Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengaplikasikan tindakan pemberian teh hijau terhadap
penurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan Ny. M dengan
hipertensi di desa Sukaluyu.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian karya tulis ini adalah agar
peneliti mampu :
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada lansia dengan
hipertensi
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada lansia
dengan hipertensi
c. Penulis mampu membuat rencana asuhan keperawatan pada lansia
dengan hipertensi
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada lansia drngan
hipertensi
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada lansia dengan hipertensi
f. Penulis mampu mengaplikasikan tindakan pemberian teh hijau
terhadap penurunan tekanan darah
D. Manfaan penelitian
1. Bagi penulis
a. Menembah wawasan dan pengetahuan, pengalaman dan meningkatkan
keterampilan dalam memberikan Asuhan keperawatan Gerontik
b. Meningkatkan keterampilan dalam melakukan asuhan keperawatan
pada pasien dengan hiprtensi
2. Profesi keperawatan
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi perawat yang ada di
Rumah sakit upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan Gerontik
khusus nya pada kasus hipertensi
7
3. Bagi institusi
Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selnjutnya
terutama yang berkaitan dengan hubungan penyakit hipertensi
4. Bagi peneliti
Untuk menambah wawasan dan utuk meningkatkan ilmu pengetahuan
penulis dan sebagai sarana dalam menerapkan teori yang telah di peroleh
selama mengikuti kuliah dan mengklasifikasikannya di lapangan dalam
bentuk penelitian
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Lansia
1. Pengertian Lansia
Menurut UU no 4 tahun 1945 Lansia adalah seseorang yang
mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk
keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain
(Nugroho Wahyudi, 2008).
Aging process (proses penuaan) dalam perjalanan hidup manusia
merupakan suatau hal yang wajar, dan ini akan di alami oleh semua orang
yang di karuniai umur panjang , hanya cepat dan lambat nya proses
tersebut bergantung pada masing masing individu. Secara teori
perkembangan manusia yang di mulai dari masa bayi, anak, remaja,
dewasa, tua dan akhirnya akan masuk pada fase usia lanjutdengan umur
diatas 60 tahun. Pada usia ini terjadilah proses penuaan secara alamiah.
Perlu persiapan untuk menyambut hal tersebut agar nantinya tidak
menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi bahkan psikologis.
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri /mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (constantinides, 1994
dalam Nugroho. W, 2010).
Jadi, Proses menua merupakan proses yang terus menerus
(berkelanjutan) secara alamiah yang dimulai sejak manusia lahir sampai
udzur / tua. Pada usia lansia ini biasanya seseorang akan mengalami
kehilangan jaringan otot, susunan syaraf dan jaringan lain sehingga tubuh
akan mati sedikit demi sedikit.
8
9
2. Batasan-batasan lansia
a. Menurut WHO
1) Usia pertengahan ( midle age ) kelompok usia 45 59 tahun.
2) Usia lanjut ( elderly ) antara 60 70 tahun.
3) Usia lanjut tua (old ) antara 75 90 tahun.
4) Usia sangat tua ( very old ) diatas 90 tahun
b. Menurut undang undang RI No 13 tahun 2009
Tentang kesejahteraan lanjut usia: bahwa usia lanjut adalah seseorang
yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.
1) Menurut Dep. Kes RI
Usia lanjut digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :
a) Kelompok lansia dini (55- 64 tahun )
b) Kelompok lansia pertengahan (65 tahun keatas )
c) Kelompok lansia dengan resiko tinggi (70 tahun keatas)
c. Menurut Bernice Neu Gardon (2010)
1) Lansia muda, yaitu pada orang yang berumur antara 55 75 tahun
2) Lansia tua, yaitu orang berumur lebih dari 75 tahun
d. Menurut Levinson (2008)
1) Lansia peralihan awal, antara 50 55 tahun
2) Lansia peralihan menengah, antara 55 60 tahun
3) Lansia peralihan akhir, antara 60 65 tahun.
3. Teori lansia
a. Teori Biologi
1) Teori genetic dan mutasi (Somatik Mutatie Theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk
spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari
perubahan biokimia yang terprogramoleh molekul-molekul atau
DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
2) Teori radikal bebas
Tidak setabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi
bahan organik yang menyebabkan sel-sel tidak dapat
10
4. Tipe-tipe Lansia
Pada umumnya lansia lebih dapat beradaptasi tinggal di
rumah sendiri daripada tinggal bersama anaknya. Menurut Nugroho W
(2010) adalah:
a. Tipe Arif Bijaksana: Yaitu tipe kaya pengalaman, menyesuaikan
diri dengan perubahan zaman, ramah, rendah hati, menjadi
panutan.
b. Tipe Mandiri: Yaitu tipe bersifat selektif terhadap pekerjaan,
mempunyai kegiatan.
c. Tipe Tidak Puas: Yaitu tipe konflik lahir batin, menentang proses
penuaan yang menyebabkan hilangnya kecantikan, daya tarik
jasmani, kehilangan kekuasaan, jabatan, teman.
d. Tipe Pasrah: Yaitu lansia yang menerima dan menunggu nasib
baik.
e. Tipe Bingung: Yaitu lansia yang kehilangan kepribadian,
mengasingkan diri, minder, pasif, dan kaget.
5. Perubahan yang terjadi pada lansia
a. Perubahan fisik
1) Sel
Jumlah lebih sedikit, ukuran lebih besar, mekanisme perbaikan
sel terganggu, menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal,
darah dan hati.
a) Sistem persyarafan
Lambat dalam respon dan waktu untk bereaksi mengecilnya
syaraf panca indra, kurang sensitif, terhadap sentuhan,
hubungan persyarafan menurun.
b) Sestem pendengaran
Presbiakusis / gangguan pendengaran, hilang kemampuan
pendengaran pada telinga dalam terutama terhadap bunyi suara
atau nada yang tinggi dan tidak jelas, sulit mengerti kata kata,
terjadi pengumpulan seruman dapat mengeras.
