1. Skrining Penyakit Tidak Menular pada Lansia dan Pra Lansia di Wilayah Desa
Tembuku
Penyakit tidak menular saat ini menjadi penyakit dengan kunjungan tertinggi di wilayah
PUSKESMAS Tembuku I. Penyakit ini cenderung menyerang masyarakat pada usia
produktif dan lansia, serta keberadaannya tidak disadari oleh penderita. Oleh karena itu,
diperlukan sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai penyakit tidak
menular.
1.1 Waktu dan Tempat Kegiatan
Tempat : Banjar Dinas Kedui, Penida Kaja, Penida Kelod, Tembuku Kaja, Tembuku
Kawan, Tembuku Bakas, Tembuku Sesetan
Waktu : 27 Juli 7 Agustus 2016
No. Tanggal Kegiatan
1. 27 Juli 2016 Skrining PTM di Banjar Dinas Tembuku Sesetan
2. 28 Juli 2016 Skrining PTM di Banjar Dinas Kedui
3. 31 Juli 2016 Skrining PTM di Banjar Dinas Tembuku Kaja
4. 1 Agustus 2016 Skrining PTM di Banjar Dinas Penida Kaja
5. 2 Agustus 2016 Skrining PTM di Banjar Dinas Penida Kelod
6. 5 Agustus 2016 Skrining PTM di Banjar Dinas Tembuku Bakas
7. 7 Agustus 2016 Skrining PTM di Banjar Dinas Tembuku Kawan
8. 7 Agustus 2016 Skrining PTM di Banjar Dinas Penida Kaja
9. 7 Agustus 2016 Skrining PTM di Banjar Dinas Penida Kelod
2.2 Pelaksanaan
Kegiatan di SDN 2, 3, dan 4 dilakukan secara terpisah pada hari yang berbeda.
Keseluruhan rangkaian kegiatan penyuluhan ini berlangsung dengan lancar berkat
dukungan dari pihak sekolah.
Pertama-tama, kami mengadakan perkenalan terlebih dahulu kepada para peserta
yang merupakan siswa-siswi kelas 4, 5, dan 6 Sekolah Dasar, kemudian diadakan pre-
test untuk mengetahui pengetahuan siswa mengenai PHBS dan cara mencuci tangan
yang benar. Pre-test dilaksanakan kurang lebih selama 5 menit. Pre-test diberikan
kepada beberapa siswa untuk mengetahui tingkat pengetahuan mereka sebelum
penyuluhan PHBS dan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) dimulai. Dari hasil pre-test,
sebagian besar peserta tidak dapat menjawab semua pertanyaan dengan benar.
Selanjutnya, dilakukan pemberian materi PHBS oleh panitia pelaksana kegiatan. Selain
itu, juga dilakukan demonstrasi cara mencuci tangan yang benar. Pemberian materi
juga diselingi dengan menonton video edukasi dan senam cuci tangan.
Setelah acara pemberian materi usai, kami melaksanakan post-test di mana isinya
menanyakan kembali pertanyaan yang sama dengan pre-test. Post-test diberikan
kepada peserta pre-test sebelumnya. Seluruh peserta sudah mengerti dan dapat
menjawab dengan benar karena sudah mendapat penjelasan sewaktu penyuluhan.
Setelah post-test kami memberikan hadiah kepada siswa sebanyak tiga orang yang telah
aktif menjawab pertanyaan dalam acara tersebut. Setelah itu dilanjutkan dengan acara
mencuci tangan pakai sabun massal di perkarangan sekolah. Siswa sangat aktif dalam
memperagakan cara mencuci tangan yang benar. Kami memberi pesan kepada seluruh
siswa yang mengikuti penyuluhan agar membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan
benar yaitu dengan sabun dan air mengalir. Kami juga telah mengusulkan pada pihak
sekolah melalui Kepala Sekolah untuk merealisasikan dan mengawasi kegiatan tersebut
khususnya di lingkungan sekolah.
2.3 Hasil Kegiatan
Jumlah peserta yang mengikuti penyuluhan telah sesuai dengan jumlah siswa yang
direncanakan yaitu seluruh siswa kelas 4, 5, dan 6 di SDN 2, 3, 4 Tembuku. Perhatian
dan respon peserta penyuluhan secara umum juga sangat baik. Dari segi proses
penyuluhan yang telah berlangsung, dapat dilaporkan berlangsung dengan baik dan
terlihat bahwa adanya komunikasi yang timbal balik antara peserta dengan pembicara.
Keberhasilan penyuluhan yang dinilai dengan adanya peningkatan pengetahuan
siswa mengenai PHBS dan CTPS yang benar dapat dilihat dari perbandingan jawaban-
jawaban pre-test sebelum dilakukan penyuluhan dengan post-test dengan cara yang
diadakan setelah dilakukan penyuluhan dengan memberikan beberapa pertanyaan
secara lisan. Pre-test dan post-test dilakukan terhadap 20% dari jumlah peserta (8
orang) untuk mengetahui tingkat pengetahuan mereka sebelum ataupun sesudah
penyuluhan. Pre-test dan post-test memuat beberapa pertanyaan yang sama dan
dilakukan selama 5 menit.
