Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

1. Pertanyaan : Informasi perilaku yang bagaimanakah yang relevan bagi para


pemilik informasi? Bagi para karyawan? Bagi para manajer? Bagi pemimpin serikat
buruh? Bagaimana data ini digunakan?

Jawaban :
Bagi karyawan, informasi yang relevan digunakan untuk mempelajari tentang produk yang
mereka jual lebih mendalam lagi. Timbal balik dari para konsumen Pengguna produk yang
mereka jual terdahulu. Juga adalah sesuatu informasi mengapa produk tersebut terjual
laris atau kurang lakunya dipasaran guna maju atau tidaknya perusahaan tersebut.
Bagi para manajer, informasi relevan bagi para manajer itu harus bias menghandle dalam
mengambil keputusan. Selain itu harus menunjukkan keahlian tentang sebuah produk,
mereka juga harus bisa memimpin teamnya dengan baik untuk kemajuan perusahaan
tersebut.
Bagi para pemimpin serikat buruh, informasi yang digunakan dengan memperdalam gaya
kepemimpinan dan cara memotivasi bawahan. Segala informasi itu selalu berrmanfaat
bagi kemajuan sebuah perusahaan, karena bila pengetahuan antar manajer dengan anak
buahnya selalu mengalami kesulitan atau informasi yag diajarkan kurang lengkap
perusaaan itu tidak akan maju dan berkembang. Maka dari itu satu dengan yang lain
selalu berhubungan antara pemimpin yang bijaksana dengan anak buahnya agar
perusahaan maju.

2. Pertanyaan : Mengapa seharusnya para akuntan berhubungan dengan diri


mereka sendiri dan dengan pelaporan informasi perilaku sebagaimana dilaporkan oleh
para jurnalistik, para psikolog, atau telah disurvei oleh para peneliti?

Jawaban :
Mereka berhubungan dengan mereka sendiri untuk mencari informasi yang akan mereka
laporkan pada laporan keuangan. Informasi ini meliputi keandalan, relevan dan
keakuratan informasi. Pelaporan ini tentu akan melibatkan banyak pihak termasuk
jurnalistik, para psikolog dan para peneliti. Pihak-pihak ini berfungsi dalam membantu
melihat keakuratan, contohnya : perkembangan dunia usaha, adanya tingkat inflasi yang
dilaporkan parra jurnalistik dan berguna bagi akuntan dalam penilaian laporan keuangan
itu sendiri. Untuk pihak psikolog dapat dilihat dari ada sisi konsultan dalam pemberian
masukan dan saran mengenai pengambila keputusan dari seeorang akuntan dalam
melaporkan informasi keuangan yang ada. Tugas para peneliti inilah pada akhirya yang
menunjukkan pembuktian dari keterkaitan atau hubungan dari seorang akuntan dengan
menggunakan fakta maupun teori yang ada.

3. Pertanyaan : Berikan beberapa contoh mengenai pelaporan informasi perilaku


dalam suatu bisnis di surat kabar ataupun majalah?
Jawaban :

Sadar dan tidak sadar, kita tahu bahwa perilaku setiap manusia saat ini
selalu menginginkan kepuasan yang sifatnya instan, melakukan penjualan yang
tidak terlalu lama, membeli makanan dengan layanan yang cepat, mengirimkan
barang dengan antaran super kilat atau menarik perhatian dan bernegosiasi
hanya dalam waktu sepuluh menit. Kebanyakan dari kita menginginkan segala
sesuatunya terjadi dengan super cepat. Perkembangan teknologi seperti
internet, telepon seluler, mesin faks, pager, dan sebagainya, memaksa kita
dapat memperoleh berbagai informasi hampir bersamaan dengan waktu
kejadiannya. Generasi orang tua kita tempo doeloe harus menunggu terbitnya
harian pagi atau sore untuk mendapatkan secuil berita.