13
c) Sistem penglihatan
Spingter pupil timbul sclerosis, hilang responsterhadaop sinar,
kornea lebih berbentuk sferis (bola) kekeruhan pada lensa,
hilangnya daya akomodasi, menurunnya daya membedakan
warna biru dan hijau pada skala, menurunnya lapang pandang,
menurunnya elastisitas dinding aorta,katub jantung menebal
dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah
menurun 1 % pertahun, kehilangan elastistas pembuluh darah,
tekanan darah meningkat.
d) Sistem Pengaturan suhu tubuh
Temperatur tubuh menurun secara fisiologis, keerbatasan reflek
mengigit dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak
sehingga terjadi penurunan aktivitas otot.
e) Sistem Respirasi
Menurunnya kekuatan otot pernafasan dan aktivitas dari silia-
silia paru paru kehilangan elastisitas, alveoli ukurannya
melebar, menurunnya O2 pada arteri menjadi 75 mmHg,
menurunnya batuk.
B. Konsep Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu
gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan
nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkannya (Sustrani, 2010).
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan
pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO
(World Health Organization) memberikan batasan tekanan darah normal
adalah 140/90 mmHg, dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg
14
3) Tekanan darah tinggi atau hipertensi, yakni sistolik 1ebih besar atau
sama dengan 160 mmHg dan tekanan diastoliknya lebih besar atau
sama dengan 95mmHg.
b. Menurut Salma Elsanti (2009), klasifikasi penyakit hipertensi terdiri
dari:
1) Tekanan sistolik:
a) < 119 mmHg : Normal
b) 120-139 mmHg : Pra hipertensi
c) 140-159 mmHg : Hipertensi derajat 1
d) > 160 mmHg : hipertensi derajat 2
2) Tekanan diastolik
a) < 79 mmHg : Normal
b) 80-89 mmHg : pra hipertensi
c) 90-99 mmHg : hipertensi derajat 1
d) >100mmHg : hipertensi derajat 2
3) Stadium 1: Hipertensi ringan (140-159 mmHg 90-99 mmHg)
4) Stadium 2: Hipertensi sedang (160-179 mmHg 100-109 mmHg)
5) Stadium 3: Hipertensi berat (180-209 mmHg 110-119 mmHg)
6. Gejala Hipertensi
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak
memiliki gejala khusus.Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala yang
mudah diamati antara lain yaitu :
a. Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala
b. Sering gelisah
c. Wajah merah
d. Tengkuk terasa pegal
e. Mudah marah
f. Telinga berdengung
g. Sukar tidur
h. Sesak napas
i. Rasa berat ditengkuk
18
j. Mudah lelah
k. Mata berkunang-kunang
l. Mimisan ( keluar darah dari hidung).
7. Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Hipertensi
Menurut Elsanti (2009), faktor resiko yang mempengaruhi
hipertensi yang dapat atau tidak dapat dikontrol, antara lain:
a. Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Dikontrol:
1) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan
wanita. Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler
sebelum menopause. Wanita yang belum mengalami menopause
dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam
meningkatkan kadarHigh Density Lipoprotein (HDL). Kadar
kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam
mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan
estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada
usia premenopause. Pada premenopause wanita mulai kehilangan
sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi
pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana
hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan
umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada
wanita umur 45-55 tahun. Dari hasil penelitian didapatkan hasil
lebih dari setengah penderita hipertensi berjenis kelamin wanita
sekitar 56,5%. (Anggraini dkk, 2009).
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada
usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah
umur 55 tahun, sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita.Hal
ini sering dikaitkan dengan perubahan hormon setelah menopause
(Marliani, 2007).
19
2) Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan
darahnya, jadi orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan
darah yang tinggi dari orang yang berusia lebih muda. Hipertensi
pada usia lanjut harus ditangani secara khusus. Hal ini disebabkan
pada usia tersebut ginjal dan hati mulai menurun, karena itu dosis
obat yang diberikan harus benar-benar tepat. Tetapi pada
kebanyakan kasus , hipertensi banyak terjadi pada usia lanjut. Pada
wanita, hipertensi sering terjadi pada usia diatas 50 tahun. Hal ini
disebabkan terjadinya perubahan hormon sesudah menopause
Hanns Peter (2009) mengemukakan bahwa kondisi yang
berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari keausan
arteriosklerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat
dari berkurangnya kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri ini
dan menjadi semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya
penyesuaian diri.
Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi
lebih besar sehingga prevalensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi
yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50 % diatas umur 60
tahun. Arteri kehilangan elastisitas atau kelenturan serta tekanan
darah meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Peningkatan
kasus hipertensi akan berkembang pada umur lima puluhan dan
enampuluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan
risiko hipertensi
3) Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan
menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi.
Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler
dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium Individu
dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali
lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak
20
5) Minum alkohol
Banyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat
merusak jantung dan organ-organ lain, termasuk pembuluh darah.
Kebiasaan minum alkohol berlebihan termasuk salah satu faktor
resiko hipertensi (Marliani, 2007).
6) Minum kopi
Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir
kopi mengandung 75 200 mg kafein, di mana dalam satu cangkir
tersebut berpotensi meningkatkan tekanan darah 5 -10 mmHg.
7) Stress
Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui
aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan
darah secara intermiten (tidak menentu). Stress yang
berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap
tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian
di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di
pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang
dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota (Rohaendi,
2003). Menurut Anggraini dkk, (2009) menagatakan Stress akan
meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung
sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stress
ini dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi,
dan karakteristik personal
8. Komplikasi Hipertensi
Menurut Sustrani (2006), membiarkan hipertensi membiarkan
jantung bekerja lebih keras dan membiarkan proses perusakan dinding
pembuluh darah berlangsung dengan lebih cepat. Hipertensi meningkatkan
resiko penyakit jantung dua kali dan meningkatkan resiko stroke delapan
kalindibanding dengan orang yang tidak mengalami hipertensi.
