Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang study : Keperawatan Medikal Bedah


Topik : Pertolongan pertama pada luka bakar
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien di Ruang 16 RSSA Malang
Tempat : Di Ruang 16 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Hari/tanggal : Kamis, 2 Februari 2017
Waktu : Pukul 09.00 s/d selesai

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga pasien,
memahami dan mengetahui tentang pertolongan pertama pada luka bakar.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang pertolongan pertama pada luka
bakar, diharapkan pasien dan keluarga pasien memahami dan mengetahui :
1. Definisi luka bakar
2. Macam-macam luka bakar
3. Penyebab luka bakar
4. Bahaya terjadinya luka bakar
5. Cara mencegah terjadinya luka bakar
6. Pertolongan pertama pada luka bakar

C. MATERI
Terlampir

D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi/Tanya jawab

F. MEDIA
1. PPT
2. Leaflet tentang pertolongan pertama pada luka bakar
G. KEGIATAN PENYULUHAN
KEGIATAN
WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN
NO. PESERTA
1. 5 menit Pembukaan :
Membuka kegiatan dengan mengucapkan Menjawab salam
salam. Mendengarkan
Memperkenalkan diri. Memperhatikan
Menjelaskan tujuan dari penyuluhan. Memperhatikan
Menyebutkan materi yang akan diberikan.
2. 30 menit Pelaksanaan :
Pengertian Luka bakar Memperhatikan
Macam-macam luka bakar
Penyebab Luka bakar
Bahaya terjadinya luka bakar
Mencegah terjadinya luka bakar
Pertolongan pertama pada luka bakar
3. 8 menit Evaluasi :
Memberikan kesempatan kepada peserta Menjawab
untuk bertanya. pertanyaan
Menanyakan kepada peserta tentang
materi yang telah diberikan.
Memberikan reinforcement positif kepada
peserta yang dapat menjawab pertanyaan.
4. 2 menit Terminasi :
Mengucapkan terimakasih atas peran Mendengarkan
serta
peserta. Menjawab salam
Mengucapkan salam penutup
H. KRITERIA EVALUASI
1. Kriteria Evaluasi Struktur
a. Penyuluh mencari literatur mengenai Pertolongan pertama pada luka bakar
b. Penyuluh membuat SAP mengenai Pertolongan pertama pada luka bakar,
diharapkan telah mempersiapkan terkait materi, media, alat bantu, serta
sarana-prasarana yang digunakan untuk penyuluhan kesehatan dengan
matang
c. Penyuluhan dilakukan dengan sesuai pengorganisasian
Moderator :
Fasilitator :
Pemateri :
Observer :
2. Kriteria Evaluasi Proses
a. Diharapkan penyuluhan berjalan sesuai rencana
b. Diharapkan suasana penyuluhan kondusif dan tidak ada peserta yang
meninggalkan ruangan saat dilakukan penyuluhan
c. Diharapkan peserta antusias terhadap materi penyuluhan
d. Diharapkan peserta memberikan respon atau umpan balik berupa
pertanyaan-pertanyaan
PERTOLONGAN PERTAMA PADA LUKA BAKAR

1. Latar Belakang
Luka bakar adalah luka yang disebabkan kontak dengan suhu tinggi seperti
api, air panas, bahkan kimia dan radiasi, juga sebab kontak dengan suhu rendah
(frosh bite). (Mansjoer 2000 : 365)
Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat
meluas melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara
langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan beberapa
keadaan yang mengancam kehidupan. Dua puluh tahun lalu, seorang dengan luka
bakar 50% dari luas permukaan tubuh dan mengalami komplikasi dari luka dan
pengobatan dapat terjadi gangguan fungsional, hal ini mempunyai harapan hidup
kurang dari 50%. Sekarang, seorang dewasa dengan luas luka bakar 75%
mempunyai harapan hidup 50%. dan bukan merupakan hal yang luar biasa untuk
memulangkan pasien dengan luka bakar 95% yang diselamatkan. Pengurangan
waktu penyembuhan, antisipasi dan penanganan secara dini untuk mencegah
komplikasi, pemeliharaan fungsi tubuh dalam perawatan luka dan tehnik
rehabilitasi yang lebih efektif semuanya dapat meningkatkan rata-rata harapan
hidup pada sejumlah klien dengan luka bakar serius.
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan
khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab (etiologi) dan
anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar
atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih
intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang
disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis
dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau
paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan
yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau percikan api.
Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko infeksi yang lebih besar
daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau
tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan tehnik
pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum
tentang pertolongan pertama pada luka bakar sangatlah penting untuk mencegah
dengan segera terjadinya komplikasi dan efek samping yang kompleks dari luka
bakar, berkaitan dengan efek samping atau komplikasi yang muncul akibat luka
bakar, orang tua atau keluarga dapat diberi edukasi mengenai pertolongan
pertama pada luka baka. Dari data diatas, kami tertarik untuk memberikan
penyuluhan tentang Pertolongan pertama pada nluka bakar.

