Head Together (NHT) belum pernah
senantiasa masih sangat memprihatinkan. diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran
Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi matematika di SMK Negeri 1 Banjarmasin.
pembelajaran yang konvensional dan tidak Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil
mnyentuh ranah dimensi peserta didik itu pengamatan saat guru mengajar di kelas dan
sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang yang digunakan oleh guru. melalui pengamat-
lebih substansial, bahwa proses pembelajar- an saat kegiatan PPL II, kelas XI Tata Niaga
an hingga dewasa ini masih memberikan melakukan magang dan kelas XII Tata Niaga
dominasi guru dan tidak memberikan akses yang difokuskan untuk menhadapi ujian
bagi anak didik untuk berkembang secara nasional tidak memungkinkan untuk dilakukan
mandiri melalui penemuan dan proses penelitian, sehingga penelitian difokuskan di
berpikirnya, sehingga perlu adanya pembe- kelas X Tata Niaga.
lajaran kooperatif (Trianto, 2011). Solusi dari permasalahan didik
Pembelajaran kooperatif dapat sekarang ini adalah dengan cara memberikan
menciptakan suasana ruang kelas yang pendidikan karakter dalam setiap mata
terbuka (inclusive). Hal ini disebabkan pelajaran di sekolah. Peserta didik yang
pembelajaran ini mampu membangun pintar tanpa adanya karakter yang baik, maka
keberagaman dan mendorong koneksi suatu saat peserta didik tersebut akan
berperilaku yang bertentangan dengan norma dibina sejak usia dini. Istilah karakter dipakai
dan agama dimasyarakat. Jadi, setiap secara khusus dalam konteks pendidikan
peserta didik harus diberikan kepintaran dan baru muncul pada akhir abad-18, dan untuk
karakter yang harus diimbangi secara pertama kalinya dicetuskan oleh pedagog
bersamaan. Salah satu bentuk karakter yang Jerman F. W. Foerster. Terminologi ini
dapat dikembangkan adalah karakter mengacu pada sebuah pendekatan
tanggung jawab. idealispitualis dalam pendidikan yang juga
Model pembelajaran kooperatif yang dikenal teori pendidikan normative. Lahirnya
cocok untuk membina karakter tanggung pendidikan karakter bisa dikatakan sebagai
jawab dalam mata pelajaran matematika sebuah usaha untuk menghidupkan kembali
adalah Number Head Together (NHT). Dalam pedagogi ideal-spiritual yang sempat hilang
model pembelajaran ini ketergantungan diterjang gelombang positivisme yang
positif juga dikembangkan, yang kurang akan dipelopori oleh filsuf Perancis Auguste
terbantu oleh yang lebih, yang berkemampu- Comte.
an tinggi bersedia membantu, meskipun Musfiroh (2008) menyatakan
mungkin mereka tidak dipanggil untuk karakter mengacu kepada serangkaian sikap
menjawab. Bantuan yang diberikan dengan (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi
motivasi tanggung jawab atau nama baik (motivations), dan keterampilan (skills). Her-
kelompok. Yang paling lemah diharapkan mawan Kertajaya (Gunawan, 2012) mendefi-
sangat antusias dalam memahami permasal- nisikan karakter adalah ciri khas yang dimiliki
ahan dan jawabannya karena mereka merasa oleh suatu benda atau individu (manusia). Ciri
merekalah yang akan ditunjuk guru menjawab khas tersebut adalah asli, dan mengakar
(Widdiharto, 2004). pada kepribadian benda atau individu
Berdasarkan permasalahan di tersebut dan merupakan mesin pendorong
atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana seseorang bertindak, bersikap,
untuk : berujar, serta merespon sesuatu.
