Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENATALAKSANAAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS

Oleh :

AKPER PEMKAB LUMAJANG


KELOMPOK 16
1. M. ARIF PAMUDA D.
2. SITI MUTMAINAH
3. RIZMA FAUZIA
4. SOFINATUS ZURAIDA

KEPERAWATAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


KELOMPOK 17
1. FIROSIKA HUSNAINI
2. YUNI DWI H.
3. INDARI PRIHATIN

RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG


Jalan Jaksa Agung Suprapto 02 Malang
JAWA TIMUR
TAHUN 2016
LEMBAR PENGESAHAN

1
Lumajang, 29 Desember 2016
Pembimbing Klinik Koordinator Penyuluhan

( ) (
)

Pembimbing Akademik

( ..................................................... )

2
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENATALAKSANAAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS

Topik : Diabetes Melitus


Sasaran : Keluarga pasien di Ruang 27
Waktu : 20 menit
Ruang : Ruang 27
Penyuluh : Mahasiswi Akper Lumajang
Tanggal : 29 Desember 2016

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga dan pasien mengerti penatalaksanaan pada
pasien Diabetes Melitus.

B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, keluarga dan pasien dapat :
a. Menyebutkan pengertian Diabetes Melitus
b. Menyebutkan penyebab Diabetes Melitus
c. Menyebutkan tanda dan gejala Diabetes Melitus
d. Menyebutkan komplikasi Diabetes Melitus
e. Menyebutkan penatalaksanaan Diabetes Melitus :
1. Diet DM
2. Latihan fisik pasien DM
f. Menyebutkan cara merawat luka diabetic

C. Metode dan Media


a. Metode yang digunakan adalah diskusi dan tanya jawab
b. Media yang digunakan LCD, PPT dan leaflet

D. Materi Penyuluhan
a. Pengertian Diabetes Melitus
b. Penyebab Diabetes Melitus
d. Tanda gejala Diabetes Melitus
e. Komplikasi Diabetes Melitus
f. Penatalaksanaan Diabetes Melitus
g. Cara Merawat Luka Diabetik
3
G. Kegiatan
No Komunikator Komunikan waktu
Pre Interaksi
1. Memberi salam dan Menjawab salam 5 menit
memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan
dan tema penyuluhan
3. Kontrak waktu Mendengarkan
4. Menggali pengetahuan Menjawab
Isi
3. Menjelaskan materi penyuluhan Mendengarkan 10 menit
tentang pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, komplikasi,
penatalaksanaan serta cara
merawat luka diabetic pada pasien
Diabetes Melitus
4. Memberikan kesempatan kepada Mengajukan pertanyaan
komunikan untuk bertanya
tentang materi yang disampaikan
Penutup
5. Memberikan pertanyaan akhir Menjawab 5 menit
sebagai evaluasi
6. Menyimpulkan bersama-sama Mendengarkan
hasil kegiatan penyuluhan
7. Menutup penyuluhan dan Menjawab salam
mengucapkan salam
8. Membagi leaflet Membaca

H. Job Desk
Presenter: bertugas sebagai penyampai materi
Moderator: bertugas sebagai pembuka dan penutup acara
Observer: bertugas meminta tanda tangan komunikan
Fasilitator: bertugas sebagai pengontrol slide materi penyuluhan
I. Setting Tempat: Ruang 27 RSSA Malang

4
J. Evaluasi
1. Pre Interaksi
Setting tempat sesuai dengan SAP
Waktu penyuluhan sesuai dengan SAP
2. Proses
Keluarga dan pasien mendengarkan penyaji dan fasilitator
Keluarga dan pasien tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan
sebelum selesai
3. Hasil
Keluarga dan pasien mengerti tentang materi penyuluhan, dibuktikan dengan
menjawab pertanyaan yang diberikan penyaji secara lisan, diantaranya yaitu:
1. Sebutkan Pengertian Diabetes Melitus?
2. Sebukan Penyebab Diabetes Melitus?
3. Sebutkan Tanda gejala Diabetes Melitus?
4. Sebutkan komplikasi Diabetes Melitus?
5. Sebutkan penatalaksanaan Diabetes Melitus?
6. Sebutkan cara merawat luka diabetik?