1. Definisi Luka Bakar


Luka bakar adalah suatu keadaan dimana integritas kulit atau mukosa terputus
akibat trauma api, air panas, uap metal, panas, zat kimia dan listrik atau radiasi.
Luka bakar adalah luka yang disebabkan kontak dengan suhu tinggi seperti api, air
panas, bahkan kimia dan radiasi, juga sebab kontak dengan suhu rendah (frosh
bite). (Mansjoer 2000 : 365). Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan
jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas,
bahan kimia, listrik, dan radiasi. (Smeltzer, Suzanna, 2002)
2. Macam-macam Luka Bakar

Berdasarkan kedalaman jaringan yang rusak


Luka bakar derajat I
Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis
Kulit kering, hiperemi berupa eritema
Tidak dijumpai bulae
Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari
Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (surperficial), kulit hipermik berupa
eritem, tidak dijumpai bullae, terasa nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik
teriritasi. Penyembuhan terjadi secara spontan tanpa pengobatan khusus.
Luka bakar derajat II
Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi
inflamasi disertai proses eksudasi.
Dijumpai bulae.
Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi.
Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas kulit
normal
Luka bakar derajat II ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
Derajat II dangkal (superficial)
Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis.
Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea masih utuh.
Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari.
Derajat II dalam (deep)
Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis.
Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea
sebagian besar masih utuh.
Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung epitel yang tersisa. Biasanya
penyembuhan terjadi lebih dari sebulan.
Luka bakar derajat III
Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih dalam.
Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea
mengalami kerusakan.
Tidak dijumpai bulae.
Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Karena kering letaknya
lebih rendah dibanding kulit sekitar.
Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai
eskar.
Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung- ujung
saraf sensorik mengalami kerusakan/kematian.
Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses epitelisasi spontan
dari dasar luka.
Berdasarkan tingkat keseriusan luka
American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi tiga
kategori, yaitu:
a. Luka bakar mayor
Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih dari
20% pada anak-anak.
Luka bakar fullthickness lebih dari 20%.
Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.
Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan
derajat dan luasnya luka.
Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.
b. Luka bakar moderat
Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada
anak-anak.
Luka bakar fullthickness kurang dari 10%.
Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan
perineum.
c. Luka bakar minor
Luka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991) dan
Griglak (1992) adalah :
Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang
dari 10 % pada anak-anak.
Luka bakar fullthickness kurang dari 2%.
Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.
Luka tidak sirkumfer.
Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.

3. Penyebab Luka Bakar


Luka bakar merupakan salah satu jenis luka yang paling sering dialami oleh tiap
orang, terutama anak-anak. Menjadi penyebab kematian kedua terbesar pada
anak-anak, setelah kecelakan. Derajatnya berbeda-beda, dari luka bakar yang
paling ringan yaitu akibat sengatan matahari, hingga yang terberat, menyebabkan
kematian.Luka bakar yaitu luka yang disebabkan oleh suhu tinggi, dapat
disebabkan banyak faktor, yaitu fisik seperti api, air panas, listrik seperti kabel
listrik yang terbuka, petir atau bahan kimiawi seperti asam atau basa kuat.
Gejala yang ditimbulkan, tergantung dari berat-ringannya luka bakar yang terjadi.
Dari hanya menimbulkan kemerahan di kulit, melepuh, hingga menyebabkan
kerusakan parah pada jaringan kulit. Rasa nyeri terjadi bila kerusakan pada bagian
luar kulit, tapi bila kerusakannya lebih berat malah rasa nyeri tidak timbul. Ini
dikarenakan sel-sel saraf yang menghantarkan rasa nyeri ke otak, rusak terbakar.
Luka bakar yang berat umumnya membutuhkan perawatan yang lama, mungkin
memerlukan bedah kosmetik untuk menghilangkan bekas luka dan rehabilitasi
pada persendian yang sulit digerakkan.