(1) Mengetahui perkembangan karakter Berdasarkan pada beberapa
tanggung jawab siswa melalui pembela- pengertian tersebut di atas, dapat dimaknai
jaran matematika dengan menggunakan bahwa karakter merupakan ciri asli yang ada
model kooperatif tipe Number Head dalam diri seseorang yang membedakan
Together (NHT) di kelas X Tata Niaga antara dirinya dan orang lain. Agar karakter
SMK Negeri 1 Banjarmasin tahun dalam diri seseorang dapat berkembang ke
pelajaran 2013-2014. arah yang lebih baik maka diperlukan adanya
(2) Mengetahui hasil belajar siswa setelah pendidikan karakter.
mengikuti pembelajaran matematika Pendidikan karakter menurut
dengan menggunakan model kooperatif Thomas Lickona (Gunawan, 2012) adalah
tipe Number Head Together (NHT) di pendidikan untuk membentuk kepribadian
kelas X Tata Niaga SMK Negeri 1 Ban- seseorang melalui pendidikan budi pekerti,
jarmasin tahun pelajaran 2013-2014. yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata
(3) Mengetahui adanya hubungan antara seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur,
karakter tanggung jawab dengan hasil bertanggung jawab, menghormati hak orang
belajar siswa di kelas X Tata Niaga SMK lain, kerja keras, dan sebagainya.
Negeri 1 Banjarmasin. Pendidikan karakter berfungsi (1)
Pengertian Karakter dan Pendidikan mengembangkan potensi dasar agar berhati
Karakter baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2)
Menurut Muslich (2011) karakter memperkuat dan membangun perilaku
bangsa merupakan aspek penting dari bangsa yang multikultural; (3) meningkatkan
kualitas SDM karena kualitas karakter bangsa peradaban bangsa yang kompetitif dalam
menentukan kemajuan suatu bangsa. pergaulan dunia.
Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan

3
Hill (Muslich, 2011) mengatakan, dilakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan lingkungan (alam, sosial, dan budaya),
cara berpikir dan perilaku yang membantu negara, dan Tuhan Yang Maha Esa (Poerwati
individu untuk hidup dan bekerja bersama dan Amri, 2013).
sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara Manusia yang bertanggung jawab
dan membantu mereka untuk membuat adalah manusia yang siap menanggung
keputusan yang dapat dipertanggungjawab- segala resiko dari perkataan maupun
kan. Terkait dengan itu, sebagaimana yang perbuatannya yang mendatangkan akibat
disitir oleh Character Counts Coalition (a hukum. Tanggung jawab membuat seseorang
project of The Joseph Institute of Ethics) ada berhati-hati dalam segala tindak tanduknya.
enam pilar karakter (The Six Pillars Menurut Aziz (2012) menciptakan
Characters) yang dapat menjadi acuan. Enam peserta didik menjadi orang-orang bertang-
pilar karakter yang dimaksud adalah sebagai gung jawab harus dimulai dari memberikan
berikut: tugas-tugas yang kelihatan sepele. Misalnya
(1) Trustworthinness, bentuk karakter yang tidak membuang sampah di dalam kelas atau
membuat seseorang menjadi berintegri- sembarang tempat. Tidak perlu ada sanksi
tas, jujur, dan loyal. untuk pembelajaran ini, cukup peserta didik
(2) Fairness, bentuk karakter yang mem- ditumbuhkan akan kesadaran akan tugas.
buat seseorang memiliki pemikiran Sehingga tugas itu akhirnya berubah menjadi
terbuka serta tidak suka memanfaatkan kewajiban membuang sampah pada
orang lain. tempatnya.
(3) Caring, bentuk karakter yang membuat Tanggung jawab kepemilikan filo-
seseorang memiliki sikap peduli dan sofis meliputi bersikap termotivasi, berupaya
perhatian terhadap orang lain maupun sebaik mungkin, bersikap bertanggung jawab
kondisi sosial lingkungan sekitar. dan disiplin, tetap berkomitmen, dan
(4) Respect, bentuk karakter yang membuat sungguh-sungguh berusaha memanfaatkan
seseorang selalu menghargai dan sebuah peluang berprestasi. Tanggung jawab
menghormati orang lain. kepemilikan praktis mencakup menyelesaikan
(5) Citizenship, bentuk karakter yang mem- semua tugas dan latihan, menjalani instruksi
buat seseorang sadar hukum dan sebaik-baiknya, bersikap kooperatif, dan
peraturan serta peduli terhadap ling- mengungkapkan penghargaan serta bersyu-
kungan. kur atas usaha orang lain.