K. Daftar Pustaka
Riyadi, Sujono dan Sukarmin. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Gangguan Eksokrin & Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Sudoyo, Aru W dkk. 2009. Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta :
InternaPublishing.
American Diabetes Association. 2015. Classification and Diagnosis of Diabetes.
Diabetes Care; Vol 38(Suppl. 1): S8-16
Boedisantoso, R.A., Soegondo, S., Suyono, S., Waspadji, S., Yulia, Tambunan dan
Gultom. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta:
FKUI.
Riset Kesehatan Dasar. 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Waspadji, S. 2009. Komplikasi Kronik Diabetes: Mekanisme Terjadinya,
Diagnosis dan Strategi Pengelolaan. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, Ed V, Jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2013
International Diabetes Federation (IDF). IDF Diabetes Atlas Sixth Edition.
International Diabetes Federation (IDF). 2013.
5
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Pengendalian dan Pencegahan
Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia, PB. PERKENI. Jakarta. 2015
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Petunjuk Praktis: Terapi Insulin Pada
Pasien Diabetes Melitus, PB. PERKENI. Jakarta. 2015

6
L. Lampiran Materi
1. PENGERTIAN
Diabetes melitus adalah kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia (gula darah tinggi) yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin, atau kedua-duanya (Sudoyo, 2009).
Macam-macam diabetes:
1. Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes Melitus jenis ini disebabkan oleh rusaknya sel beta pankreas
sebagai penghasil insulin sehingga penderita sangat kekurangan
insulin. Akibatnya, yang bersangkutan harus disuntik insulin secara
teratur. Tipe ini diderita 1 dari 10 penderita Diabetes Melitus yang
kebanyakan terjadi sebelum usia 30 tahun. Para ilmuwan percaya
bahwa faktor lingkungan (berupa infeksi virus atau faktor gizi pada
masa kanak-kanan atau dewasa awal) menyebabkan kerusakan sistem
kekebalan pada sel beta pankreas. Diabetes Melitus tipe 1 ini memiliki
kecenderungan untuk menular secara genetik.
2. Diabetes Melitus Tipe 2
Diabetes Melitus jenis ini disebabkan oleh gangguan sekresi insulin
dan resitensi insulin sehingga tubuh penderita tidak merespon secara
normal insulin yang dihasilkan tubuh dan membentuk kekebalan
tersendiri sehingga terjadi kekurangan insulin relative. Tipe ini
biasanya terjadi pada usia di atas 30 tahun dan sekitar 80% penderita
mengalami obesitas.
3. Diabetes Melitus Tipe Spesifik
Diabetes Melitus jenis ini disebabkan oleh faktor genetik (kerusakan
genetik sel beta pankreas) juga akibat konsumsi obat-obatan maupun
bahan-bahan kimia.
4. Diabetes Melitus Kehamilan
Diabetes Melitus jenis ini terjadi pada sekitar 2-5% dari semua
kehamilan, namun sifatnya hanya sementara dan akan sembuh setelah
melahirkan. Namun demikian, ia berpotensi merusak kesehatan ibu
hamil maupun janinnya, meningkatkan resiko kelahiran serta cacat
pada janin dan penyakit jantung bawaan pada bayi. Selain itu, sekitar
40-50% dari penderita tipe ini menjadi penderita Diabetes Melitus tipe
2 di kemudian hari.

7
Indikator Nilai Lab

Pemeriksaan glukosa plasma puasa >126 mg/dl. Puasa adalah kondisi


tidak ada asupan kalori minimal 8 jam.
Pemeriksaan glukosa plasma 200 mg/dl 2 jam setelah Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO) dengan beban 75 gram. (peringkat bukti B)
Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu 200 mg/dl dengan keluhan
klasik.
Pemeriksaan HbA1c > 6,5% dengan menggunakan metode High-
Performance Liquid Chromatography (HPLC) yang terstandarisasi
oleh National Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP).

