08 SEPTEMBER 2012
AULA KAMPUS 1
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
PROCEEDING
SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPER 2012
COPYRIGHT@2012
Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
ISBN : 978-602-18824-0-5
SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPER 2012
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
PENANGGUNG JAWAB
Hindarto, S.Kom., MT
KETUA PELAKSANA
Wiwik Sulistiyowati, ST., MT
PROCEEDING EDITOR
Verani Hartati., ST., MT
Arasy Fakhrudin., MT
Hindarto., S.Kom., MT
TIM REVIEWERS
Prof. Udisubakti Ciptomulyono., Ph.D
Dr. Wibowo Harso Nugroho., M.Sc
Dr. Arif Muntasa
Dr. Eko Setijadi
Hana Catur Wahyuni, MT
Edi Widodo., MT
Abdullah Basuki, M.Si
Irwan Al-Kautsar., MT
Izza Anshory., MT
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
UCAPAN TERIMA KASIH
Rektor UMSIDA
Telkom Sidoarjo
Barcom IT Supplier
Indograf Printpack
Sidoarjoku.Com
KATA PENGANTAR KETUA PANITIA
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji sykur kehadirat Allah SWT, atas berkat Rahmat dan Hidayah Nya Seminar
Nasional Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dapat dilaksanakan sesuai
dengan jadwal yang telah direncanakan, 08 September 2012.
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, dalam berprosesnya selalu
berusaha untuk meningkatkan kualitas dan atmosfer akademik. Baik kualitas dalam hal
akademik dan non akademik. Serta peningkatan atmosfer akademik dapat terbentuk dengan
adanya interaksi yang berkelanjutan antar sivitas akademika yang ada dalam internal institusi
pendidikan tinggi tersebut, maupun antar institusi pendidikan tinggi lainnya.
Salah satu cara untuk meningkatkan Interaksi yang berkelanjutan tersebut, dengan
adanya suatu kegiatan publikasi hasil penelitian yang dapat membentuk interkasi positif
antara mahasiswa, dosen, praktisi dan masyarakat.
Seminar Nasional dan Call For Paper merupakan agenda rutin bagi Fakultas Teknik
Universitas Sidoarjo. Pada Seminar Nasional dan Call for Paper tahun 2012 mengusung
tema Inovasi Teknologi Menuju Kemandirian Bangsa. Diharapkan dengan adanya
kegiatan ini pula dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi antar peneliti, akademisi
maupun praktisi, sekaligus sebagai sarana publikasi pendidikan tinggi penyelenggara.
Akhirnya, atas nama panitia kami mengucapkan selamat mengikuti Seminar Nasional
dan Call for Paper Fakultas Teknik 2012, semoga bermanfaat bagi diri kita, instusi
pendidikan tinggi, masyarakat dan bangsa, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, yang selalu melimpahkan rahmat dan
hidayahNya pada kita semua. Selamat datang dan terima kasih atas peran serta peserta
Seminar Nasional Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Dalam rangka memfasilitasi semua kalangan, dosen, mahasiswa, peneliti, pelaku
bisnis dan masyarakat umum dalam mempublikasikan hasil penelitiannya, dan sebagai
jembatan untuk melakukan sharing dalam rangka meningkatkan daya saing bisnis, maka
Fakultas Teknik menyelenggarakan Seminar dengan tema inovasi teknologi menuju
kemandirian bangsa
Seminar ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai pentingnya inovasi
teknologi dalam memajukan bangsa. Selain itu, berbagai konsep, dan hasil penelitian bidang
rekayasa teknologi dibahas dalam seminar ini. Konsep dan hasil penelitian ini akan disajikan
dalam presentasi dan diskusi ilmiah yang melibatkan peneliti dengan berbagai macam bentuk
penelitian rekayasa teknologi.