4. Bahaya Luka Bakar


Luka bakar sangat berbahaya. Jika salah dan terlambat dalam penanganan, akan
berakibat kematian. Luka bakar bukan merupakan penyakit. Tapi menjadi penyakit
bila tak segera ditanggulangi. Tak hanya api, listrik pun dapat menyebabkan luka
ini. Selain terbakarnya kulit, luka bakar bisa juga terjadi pada jaringan bawah kulit,
seperti otot hingga tulang. Inhalasi asap dan terperangkapnya udara panas saat
kebakaran gedung dan rumah, menyebabkan terjadinya proses oedema saluran,
yaitu suatu keadaan yang mampu mengakibatkan pembengkakan pernapasan
pada korban, sehingga si penderita akan merasa tercekik dan tidak bisa bernapas,
lalu hilang kesadaran.

5. Cara Mencegah Terjadinya Luka Bakar

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah erjadinya luka bakar bagi anak-
anak di rumah:
I. Dapur
Jauhkan anak-anak dari oven dan pemanggang. Ciptakan zona larangan di
sekitarnya untuk anak-anak
Jauhkan makanan dan minuman panas dari jangkauan anak-anak. Jangan
pernah membawa makanan panas dan minuman panas dengan satu
tangan dengan ketika ada anak-anak di sekitar anda
Jangan masukkan botol susu anank ke dalam mikrowave; dapat
menimbulkan daerah yang panas
Cicipi setiap makanan yang akan dihidangkan
Singkirkan taplak meja menjuntai ketika di rumah ada anak yang seang
belajar merangkak
Jauhkan dan simpan bahan kimia (pemutih, amonia) yang dapat
menyebabkan luka bakar kimia.
Simpan korek api, lilin jauh dari jangkauan. Jangan pernah biarkan lilin
menyala tanpa pengawasan.
Beli alat-alat listrik dengan kabel yang pendek dan tidak mudah lepas atau
menggantung.
II. Kamar mandi
Jauhkan blow dryer, curling irons dari jangkauan anak
Pastikan termostat pemanas air pada suhu 120F (48,8C) atau lebih
rendah. Umumnya air panas untuk anak sebaiknya suhunya tidak lebih dari
100F (37,7C).
Jangan biarkan anak bermain dengan keran atau shower.
III. Di setiap ruangan
Tutup setiap tempat yang dapat dipakai untuk menusukkan kabel listrik
Jauhkan anak dari pemanas ruangan, radiator, tempat yang berapi
Pasang detektor asap dan periksa baterai minimal satu tahun/kali

6. Pertolongan Pertama Pada luka Bakar

Luka Bakar Ringan atau Luka Bakar Tingkat I

Tujuan pertolongan pertama pada luka bakar adalah untuk mengurangi rasa sakit,
mencegah terjadinya infeksi, serta mengatasi peristiwa syok yang mungkin dialami
korban. Caranya adalah dengan menurunkan suhu di sekitar luka bakar sehingga
dapat mencegah luka pada jaringan di bawahnya berkembang lebih parah lagi.

Berdasarkan keparahannya, ada 3 tingkatan luka bakar. Luka bakar tingkat I adalah
luka bakar ringan dengan tingkat kerusakan jaringan hanya di bagian luar lapisan
kulit. Contohnya adalah kulit terkena sengatan sinar matahari atau kontak langsung
dengan objek yang panas seperti air mendidih. Luka bakar seperti ini umumnya
tidak disertai kelepuhan pada kulit.

Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul 'First Aid, Cara
Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat', gejala luka bakar ringan ini
berupa kulit kemerahan pada bagian yang terbakar, bengkak ringan, nyeri namun
kulit tidk terkoyak karena melepuh.

Ketika mengalami atau melihat korban luka bakar tingkat I, pertolongan pertama
yang dapat dilakukan adalah:

1. Siram bagian luka yang terbakar dengan air mengalir atau kompres dengan
air dingin. Lakukan sampai rasa sakit menghilang.
2. Tutup luka bakar dengan kain perban steril untuk mencegah infeksi.
3. Jangan memberi mentega atau minyak pada luka bakar.
4. Jangan memberikan obat-obatan lain atau ramuan tanpa persetujuan dokter.
Luka Bakar Sedang atau Luka Bakar Tingkat II

Luka akibat api atau terpapar benda panas bisa sangat menyakitkan. Kulit yang
terkena bisa melepuh bahkan gosong jika terpapar pada suhu tinggi. Sel-sel yang
bersentuhan dengan panas pun akan mati. Oleh karena itu, luka bakar perlu mendapat
penanganan cepat.

