TUJUAN
Bab ini membicarakan tentang tahap rencana pembangunan proyek. Bagai-
mana kita bisa menyusun rencana penyelesaian proyek tepat pada waktunya. Dengan
kata lain, kita harus mengkoordinasikan berbagai kegiatan dan sumber daya, agar
sarana fisik proyek tersebut, misalnya bangunan pabrik dan perlengkapannya, mesin-
mesin dan sebagainya bisa disiapkan tepat pada waktunya. Dengan demikian operasi
proyek nanti bisa dimulai tepat pada waktunya. Tentu saja agar proyek ini nantinya
bisa beroperasi, fasilitas-fasilitas penunjang lainnya perlu disiapkan seperti tenaga
kerja, transportasi, komunikasi, dan lain sebagainya. Termasuk di dalamnya berbagai
perangkat lunak seperti pembuatan berbagai sistem dan prosedur untuk operasi
proyek itu nantinya.
Dengan demikian, sebenarnya masa pembangunan proyek adalah bukan
hanya pembangunan sarana fisik saja, tetapi berbagai sarana lain, sampai proyek
melakukan produksi percobaan (trial run). Kegiatan yang penting adalah bagaimana
kita bisa menjadwal berbagai kegiatan yang memerlukan berbagai sumber daya,
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan tersebut agar membentuk suatu kesatuan
kegiatan, sehingga proyek nantinya bisa beroperasi tepat pada waktunya. Tentu saja,
dalam penyelesaian kegiatan-kegiatan ini perlu diperhatikan faktor biaya. Secara
umum akan ada t/acfo cv7antara biaya dan waktu penyelesaian. Semakin cepat
waktu penyelesaian, semakin tinggi biaya yang harus ditanggung.
1 2 Tugas X
3 4 5 Tugas Y
6 7 Tugas Z
Waktu. minggu
2. Urutan pekerjaan.
Kita harus bisa menentukan pekerjaan-pekerjaan apa yang harus diselesaikan
sebelum suatu pekerjaan bisa dimulai dan pekerjaan-pekerjaan apa yang
kemudian mengikutinya,
3. Biaya untuk mempercepat setiap kegiatan.
Sebagai misal, biaya lembur atau biaya-biaya lain yang implisit dalam
menyediakan pekerja yang lebih banyak untuk pekerjaan tersebut. Misalnya
penurunan efisiensi rata-rata per pekerjaan.
Aturan-aturan dalam Membuat Diagram
Ada dua konsep yang harus diperhatikan dalam penggunaan PERT:
1. Events. Suatu event (kejadian) adalah suatu keadaan tertentu yang terjadi pada
suatu saat tertentu.
2. Aktivitas: Suatu aktivitas adalah pekerjaan yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu kejadian tertentu.
Dalam PERT kejadian biasa diberi simbol lingkaran dan aktivitas dilukiskan
sebagai tanda anak panah yang menghubungkan kedua lingkaran tersebut. Gambar
9.2 menunjukkan dua event yang dihubungkan dengan suatu aktivitas. Event satu
bisa diartikan sebagai pekerjaan dimulai, event 2 diartikan sebagai pekerjaan selesai.
Tanda panah menunjukkan pekerjaan yang sesungguhnya dilakukan, menunjukkan
waktu untuk melakukan pekerjaan tersebut.
1 2
2 Event Aktivitas
1 1 -2
1 2 2 2 2-3
3 2-4
2 4 3-5
5 4-5
Gambar 9.3. Jaringan yang Sederhana Digambarkan dengan PERT
Menaksir Waktu
Waktu dalam PERT biasa dinyatakan dalam satuan minggu kalender.
Biasanya dinyatakan dalam formula sebagai berikut:
Jumlah hari kerja yang diperlukan
Waktu dalam minggu kalender =
Jumlah hari kerja/minggu
Karena adanya unsur ketidakpastian dalam menaksir waktu, waktu taksiran
untuk suatu kegiatan lebih baik dinyatakan dalam distribusi probabilitas daripada
hanya taksiran satu titik. Para penaksir waktu dalam PERT menginginkan agar
distribusi probabilitas tersebut memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Hanya ada probabilitas yang sangat kecil (1 dalam 100) untuk mencapai waktu
yang paling optimis (waktu paling cepat) yang diberi simbol a.