Akhirnya, kami mewakili civitas akademik Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo menyampaikan terimakasih kepada semua pihak, panitia seminar,
peserta seminar, sponsorship dan semua pihak yang telah membantu pelaksanaan seminar
ini. Selamat melaksanakan seminar dan diskusi ilmiah, semoga acara ini mendapat ridlo dari
Allah SWT dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamu alaikum Wr .Wb
Hindarto, S.Kom, MT
SUSUNAN PANITIA SEMINAR NASIONAL FAKULTAS TEKNIK
8. Usulan perbaikan tata letak pada proses produksi di cv. Mitra setia sejahtera
dengan metode line balancing dan metode space rel
10. Pemanfaatan metode Delphi dan QFD dalam peningkatan kualitas proses belajar
mengajar pada SMP Dr. Soetomo Surabaya
12. Evaluasi pengalaman pelanggan pada cat tembok durashield produksi PT. Tunggal
Djaja Indah
13. Analisis Jenis Dan Penyebab Kecacatan Produk Minibus Pada Proses Trimming
Menggunakan Fault Tree Analysis
15. Analisa Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Layanan Bengkel Dengan Quality
Function Deployment Di Ahass Kebonsari Motor Surabaya
2. Pengaruh Variasi Sudut Potong Utama (Kr) Pada Sudut Orientasi 135o Antara Pahat
Dan Benda Kerja Terhadap Batas Stabilitas Chatter Pada Proses Bubut Untuk Arah
Putaran Clockwise
3. Perancangan Ulang Gatting System Dan Riser Untuk Satu Cetakan Dua Produk Pada
Pengecoran Sapu Roda
5. Analisa Pengaruh Beda Sudut Pengapian Dan Beban Poros Terhadap Unjuk Kerja
Pada Mesin Bensin 4 Tak
6. Pengaruh Arus Listrik Terhadap Sifat Mekanis Dan Struktur Mikro Pada Baja
Dengan Proses Pengelasan SMAW
7. Analisa Perbandingan Bahan Valve Titanium Terhadap Baja Pada Kinerja Motor
Bensin Empat Langkah
2. Alat Pembersih Olie Bhzer pada Pipa Stainless Steel di PT. Guntner Indonesia
menggunakan Mikrokontroler ATMEGA 8535
Yeni
Sekolah Tinggi Teknik Surabaya
y3n1@stts.edu
ABSTRAK
Dalam industri kecil pengolahan biji kopi, terdapat tiga proses produksi yang masih dilakukan secara manual yaitu proses
persiapan bahan baku, proses penggorengan, dan proses pengemasan. Untuk mengoptimalkan produksi perlu dilakukan
perbaikan stasiun kerja terutama pada proses pengemasan karena pada proses tersebut sering terjadi penumpukan.
Beberapa aspek yang diperhatikan adalah efisiensi tenaga kerja, waktu produksi, biaya produksi dan reduksi proses.
Proses pengemasan awalnya terdiri dari tiga proses (proses pengisian biji kopi kedalam plastik kemasan, penimbangan
dan proses penyegelan) menjadi dua proses saja dengan mereduksi proses penimbangan, yaitu dengan
mengekuivalensikan berat ke volume. Setiap kali dijalankan, mesin akan melepaskan volume biji kopi yang ekuivalen
dengan berat yang diinginkan. Untuk mendapatkan akurasi berat yang baik, maka tiap kali pergantian bahan baku
dilakukan kalibrasi. Proses pelepasan biji kopi dilakukan dengan tenaga pneumatic untuk mendapatkan kecepatan dan
tenaga yang memadai. Hasil penelitian diujicobakan pada sebuah perusahaan dan dilakukan analisis perbandingan
terhadap efektifitas perbaikan. Untuk waktu standar sebelum perbaikan stasiun kerja adalah sebesar 13.6323
detik/produk sedangkan setelah implementasi sebesar 11.7747 detik/produk, jadi dapat menghemat waktu sebesar
17.70901 jam/bulan. Dari analisis penghematan biaya dapat menghemat 13.02%, dan dari perbandingan produktivitas
tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja pada cara kerja baru (306 produk/orang) lebih tinggi dari pada cara kerja
tradisional (264 produk/orang).
KATA KUNCI
Mesin Pengisi Biji Kopi, Kendali Pneumatik, Produktivitas
1. Pendahuluan
Lingkungan kerja yang ergonomis merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pekerja. Bila
lingkungan kerja yang kurang ergonomis dapat menyebabkan kinerja pekerja tidak optimal maka akan mempengaruhi
produktivitas dari perusahaan. Lingkungan kerja yang dimaksud adalah lingkungan sekitar pekerja serta peralatan kerja.