(6) Responsibility, bentuk karakter yang Tanggung jawab kepemilikan
membuat seseorang selalu bertanggung filosofis meliputi bersikap termotivasi, ber-
jawab, disiplin, dan selalu melakukan upaya sebaik mungkin, bersikap bertanggung
sesuatu dengan sebaik mungkin. jawab dan disiplin, tetap berkomitmen, dan
Karakter Tanggung Jawab sungguh-sungguh berusaha memanfaatkan
Menurut kamus umum Bahasa sebuah peluang berprestasi. Tanggung jawab
Indonesia tanggung jawab adalah keadaan kepemilikan praktis mencakup menyelesaikan
wajib menanggung segala sesuatunya (kalau semua tugas dan latihan, menjalani instruksi
ada sesuatu hal, boleh dituntut, dipersalah- sebaik-baiknya, bersikap kooperatif, dan
kan, diperkarakan dsb). Tanggung jawab mengungkapkan penghargaan serta bersyu-
adalah kesadaran manusia akan tingkah laku kur atas usaha orang lain (Taylor, 2005: 166-
atau perbuatannya yang disengaja dan tidak 167).
disengaja. Tanggung jawab juga berarti Istilah-istilah lain yang berkaitan
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan dengan tanggung jawab antara lain (Muin,
kewajiban. 2011 : 216-217) :
Tanggung jawab merupakan sikap (1) Duty (tugas) artinya apa yang telah
dan perilaku seseorang untuk untuk melaksa- diberikan pada kita sebagai tugas kita
nakan tugas dan kewajiban yang seharusnya harus melakukannya.
(2) Time management (managemen waktu) (2) Menjalankan instruksi sebaik-baiknya
artinya orang yang bertanggung jawab selama proses pembelajaran berlang-
itu biasanya adalah orang yang bisa sung.
mengatur waktu dan konsekuen dengan (3) Bersikap kooperatif. Artinya siswa dapat
jadwal yang telah ditetapkan. berdiskusi dengan teman atau guru
(3) Reaching goals (tujuan-tujuan yang dengan baik untuk menyelesaikan suatu
ingin diraih) artinya tujuan yang ingin permasalahan.
dicapai bersama. Ini adalah tanggung (4) Mengungkapkan penghargaan serta
jawab bagi orang yang telah menetap- bersyukur terhadap orang lain.
kan tujuan dan harus bertanggung (5) Dapat mengatur waktu yang telah
jawab untuk melakukan sesuatu agar ditetapkan. Hal ini termasuk dalam istilah
tujuan itu bisa tercapai. Karena sekali time management yang berkaitan deng-
tujuan ditetapkan, dibutuhkan kerja an tanggung jawab.
untuk membuktikan bahwa seseorang (6) Serius dalam mengerjakan sesuatu. Hal
harus serius meraihnya. ini termasuk dalam istilah reaching goal
(4) Diligence (ketekunanan, sifat rajin) (tujuan-tujuan yang ingin diraih). Serius
artinya orang yang rajin dan tekun itu dalam mengerjakan sesuatu dalam
biasanya adalah orang yang bertang- pengertian ini merupakan serius dalam
gung jawab. Ketika mengerjakan belajar untuk mencapai hasil yang
sesuatu secara malas-malasan pada maksimal dan sangat memuaskan,
saat tujuan untuk mencapai sesuatu sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat
sudah ditetapkan dan standar kerja tercapai dengan baik.
