PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) telah melakukan berbagai upaya terfokus. AKI di
kelahiran hidup (KH) pada tahun 2002 menjadi 228/100.000 KH pada tahun
2007 (SDKI, 2007). Angka ini sudah mendekati target sasaran RPJMN 2004-
2009 (226/100.000 kelahiran hidup). Namun demikian masih perlu upaya keras
Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah beberapa keadaan/ faktor yang
1
2
dalam kehamilan (24%), infeksi (11%), abortus tidak aman (5%) dan persalinan
lama (5%) (SKRT, 2001). penyebab tidak langsung kematian ibu antar lain
Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Wanita Usia Subur yang mencapai
13,60% (Riskesdas, 2007) dan Anemia Gizi pada Ibu Hamil yang mencapai
program pelayanan kesehatan ibu adalah akses ibu hamil terhadap pelayanan
kesehatan yang diukur dengan cakupan pelayanan antenatal (K1 dan K4). Secara
nasional angka cakupan pelayanan antenatal saat ini sudah tinggi, walaupun
persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn) baru mencapai 80,36%. (Depkes RI,
2009).
diitegrasikan dengan pelayanan program lain yaitu Gizi, Imunisasi, IMS, HIV,
pada pemenuhan hak reproduksi bagi setiap orang khususnya ibu hamil. Untuk
itu perlu adanya perbaikan standar pelayanan antenatal yang terpadu, yang
bidan dengan sistem rujukan yang jelas, dilengkapi fasilitas pendukung dari
RI, 2009).
efektifitas pola kerja sama antar unit atau program yang diintegrasikan di masa
penurunan angka kematian ibu dan perinatal, maka dari itu ANC Terintegrasi
pelayanan Antenatal.
bidan di Puskesmas Krueng Barona Jaya bahwa ANC Terintegrasi ini baru
Barona Jaya tingkat pengetahuan bidan tentang ANC Terintegrasi ini masih
kurang diketahui, dan sikap bidan merespon tentang ANC Terintegrasi masih
kurang sehingga ANC Terintegrasi ini belum 100 % terlaksana, dari tingkat
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum :
b. Tujuan Khusus.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil serta terpadu dengan
Magetan)
2. Tujuan
3. Manfaat
masa mendatang.
kesehatan.
4. Sasaran
a. Pengambil kebijakan
c. Institusi pendidikan.
5. Bentuk Kegiatan
Depkes RI, (2009) mengatakan ANC Terintegrasi ini terdiri dari beberapa
BOSSTER )
penilaian.
9
BOSSTER )
1. Pengertian
wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang
10
cepat dan tepat. Program KIA yang dimaksud meliputi pelayanan ibu hamil,
berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan
program dan pihak instansi terkait untuk tindak lanjut (Depkes RI, 2009).
PWS KIA dapat digunakan untuk memecahkan masalah teknis dan non
11
analisis PWS KIA di tingkat puskesmas dan kabupaten kota dapat digunakan
pula hasil analisis PWS KIA di tingkat provinsi dapat digunakan untuk
2. Tujuan
a. Tujuan umum
b. Tujuan Khusus
KIA.
Depkes RI, (2009) mengatakan Prinsip Pengelolaan Program KIA antara lain
meliputi :
kesehatan.
b. Pelayanan Antenatal
c. Pertolongan Persalinan
pelayanan kesehatan.
a) Pencegahan infeksi
lebih tinggi.
16
e) Memberikan Injeksi Vit K 1 dan salap mata pada bayi baru lahir.
bidan.
standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga
setelah persalinan.
- 14 hari).
(36 - 42 hari).
rumah.
Bayi Muda (MTBM) untuk memastikan bayi dalam keadaan sehat, yang
meliputi :
ASI.
f. Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonatus oleh
tahun.
20
dari 23,5 cm, atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa
kehamilan.
f. Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk
kehamilan ini.
b. Perdarahan pervaginam :
abdominalis, Sepsis.
kasus risiko tinggi. Oleh karenanya Deteksi faktor risiko pada ibu baik
Faktor risiko pada neonatus adalah sama dengan faktor risiko pada
ibu hamil. Ibu hamil yang memiliki faktor risiko akan meningkatkan
2) Riwayat Kejang
7) Merintih
11) Mata cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat
23
13) Berat badan menurut umur rendah dan atau ada masalah
pemberian ASI
1) Prematuritas dan BBLR (bayi berat lahir rendah < 2500 gr)
2) Asfiksia
4) Ikterus
5) Diare
6) Hipotermia
7) Tetanus neonatorum
kongenital, dll.