2. Hanya ada probabilitas yang sangat kecil (1 dalam 100) untuk mencapai waktu
paling pesimis (waktu paling lama) dan diberi simbol b.
3. Hanya ada satu waktu yang paling mungkin yang bisa bergerak antara kedua
waktu ekstrim tersebut, diberi simbol m.
4. Kemampuan untuk mengukur ketidakpastian dalam penaksiran.
Berdasarkan karakteristik tersebut, dipilihlah distribusi beta. Untuk menaksir
waktu yang d/harapkan untuk suatu aktivitas, dipergunakan formula sebagai berikut.
a+ 4 m+b
t e=
6
Di mana te adalah waktu yang diharapkan untuk menyelesaikan suatu
aktivitas. Misalkan kita mempunyai tiga taksiran waktu sebagai berikut: a = 2; m =
10; dan b - 13. Dengan menggunakan formula tersebut, maka waktu yag diharapkan
adalah 9,2 minggu.
Jalur Kritis
2
Misalkan kita mempunyai jaringan seperti pada Gambar 9.4. Berapa waktu
3,0
paling cepat yang diharapkan
1,0 untuk menyelesaikan
TE = 6,0 pekerjaan tersebut? Kita lihat
2 2
2,0 4,0
2
bahwa jaringan tersebut mempunyai dua jalur, yaitu 1-2-4 yang memerlukan 4
minggu, dan 1-3-4 yang memerlukan 6 minggu. Dengan demikian waktu tercepat
yang diharapkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut adalah 6 minggu. Waktu
tercepat yang diharapkan ini diberi notasi dengan t e. Sedangkan jalur yang membantu
jalur terpanjang ini, yaitu 1 - 3 - 4 disebut sebagai jalur kritis (critical path). Kita bisa
mengatakan bahwa waktu tercepat yang diharapkan untuk event 4 adalah 6 minggu.
Gambar 9.4. Jaringan yang Sederhana yang Menunjukkan Waktu Paling Lama
untuk Menyelesaikan Events
Konsep lain yang perlu diketahui adalah waktu terlambat yang diperkenankan
yang diberi notasi TL. Konsep ini merupakan waktu penyelesaian paling lambat yang
diperkenankan untuk suatu aktivitas, tanpa memperlambat penyelesaian seluruh
pekerjaan (proyek) tersebut. Untuk menunjukkan konsep ini, perhatikan jaringan
yang ada pada Gambar 9.5.
4,0
2 4
5,0
2,0
1,0
1 6
8,0 6,0
2,0
3 5
TE = 2,0 TE = 9,0
4,0
2 4
5,0
2,0
1,0
TE = 0 1 6 TE = 16,0
8,0 6,0
2,0
3 5
TE = 8,0 TE = 10,0
1,0 S=0
TE = 0 1 6 TE = 16
TL= 16
8,0 6,0
2,0
3 5
S=0 S=0
TE = 8 TE = 10
TL= 8 TL= 10
Gambar 9.7. Jaringan dengan TE, TL dan Waktu Luang
Dengan demikian, maka event yang berada dalam jalur kritis mempunyai
slack time = 0.
Penyesuaian dan Penyusunan Kembali Jaringan
PERT bukanlah teknik yang steril dalam pembuatan rencana. Kalau dalam
perencanaan memang diperlukan perubahan, maka PERT bisa membantu
mengidentifikasikan kegiatan mana yang perlu diubah agar penyelesaian pekerjaan
misalnya bisa lebih cepat. Tiga cara yang bisa dilakukan adalah:
1. Pertukaran Sumber Daya yang Dipergunakan
Apabila dipergunakan sumber daya yang sama pada setiap kegiatan, maka untuk
mempercepat penyelesaian keseluruhan pekerjaan tersebut, kita bisa
memindahkan sebagian sumber daya yang ada pada kegiatan-kegiatan bukan
jalur kritis, kegiatan-kegiatan yang membentuk jalur kritis. Misalkan kita
memindahkan sebagian sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan
kegiatan 4 - 6 ke kegiatan 5 - 6. Sebagai akibatnya, misalnya kegiatan terpaksa
memerlukan waktu 6,0 minggu, tetapi kegiatan 5 - 6 menjadi hanya 5,0 minggu.