untuk mencapainya bisa diukur, ia (7) Fokus dan konsisten. Hal ini merupakan
adalah orang yang tidak bertanggung salah satu kontrak secara lisan atau
jawab. komitmen yang harus ditepati oleh
(5) Teamwork (tim kerja) artinya orang semua siswa yang mana fokus dan kon-
yang menyimpang dari kesepakatan tim sisten dalam pengertian ini merupakan
dan ingin mengambil keuntungan untuk semua siswa harus fokus dan konsisten
dirinya sendri dari kegiatan bersama tim terhadap mata pelajaran pada saat
adalah orang yang tidak bertanggung pembelajaran berlangsung dan tidak ada
jawab. hal-hal lain yang menggangu seperti
(6) Contracts (kontrak) : kesepakatan yang buku-buku yang bukan dipelajari pada
harus diikuti dan melanggarnya juga saat itu, mainan, hp, dan sebagainya
tidak bertanggung jawab. yang sifatnya dapat menggangu konsen-
(7) Rational (hal yang masuk akal) artinya trasi siswa terhadap mata pelajaran yang
orang yang bertanggung jawab adalah dipelajari pada saat pembelajaran ber-
yang mengatakan sesuatu hal yang langsung.
masuk akal, tidak mengumbar kebo- (8) Tidak mencontek. Dalam hal ini tidak
hongan dan irasionalitas. mencontek merupakan perwujudan dari
Seseorang dikatakan bertanggung kejujuran atau hasil karya sendiri dan
jawab apabila melaksanakan tugas secara merupakan ciri dari orang bertanggung
tepat/jujur atau dengan kata lain mengerjakan jawab serta hal ini juga termasuk dalam
berdasarkan hasil karya sendiri (Zuriah, 2007: istilah rational (hal yang masuk akal).
256). Karakter tanggung jawab merupakan (9) Rajin dan tekun selama proses pembel-
karakter yang harus ada di dalam diri siswa. ajaran berlangsung. Diligence (ketekun-
Untuk itu ada beberapa indikator dari karakter an, sifat rajin) artinya orang yang rajin
tanggung jawab siswa yang dijadikan sebagai dan tekun itu biasanya adalah orang
bahan penelitian ini yaitu : yang bertanggung jawab.
(1) Menyelesaikan semua tugas dan latihan (10) Membantu teman yang sedang kesulitan
yang menjadi tanggung jawabnya. dalam belajar. Dalam hal ini termasuk

5
pengertian dari berupaya sebaik mung- struktur 4 fase sebagai sintaks NHT (Trianto,
kin dan memanfaatkan sebuah peluang 2011) :
untuk berprestasi . (1) Fase 1 : Penomoran
Dari kesepuluh indikator tanggung Dalam fase ini guru membagi siswa ke
jawab ini, maka akan dibagi menjadi tang- dalam kelompok 3-5 orang dan kepada
gung jawab individu dan sosial yaitu : setiap anggota kelompok diberi nomor
Tanggung jawab individu berarti seorang antara 1-5.
yang berani berbuat, berani bertanggung (2) Fase 2 : Mengajukan pertanyaan
jawab tentang segala resiko dari perbuatan- Guru mengajukan sebuah pertanyaan
nya (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2007: kepada siswa. Pertanyaan dapat
6) yang meliputi : bervariasi. Pertanyaan dapat amat
(1) Menyelesaikan semua tugas dan latihan spesifik dan dalam bentuk kalimat
yang menjadi tanggung jawabnya. Tanya.
(2) Menjalankan instruksi sebaik-baiknya se- (3) Fase 3: Berfikir bersama
lama proses pembelajaran berlangsung. Siswa menyatukan pendapatnya terha-
(3) Dapat mengatur waktu yang telah dite- dap jawaban pertanyaan itu dan
tapkan. meyakinkan tiap anggota dalam timnya
(4) Serius dalam mengerjakan sesuatu. mengetahui jawaban tim.
(5) Fokus dan konsisten. (4) Fase 4 : Menjawab
(6) Tidak mencontek. Guru memanggil suatu nomor tertentu,
(7) Rajin dan tekun selama proses pembe- kemudian siswa yang nomornya sesuai
lajaran berlangsung. mengacungkan tangannya dan menco-
Tanggung jawab sosial berarti bahwa semua ba menjawab pertanyaan untuk seluruh
perbuatan yang dilakukan seseorang harus kelas.
sudah dipikirkan akibat-akibatnya atau untung Hasil Belajar
ruginya bagi orang lain, masyarakat dan ling- Menurut Suprijono (2013) menya-
kungannya (Direktorat Tenaga Kependidikan, takan hasil belajar adalah pola-pola per-
2007:6), meliputi : buatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
(1) Bersikap kooperatif. sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.