2. PENYEBAB
a. Keturunan
b. Usia (di atas 40 tahun)
c. Gaya hidup stres
d. Pola makan yang salah
e. Kelebihan berat badan
f. Trauma pada pankreas
g. Kurang olahraga
h. Pola gaya hidup

3. TANDA DAN GEJALA


a. Trias DM (peningkatan pengeluaran urin, peningkatan rasa haus, dan
peningkatan rasa lapar)
b. Rasa lelah
c. Kelainan kulit, gatal
d. Kesemutan
e. Luka yang atau bisul yang tidak sembuh-sembuh
f. Mata kabur
g. Penurunan BB
h. Hasil Lab
1. Kadar glukosa darah atau plasma (puasa atau setelah makan)
Bila normal (euglikemia), bila tinggi (hiperglikemia) dan rendah
(hipoglikemia). Pemeriksaan terhadap kadar gula dalam darah vena
pada saat pasien puasa 12 jam sebelum pemeriksaan ( GDP/ gula darah
puasa/nuchter) dan 2 jam setelah makan ( post prandial).

8
Nilai normal:
Dewasa : 70-110 mg/dl
Wholeblood : 60-100 mg/dl
Bayi baru lahir : 30-80 mg/dl
Anak : 60-100 mg/dl
Nilai normal kadar gula darah 2 jam setelah makan :
Dewasa : < 140 mg/dl/2 jam
Wholeblood : < 120 mg/dl/2 jam
Hasil pemeriksaan berulang di atas nilai normal kemungkinan
menderita Diabetes Melitus . Pemeriksaan glukosa darah toleransi
adalah pemeriksaan kadar gula dalam darah puasa ( sebelum diberi
glukosa 75 gram oral) , 1 jam setelah diberi glukosa dan 2 jam setelah
diberi glukosa . Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat toleransi
tubuh terutama insulin terhadap pemberian glukosa dari waktu ke
waktu.
2. Hemoglobin Glikosilat ( HbA1C)
Bisa normal atau tinggi. Pemeriksaan dengan menggunakan bahan
darah, untuk memperoleh informasi kadar gula darah yang
sesungguhnya, karena pasien tidak dapat mengontrol hasil tes, dalam
kurun waktu 2-3 bulan. Tes ini berguna untuk mengukur tingkat ikatan
gula pada hemoglobin A(A1C) sepanjang umur sel darah merah (120
hari).
Semakin tinggi nilai A1C pada penderita DM semakin potensial
beresiko terkena komplikasi. Pada penderita DM tipe II akan
menunjukkan resiko komplikasi apabila A1C dapat dipertahankan di
bawah 8% (hasil studi United Kingdom prospektif diabetes ). Setiap
penurunan 1% saja akan menurunkan resiko gangguan pembuluh
darah (mikrovaskuler) sebanyak 35%, kompikasi DM lain 21% dan
menurunnya resiko kematian 21%. Kenormalan A1C dapat
diupayakan dengan mempertahankan kadar gula darah tetap normal
sepanjang waktu, tidak hanya pada saat diperiksa kadar gulanya saja
yang sudah dipersiapkan sebelumnya ( kadar gula rekayasa penderita
). Olahraga teratur ,diet, dan taat obat adalah kuncinya.
3. Lipid serum
Bisa normal atau abnormal
4. Keton urine
Bisa negatif atau positif.
9
5. Glukosa sewaktu
Pemeriksaan glukosa darah tanpa persiapan persetujuan untuk melihat
kadar gula darah sesaat tanpa puasa dan tanpa pertimbangan waktu
setelah makan . Dilakukan untuk penjajagan awal pada penderita yang
diduga DM sebelum dilakukan pemeriksaan yang sungguh-sungguh
dipersiapkan misalnya nucther, setelah makan dan toleransi.
6. Fruktosamin
Merupakan gula jenis lain yaitu fruktosa selain galaktosa , sakarosa,
dan lain-lain.Fruktosa ( peningkatan kadar fruktosa dalam darah )
menggambarkan adanya defisiensi enzim yang juga berpengaruh pada
berkurangnya kemampuan tubuh mensintesis glukosa dari gula jenis
lain sehingga terjadi hipoglikemia .Pemeriksaan fruktosamin
menggunakan metode enzymatic seperti pada pemeriksaan Glukosa.