Luka bakar sedang atau luka bakar tingkat II adalah luka bakar yang menyebabkan
kerusakan pada lapisan di bawah kulit. Contohnya adalah sengatan sinar matahari
yang berlebihan, cairan panas dan percikan api dari bensin atau bahan lain.

Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul 'First Aid, Cara
Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat', gejala luka bakar tingkat II ini
berupa kulit kemerahan, melepuh, bengkak yang tak hilang selama beberapa hari dan
kulit terlihat lembab atau becek.

Apabila terjadi luka bakar seperti ini, segera lakukan hal berikut:
1. Siram air dingin atau air es pada daerah luka atau beri kompres dengan
menggunakan handuk kecil. Bisa juga menggunakan saputangan yang
sebelumnya dicelupkan ke dalam air.
2. Keringkan luka menggunakan handuk besih atau bahan lain yang lembut.
3. Tutup dengan perban steril untuk menghindari infeksi.
4. Angkat bagian tangan atau kaki yang terluka lebih tinggi dari organ juantung.
5. Segera cari pertolongan medis jika korban mengalami luka bakar di sekitar bibir
atau kesulitan bernapas.
6. Jangan coba mengempiskan luka yang melepuh atau mengoleskan minyak,
semprotan atau ramuan lain tanpa sepengetahuan dokter.

Luka Bakar Berat atau Luka Bakar Tingkat III

Peristiwa bencana kebakaran atau ledakan berisiko menyebabkan terjadinya luka


bakar yang parah dan fatal. Sebelum membawa korban ke rumah sakit, ada beberapa
hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kerusakan tubuh yang terjadi.

Luka bakar parah atau luka bakar tingkat III adalah luka bakar yang menghancurkan
semua lapisan kulit. Kontak terlalu lama dengan sumber panas dan luka bakar akibat
tersengat listrik adalah penyebab utama luka bakar tingkat III.

Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul 'First Aid, Cara
Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat', gejala luka bakar tingkat III
berupa daerah luka tampak berwarna putih, kulit hancur dan sedikit nyeri karena ujung
saraf telah rusak.

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan jika menemui kasus ini adalah:

1. Jika korban masih dalam keadaan terbakar, padamkan api menggunakan


selimut, bed cover, karpet, jaket atau bahan lain. Jangan melepaskan pakaian
yang melekat pada luka.
2. Terkadang korban mengalami kesulitan napas, khususnya bila luka terdapat
pada leher, wajah dan di sekitar mulut, bisa juga akibat menghirup asap.
Lakukan pemeriksaan untuk memastikan korban bisa bernapas.
3. Tempelkan kain basah atau air dingin untuk menurunkan suhu pada daerah
luka. Jangan gunakan air es untuk luka di bagian wajah, tangan dan kaki sebab
dapat menyebabkan syok.
4. Tutup luka bakar dengan perban steril dan tebal, kain bersih, sarung bantal,
popok bersih atau bahan lain yang dapat ditemukan. Tetapi jangan gunakan
bahan yang mudah rontok seperti kapas atau kapuk. Jangan oleskan minyak
atau ramuan lain pada luka.
5. Segera telepon ambulans. Korban perlu mendapat penanganan medis dengan
segera.