(2) Mengungkapkan penghargaan serta Merujuk pemikiran Gagne
bersyukur atas usaha orang lain. (Suprijono, 2013), hasil belajar berupa:
(3) Membantu teman yang sedang kesulitan (1) Informasi verbal yaitu kapabilitas meng-
belajar. ungkapkan pengetahuan dalam bentuk
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT bahasa, baik lisan maupun tertulis.
Menurut Trianto (2011) pembela- Kemampuan merespons secara spesifik
jaran kooperatif tipe NHT dikembangkan oleh tehadap rangsangan spesifik. Kemam-
Spenser Kagen untuk melibatkan lebih puan tersebut tidak memerlukan mani-
banyak siswa dalam menelaah materi yang pulasi simbol, pemecahan masalah
tercakup dalam suatu pelajaran dan maupun penerapan aturan.
mengecek pemahaman siswa terhadap isi (2) Keterampilan intelektual yaitu kemam-
pelajaran. puan mempresentasikan konsep dan
Menurut Huda (2013) pada lambang. Keterampilan intelektual terdiri
dasarnya, NHT merupakan varian dari diskusi dari kemampuan mengategorisasi, ke-
kelompok. Teknis pelaksanaannya hampir sa- mampuan analitis-sintesis fakta-konsep
ma dengan diskusi kelompok dan cocok dan mengembangkan prinsip-prinsip ke-
untuk memastikan akuntabilitas individu ilmuan. Keterampilan intelektual meru-
dalam diskusi kelompok pakan kemampuan melakukan aktivitas
Guru dalam mengajukan pertanya- kognitif bersifat khas.
an kepada seluruh kelas, guru menggunakan (3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menya-
lurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri. Kemampuan ini tidak adanya variabel kontrol (Sugiyono,
meliputi penggunaan konsep dan kaidah 2009: 74). Adapun yang menjadi alasan
dalam memecahkan masalah. desain ini agar konsentrasi penelitian dalam
(4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan pelaksanaannya tidak terpecah, dan
melakukan serangkaian gerak jasmani penelitian dapat dilakukan secara efektif
dalam urusan dan koordinasi, sehingga untuk mencapai hasil maksimal. Jenis desain
terwujud otomatisme gerak jasmani. dalam penelitian ini adalah One-Shot Case
(5) Sikap adalah kemampuan menerima Study sebanyak enam kali pertemuan.
atau menolak objek berdasarkan Populasi dan Sampel Penelitian
penilaian terhadap objek tersebut. Sikap Dalam penelitian ini populasi yang
berupa kemampuan menginternalisasi dipilih oleh peneliti adalah semua siswa kelas
dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap X Tata Niaga SMKN 1 Banjarmasin tahun
merupakan kemampuan menjadikan pelajaran 2013-2014 yang berjumlah 75
nilai-nilai sebagai standar perilaku. siswa, yang terdiri dari 3 kelas. Sampel yang
Menurut Bloom (Suprijono, 2013), digunakan pada penelitian ini adalah
hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, mengambil satu kelas random sampling
afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif dengan cara mengundi.
adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), Sampel dalam penelitian ini adalah
comprehension (pemahaman, menjelaskan, siswa kelas XB Tata Niaga yang berjumlah 23
meringkas, contoh), application (menerap- orang. Pada kelas XB Tata Niaga digunakan
kan), analysis (menguraikan, menentukan sebagai kelas eksperimen dengan perlakuan
hubungan), synthesis (mengorganisasikan, model pembelajaran Number Head Together
merencanakan, membentuk bangunan baru), (NHT) untuk mengembangkan karakter
dan evaluation (menilai). Domain afektif tanggung jawab.