Selain itu hipertensi juga menyebabkan terjadinya payah jantung,
gangguan pada ginjal dan kebutaan.Penelitian juga menunjukkan bahwa
24
9. Pencegahan Hipertensi
Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, harus diambil
tindakan pencegahan yang baik (stop High Blood Pressure), antara lain
menurut bukunya (Gunawan, 2001),dengan cara sebagai berikut:
a. Mengurangi konsumsi garam.
Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2 g garam
dapur untuk diet setiap hari.
b. Menghindari kegemukan (obesitas).
Hindarkan kegemukan (obesitas) dengan menjaga berat badan (b.b)
normal atau tidak berlebihan.Batasan kegemukan adalah jika berat
badan lebih 10% dari berat badan normal.
c. Membatasi konsumsi lemak.
Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol darah
tidak terlalu tinggi. Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat
mengakibatkan terjadinya endapan kolesterol dalam dinding pembuluh
darah. Lama kelamaan, jika endapan kolesterol bertambah akan
menyumbat pembuluh nadi dan menggangu peredaran darah. Dengan
demikian, akan memperberat kerja jantung dan secara tidak langsung
memperparah hipertensi.
d. Olahraga teratur.
Menurut penelitian, olahraga secara teratur dapat meyerap atau
menghilangkan endapan kolesterol dan pembuluh nadi.Olahraga yang
dimaksud adalah latihan menggerakkan semua sendi dan otot tubuh
(latihan isotonik atau dinamik), seperti gerak jalan, berenang, naik
sepeda.Tidak dianjurkan melakukan olahraga yang menegangkan
seperti tinju, gulat, atau angkat besi, karena latihan yang berat bahkan
dapat menimbulkan hipertensi.
e. Makan banyak buah dan sayuran segar.
Buah dan sayuran segar mengandung banyak vitamin dan mineral.
Buah yang banyak mengandung mineral kalium dapat membantu
menurunkan tekanan darah.
26
h. Pernapasan
Gejala : - Dispenea yang berkaitan dengan aktivitas kerja
- Riwayat merokok, batuk dengan / tanpa seputum
Tanda : - Distres respirasi
- Bunyi nafas tambahan
- Sianosis
i. Keamanan
Gejala : - Gangguan koordinas / cara berjalan
- Hipotesia pastural
Tanda : - Frekuensi jantung meningkat
- Perubahan trauma jantung (takipnea)
j. Pembelajaran/Penyebab
Gejala : Faktor resiko keluarga : hipertensi, aterosporosis,
penyakit jantung, DM
k. Lingkungan tempat tinggal
1. Kebersihan dan kerapian ruangan
: ________________________________________________
2. Penerangan
: _______________________________________________
3. Sirkulasi darah
: ____________________________________________________
4. Keadaan kamar mandi dan WC
: _______________________________________________
5. Pembuangan air kotor
: _______________________________________________
6. Sumber air minum
: _______________________________________________
7. Pembuangan sampah
: _______________________________________________
8. Sumber pencemaran
: _______________________________________________
31
Mual/muntah
F.13. Nyeri ulu hati
Makan dan minum banyak (
berlebihan )
Perubahan kebiasaan buang air
besar ( mencret atau sembelit )
G. Fungsi pendengaran
Nyeri kaki saat berjalan
Nyeri pinggang atau tulang
belakang
Nyeri persendiaan/bengkak
H. Fungsi persarafan
Lumpuh/kelemahan pada kaki
atau tangan
Kehilangan rasa
Gemetar/tremor
Nyeri/pegal pada daerah tengkuk
I. Fungsi saluran perkemihan
Buang air kecil banyak
Sering buang air kecil pada
malam hari
25. Tidak mampu mengotrol
pengeluaran air kemih
( ngompol )
Jumlah
Analisis hasil
Skor :< 25 : tidak ada masalah kesehatan kronis s.d masalah kesehatan kronis
ringan
Skor : 26-50 : masalah kesehatan kronis sedang
33
3. FUNGSI KOGNITIF
Pengkajian fungsi kognitif dilakukan dalam rangka mengkaji kemampuaan
klien berdasarkan daya orientasi terhadap waktu, orang, tempat, serta daya
ingat.
Petunjuk : isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan respons klien :
No Item pertanyaan Benar Salah
1. Jam berapa sekarang ?
Jawab :
2. Tahun berapa sekarang ?
Jawab :
3. Kapan bapak/ibu lahir ?
Jawab :
4. Barapa umur bapak/ibu sekarang ?
Jawab :
5. Dimana alamat bapak/ibu sekarang ?
Jawab :
6. Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama bapak/ibu
sekarang ?
Jawab :
7. siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama bapak/ibu ?
jawab :
8. tahun berapa hari kemerdekaan Indonesia ?
jawab :
9. siapa nama presiden Indonesia sekarang ?
jawab :
10 Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1
34
Jawab :
JUMLAH BENAR
Analisa Hasil Skor benar : 8-10 : Tidak ada gangguan
Skor benar : 0-7 : Ada gangguan
: ..
5. STATUS FUNGSIONAL
Modifikasi indeks kemandiriaan katz
Pengkajian status fungsional didasarkan pada kemandirian klienn
dalam, menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari. Kemandirian berarti tanpa
pengawasan, pengarahan, atau bantuan orang lain. Pengkajian ini didasarkan
pada kondisi actual klien dan bukan pada kemampuan , artinya jika klien
menolak untuk melakukan suatu fungsi, dianggap sebagai tidak melakukan
fungdi meskipun ia sebenarnya mampu.