Secara sistematik dapat dilakukan 6c yaitu: clothing, cooling, cleaning,


chemoprophylaxis, covering and comforting (contoh pengurang nyeri). Untuk
pertolongan pertama dapat dilakukan langkah clothing dan cooling, baru selanjutnya
dilakukan pada fasilitas kesehatan.
Clothing : singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian
yang menempel dan tak dapat dilepaskan maka dibiarkan untuk sampai pada
fase cleaning.
Cooling :
Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air
mengalir selama 20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu di bawah
normal, terutama pada anak dan orang tua). Cara ini efektif samapai
dengan 3 jam setelah kejadian luka bakar
Kompres dengan air dingin (air sering diganti agar efektif tetap
memberikan rasa dingin) sebagai analgesia (penghilang rasa nyeri)
untuk luka yang terlokalisasi
Jangan pergunakan es karena es menyebabkan pembuluh darah
mengkerut (vasokonstriksi) sehingga justru akan memperberat derajat
luka dan risiko hipotermia
Untuk luka bakar karena zat kimia dan luka bakar di daerah mata, siram
dengan air mengalir yang banyak selama 15 menit atau lebih. Bila
penyebab luka bakar berupa bubuk, maka singkirkan terlebih dahulu
dari kulit baru disiram air yang mengalir.
Cleaning : pembersihan dilakukan dengan zat anastesi untuk mengurangi rasa
sakit. Dengan membuang jaringan yang sudah mati, proses penyembuhan
akan lebih cepat dan risiko infeksi berkurang.
Chemoprophylaxis : pemberian anti tetanus, dapat diberikan pada luka yang
lebih dalam dari superficial partial- thickness. Pemberian krim silver sulvadiazin
untuk penanganan infeksi, dapat diberikan kecuali pada luka bakar superfisial.
Tidak boleh diberikan pada wajah, riwayat alergi sulfa, perempuan hamil, bayi
baru lahir, ibu menyususi dengan bayi kurang dari 2 bulan.
Covering : penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai dengan
derajat luka bakar. Luka bakar superfisial tidak perlu ditutup dengan kasa atau
bahan lainnya. Pembalutan luka (yang dilakukan setelah pendinginan)
bertujuan untuk mengurangi pengeluaran panas yang terjadi akibat hilangnya
lapisan kulit akibat luka bakar. Jangan berikan mentega, minyak, oli atau
larutan lainnya, menghambat penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi.
Comforting : dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri. Dapat diberikan
penghilang nyeri berupa : Paracetamol dan codein (PO-per oral)- 20-30mg/kg
Morphine (IV-intra vena) 0,1mg/kg diberikan dengan dosis titrasi bolus
Morphine (I.M-intramuskular) 0,2mg/kg. Selanjutnya pertolongan diarahkan
untuk mengawasi tanda-tanda bahaya dari ABC (airway, breathing, Circulation)
Airway and breathing
Perhatikan adanya stridor (mengorok), suara serak, dahak berwana
jelaga (black sputum), gagal napas, bulu hidung yang terbakar, bengkak
pada wajah. Luka bakar pada daerah orofaring dan leher membutuhkan
tatalaksana intubasi (pemasangan pipa saluran napas ke dalam
trakea/batang tenggorok) untuk menjaga jalan napas yang
adekuat/tetap terbuka. Intubasi dilakukan di fasilitas kesehatan yang
lengkap.
Circulation
Penilaian terhadap keadaan cairan harus dilakukan. Pastikan luas luka
bakar untuk perhitungan pemberian cairan. Pemberian cairan intravena
(melalui infus) diberikan bila luas luka bakar >10%. Bila kurang dari itu
dapat diberikan cairan melalui mulut. Cairan merupakan komponen
penting karena pada luka bakar terjadi kehilangan cairan baik melalui
penguapan karena kulit yang berfungsi sebagai proteksi sudah rusak
dan mekanisme dimana terjadi perembesan cairan dari pembuluh darah
ke jaringan sekitar pembuluh darah yang mengakibatkan timbulnya
pembengkakan (edema). Bila hal ini terjadi dalam jumlah yang banyak
dan tidak tergantikan maka volume cairan dalam pembuluh darah dapat
berkurang dan mengakibatkan kekurangan cairan yang berat dan
mengganggu fungsi organ-organ tubuh. Cairan infus yang diberikan
adalah cairan kristaloid (ringer laktat, NaCl 0,9%/normal Saline).
Kristaloid dengan dekstrosa (gula) di dalamnya dipertimbangkan untuk
diberikan pada bayi dengan luka bakar.

Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan pada luka bakar mayor. Hal ini untuk
menunjang tatalaksana, mengingat luka bakar mayor dapat menyebabkan kerusakan
yang lebih berat dan gangguan keseimbangan metabolisme tubuh yang berat. Hal ini
harus dikenali sehingga bisa diatasi secepat mungkin.Pemeriksaan yang dapat
dilakukan :Hemoglobin, hematokrit, elektrolit, gula darah, golongan darah, kadar COHb
dan kadar sianida (pada luka bakar akiibat kebakaran di ruangan).
DAFTAR PUSTAKA

Djohansjah, M. (2008). Pengelolaan Luka Bakar. Airlangga University Press.


Surabaya.
David, S. 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka. Dalam : Surabaya
Plastic Surgery.
Wim de Jong. 2005. Bab 3 : Luka, Luka Bakar : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi EGC.
Jakarta. p 66-88

Anda mungkin juga menyukai