adalah receiving (sikap menerima), respon- Teknik Pengumpulan Data
ding (memberikan respons), valuing (nilai), Teknik pengumpulan data yang
organization (organisasi), dan characte- digunakan dalam penelitian ini adalah
rization (karakterisasi). sebagai berikut :
Menurut Nana Sudjana (Kunandar, (1) Dokumentasi
2011) hasil belajar adalah suatu akibat dari Dokumentasi digunakan untuk
proses belajar dengan menggunakan alat mengetahui informasi dan data mengenai
pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun keadaan sekolah, keadaan kelas, dan siswa
secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan SMK Negeri 1 Banjarmasin.
maupun tes perbuatan. Sedangkan S. (2) Observasi
Nasution berpendapat bahwa hasil belajar Observasi dalam penelitian ini
adalah suatu perubahan pada individu yang bertujuan untuk mengamati perkembangan
belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, karakter tanggung jawab siswa pada saat
tetapi juga membentuk kecakapan dan proses pembelajaran matematika dengan
penghayatan dalam diri pribadi individu yang menggunakan model pembelajaran NHT.
belajar. Hasil belajar dapat dilihat dari hasil Jenis observasi yang dipakai adalah
nilai ulangan harian (fomatif), nilai ulangan observasi terstruktur, artinya observasi telah
tengah semester (subsumatif), dan nilai dirancang secara sistematis, tentang apa
ulangan semester (sumatif). yang akan diamati, kapan, dan dimana
tempatnya. Observasi tersebut dilakukan oleh
METODE pengamat atau observer dengan menggu-
Penelitian ini menggunakan nakan lembar observasi yang telah
metode eksperimen, eksperimen yang dikonsultasikan kepada dosen pembimbing
dimaksud adalah eksperimen yang tidak dan dinyatakan telah siap digunakan untuk
sebenarnya (Pre Experimental Design). penelitian.
Dikatakan Pre Experimental Design, karena (3) Tes

7
Penelitian ini menggunakan tes (7) Memberikan skor penilaian karakter
prestasi atau achievement test, yaitu tes yang tanggung jawab siswa.
digunakan untuk mengukur pencapaian sese- (8) Melakukan pengujian data yang sudah
orang setelah mempelajari sesuatu (Arikunto, dikumpulkan.
2010:194). Bentuk tes yang digunakan (9) Menyimpulkan hasil penelitian.
berupa tes uraian (essay).
Teknik Analisis Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh terdiri dari Berdasarkan observasi selama
nilai karakter tanggung jawab siswa dan hasil proses pembelajaran didapat nilai karakter
belajar matematika yang dianalisis dengan tanggung jawab siswa, nilai rata-rata indikator
menggunakan statistika deskriptif dan siswa terjadi peningkatan dari pertemuan
statistika inferensial. pertama hingga pertemuan keenam, yaitu
Sugiyono (2012:23) menyatakan dari 23,95 menjadi 76,44 dapat dilihat pada
bahwa statistika deskriptif adalah statistik Lampiran 2 dan lampiran 12. Dari yang
yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau tergolong Mulai Terlihat (MT) menjadi Sudah
memberi gambaran terhadap obyek yang Berkembang (SB).
diteliti melalui data sampel atau populasi Pada pertemuan pertama ber-
sebagaimana adanya, tanpa melakukan dasarkan hasil perhitungan didapat frekuensi
analisis dan membuat kesimpulan yang sebesar 4,35% siswa yang perlu dikembang-
berlaku untuk umum. Statistika inferensial kan lagi karakter tanggung jawabnya dari
adalah statistika yang digunakan untuk kategori belum terlihat dan 95,65% siswa
menganalisis data sampel dan hasilnya akan kategori mulai terlihat. Setelah dilakukan
digeneralisasikan untuk populasi di mana pembinaan di setiap pertemuan siswa dapat
sampel diambil. Terdapat dua macam statistik mengembangkan karakter tanggung jawab-
inferensial yaitu statistika parametris dan nya masing-masing. Pada pertemuan ke-
nonparametris. Data akan diuji menggunakan enam karakter tanggung jawab siswa
bantuan aplikasi SPSS 17. meningkat menjadi 8,70% siswa pada
Prosedur Penelitian kategori sudah menjadi kebiasaan dan
Prosedur penelitian ini dilakukan 91,30% siswa sudah berkembang nilai
dalam beberapa tahap, yaitu : karakter tanggung jawabnya.