Fasilitas kerja yang memadai sangat diharapkan oleh pekerja supaya dapat bekerja dengan nyaman dan aman serta
mengurangi tingkat kelelahan yang dirasakan. Manusia sebagai operator merupakan faktor yang paling utama dalam
suatu sistem yang menentukan berlangsungnya suatu proses, walaupun pada saat ini mesin-mesin sudah banyak
digunakan dan dirasakan manfaatnya dalam dunia industri. Tetapi peranan manusia tetap dominan, bahkan dalam
beberapa industri, peranan manusia pekerja merupakan kunci utama berlangsungnya suatu kegiatan produksi.
Home Industri biji kopi sangrai sangat berkembang dan dijual dalam berbagai kemasan mulai dari ukuran 250 gram
sampai 5 kilogram. Dari survey yang dilakukan Dalam industri ini terdapat tiga proses utama proses persiapan bahan
baku, proses penggorengan, dan proses pengemasan. Dalam proses pengemasan sendiri ada tiga proses dasar yaitu proses
pengisian biji kopi kedalam plastik kemasan, proses penimbangan dan proses penyegelan (penutupan plastik). Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa antrian banyak terjadi bagian pengemasan, dikarenakan pekerja masih menggunakan
alat yang tradisional (sederhana) dengan posisi kerja yang tidak ergonomis.
Untuk mengatasi hal tersebut dilakukanlah penelitian untuk merancang suatu fasilitas kerja yang ergonomis sebagai
penunjang pekerja agar dapat bekerja dengan nyaman berupa suatu alat bantu dalam pengemasan. Fasilitas kerja ini
diharapkan mampu menciptakan suatu kondisi kerja yang efisien yang meningkatkan produktivitas perusahaan.
2. Landasan Teori
Sistem Manusia Mesin
Kata mesin berkonotasi alat mekanis yang dipakai untuk mngubah atau mengolah suatu bahan menjadi produk. Tetapi
tidak terluput selalu ada unsur manusia yang terlibat didalamnya, ada interaksi untuk menghasilkan output berdasarkan
input yang diterimanya dan karenanya disebut Sistem Manusia Mesin. Ada tiga macam kombinasi sistem manusia
mesin, yaitu: Manual, Semi Otomotasi dan Otomatis. Sistem Manual berarti bahwa proses transformasi bahan baku
menjadi produk sepenunhya dilakukan oleh manusia. Sebaliknya Sistem otomatis berarti bahwa proses transformasi
bahan baku menjadi produk sepenuhnya dilakukan oleh mesin. Sistem semi otomatis merupakan kombinasi keduanya,
dimana tenaga (power) proses transformasi dilakukan oleh mesin, tetapi proses pengendalian (control) dilakukan oleh
manusia. Secara teknologi mungkin sistem otomatis adalah sistem yang ideal akan tetapi pemilihan dari ketiga jenis
sistem tersebut seringkali tidak dihadapkan pada teknologi, tetapi juga pada persoalan kebutuhan dan nilai guna. Mesin
semi otomatis menjadi pilihan yang menarik tatkala pendekatan nilai guna dan kebutuhan spesifik menjadi perhatian.
Produktivitas
Produktivitas dapat didefinisikan sebagai perbandingan (rasio) antara output per inputnya. Produktivitas ini merupakan
suatu tolak ukur untuk mengukur seberapa baik sumber daya digunakan dalam organisasi untuk menyelesaikan suatu
kumpulan output. Jadi produktivitas bukanlah ukuran dari produk atau kekuatan yang diproduksi, tetapi merupakan
ukuran dari seberapa baik penggunaan sumber-sumber untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan.
Produktivitas berkaitan erat dengan efektifitas (efektif = tepat sasaran; sasaran yang diincar/dikejar dapat diperoleh) dan
efisiensi (efisien = sasaran tercapai dengan upaya, biaya, pengorbanan yang rendah). Artinya dengan diketahuinya nilai
produktivitas maka akan diketahui pula seberapa efektif proses produksi telah didayagunakan untuk meningkatkan output
dan seberapa efisien pula sumber-sumber input telah berhasil dihemat.
(a) (b)
Gambar 2. Proporsi Faktor Teknis dan Faktor Manusia dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Kerja
Pada hakekatnya produktivitas kerja banyak ditentukan oleh dua faktor utama yaitu, Faktor Teknis dan Faktor Manusia.