PONED meliputi
1. Pelayanan obstetri :
e. Penanganan abortus.
rujukan.
2. Pelayanan neonatus
ikterus ringan-sedang
rujukan.
sakit pemerintah/swasta.
Bayi baru lahir yang mengalami gejala sakit dapat cepat memburuk,
PONED.
bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang datang sendiri atau atas
neonatus.
27
dan awal pertumbuhan moral. Pada masa ini stimulasi sangat penting
perkembangan pada anak usia dini menjadi sangat penting agar dapat
lebih berat .
malaria, kurang gizi dan yang sering merupakan kombinasi dari keadaan
tersebut.
balita sakit dan sehat. Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan
pengukuran berat badan anak balita setiap bulan yang tercatat pada
setahun.
pendekatan MTBS.
k. Pelayanan KB Berkualitas.
rangsangan yang telah cukup memiliki anak (2 anak lebih baik) serta
interuptus).
tubektomi).
dan angka ini merupakan pencapaian yang cukup tinggi diantara negara-
pil 13,2 %, AKDR 4,8%, susuk 2,8%, tubektomi 3,1%, vasektomi 0,2%
dan kondom 1,3%. Hal ini terkait dengan tingginya angka putus
Dari aspek kualitas perlu diterapkan pelayanan yang sesuai standar dan
variasi pilihan metode KB, sedangkan dari segi teknis perlu dilakukan
perawat.
4. Indikator Pemantauan
antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
33
masyarakat.
penduduk
propinsi. CBR propinsi dapat diperoleh juga dari buku Data Penduduk
.000 jiwa dan angka CBR terakhir kabupaten Y 27, 0/1.000 penduduk,
maka
Jumlah kunjungan ibu hamil pertama (K1)
x 100 %
Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun
Jumlah ibu hamil = 1,10 X 0,027 x 2.000 = 59,4. Jadi sasaran ibu
distribusi waktu 1 kali pada trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2
dan 2 kali pada trimester ke-3 disuatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
dengan 42 hari pasca bersalin sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan
standar pada 6 - 48 jam setelah lahir di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
kesehatan neonatal.
x 1500 = 37,2.
standar paling sedikit tiga kali dengan distribusi waktu 1 kali pada 6 - 48
jam, 1 kali pada hari ke 3 -hari ke 7 dan 1 kali pada hari ke 8 - hari ke 28
yang ditemukan oleh kader atau dukun bayi atau masyarakat serta dirujuk
Masyarakat disini, bisa keluarga ataupun ibu hamil, bersalin, nifas itu
sendiri.
38
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani secara definitif
dasar dan rujukan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
minimal 4 kali yaitu 1 kali pada umur 29 hari - 2 bulan, 1 kali pada umur
3 - 5 bulan, dan satu kali pada umur 6 - 8 bulan dan 1 kali pada umur 9 -
11 bulan sesuai standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
40
x setahun.
MTBS
anak balita sakit yang mendapat pelayanan standar diperoleh dari format
Adalah cakupan dari peserta KB yang baru dan lama yang masih
dengan jumlah pasangan usia subur di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
C. Pengetahuan (Knowledge)
1. Definisi
manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang
(Notoatmodjo, 2007).
bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut
terjadi proses yang berurutan, yakni : 1). Awarness (kesadaran), yakni orang
tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu. 2).
Interest, yakni orang yang mulai tertarik pada stimulus. 3). Evaluation,
Trial ,orang yang telah mencoba perilaku baru. 5). Adoption, yakni subjek
terhadap stimulus
43
2. Tingkat Pengetahuan
pengetahuan :
a. Tahu (know)
Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
b. Memahami (comprehension)
(Notoatmodjo, 2010).
c. Aplikasi (aplication)
d. Analisis (analysis)
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa
2010).
e. Sintesis (synthesis)
merangkum atau meletakan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-
komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
f. Evaluasi (evaluation)
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan
(Notoatmodjo, 2010).