Dengan demikian, maka penyelesaian seluruh pekerjaan akan berubah dari 16,0
minggu menjadi hanya 15,0 minggu. Jalur kritis tetap pada jalur 1-3-5-6, dengan
total waktu 15,0 minggu.
Kita bisa mempercepat penyelesaian suku cadang ini apabila suku cadang
yang dikirim setiap batch tidak 100 unit, tetapi kurang. Dengan demikian proses
berikutnya segera bisa memproses apabila sebagian cadang sudah selesai diproses
pada proses sebelumnya.
Metode Jalur Kritis (Critical Path method)
Perbedaan utama metode jalur kritis (untuk selanjutnya disingkat CPM)
dengan PERT adalah bahwa CPM lebih menekankan pada biaya dalam perencanaan.
Sedangkan PERT lebih menekankan pada waktu. Apabila waktu pengerjaan bisa
ditaksir dengan cukup akurat, ap biaya bisa diperkirakan sebelumnya dengan cukup
tepat, maka CPM lebih baik daripada PERT. Sebaliknya apabila ada ketidakpuasan
yang cukup besar dalam menaksir waktu, maka PERT lebih baik dipergunakan
daripada CPM.
Penaksiran Waktu dalam CPM
Di bawah sistem CPM, dua taksiran waktu dan biaya digunakan untuk setiap
aktivitas dalam jaringan. Taksiran tersebut adalah taksiran normal dan siran cepat.
Taksiran normal adalah seperti taksiran waktu yang mungkin dalam PERT. Biaya
normal adalah biaya yang ditanggung Kalau kita menyelesaikan proyek dalam waktu
normal. Taksiran waktu yang dipercepat adalah waktu yang diperlukan apabila tidak
ada biaya yang dipertimbangkan dalam mengurangi waktu penyelesaian proyek.
Biaya yang dipercepat adalah biaya yang ditanggung jika kita menyelesaikan
pekerjaan tersebut pada waktu yang dipercepat.
Misalkan ada suatu proyek pembangunan jalan raya yang disajikan secara
gratis seperti pada Gambar 9.8 berikut ini. Sumbu tegak menunjukan biaya yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek dan sumbu data menunjukkan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Taksiran normal memerlukan
waktu 3 bulan, dengan biaya Rp. 1 miliar. Misalkan kita ingin mempercepat
penyelesaian pekerjaan tersebut dalam 1 bulan maka biaya diperkirakan akan
menjadi Rp. 3 miliar dengan kata lain semakin cepat kita berusaha menyelesaikan
proyek, akan makin tinggi yang harus ditanggung. Garis AB merupakan kurva waktu
biaya.
Gambar 9.8. Biaya dan Waktu yang Dipercepat Dibandingkan dengan Biaya dan
4
3,0
7,0
2
6,0
1 5 TE= 16,0
4,0 8,0
3
Gambar 9.9. Jaringan dengan Waktu Normal
Gambar 9.10 menunjukkan proyek tersebut apabila dikerjakan dengan waktu
cepat untuk semua kegiatan. Apabila semua kegiatan dipercepat waktu tercepat yang
diharapkan untuk menyelesaikan proyek tersebut menjadi 10,0 minggu, dan jalur
kritisnya tetap 1 -2-4-5.
4
3,0
7,0
2
6,0
1 5 TE= 10,0
3,0 6,0
Gambar 9.10. Jaringan pada Gambar 9.9 dengan Semua Aktivitas Dipercepat
Tabel 9.1 menunjukkan biaya untuk mempercepat proyek dari Rp35 juta
menjadi Rp47 juta, apabila semua kegiatan dipercepat. Pertanyaan yang timbul
adalah dapatkah kita mempercepat penyelesaian proyek dari 16,0 minggu menjadi
10,0 minggu tanpa harus menaikkan biaya dengan Rp12 juta (Rp47 - Rp35 juta)?