4. KOMPLIKASI
a. Penyakit jantung dan stroke
b. Kerusakan ginjal
c. Infeksi kulit (luka gangren)
d. Kebutaan (jika sudah akut)

5. PENATALAKSANAAN
a. Diet DM
Jumlah kalori
3J Jadwal harus tepat
Jenis makanan / buah

JADWAL MAKAN : 3 kali makanan utama


3 kali makanan antara : snack/buah
CONTOH
Pukul 06.30 makan pagi
Pukul 09.30 snack / buah
Pukul 12.30 makan siang
Pukul 15.30 snack / buah
Pukul 18.30 makan malam
Pukul 21.30 snack / buah

10
JENIS MAKANAN
Buah golongan A (dianjurkan):
Pepaya, kedondong, salak, pisang, apel, tomat, jambu air, semangka
Buah golongan B (dilarang) :
Sawo, jeruk, nanas, rambutan, durian, nangka, anggur

b. MEDIKAMENTOSA
Obat
Obat Antihiperglikemia Oral Berdasarkan cara kerjanya, obat
antihiperglikemia oral dibagi menjadi 5 golongan:
1. Pemacu Sekresi Insulin (Insulin Secretagogue): Sulfonilurea dan Glinid
2. Peningkat Sensitivitas terhadap Insulin: Metformin dan Tiazolidindion
(IV)
3. Penghambat Absorpsi Glukosa: Penghambat Glukosidase Alfa
4. Penghambat DPP-IV (Dipeptidyl Peptidase-IV)
5. Penghambat SGLT-2 (Sodium Glucose Co-transporter 2): Canagliflozin,
Empagliflozin, Dapagliflozin, Ipragliflozin
Insulin

11
c. LATIHAN FISIK
Latihan fisik dapat memperbaiki sensitivitas/ kualitas insulin, tetapi
jangan melakukan latihan fisik yang berlebihan.
Senam diabetik

6. CARA MERAWAT LUKA DIABETIK


1) Cara Menjaga Kaki

a. Periksa kaki setiap hari. Perhatikan jika ada lecet, kapalan, gesekan, dan
kemerahan. Jika Anda mengalami kesulitan untuk melihat, minta bantuanlah
pada orang lain untuk memeriksa kaki setiap hari
b. Perhatikan kulit Anda. Periksa masalah kulit yang tampaknya kecil seperti
folikel rambut yang terinfeksi atau daerah meradang disekitar kuku. Jika Anda
menemukan masalah, periksakan ke dokter.
c. Kenakan alas kaki yang tepat. Mengenakan sepatu yang baik bisa membantu
Anda menghindari lecet. Sepatu tertutup mengurangi resiko cedera kaki.
d. Periksa sepatu Anda setiap hari. Orang-orang dengan neuropati diabetik dapat
berjalan dengan kerikil atau benda lain di sepatu mereka tanpa mereka sadari.
e. Pilih kaus kaki yang tepat. Beli kaus kaki tidak menyerap kelembaban dari
kulit. Hindari kaus kaki dengan jahitan.
f. Cuci kaki setiap hari. Setelah mencuci kaki, keringkan dengan hati-hati,
termasuk di antara jari kaki.
g. Melembabkan kulit. Gunakan pelembab untuk menjaga kulit kaki Anda
menjadi lembut. Tetapi jangan gunakan losion antara jari kaki Anda karena
bisa menyebabkan infeksi jamur.
12
h. Bersihkan kapalan. Setelah mandi, gunakan amplas atau batu apung untuk
menghilangkan kapalan. Jangan pernah memotong kapalan dengan
menggunakan gunting kuku.
i. Jaga kuku kaki. Kuku kaki tumbuh ke dalam bisa menyebabkan masalah pada
kaki.
j. Kelola diabetes Anda dengan cara memantau kadar gula darah, tekanan darah,
dan kadar kolesterol, berolahraga secara teratur dan melakukan pemeriksaan
medis secara teratur.