45
D. Sikap (attitude)
1. Definisi
tindakan yang memiliki nilai positif dan negatif terhadap suatu objek atau
stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan
2. Tingkatan Sikap
a. Menerima (receiving)
b. Menanggapi (responding)
c. Menghargai (valuing)
resiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau ada resiko lain
(Notoatmodjo, 2010).
3. Skala Sikap
setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju (Arikunto, 2006).
E. Pendidikan
1. Definisi
Potensi ini adalah potensi fisik, emosi, sosial, sikap, pengetahuan dan
lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri
menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
mereka dan kesehatan orang lain, kemana harus mencari pengobatan bila
mana sakit. Ibu adalah faktor yang sangat penting dalam memperhatikan
kelompok ini agar ibu menyadari atau melakukan hal-hal yang dapat
(Notoatmodjo, 2003).
49
BAB III
informasi yang baik maka hal itu dapat meningkatkan pengetahuan seseorang
(Notoadmodjo, 2003).
PENGETAHUAN
BIDAN
PELAKSANAAN ANC
TERINTEGRASI
SIKAP BIDAN
PENDIDIKAN
B. Definisi Operasional
C. Hipotesa
Terintegrasi.
Terintegrasi.
Terintegrasi
52
BAB IV
METEDOLOGI PENETILIAN
D. Jenis Penelitian
bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variable yang akan diteliti (Supiyudin,
data variable independen dan variable dependen dilakukan dalam waktu bersamaan.
1. Populasi
Krueng Barona Jaya yang berjumlah 35 orang pada bulan Agustus tahun
2013.
2. Sampel
Sampel yang digunakan didalam penelitian ini adalah bidan yang bekerja
1. Tempat
2. Waktu
Barona Jaya.
2. Instrumen penelitian
H. Pengolahan Data
54
sebagai berikut:
1. Editing, yaitu seluruh kuisioner yang telah diisi oleh responden diperiksa
2. Coding, yaitu memberikan kode berupa nomor dengan teliti pada setiap
pengolahan data.
4. Tabulating, yaitu data yang telah tersedia kemudian dijumlah, disusun dan
I. Analisa Data
1. Analisa Univariat
2005).
55
Data yang diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
P = x 100%
Keterangan: P = presentase
f = frekuensi
2. Analisa Bivariat
( )
=
Keterangan :
x2 = Chi- square
O = nilai pengamatan
56
Chi-Square.
1. Bila Chi-Square Tes (X2) tabel terdiri dari tabel 2x2 dijumpai nilai
ekspansi (E) <5, maka p-value yang digunakan adalah nilai yang
2. Bila Chi-Square Tes (X2) tabel terdiri dari tabel 2x2 tidak
3. Bila Chi-Square Tes (X2) tabel terdiri lebih dari tabel 2x2,
contohnya tabel 3x2, 3x3, 3x4 dijumpai nilai ekspantasi (E) <5
4. Bila Chi-Square Tes (X2) tabel terdiri lebih dari tabel 2x2,
<5 mak p-value yang digunakan adalah nilai yang terdapat pada
BAB V
HASIL PENELITIAN
Puskesmas Krueng Barona jaya dibangun pada tahun 2003 dan mulai
digunakan pada tahun 2005. Puskesmas Krueng barona jaya mulai memiliki
PONED pada tahun 2009, dan mulai menjalankan ANC Terintegrasi pada tahun
2012.
Akper 2 orang, Akl 1 orang, Akg 1 orang, Gizi 2 orang, Akk 1 orang, Spk 3 orang,
Spph 1 orang, Analis 1 orang, Sprg 1 orang, Asisten Apoteker 2 orang. Sarana
yang ada di Puskesmas Krueng barona jaya adalah Poli umum pria, Poli umum
wanita, Poli gigi, KIA, Laboraturium, MTBS,Gizi, Poli KB, IGD PONED,
strategis karena terletak di simpang jalan besar, jadi untuk menuju Puskesmas
oleh:
B. Hasil Penelitian
Krueng Barona Jaya Aceh Besar dilakukan pada tanggal 19 sampai 26 Agustus
2013. Adapun penelitian yang dilakukan pada bidan dengan pendidikan D-I dan
1. Analisa Univariat
frekuensi.