TABEL 9.1. PERHITUNGAN BIAYA MEMPERCEPAT PROYEK
Waktu (minggu) Biaya Biaya
Aktivitas Mempercepat per
Normal Cepat Normal Cepat
Minggu
1 -2 6,0 4,0 Rp 10 Rp 14 Rp 2 juta
1 -3 4,0 3,0 5 8 3 juta
2-4 3,0 2,0 4 5 1 juta
3-5 8,0 6,0 9 12 1,5 juta
4-5 7,0 4,0 7 8 0,3 juta
Biaya Total Rp35 Rp47
Gambar 9.11 menunjukkan jaringan dengan percepatan pada aktvitas 4 - 5, 2 -
4, 3 - 5, dan 1 - 2. Aktivitas 1 - 3 adalah satu-satunya aktivitas yang tidak dipercepat.
2,0
4
2 2,0 7,0
1 4,0
5 TE= 10,0
4,0 6,0
3
Gambar 9.11. Kegiatan 1 - 2, 2 - 4, 3 - 5, dan 4 - 5 Dipercepat
Tabel 9.2 menunjukkan rekapitulasi dari program percepatan. Perhatikan
bahwa kita mempercepat aktivitas yang paling murah yaitu 4 - 5 Kemudian kita
mulai ke aktivitas yang lebih mahal yaitu 2 - 4 . Pada saat ini kedua jalur yaitu 1 - 2 -
4 - 5 dan 1-3-5 menjadi jalur kritis dan keduanya memerlukan waktu 12,0 minggu.
Karena itu, percepatan harus dilakukan pada kedua jalur tersebut. Kalau tidak
penyelesaian proyek tersebut tetap akan dalam 12 minggu. Pada jalur 1-3-5 kegiatan
yang paling murah untuk dipercepat adalah 3 - 5. Jadi, kita percepat kegiatan
tersebut. Percepatan untuk waktu yang sama yaitu 2 minggu pada jalur 1 -2-4-5 dapat
dicapai dengan mempercepat kegiatan 1 -2 menjadi 4 minggu. Pada titik ini semua
kegiatan pada jalur 1 - 2 - 4 - 5 telah dipercepat dan percepatan lebih lanjut ada jalur
1-3-5 menjadi tidak ada gunanya.
TABEL 9.2. JARINGAN DALAM GAMBAR 9.9 DAN TABEL 91 SETELAH
DIRER CEPAT
te untuk Event Terakhir, Total Biaya
dalam Minggu
1. Jaringan semula 16,0 Rp 35 juta
2. Kegiatan 4 - 5 dipercepat 13,0 36 juta
menjadi 4 minggu
3. Kegiatan 2 - 4 dipercepat 12,0 37 juta
menjadi 2 minggu
4. Kegiatan 3 - 5 dipercepat 12,0 40 juta
menjadi 6 minggu
5. Kegiatan 1 - 2 dipercepat 10,0 44 juta
menjadi 4 minggu
Dengan demikian maka proyek bisa diselesaikan dalam waktu 10 minggu,
dengan memakan biaya hanya Rp44 juta.
RINGKASAN
Manajemen pembangunan proyek merupakan proses untuk merencanakan
penyiapan sarana fisik dan peralatan lunak lainnya agar proyek yang kita rencanakan
tersebut bisa mulai beroperasi secara komersial tepat pada waktunya. Pelaksana
pembangunan proyek tersebut bisa pihak yang mempunyai ide proyek itu, bisa juga
(umumnya) diserahkan pada beberapa pihak lain. Siapa pun yang akan melaksanakan
proyek tersebut, perusahaan (yang mempunyai ide membuat proyek) perlu
mengetahui kapan proyek itu akan mulai bisa beroperasi secara komersial. Beberapa
teknik yang bisa dipergunakan untuk menyusun jadwal penyelesaian pembangunan
tersebut adalah bagan Gantt, PERT, dan CPM. Teknik terakhir di samping
memperhatikan waktu, faktor biaya juga menjadi perhatian. Misalnya berapa biaya
yang harus dikeluarkan kalau proyek tersebut harus dipercepat penyelesaiannya.