35
Mandiri Tergantung
No Aktivitas
( nilai 1 ) (0)
1. Mandi dikamar mandi (manggosok, membersikan,
dan mengeringkan badan)
2. Menyiapkan pakaian, membuka dan mengenakannya
3. Memakan makanan yang telah disiapkan
4. Memelihara kebersihan diri untuk penampilan diri
(menyisir rambut, mencuci rambut, menggosok gigi,
mencukur kumis)
5. Buang air besar di WC (membersikan dan
mengeringkan daerah bokong)
6. Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja)
7. Buang air kecil dikamar mandi (membersikan dan
membersikan daerah kemaluan)
8. Dapat mengontrol pengeluaran air kemih
9. Berjalan dilingkungan tempat tinggal atau keluar
ruangan tanpa alat bantu, seperti tongkat
10. Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan
yang di anut
11. Melakukan pekerjaan rumah, seperti : merapikan
tempat tidur, mencuci pakaian, memasak, dan
membersikan ruangan.
12. Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan
keluarga
13. Mengelolah keuangan (menyimpan dan menggunakan
uang sendiri)
14. Menggunakan sarana transportasi umum untuk
berpergian
15. menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan
aturan (takaran obat dan waktu minum obat tepat)
36
Analisa hasil :
Point : 13-17 : Mandiri
Point : 0-12 : Ketergantungan
6. STATUS PSIKOLOGIS
( SKALA DEPRESI GERIATIK YESAVAGE, 1983 )
Analisa hasil :
Tergantung nilai 1
Normal nilai 0
No Apakah bapak/ ibu dalam satu mingguterakhir.
Nilai : 0 - 5 : Normal
Nilai : 6 - 15: Depresi Ringan Sampai Sedang
Nilai :16 - 30: Depresi Berat
: ..
Komponen
Utama Dalam Langka langkah Kriteria Nilai
Bergerak
Perubahan posisi (Mata Terbuka)
atau gerakan Bangun dari Tidak bangun dari tempat duduk
keseimbangan kursi dengan spontan, tetapi
mendorong tubuhnya ke atas
dengan tangan atau bergerak ke
depan kursi telebih dahulu, tidak
stabil saat berdiri pertama kali.
Duduk ke kursi Menjatuhkan diri ke kursi tidak
Menahan duduk di tengah kursi
dorongan pada Pemeriksa mendorong sternum
sternum (perlahan-lahan sebanyak 3
kali), klien menggerakan kaki,
memegang objek untuk
dukungan, kaki tidak menyentuh
sisi sisinya.
39
(Mata Tertutup)
Bangun dari kursi Kriteria sama dengan kriteria
Duduk ke kursi untuk mata terbuka
Menahan Kriteria sama dengan kriteria
dorongan pada untuk mata terbuka
sternum Kriteria sama dengan kriteria
untuk mata terbuka
(Mata Terbuka)
Perputaran leher Menggerakan kaki, memegang
(posisi obyek untuk dukungan, kaki
duduk/berdiri) tidak menyentuh sisi sisinya,
Gerakan keluhan vertigo, pusing atau
menggapai keadaan tidak stabil
sesuatu Tidak mampu untuk menggapai
sesuatu dengan bahu fleksi max,
Membungkuk sementara berdiri pada ujung
ujung jari kaki tidak stabil,
memegang sesuatu untuk
dukungan
Tidak mampu membungkuk
untuk mengambil obyek
obyek kecil untuk bias berdiri,
memerlukan usaha usaha
multiple untuk bangun
Gaya berjalan Minta klien untuk Ragu ragu, tersandung,
atau gerakan berjalan ke tempat memegang objek untuk dukungan
yang ditentukan
Ketinggian Kaki tidak naik dari lantai secara
langkah kaki (saat konsisten (menggeser atau
berjalan) menyeret kaki), mengangkat kaki
40
Nilai :
8. Analisa Data
Analisa data adalah kegiatan mengubah data hasil penelitian menjadi informasi
yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan dalam suatu penelitian.
9. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status
atau masalah kesehatan aktual atau potensial. Tujuannya adalah
mengidentifikasi : pertama, adanya masalah aktual berdasarkan respon pasien
terhadap masalah atau penyakit ; kedua, faktor-faktor yang berkonstribusi atau
penyebab adanya maslah ; ketiga, kemampuan pasien mencegah atau
menghilangkan masalah ( Gaffar, 2014 ; 61).
Pada hipertensi dapat ditemukan diagnosa keperawatan sebagai berikut :
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d peningkatan afterload,
vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
b. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.
c. Nyeri akut : sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral
d. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan
berlebihan
10. Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat
perencanaan intervensi keperawatan dan aktivitas keperawatan.Tujuan
perencanaan adalah untuk mengurangi, menghilangkan dan mencegah
masalah keperawatan pasien. Tahapan perencanaan keperawatan adalah
penentuan proiritas diagnosa keperawatan, penepatan tujuan dan sasaran,
penempatan kriteriaevaluasi dan merumuskan intervensi keperawatan (Gaffar,
2014 ; 63).