Faktor Teknis: yaitu faktor yang berhubungan dengan pemakaian dan penerapan fasilitas produksi secara lebih baik,
penerapan metode kerja yang lebih efektif dan efisien, dan atau penggunaan bahan baku yang lebih ekonomis. Faktor
Manusia: yaitu faktor yang mempunyai pengaruh terhadap usaha-usaha yang dilakukan manusia didalam menyelesaikan
pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Faktor manusia terdiri dari Kemampuan kerja (ability) pekerja,
dan Motivasi kerja yang merupakan pendorong kearah peningkatan prestasi kerja. Gambar berikut ini menunjukkan
proporsi faktor teknis dan faktor manusia dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja.
Jika faktor manusia adalah dominan maka sistem akan cenderung kearah sistem manual dan peningkatan produktivitas
ditujukan kearah human capability melalui training. Apabila faktor teknis yang dominan maka sistem cenderung kearah
otomatis atau semi-otomatis dan peningkatan produktivitas dilakukan dengan pengembangan teknologi. Saat ini banyak
Proceeding Call for Paper SNFT UMSIDA 2012 BIDANG TEKNIK MESIN
dijumpai produksi yang sebagian besar mesin/peralatannya menggunakan sistem semi maupun yang otomatis. Namun
sekalipun peranan mesin begitu berarti dalam peningkatan volume produksi, peran serta manusia juga masih
diperhitungkan sebagai person yang memiliki kemampuan teknis untuk mengendalikan kerja mesin. Oleh karena itu
peran manusia tidak dapat dieliminir karena terdapat serangkaian tugas dan interaksi yang terjadi antara mesin dan
manusia yang saling menunjang satu sama lain untuk peningkatan produktivitas produksi.
Untuk mendapatkan ukuran kinerja berdasarkan waktu dihitung waktu normal (WN) dari tiap tugas yang dikerjakan dalam
situasi kecepatan kerja yang normal, yang ditentukan dengan
WN = WC x p ...............................................................................................................................................................(1)
Waktu Siklus (WC ) = rata-rata waktu penyelesaian tugas
= 1 wajar
faktor penyesuaian (p ) = > 1 cepat
< 1 lambat
Allowance atau kelonggaran adalah waktu yang diberikan kepada pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya disamping
waktu normal. Misalnya istirahat, kekamar kecil, meminta bantuan dan sebagainya. Kelonggaran dibagi menjadi 4
bagian, yaitu kelonggaran untuk kebutuhan pribadi, kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatigue, kelonggaran untuk
hambatan-hambatan tak terhindarkan, kelonggaran dalam perhitungan waktu bebas. Dalam penelitian ini dipergunakan
tabel allowance menurut Sutalaksana & Anggawisastra (1979). Sehingga waktu Standar (WS) dan Output Standar
(OS)ditentukan sebagai:
100%
Ws = Wn ..............................................................................................................................(2)
100% % allowance
1
OS = .....................................................................................................................................................................(3)
WS
Perancangan Alat
Perencanaan alat didasari atas penyederhanaan proses pengisian biji kopi pada kemasan untuk kemudian ditimbang
dengan timbangan dan baru kemudian dilakukan penyegelan. Dua proses pertama yang akan dimanipulasi menjadi satu
kesatuan proses. Proses penyegelan tetap menjadi proses yang terpisah dan tidak dikerjakan pada alat yang dibuat. Proses
penimbangan menjadi perhatian karena pada proses ini dibutuhkan waktu terlama karenanya dilakukan konversi berat
ke volume. Berat biji kopi disesuaikan dengan sebuah takaran, yang tentunya sebelum dipergunakan harus dikalibrasi
terlebih dahulu pada titik ketelitian berat tertentu. Dalam percobaan, untuk mendapatkan berat biji kopi sangrai 250 gram
dibutuhkan diameter takaran berbentuk silinder 14.22 cm dengan tinggi 6.5 cm.
Urutan proses disesuaikan dengan cara membalik urutan proses menjadi penimbangan lewat takaran dan baru kemudian
pengisian seperti diperlihatkan gambar 4. Pengisian dilakukan dengan mendorong takaran kearah lubang yang sudah
disediakan. Agar dorongan memiliki tenaga dan cepat maka dipergunakan tenaga pneumatic.