Bahkan, untuk membuka situs yang terlalu lama-pun, kebanyakan dari kita tidak
akan mau untuk bersabar. Sepertinya kesabaran bukanlah nilai yang bagus pada
millenium baru ini. Tetapi dalam dunia bisnis, kesabaran masih dan akan selalu
diperlukan. Kebanyakan entrepreneur berhasil yang kelihatannya tiba-tiba
sukses, sering kita dengar bahwa sebenarnya dia memerlukan waktu beberapa
tahun untuk mencapainya.
Kita bisa melihat, seorang dosen yang disebut tiba-tiba sukses dapat dipastikan
memiliki pendidikan yang tinggi, sering melakukan riset, melanjutkan kuliah ke
jenjang strata 2 dan sewaktu masih kuliah di S1, ia terus menerus mengerjakan
tugas (sesuatu yang sangat berat bagi saya). Hal serupa juga bisa terjadi kepada
seorang atlet sepakbola ternama misalnya. Apa yang kita tidak tahu adalah tahun
dimana waktunya dia habiskan untuk berlatih, mengikuti liga-liga kampung tanpa
bayaran serta makan nasi sayur bayem tahu krupuk demi mengirit tetapi tetap
bersemangat.

Jadi, benarlah apa yang dikatakan Arnolg Glasgow bahwa kunci dari segala hal
adalah kesabaran. Dan berita buruknya, hal tersebut juga berlaku di dunia
bisnis. Pasti dan akan selalu terus seperti itu. Tapi, hanya itulah modal utama dan
kunci sukses bisnis anda.

Salah satu faktor yang dapat menentukan berhasilnya suatu produk yaitu nama
brand atau merek.

Disamping dengan menjual produk yang baik, penting juga untuk sebuah produk
memiliki nama brand yang bagus dan unik agar brand atau merek produk milik
Anda dapat selalu diingat oleh para konsumen.

Nama brand yang unik bisa menjadi salah satu faktor yang dapat
mempertahankan kelanggengan suatu produk atau bisnis ditengah kompetisi
yang cukup tinggi saat ini.

Sesuaikanlah nama brand dengan target pasar yang sedang anda bidik saat ini.
Contohnya saja anda ingin membuat suatu salon dengan target perempuan, anak
muda maka contoh nama yang cocok untuk salon tersebut yaitu Salon Cinta dan
sebagainya.

Membuat nama brand atau merek dengan nama yang nyeleneh


Membuat nama brand atau merek dengan nama yang nyeleneh. Hal ini agar
mudah diingat oleh semua orang. Kita sangat bisa melihat kesuksesan dari
produk yang pernah menggunakan metode ini, seperti Rawon Setan atau Soto
Gebrak.

Mudah diucapkan dan diingat

Nama yang sangat mudah untuk diingat yaitu nama dengan yang terdiri atas dua
sampai empat suku kata namun tidak adanya tabrakan dengan 2-3 konsonan.
Misalnya saja Kaos Gaul akan lebih baik dari pada menggunakan KaoSSport
karena hal ini sangat lebih mudah untuk diucapkan.

Buat diferensiasi produk

Membuat diferensiasi produk juga merupakan suatu pendukung dalam


keberhasilan bisnis yang ingin Anda lakukan pada saat ini.