(1) Menyusun materi pembelajaran yang Hill (Muslich, 2011) mengatakan,
akan diajarkan pada kelas yang di teliti pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan
menggunakan model pembelajaran cara berpikir dan perilaku yang membantu
Kooperatif tipe Number Head Together individu untuk hidup dan bekerja bersama
(NHT), serta membuat media yang akan sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara
digunakan. dan membantu mereka untuk membuat
(2) Menyusun lembar observasi. keputusan yang dapat dipertanggungjawab-
(3) Melaksanakan kegiatan belajar meng- kan. Pendapat ini berkaitan dengan hasil
ajar menggunakan model pembelajaran penelitian yang dilakukan. Dengan bimbingan
Kooperatif tipe Number Head Together terus-menerus maka pendidikan karakter
(NHT). akan menjadi kebiasaan yang terlihat dari
(4) Selama proses pembelajaran, observer pertemuan pertama hingga pertemuan
yang ditentukan melakukan observasi keenam yang terus mengalami perkem-
(mengetahui perkembangan karakter bangan.
tanggung jawab siswa). Hasil belajar pada penelitian ini
(5) Melaksanakan tes atau evaluasi tidak teratur, kadang menurun kadang
pembelajaran pada kelas yang telah meningkat, hal ini dikarenakan perbedaan
diteliti setiap pertemuan. materi selama 6 kali pertemuan, perbedaan
(6) Memberikan skor penilaian terhadap ini disebabkan tingkat kesulitan setiap materi
hasil tes atau evaluasi pembelajaran. yang di ajarkan. Namun, rata-rata hasil
belajar siswa terus meningkat dari pertemuan pertemuan keenam menjadi 84,78, maka
pertama sampai pertemuan keenam. Pada hasil belajar siswa mengalami peningkatan
pertemuan pertama rata-rata hasil belajar sebesar 17,61 poin.
siswa 67,17 dan terus meningkat hingga

100 84.65 84.78


81.52 82.6
73.6
80 67.17
Nilai Rata-rata

60

40

20

0
1 2 3 4 5 6
Pertemuan

Gambar 1 Diagram garis rata-rata hasil belajar siswa


S. Nasution (Kunandar, 2011) (1) Penerapan model pembelajaran
berpendapat bahwa hasil belajar adalah Kooperatif tipe Number head Together
suatu perubahan pada individu yang belajar, (NHT) efektif dalam mengembangkan
tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi karakter tanggung jawab siswa di kelas
juga membentuk kecakapan dan penghayat- XB Tata Niaga SMK Negeri 1
an dalam diri pribadi individu yang belajar. Banjarmasin.
Pendapat tersebut berkaitan dengan hasil (2) Hasil belajar siswa setelah mengikuti
penelitian yang telah dilakukan, rata-rata pelajaran matematika dengan
belajar siswa terus meningkat disetiap menggunakan model kooperatif tipe
pertemuan. Number Head Together (NHT) di kelas
Besar pengaruh nilai karakter XB Tata Niaga SMK Negeri 1 Banjar-
tanggung jawab siswa terhadap hasil belajar masin terus mengalami peningkatan
adalah 89,7%, sedangkan sisanya 10,3% sejak pertemuan pertama sampai
dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel pertemuan keenam.
independent yaitu nilai karakter tanggung (3) Terdapat hubungan yang positif dan
jawab siswa. signifikan antara nilai karakter tanggung
Hasil belajar siswa dapat dihitung jawab siswa dengan hasil belajar siswa
dengan persamaan : Y = 11,441 + 0,929X. dengan persamaan regresi Y = 11,441 +
Untuk X menyatakan nilai karakter tanggung 0,929X dengan X menyatakan nilai
jawab siswa dan Y menyatakan hasil belajar karakter tanggung jawab dan Y
siswa. Persamaan regresi ini merupakan menyatakan hasil belajar siswa.