42
3. Posisi
antalgic
untuk
menghindari
nyeri
4. Gerakan
melindungi
5. Tingkah laku
berhati-hati
6. Muka topeng
7. Gangguan
tidur (mata
sayu, tampak
capek, sulit
atau gerakan
kacau,
menyeringai)
44
8. Terfokus
pada diri
sendiri
9. Fokus
menyempit
(penurunan
persepsi
waktu,
kerusakan
proses
berpikir,
penurunan
interaksi
dengan orang
dan
lingkungan)
10. Tingkah laku
distraksi,
contoh
:jalan-jalan,
menemui
orang lain
dan/atau
aktivitas,
aktivitas
berulang-
ulang)
11. Respon
autonom
(seperti
diaphoresis,
45
perubahan
tekanan
darah,
perubahan
nafas, nadi
dan dilatasi
pupil)
12. Perubahan
autonomic
dalam tonus
otot
(mungkin
dalam
rentang dari
lemah ke
kaku)
13. Tingkah
laku
ekspresif
(contoh :
gelisah,
merintih,
menangis,
waspada,
iritabel,nafas
panjang/
berkeluh
kesah)
14. Perubahan
dalam nafsu
makan dan
46
minum
Faktor yang
berhubungan :
Agen injuri
(biologi, kimia,
fisik, psikologis)
2 Resiko tinggi NOC : Mandiri : Mandiri :
terhadap 1. Cardiac 1. Pantau TD 1. Perbandingan
penurunan Pumpeffective dari tekanan
curah jantung ness memberi
b/d peningkatan 2. Circulation gambaran yang
afterload, Status lebih lengkap
vasokonstriksi, 3. Vital Sign tentang
hipertrofi/rigidit Status keterlibatan/
as ventrikuler, bidang
iskemia masalah
miokard vaskuler
2. Auskultasi 2. Dapat
tonus jantung mengidentifika
dan bunyi si kongesti
nafas paru sekunder
terhadap
terjadinya atau
gagal jantung
kronik
3. Berikan 3. Dapat
lingkungan menurunkan
yang tenang, rangsangan
nyaman, yang
kurang menimbulkan
aktivitas/keri stress,
47
Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Kolaborasi 1. Karena efek
dengan samping obat
dokter dalam tersebut maka
pemberian penting untuk
terapi menggunakan obat
dalam jumlah
sedikit.
beraktivitas.
Faktor factor
yang
berhubungan :
a. Tirah Baring
atau
imobilisasi
b. Kelemahan
menyeluruh
c. Ketidakseimb
angan antara
suplei
oksigen
dengan
kebutuhan
d. Gaya hidup
yang
dipertahankan
11. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan
oleh perawat dan pasien. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan
implementasi adalah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah
dilakukan validasi, penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan
tekhnikal, intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi
yang tepat, keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan dokumentasi
keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan (Gaffar, 2014 ; 66).
Beberapa faktor yang mempengaruhi perencanaan asuhan
keperawatan antara lain fasilitas peralatan yang dibutuhkan, kerjasama antar
perawat, dan kerjasama dengan tim kesehatan lain yang terkait.
51
12. Evaluasi
Fase terakhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap
asuhan keperawatan yang diberikan. Hal-hal yang dievaluasi adalah
keakuratan, kelengkapan dan kualitas data, teratasi atau tidaknya masalah
pasien, serta pencapaian tujuan, serta ketepatan intervensi keperawatan.
Akhirnya penggunaan proses keperawatan secara tepat pada praktek
keperawatan akan memberi keuntungan pada pasien dan perawat (Gaffar,
2014 ;67).
Terdapat dua tipe dokumentasi evaluasi yaitu evaluasi formatif yang
menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan intervensi dengan
respon segera, dan evaluasi sumatif yang merupakan rekapitulasi dari hasil
observasi dan analisis status pasien pada waktu tertentu.
Evaluasi sumatif dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
SOAP, sebagai berikut :
S: Respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
O: Respon objektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
A: Analisa ulang atas data subjek dan objek untuk menyimpilkan apakah
masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang
kontradiksi dengan masalah yang ada.
P: Perencanaan atau tindakan lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon
pasien.
Modifikasi rencana dan tindakan mengikuti perubahan keadaan pasien.
Pada tekhnik ini catatan perkembangan dapat menggunakan bentuk
SOAPIER, yaitu sebagai berikut :
S : Data Subjektif
O : Data Objektif
A : Data subjektif dan objektif dinilai dan dianalisa, apakah
berkembang ke arah perbaikan atau kemunduran. Hasil analisis
dapat menguraikan sampai dimana masalah yang ada dapat diatasi
52
Gambar 1.1
Teh Hijau
Tabel 1.1
Komposisi Pucuk Daun Teh (% berat kering)
Bagian Sel Senyawa Total Larut Dalam Air
Selulosa 24.0 0.0
Dinding Sel
Lignin 6.5 2.3
Protein 17.0 0.0
Protoplasma Lemak 8.0 0.0
Tepung 0.5 0.0
Polifenol / Katekin 22.0 22.0
Vakuola Kafein 4.0 4.0
Asam Amino 7.0 7.0
54
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus (case study), yaitu
sebuah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian kualitatif
yaitu suatu pendekatan penelitian yang menggunakan data berupa kalimat
tertulis atau lisan, perilaku, fenomena, peristiwa-peristiwa dan pengetahuan
atau objek studi. Pendekatan ini menitikberatkan pada pemahaman,
pemikiran dan persepsi peneliti.
Studi kasus didefinisikan sebagai fenomena khusus yang
dihadirkan dalam suatu kontek yang terbatas (bounded text), meski batas-
batas antara fenomena dan konteks tidak sepenuhnya jelas.
Menurut Krik dan Miler (2010 : 21), penelitian kualitatif adalah
tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fandumental
bergantung pada pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya
maupun dalam peristilahannya.
Menurut Danzin dan Lincoln (2009 : 120), penelitian kualitatif
adalah penelitian yang menggunakan latar ilmiah dengan maksud
menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan melibatkan
berbagai metode yang ada.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trigulasi (gabungan),
analisa data bersifat induktif kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi.
Tujuan pendekatan ini adalah untuk mendapatkan data yang
mendalam, suatu data yang mengandung makna.Makna data adalah yang
sebenarnya, data yang pasti merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak.
56
57
C. Setting Penelitian
1. Letak Puskesmas Sukaluyu Desa Sukamulya Kecamatan Sukaluyu
Kabupaten Cianjur.