Dengan memperhatkan bagan proses pada gambar 4, prinsip kerja alat ini secara berturutan adalah seperti berikut:
Biji kopi sangrai dari penampungan hopper turun langsung ke takaran disebabkan adanya gaya gravitasi.
Saat Tombol Start ditekan, takaran akan didorong oleh silinder pneumatic dengan tekanan angin dari kompresor
melalui pneumatic control valve sehingga bergeser.
Biji kopi sangrai akan jatuh melewati lubang takaran bawah menuju ke lubang keluar. Biji kopi sangrai langsung
menuju ke kemasan pada ujung corong.
Material penyusun mesin dipilih berdasarkan atas fungsi utamanya, yaitu yang bersentuhan langsung dengan biji kopi
dan yang tidak bersentuhan langsung. Bahan yang bersentuhan langsung dengan biji kopi sangrai seharusnya
menggunakan bahan baku food grade, atau material yang paling sedikit mempunyai sifat anti karat, diantaranya
aluminium dan stainless steel. Dengan pertimbangan pemilihan bahan yang sesuai maka alat yang dibuat terlihat seperti
gambar 5 berikut ini.
Proceeding Call for Paper SNFT UMSIDA 2012 BIDANG TEKNIK MESIN
a. Pengujian data
Proses pengisian biji kopi kedalam plastic secara manual
X
2
i = 833.110
( )
2
2
k s N X i ( X i ) 40 30 ( 833.110 ) (157.780 )
2
2
2
Proceeding Call for Paper SNFT UMSIDA 2012 BIDANG TEKNIK MESIN
Perhitungan allowance :
Menyekop, ringan = 10%, badan dibungkukkan, bertumpu kedua kaki = 7%, gerakan kerja normal = 0%, pandangan
terputus-putus = 3%, temperatur normal = 2.5%, ventilasi kurang baik ada bau-bauan = 2.5%, siklus kerja berulang-ulang
antara 5-10 detik = 0.5%. Total allowance = 25.5%
Waktu normal
WN = WC p = 5.26 x1.02 = 5.3645 detik ..................................................................................................................(13)
Waktu standar
100% 100%
WS = WN = 5.3645 = 7.2007 detik ...............................................................(14)
100% %allowance 100% 25.5%
Output standar
1
Os = 3600 detik=500 unit/jam ....................................................................................................................(15)
7.2007
Perhitungan allowance :
Dapat diabaikan = 0%, badan dibungkukkan, bertumpu kedua kaki = 7%, gerakan kerja normal = 0%, pandangan hampir
terus-menerus = 6.5%, temperatur normal = 2.5%, ventilasi kurang baik ada bau-bauan = 2.5%, siklus kerja berulang-
ulang antara 5-10 detik = 0.5%. Total allowance = 19%.
Waktu normal
W N = 10.04 1.10 = 11.0422 detik ............................................................................................................................(16)
Waktu standar
100%
Ws = 11.0422 = 13.6323 detik ..............................................................................................................(17)
100% 19%
Output standar
1
Os = 3600 detik=264 unit/jam .....................................................................................................................(18)
13.6323
Perhitungan allowance :
Dapat diabaikan = 0%, bekerja duduk ringan = 0.5%, gerakan kerja normal = 0%, pandangan terputus-putus = 3%,
temperatur normal = 2.5%, ventilasi kurang baik ada bau-bauan = 2.5%, siklus kerja berulang-ulang antara 5-10 detik =
0.5%. Total allowance = 12%.
Waktu normal
W N = 9.87 1.05 = 10.36 detik ..................................................................................................................................(19)
Waktu standar
100%
Ws = 10.36 = 11.7747 detik ..................................................................................................................(20)
100% 12%
Output standar
1
Os = 3600 detik=306 unit/jam .....................................................................................................................(21)
11.7747
Dari cara kerja manual sebelum menggunakan alat pengisi biji kopi dan sesudah menggunakan alat pengisi biji kopi pada
cara kerja baru maka dapat dibandingkan apakah ada perbaikan kerja pada penggunaan fasilitas kerja yang baru.