persamaan linier, artinya apabila nilai karakter Saran
tanggung jawab siswa tinggi, maka hasil Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh
belajar siswa juga tinggi. dalam penelitian ini ada beberapa saran yang
perlu dipertimbangkan yaitu:
SIMPULAN DAN SARAN (1) Guru matematika bisa mencoba model
Simpulan pembelajaran kooperatif tipe Number
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Head Together (NHT) ini untuk
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai mengembangkan karakter tanggung
berikut : jawab siswa dan meningkatkan hasil
belajar siswa.

9
(2) Guru matematika yang akan efektif.html. Pada tanggal 26 Mei
melaksanakan model pembelajaran 2014.
kooperatif tipe Number Head Together Muin, Fatchul. 2011. Pendidikan Karakter:
(NHT) hendaknya menyediakan soal Konstruksi Teoritik dan Praktik.
yang banyak dan bervariasi untuk Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
meningkatkan pemahaman siswa. Muhsetyo, G, dkk. 2009. Pembelajaran
(3) Siswa diharapkan dapat terus mening- Matematika SD. Universitas
katkan hasil belajarnya dan mengem- Terbuka, Jakarta.
bangkan karakter tanggung jawab agar Muslich, M. 2011. Pendidikan Karakter
menjadi kebiasaan tidak hanya di Menjawab Tantangan Krisis
sekolah, tetapi juga di lingkungan. Multidimensional. Jakarta: Bumi
(4) Peneliti yang ingin melakukan penelitian Aksara.
dengan menggunakan model pembela- Poerwati, L. E & S. Amri. 2013. Panduan
jaran kooperatif tipe Number Head To Memahami Kurikulum 2013.
gether (NHT), hendaknya menciptakan Jakarta: Prestasi Pustaka.
suasana belajar yang menyenangkan Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif
agar dapat memotivasi siswa untuk Kualitatif Dan R&D. Bandung:
terus meningkatkan hasil belajarnya. Alfabeta Bandung.
Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Bandung: Alfabeta.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Peneltian Suatu Suprijono, A. 2013. Cooperative Learning
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rine- Teori & Aplikasi PAIKEM.
ka Cipta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Aziz, A. A. 2012. Hati Pusat Pendidikan Taylor, Jim. 2005. Memberi Dorongan Positif
Karakter (Melahirkan Bangsa Ber- Pada Anak. Jakarta : Gramedia
akhlak Mulia). Klaten: Cempaka Pustaka Utama.
Putih. Tim MKPBM. 2001. Strategi Pembelajaran
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2007. Ma- Matematika Kontemporer. Univer-
najemen Peran Serta Masyarakat sitas Pendidikan Indonesia, Ban-
Dalam Pengembangan Pendidikan dung.
di Sekolah. Jakarta: Depdiknas. Trianto. 2009. Model-model Pembelajaran
Gunawan , H. 2012. Pendidikan Karakter Inovatif Berorientasi Konstruk-
Konsep dan Implementasi. Ban- tivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
dung: Alfabeta. Trianto. 2012. Mendesain Model Pembela-
Huda, M. 2013. Cooperative Learning Meto- jaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
de, Teknik, Struktur, dan Model Kencana.
Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Trihendradi, C. 2010. Step By Step SPSS 18
Pelajar. Analisis Data Statistik. Yogyakarta:
Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian ANDI.
Tindakan Kelas Sebagai Pengem- Widdiharto, Rachmadi. 2004. Model-Model
bangan Profesi Guru. Jakarta: Pembelajaran Matematika SMP.
Rajawali Pers. 2004. Yogyakarta: Depdiknas.
Lubis, I. 2014. Pengertian Pembelajaran Zuriah, Nurul. 2007. Pendidikan Moral dan
Efektif. Diakses melalui: http:// Budi Pekerti dalam Perspektif
www.anekamakalah.com/2014/03/ Perubahan. Malang : Bumi Aksara.
pengertian-pembelajaran-

Anda mungkin juga menyukai