Puskesmas Sukaluyu beralamat di Jalan Bojongsari Kp. Gempol Desa
Sukamulya Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur 43284
2. Sarana dan prasarana yang dimiliki Puskesmas Sukaluyu
Puskesmas Sukaluyu sarana dan prasarana antara lain :
a. 1 Poned
b. 6 Pustu
c. 2 Polindes
d. 1 Poskesdes
e. 1 Pusling
f. 16 Motor
g. 1 Ambulance
3. Jumlah kunjungan di Puskesmas Sukaluyu
Kunjungan di Puskesmas Sukaluyu bulan Januari sampai Mei 2016, yaitu :
a. 4967 orang di ruang BP
b. 522 orang di ruang KIA
c. 1485 orang di ruang MTBS
4. Jumlah keluarga yang mendapat perawatan dari Puskesmas Sukaluyu
59
Tabel 3.2
Data triangulasi kepada pasien dan keluarga pasien
No Pertanyaan pasien Keluarga pasien
1 Apakah ibu sering Ny.M Tn.A
mengalami nyeri nyeri mengatakan ya mengatakan
kepala dan pusing ? sering memang benar
2 Apakah Ibu rutin Ny. M Tn.A
mengkonsumsi obat tekanan mengatakan mengatakan
darah ? sudah tidak memang benar
mengkonsumsi ibu sudah tidak
secara rutin mengkonsumsi
obat penurunan obat penurunan
tekanan darah tekanan darah
3 Apakah sebelumnya ibu Ny.M Tn.A
pernah menggunakan obat mengatakan mengatakan
tradisional untuk pernah bahwa ibu pernah
menurunkan tekanan darah menggunakan mencoba minum
? obat tradisional obat tradisional
seperti tetapi belum
mentimun,air pernah
kelapa, tetapi menggunakan the
belum pernah hijau
menggunakan
the hija
64
G. Metode analisa
Memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh dari subjek
penelitian atau situasi.Ditemukan berbagai domain.Kemudian peneliti
mentapkan domain tertentu sebagai pijakan untuk penelitian selanjtnya.
H. Etika penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti juga menyesuaikan diri serta menjaga
kerahasiaan pasien, dan membaca kebiasaan dan kebudayaan, kemudian untuk
sementara menerima seluruh nilai sosial yang ada dalam masyarakat latar
penelitiannya dan meninggalkan budaya sendiri.
66
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 15 juni sampai dengan 19 juni
2016 di rumah Ny.M di Desa Sukaluyu Rt 01 Rw03 Desa Sukaluyu
Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur. Pengkajian dilakukan pada
tanggal 15 Juni 2016 jam: 13.00, data diperoleh dengan metode
wawancara, dari data pengkajian diperoleh identitas klien yang bernama
Ny.Mariah, jenis kelamin perempuan, umur 63tahun, pendidikan SD,
agama islam, suku bangsa Indonesia, alamat di kp. Bojongsari rt 01 rw 03
desa sukaluyu, pekerjaan sekarang sebagai ibu rumah tangga, dan
pekerjaan sebelumnya petani, sumber pendapatan dari pemberian anak dan
hasil dari sawah, menurutnya kecukupan pendapatannya cukup, Ny.M
tinggal bersama suami yang bernama Tn Sambas dan keluarga yang dekat
atau penting bernama dessy, hubungannya dengan Ny.M yaitu cucunya,
alamat Kp.bojongsari RT 01 RW 03 desa sukaluyu, Ny.M mempunyai
satu saudara kandung Ny. M anak pertama dari dua bersaudara, dan
mempunyai anak 5, hobi menonton mengaji, bepergian ketempat sanak
family, riwayat kematian dalam 1 tahun terakhir tidak ada, diagnose medis
yaitu Hipertensi.
66
67
b. Mata
Pada saat saya melakukan pemeriksaan pada mata bentuk mata simetris,
refleks pupil terhadap cahaya, bila cahaya didekatkan mengecil bila
dijauhkan dari cahaya pupil membesar, konjungtiva berwarna merah
muda, penglihatan normal dibuktikan dengan klien membaca papan nama
perawat dengan jarak kurang lebih 1 meter.
c. Hidung
Pada saat saya melakukan pemeriksaan hidung bentuk hidung
simetris,tidak ada polip, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat kotoran
pada hidung, penciuman baik dibuktikan dengan mengetes penciuman
dengan menggunakan kayu putih tanpa klien melihat dan klien dapat
menebak dengan tepat bau kayu putih.
d. Telinga
Pada saat saya melakukan pemeriksaan telinga bentuk telinga tampak
simetris, keadaan bersih, fungsi pendengaran baik dibuktikan dengan
melakukan tes pendengaran klien dapat menjawab pertanyaan perawat
tanpa ada pertanyaan ulang.
e. Mulut dan tenggorokan
Pada saat saya melakukan pemeriksaan mulut dan tenggorokan, tampak
mulut simetris, mukosa mulut lembab, tidak terdapat stomatitis, lidah
bersih, tidak terdapat caries gigi, gigi lengkap, tidak ada nyeri tekan dan
fungsi pengecapan baik dibuktikan dengan melakukan tes pengecapan
dengan menggunakan minuman manis klien dapat menebak rasa minuman
dengan benar.
f. Leher
Pada saat saya melakukan pemeriksaan leher tidak terdapat pembesaran
kelenjar tyroid tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak terjadi
peninggian jugular venous pressure (JVP)dan tidak terdapat nyeri tekan.
g. Dada
Pada saat saya melakukan pemeriksaan dada tampak bentuk dada simetris,
kembang kempis dada bersamaan, tidak nampak menggunakan alat bantu
70
b. Fungsi pendengaran
Pendengaran berkurang tidak pernah, telinga berdenging tidak pernah
c. Fungsi paru
Batuk lama disertai keringat malam tidak pernah, sesak napas tidak
pernah, berdahak atau sputum tidak pernah.
d. Fungsi jantung
Jantung berdebar-debar tidak pernah, cepat lelah jarang, nyeri dada
tidak pernah.
e. Fungsi pencernaan
Mual atau muntah tidak pernah
f. Nyeri ulu hati
Makan dan minum banyak (berlebihan) tidak pernah, perubahan
kebiasaan buang air besar (mencret atau sembelit) tidak pernah.
g. Fungsi neuromuscular
Nyeri lutut saat berjalan sering, nyeri dada dan sering menjalar ke
punggung, nyeri persendiaan sering.
h. Fungsi persarafan
Lumpuh/kehilangan pada kaki atau tangan tidak pernah, kehilangan
rasa tidak pernah, gemetar/tremor tidak pernah, sering nyeri pada
bagian kepala.
i. Fungsi saluran perkemihan
Buang air kecil banyak sering, sering buang air kecil pada malam hari
sering, tidak mampu mengontrol pengeluaran air kemih (ngompol)
sering.Dari analisis hasil skore 23 yaitu tidak ada masalah kesehatan
kronis.