4. Pertanyaan : Bagaimana Anda melihat perkembangan akuntansi keperilakuan


lebih dari 5 atau 10 tahun belakangan ini?
Jawaban :
Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara
luas berhubungan dengan perilaku individu, kelompok dan organisasi bisnis,
terutama yang berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit. Riset
akuntansi keperilakuan merupakan suatu fenomena baru yang sebetulnya dapat
ditelusuri kembali pada awal tahun 1960-an, walaupun sebetulnya dalam banyak
hal riset tersebut dapat dilakukan lebih awal.
Awal perkembangan riset akuntansi keperilakuan menekankan pada
aspek akuntansi manajemen khususnya penganngaran (budgeting), namun
domain dalam hal ini terus berkembang dan bergeser ke arah akuntansi
keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit. Dalam audit, riset akuntansi
keperilakuan telah berkembang, tinjauan literatur telah menjadi spesialisasi
dengan lebih memfokuskan diri pada atribut keperilakuan spesifik seperti proses
kognitif (Bonner dan Pennington, 1991), atau riset keperilakuan pada suatu topik
khusus seperti audit sebagai tinjauan analitis (analytical review). Sinyal ini
merupakan awal terhadap pematangan dan pendewasaan riset akuntansi
keperilakuan. Sebagai bidang riset yang sering memberikan kontribusi yang
bermakna, riset akuntansi keperilakuan ini dapat membentuk kerangka dasar
(framework) serta arah riset di masa yang akan datang. Banyaknya volume riset
atas akuntansi keperilakuan dan meningkatnya sifat spesialisasi riset, serta
tinjauan studi secara periodik, akan memberikan manfaat untuk beberapa tujuan
sebagai berikut ini (1) memberikan gambaran state of the art terhadap minat
khusus dalam bidang baru yang ingin diperkenalkan; (2) membantu dalam
mengidentifikasikan kesenjangan riset; (3) untuk meninjau dengan
membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui subbidang akuntansi.
Sejarah akuntansi telah dimulai dari tahun 1749 dimana Luca Pacioli telah
membahas mengenai system pembukuan berpasangan. Kemudian pada tahun
1951, Controllership Foundation of America mensponsori suatu riset untuk
menyelidiki dampak anggaran terhadap manusia. Pada tahun 1960, Steadry
menggali pengaruh anggaran motivasional dengan menggunakan suatu
eksperimen analog. Dan riset-riset ini terus berkembang sampai dengan saat ini.
Pendekatan klasikal lebih menitikberatkan pada pemikiran normatif yang
mengalami kejayaannya pada tahun 1960-an. Pada tahun 1970-an, terjadi
pergeseran pendekatan dalam riset akuntansi. Alasan yang mendasari ini adalah
pendekatan normatif yang telah berjaya selama satu dekade ini tidak dapat
menghasilkan teori akuntansi yang siap digunakan dalam praktik sehari-hari.
Pada kenyataannya, desain sistem akuntansi yang dihasilkan dari riset normatif
tidak dipakai dalam praktik. Sebagai konsekuensinya, muncul anjuran untuk
memahami berfungsinya sistem akuntansi secara deskriptif dalam praktik nyata.
Pendekatan normatif maupun positif masih mendominasi riset akuntansi
hingga saat ini. Hampir semua artikel yang terbit di jurnal The Accounting Review
maupun Journal of Accounting Research dan Journal of Business Research
menggunakan pendekatan utama (mainstream) dengan ciri khas penggunaan
model matematis dan pengujian hipotesis. Walaupun pendekatan utama masih
mendominasi riset manajemen dan akuntansi hingga saat ini, pendekatan ini
pada dasarnya tidak memercayai dasar filosofi yang digunakan oleh pengikut
pendekatan utama. Sebagai gantinya, pendekatan-pendekatan baru tersebut
meminjam metodologi dari ilmu-ilmu sosial lainnya, seperti filsafat, sosiologi,
dan antropologi untuk memahami akuntansi.

5. Pertanyaan : Binberg dan Shield (1989) mengkasifikasi riset akuntansi

keperilakuan dalam lima aliran (school). Jelaskan kelima aliran tersebut.

Jawaban :

5 aliran riset akuntansi keperilakuan :

1. Pengendalian Manajemen (management control)

2. Pemrosesan informasi akuntansi ( accounting information processing)

3. Desain sistem informasi information system design)

4. Riset audit ( audit research)

5. Sosiologi organisasional ( organizational sociology )

Anda mungkin juga menyukai