Sedangkan penghematan waktu dalam 1 bulan adalah = 0.000516 jam/prdk x 1320 prdk/hari = 0.681116 jam/hari
= 17.70901 jam/bulan
Jadi penghematan waktu yang dapat dilakukan dengan metode kerja baru dalam waktu satu bulan sebesar 17.70901 jam.
Selanjutnya data total produk per jamnya dari ke dua metode di atas dapat dipakai untuk menganalisa biaya produk per
produknya dari masing-metode kerja.
Cara kerja
Lama Baru
Biaya per
Rp. 15,1470 Rp. 13,1753
produk
Dari cara kerja lama sebelum menggunakan alat pengisi biji kopi dan sesudah menggunakan alat pengisi biji kopi pada
cara kerja baru maka dapat dibandingkan apakah ada perbaikan dari segi biaya pada penggunaan fasilitas kerja yang baru.
Biaya per produk cara kerja lama = Rp. 15,14701
Biaya per produk cara kerja baru = Rp. 13,175367
Penghematan waktu pengerjaan = Biaya per produk cara kerja lama Biaya per produk cara kerja baru
= Rp. 15,14701 - Rp. 13,175367 = Rp. 1,97164
Jadi dengan menggunakan alat pengisi biji kopi pada cara kerja yang baru dapat menjadi lebih efisien 13.02 %.
Dalam pengerjaan dengan sistem yang lama dibutuhkan dua tenaga kerja untuk menghasilkan 264 produk per jam,
sedang untuk sistem kerja dengan menggunakan mesin yang dibuat dibutuhkan satu orang tenaga kerja untuk
menghasilkan 306 produk per jam. Dengan demikian:
Proceeding Call for Paper SNFT UMSIDA 2012 BIDANG TEKNIK MESIN
4. Penutup
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dari perancangan alat yang telah
dilakukan antara lain:
a. Alat pengisi biji kopi yang dirancang sesuai dengan postur tubuh dan kebutuhan pekerja sehingga dapat membantu
meningkatkan jumlah produksi perusahaan.
b. Terdapat pengurangan tenaga kerja dengan alat pengisi biji kopi yang pada saat cara kerja tradisional jumlah tenaga
kerja ada 2 orang sedangkan pada cara kerja baru penggunaan tenaga kerja menjadi 1 orang, karena perancangan alat
pengisi biji kopi mengkombinasikan 2 proses yaitu proses pengisian dan penimbangan biji kopi menjadi 1 proses.
c. Dari hasil perhitungan waktu proses yang dilakukan pada proses pengisian biji kopi ke dalam plastik dan proses
penimbangan, waktu standar yang dihasilkan dengan menggunakan alat pengisi biji kopi lebih cepat dari pada waktu
standar yang dihasilkan dengan menggunakan fasilitas tradisional, menghemat waktu 13.63 % atau menghemat
waktu sebesar 17.70901 jam/bulan.
d. Dari hasil perhitungan biaya per produk yang dilakukan pada proses pengisian biji kopi ke dalam plastik dan proses
penimbangan, waktu standar yang dihasilkan dengan menggunakan alat pengisi biji kopi lebih cepat dari pada waktu
standar yang dihasilkan dengan menggunakan fasilitas tradisional, menghemat biaya 13.02 %.
e. Pada cara kerja tradisional hasil perhitungan produktivitas tenaga kerja = 264 produk/orang, sedangkan pada cara
kerja baru hasil perhitungan produktivitas tenaga kerja = 306 produk/orang. Jadi produktivitas tenaga kerja pada cara
kerja baru lebih tinggi dari pada cara kerja tradisional.
Daftar Pustaka
[1] George Dieter, & Linda Schmidt, Engineering Design (Singapore, McGraw Hill, 2008)
[2] Eko Nurmianto, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya (Guna Widya, 1996)
[3] Suyatno Sastrowinoto, Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi, (Jakarta, Pustaka Binaman Pressindo, 1985)
[4] Sutalaksana, Teknik Tata Cara Kerja, Jurusan Teknik (Bandung, Industri Institut Teknologi Bandung, 1979)
[5] Sritomo Wignjosoebroto, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, (Guna Widya, 1995)
[6] William Bolton, Programmable Logic Controller (Jakarta, Erlangga 2004.)
[7] B. Peacock & Waldemar Karwowski, Automotive Ergonomics (CRC Press, 1993)