Pengkajian fungsi kognitif dilakukan dalam rangka mengkaji
kemampuan klien berdasarkan daya orientasi terhadap waktu, orang,
tempat, serta daya ingat sebagai berikut :
Dimulai dari pertanyaan jam berapa sekarang? Ny.M
menjawab jam 15.00 ini menunjukan benar, tahun berapa sekarang?
2016 menunjukan benar, kapan ibu lahir ?menjawab tidak tahu
72
hal yang sepele, tidak sering kali merasa ingin menangis, tidak Merasa
sulit untuk berkonsentrasi, ya menikmati tidur, dalam satu minggu
terakir tidak memilih menghindar dari perkumpulan social, ya mudah
mengambil keputusan, ya m empunyai pikiran yang jernih. Analisis
hasil nilai 12 ini menunjukan depresi ringan sampai sedang.
Pengkajian keseimbangan untuk klien lansia dalam bergerak
dengan perubahan posisi atau gerakan keseimbangan (mata terbuka)
mulai bangun dari kursi, Duduk ke kursi, menahan dorongan pada
sternum, (Mata Tertutup)Bangun dari kursi, Duduk ke kursi,
Menahan dorongan pada sternum: Tidak bangun dari tempat duduk
dengan spontan, tetapi mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan
atau bergerak ke depan kursi telebih dahulu, tidak stabil saat berdiri
pertama kali nilai 1, menjatuhkan diri ke kursi tidak duduk di tengah
kursi nilai 0, pemeriksa mendorong sternum (perlahan-lahan sebanyak
3 kali), klien menggerakan kaki, memegang objek untuk dukungan,
kaki tidak menyentuh sisi sisinya nilai 1, kriteria sama dengan
kriteria untuk mata terbuka nilai 1, (Mata Terbuka), Perputaran leher
(posisi duduk/berdiri), gerakan menggapai sesuatu, membungkuk:
Menggerakan kaki, memegang obyek untuk dukungan, kaki tidak
menyentuh sisi sisinya, keluhan vertigo, pusing atau keadaan tidak
stabil nilai 0, tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu
fleksi max, sementara berdiri pada ujung ujung jari kaki tidak stabil,
memegang sesuatu untuk dukungan nilai 0, tidak mampu
membungkuk untuk mengambil obyek obyek kecil untuk bias
berdiri, memerlukan usaha usaha multiple untuk bangun nilai 0,
Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan :Ketinggian
langkah kaki (saat berjalan), kontinuitas langkah kaki (diobservasi dari
samping klien), kesimetrisan langkah (diobsevasi dari samping klien),
penyimpangan jalur pada saat berjalan (diobsevasi dari belakang
klien), berbalik : Ragu ragu, tersandung, memegang objek untuk
dukungan nilai 0, kaki tidak naik dari lantai secara konsisten
75
C. Pembahasan
Pada BAB ini penulis membahas proses telah antara pendukung
yang terjadi antara teori dan kenyataan yang ada pada kasus nyata yang
dilakukan pada tanggal 15 sampai dengan tanggal 19juni 2016 meliputi hasil
dari implementasi dan evakuasi selama 5 hari, pengakajian, diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Prinsip dari pembahasan
ini memfokuskan pada pengkajian lansia dengan masalah utama hipertensi.
Hasil dari implementasi dan evaluasi selama 5 hari pada tanggal 15
Juni sampai tanggal 19 Juni 2016, jam 13.00 WIB, di Kp.Bojongsari rt 01 rw
03 desa sukaluyu kec. Sukaluyu kab.Cianjur pada pasien Ny.M dengan
keluhan utama nyeri kepala, tindakan yang dilakukan adalah pemberian teh
hijau, dengan metode wawancara dan observasi.
1. Hari pertama
Pada hari rabu tanggal 15 juni 2016 mulai melakukan pengkajian
pada Ny.Mariah berumur 63 tahun yang berada di Kp.bojongsari rt 01 rw
03 desa sukaluyu kec.sukaluyu. Pada saat pengkajian Ny.Mariah
mengatakan mempunyai penyakit darah tinggi selama 6 bulan tidak pernah
diobati ke puskesmas atau ke klinik pengobatan dan mengeluh nyeri pada
bagian kepalanya, nyeri yang dirasakan seperti ada yang menjambak,
gejala yang dirasakan pada siang hari, timbul rasa nyeri apabila merasa
kecapean dan beraktivitas yang berat serta rasa nyeri berkurang apabila
istirahat, skala nyeri 5 dari (0-10).
Selanjutnya pemeriksaan tanda-tanda vital pada Ny.Mariah
dengan hasil :
Kesadaran umum : Composmentis
TD : 160/100 mmHg
Nadi : 90x/menit
Respirasi : 23x/menit
Suhu : 36,5c
BB/TB : 65kg/155cm
Penampilan umum : Ny.Mariah tampak kurang baik
82
2. Hari kedua
Pada hari kamis tanggal 16 juni 2016 mulai menjelaskan pada
Ny.Mariah tentang penyakit hipertensi mulai dari pengertian, gejala,
penyebab, sampai terapi pengobatan. Terapi pengobatan secara non
farmakologis yaitu dengan pemberian teh hijau dan dijelaskan
tujuanpemberian teh hijau pada hipertensi itu adalah untuk menurunkan
tekanan darah, meningkatkan proses penyembuhan, mencegah peningkatan
tekanan darah, memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan mengontrol
peredaran darah dengan meningkatkan vasokontriksi.sehingga Ny.Mariah
memahami tentang penyakitnya.