Derajat Luka

a. Derajat 0 = Tidak ada lesi yang terbuka, Bisa terdapat deformitas atau selulitis
(dengan kata lain: kulit utuh, tetapi ada kelainan bentuk kaki akibat neuropati)

b. Derajat 1= luka superficial terbatas pada kulit

c. Derajat 2= luka dalam sampai menembus tendon, atau tulang

d. Derajat 3= luka dalam dengan abses, osteomielitis atau sepsis persendian

e. Derajat 4= Gangren setempat, di telapak kaki atau tumit ( dengan kata lain :
gangren jari kaki atau tanpa selulitis)

f. Derajat 5= Gangren pada seluruh kaki atau sebagian tungkai bawah.


(Muryunani, 2013).

2) Cara Merawat Luka Pada Penderita Diabetes


Tidak peduli seberapa kecil atau parahnya luka pada penderita diabetes, Anda
harus menaruh perhatian lebih pada luka tersebut. Mengetahui bagaimana mengobati
luka ringan akan membantu Anda menghindari infeksi dan mempercepat
penyembuhan :
a. Rawat luka dengan segera. Bahkan luka sekecil apa pun bisa menjadi
terinfeksi bakteri jika tidak dilakukan segera.
b. Bersihkan luka. Bilas luka dengan air untuk menghilangkan kotoran. Jangan
gunakan sabun, hidrogen peroksida, atau yodium, yang bisa mengiritas cedera
Anda. Anda bisa mengoleskan salep antibiotik untuk mencegah infeksi, dan
menutupi luka dengan perban steril. Gantilah perban setiap hari.
c. Segera datangi fasilitas kesehatan. Jangan mengambil risiko, mintalah dokter
memeriksa masalah-masalah kulit ringan atau area kemerahan sebelum

13
masalah kulit ini menjadi besar. Jauuh lebih mudah untuk mengobati luka
kecil sebelum menjadi luka yang serius.
d. Jauhkan tekanan dari luka selama masa penyembuhan. Jika luka Anda
dibagian bawah kaki, dan itu adalah tempat yang umum bagi orang diabetes
untuk terjadinya kapalan dan lecet, jauhkan tekanan ditempat itu sebisa
mungkin.

3) Hal-hal yang tidak boleh dilakukan dalam perawatan kaki penderita diabetes
a. Jangan merendam kaki
b. Jangan meletakkan kaki di botol air panas atau duduk terlalu dekat dengan api
atau radiator dan hindari suhu yang terlalu dingin atau terlalu panas.
c. Jangan mengiris atau memotong sendiri bagian kulit yang keras
d. Jangan mengabaikan luka sekecil apa pun
e. Jangan berjalan tanpa alas kaku
f. Jangan biarkan kaki kering dan pecah-pecah. Gunakan pelembut kulit untuk
menjaga kulit tetap lembut. Hindari mengoleskan pelembab di antara jari-jari
kaki.
g. Jangan memotong kuku jari terlalu pendek atau menghabisi sisi kuku kaki.

4) Cari bantuan jika terjadi hal berikut pada kaki Anda :


a. Terjadi perubahan warna di kaki
b. Ada kotoran dari luka di kulit atau di bawah kuku jari kaki
c. Bengkak, berdenyut atau tanda-tanda peradangan (kemerahan atau panas) di
setiap bagian dari kaki

5) Langkah pertolongan Pertama Perawatan kaki penderita diabetes


a. Cidera ringan bisa ditangani di rumah. Jika cidera tidak membaik dengan
cepat, mintalah bantuan petugas kesehatan
b. Luka kecil dan lecet dibersihkan dengan lembut menggunakan kapas atau kain
kasa dan air garam yang hangat. Kain bersih bis digunakan untuk membalut
luka secara hati-hati.
c. Jika terjadi lepuhan, jangan menusuknya. Jika lepuhan tersebut pecah, balut
lepuhannya seperti membalut luka keecil.
d. Jangan gunakan iodin
e. Jangan menempelkan perekat langsung di atas luka, tetapi selalu balut luka
terlebih dahulu.

14
15

Anda mungkin juga menyukai