Dari pengamatan langsung terhadap jawaban para peserta, didapatkan
peningkatan kemampuan menjawab pada post-test dibandingkan dengan pre-test. Hal
ini menunjukkan telah terjadi peningkatan pengetahuan peserta. Sebelum dilakukan
penyuluhan, pengetahuan para peserta tentang PHBS dan CTPS tergolong rendah. Hal
ini tampak saat diajukannya beberapa pertanyaan, sebagian besar peserta tidak mampu
menjawab pertanyaan dengan benar.
Setelah acara pemberian materi usai, kami melaksanakan post-test di mana
isinya menanyakan kembali pertanyaan yang sama dengan pre-test. Post test diberikan
kepada peserta pre-test sebelumnya. Seluruh peserta sudah mengerti dan dapat
menjawab dengan benar karena sudah mendapat penjelasan sewaktu penyuluhan. Hal
tersebut terlihat dari tujuh dari delapan peserta post-test mampu menjawab 9 pertanyaan
dengan benar. Selain itu, seluruh pertanyaan serupa yang telah diajukan dapat juga
dijawab dengan serempak oleh seluruh peserta penyuluhan dengan benar.
Pendapat peserta secara lisan tentang penyuluhan PHBS dan CTPS sangat
bagus. Kepala sekolah beserta guru sekolah juga memberikan apresiasi yang cukup
tinggi terhadap kegiatan penyuluhan ini dan mereka berharap di kemudian hari ada
penyuluhan seperti ini dengan tema yang berbeda dan tentunya lebih menarik.
2.4 Kendala
Kendala yang dihadapi saat melaksanakan kegiatan penyuluhan PHBS adalah kesulitan
dalam menentukan jadwal kegiatan karena selain harus menyesuaikan dengan kegiatan
sekolah juga disesuaikan dengan jadwal kegiatan lainnya. Untuk kegiatan praktek
mencuci tangan, didapatkan sedikit kendala dalam hal mengatur peserta, karena
besarnya antusias siswa-siswi yang menjadi peserta kegiatan ini. Tetapi secara
keseluruhan acara berlangsung dengan lancar sebagaimana yang telah dirancang dan
direncanakan.
2.5 Saran
Diharapkan agar siswa-siswi yang menjadi peserta penyuluhan PHBS ini dapat
menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan cara mencuci tangan yang benar yaitu
di air mengalir dan menggunakan sabun dalam kehidupan sehari-hari. Selani itu
diharapkan juga agara para peserta dapat membagikan informasi atau pengetahuan yang
mereka terima kepada keluarga di rumah maupun teman-temannya.
3. Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan
(P3K) Pada Kader Kesehatan Remaja (KKR) SMPN 1 Tembuku
Kecelakaan saat bekerja ataupun di lapangan dapat terjadi kapan saja. Apabila tidak
mendapat pertolongan dengan segera, maka akan berpengaruh terhadap kuwalitas
penyembuhan korban terhadap penyakitnya. Perlu pengenalan terhadap pertolongan
pertama kepada korban tersebut sehingga mampu memberikan hasil penyembuhan yang
maksimal. KKR merupakan Kader Kesehatan Remaja yang dibentuk SMP sebagai kader
yang mampu memberikan penanganan kesehatan pertama yang baik dan benar, untuk
meningkatkan kuwalitas kesembuhan korban. BHD dan P3K merupakan dasar pertolongan
pertama yang wajib diketahui sebaiknya oleh masyarakat dalam penanganan korban saat
kecelakaan kapan saja dan dimana saja.
3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan
Tempat : SMPN 1 Tembuku
Waktu :23 Juli 14 Agustus 2016
No. Tanggal Kegiatan
23 Juli 2016 Kunjungan dan konsultasi ke Kantor Desa terkait izin
1.
kegiatan
25 Juli 2016 Koordinasi kepada pihak Puskesmas Tembuku 1
2.
terkait gambaran kegiatan serta izin kegiatan
26 Juli 2016 Koordinasi dengan pihak SMPN 1 Tembuku yakni
3. Kepala Sekolah serta Ketua Program UKS terkait
gambaran kegiatan, izin serta tanggal kegiatan
28 Juli 2016 Peminjaman manekin serta persiapan alat-alat yang
4. digunakan untuk mengajar BHD dan P3K ke pihak-
pihak terkait
5. 29 Juli 2016 Pembuatan materi pelatihan BHD dan P3K
30 Juli 2016 Pemberian materi dan pelatihan pertama yakni Bantuan
6.
Hidup Dasar (DRABC)
7. 6 Agustus 2016 Pemberian materi dan pelatihan kedua yakni P3K
8. 13 Agustus 2016 Evaluasi dan simulasi
14 Agustus 2016 Pengembalian manekin serta alat-alat yang digunakan
9.
dalam pelatihan