Sesudah menjelaskan penyakit darah tinggi pada Ny.Mariah lalu
mulai menyiapkan alat-alat seperti baki, cangkir yang berisi air panas, teh
celup hijau.selanjutnya mulai melakukan tindakan pemberian hijau
Ny.Mariah dengan menggunakan cangkir berisi air panas sebanyak takaran
120ml, lalu teh celup hijau tersebut lalu di tuangkan kedalam cangkir yang
berisi air panas dan diamkan selama 2 3 menit siap untuk di minum.
Alasan memilih pemberian teh hijau sebagai terapi komplementer
untuk menurunkan penurunan tekanan darah pada penderita darah tinggi
adalah pengetahuan masyarakat luas belum mengetahui teh hijau masih
minim, namun masyarakat luas belum mengetahui bahwa terapi pemberian
teh hijau dapat menurunkan tekanan darah karena hipertensi, setelah
diberikan Teh Hijau tekanan darah pasien sedikit menurun yaitu 150/90
mmHg.
3. Hari ketiga
Pada hari jumat tanggal 17 juni 2016 mengevaluasi hasil
tindakan pertama Ny.Mariah mengatakan sudah ada perubahannya dan
peurunan tekanan darah yang hasilnya 140/80 mmHg, dan sudah
menurunkan derajat nyeri pada kepalanya dengan hasil skala nyeri 4 (0-
10) bahwa ini menunjukan dengan melakukan terapi pemberian teh hijau
pertama mengalami perubahan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti
tentang pemberian Teh Hjau atau green tea, selama 5 hari dapat
menurunkan tekanan darah menghasilkan 40% dari 1orang klien
83
dan bisa melakukan aktivitas kembali. Tindakan pemberian teh hijau ini
bermanfaat untuk kesembuhan Ny.Mariah.
Penelitian yang dilakukan menghasilkan bahwa menunjukan
perubahan penurunan tekanan darah sesudah diberikan teh hijau. Jadi
penelitian oleh peneliti dan dari penelitian lain dalam jurnal bahwa
pemberian teh hijau untuk hipertensi berhasil menurunkan tekanan
darah.fungsi teh hijau mengandung berbagaa jenis senyawa kimia
didalamnya vakuola dalam sek daun teh mengandung zat zat yang larut
dalam air, seperti katekin dan kafein manfaat teh hijau membantu
mengurangi resiko terkena tekanan darah tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Anderson, 2010 mengatakan
bahwa peningkatan usia secara signifikan terkait dengan peningkatan
prevalensi hipertensi sistolik khususnya setelah usia 60 tahun. Hasil pada
kelompok kontrol menunjukan penurunan hanya terjadi pada tekanan
darah diastolik. Penurunan tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor
yang dicermati selama perlakuan antara lain : efek terapi farmako l ogi s
yang diminum oleh lansia, diet yang dikonsumsi oleh lansia yang
mengandung bahanbahan penurun tekanan darah seperti: pace, sayur-
sayuran, buah-buahan yang mereka dapatkan secara pribadi (bukan
disajikan oleh pihak Panti). Patogenesis hipertensi sangat bervariasi
yang merupakan interaksi dari berbagai macam variabel. Berbagai
mekanisme yang terlibat dalam terjadinya hipertensi mencakup perubahan-
perubahan : kepekaan baroreseptor, ekskresi natrium dan air oleh ginjal,
respon vaskular dan sekresi renin (Prince & Wilson, 2006).
Kelompok kontrol juga mengalami penurunan tekanan darah dan
kadar LDL, walaupun tidak sebesar yang dialami oleh kelompok
intervensi. Penurunan tekanan darah dan kadar LDL yang terjadi pada
kelompok kontrol disebabkan karena peneliti tidak dapat mengontrol
berbagai variabel perancu yang mempengaruhi hasil evaluasi akhir
penelitian. Variabel perancu tersebut antara lain diet (makanan/
minuman), aktifitas, stress/ faktor psikologis.
85
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian bab pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hasil pengkajian yang telah dilakukan penulis pada tanggal 15 juni
2016 didapatkan data yang muncul pada data fokus (analisa data)
Ny.M yaitu data subjektif klien mengatakan nyeri kepala selama 6
bulan dan tidak pernah diobati.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny.M adalah Nyeri akut b.d
peningkatan vaskuler serebral, resiko penurunan curah jantung
berhubungan dengan peningkatan afterload vasokontriksi, resiko jatuh
berhubungan dengan gangguan keseimbangan tubuh, intoleransi
aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.
3. Intervensi keperawatan yang dilakukan pada Ny.M pada diagnosa
adalah: Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan vaskular serebral.
Intervensi: Kaji nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat
faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal,
bantu pasien untuk meminum teh hijau dengan di minum 2x sehari
sebanyak takaran 120 ml dalam satu cangkir yang berisikan air panas.
Pantau tekanan darah, anjurkan untuk sering mengubah posisi,. Bantu
untuk bergerak di tempat tidur.
4. Implementasi atau tindakan keperawatan pada tanggal 16 Juni 2016
berdasarkan diagnosa keperawatan:Nyeri akut berhubungan dengan
peningkatan vaskular serebral. Implementasi: Mengkaji nyeri, catat
lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang
mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal. membantu pasien
untuk meminum teh hijau atau green tea 2x sehari dalam satu cangkir
86
87
B. Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan
saran sebagai berikut:
1. Bagi pasien
Diharapkan pasien mengaplikasikan tindakan pemberian teh hijau
pada penyakit hipertensibila dirasakan terjadi kekambuhan.
2. Bagi Perawat
a. Mampu mengaplikasikan pemberian Teh Hijau sebagai tindakan
mandiri perawat untuk menurunkan tekanan darah.
88