a. Pengetahuan
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Pelaksanaan
ANC Terintegrasi di Wilayah Kerja Krueng Barona Jaya
Aceh Besar Tahun 2013
No Pengetahuan f %
1 Baik 20 57,1
2 Kurang 15 42,9
60
Total 35 100,0
Sumber data primer (di olah tahun 2013)
b. Sikap
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Pelaksanaan ANC
Terintegrasi di Wilayah Kerja Puskesmas Krueng Barona Jaya
Aceh Besar Tahun 2013
No Sikap f %
1 Positif 20 57,1
2 Negatif 15 42,9
Total 35 100,0
Sumber data primer (di olah tahun 2013)
c. Pendidikan
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Pendididkan Responden Tentang Pelaksanaan ANC
Terintegrasi di Wilayah Kerja Puskesmas Krueng
Barona Jaya Aceh Besar
Tahun 2013
No Pendidikan f %
1 D-I 15 42,9
2 D-III 20 57,1
Total 35 100,0
Sumber data primer (di olah tahun 2013)
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Tentang Pelaksanaan ANC Terintegrasi di Wilayah
Kerja Puskesmas Krueng Barona Jaya
Aceh Besar Tahun 2013
62
No Pelaksanaan ANC f %
Terintegrasi
1 Ya 21 60
2 Tidak 14 40
Total 35 100,0
ANC terintegrasi di wilayah kerja Krueng Barona Jaya Aceh Besar sebanyak
21 responden (60%)
2. Analisa Bivariat
Tabel 5.5
Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan ANC Terintegrasi
di Wilayah Kerja Krueng Barona Jaya Aceh Besar
Tahun 2013
ANC Terintegrasi
p.
NO Pengetahuan Ya Tidak Total %
value
f % f %
1 Baik 17 85 3 15 20 100
2 Kurang 4 26,7 11 73,3 15 100 0,002
Total 21 60 14 14 35 100
Sumber data primer (di olah tahun 2013)
Berdasarkan tabel 5.5 didapat hasil, dari 20 responden yang memiliki
(73,3%) tidak melakukan ANC terintegrasi. Hasil analisis statistik uji chi-
Tabel 5.6
Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan ANC Terintegrasi di Wilayah
Kerja Krueng Barona Jaya Aceh Besar
Tahun 2013
ANC Terintegrasi
p.
No Sikap Ya Tidak Total %
value
f % f %
1 Baik 14 79 6 30 20 100
2 Kurang 7 46,7 8 15 15 100 0,296
Total 21 60 14 14 35 100
Sumber data primer (di olah tahun 2013)
(53,3%) yang tidak melakukan ANC terintegrasi. Hasil analisis statistik uji
64
Tabel 5.7
Hubungan Pendidikan dengan Pelaksanaan ANC Terintegrasi
di Wilayah Kerja Krueng Barona Jaya
Aceh Besar Tahun 2013
ANC Terintegrasi
p.
No Pendidikan Ya Tidak Total %
value
f % f %
1 D-I 13 86,7 2 13,3 20 100
2 D-II 8 40 12 60 15 100 0,015
Total 21 60 14 14 35 100
Sumber data primer (di olah tahun 2013)
(60%) yang tidak melakukan ANC terintegrasi. Hasil analisis statistik uji chi-
C. Pembahasan
(73,3%) tidak melakukan ANC terintegrasi. Hasil analisis statistik pada tabel
5.5 diperoleh nilai kemaknaan p= 0.002 (p < 0,05), maka dapat disimpulkan
manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang
(Notoatmodjo, 2007).
ANC terintegrasi adalah hal yang sangat penting untuk ibu hamil.
dan dari 15 responden yang memiliki sikap negatif terdapat 8 (53,3%) yang
tidak melakukan ANC terintegrasi. Hasil analisis statistik pada tabel 5.6
diperoleh nilai kemaknaan p= 0.296 (p > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada hubungan antara sikap dengan ANC Terintegrasi di wilayah kerja
tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor
67
pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-
yang memiliki nilai positif dan negatif terhadap suatu objek atau orang yang
memiliki sikap yang positif ternyata (89,6%) melakukan pelayanan ANC yang
baik.
Menurut asumsi peneliti sikap responden baik positif maupun negatif tidak
seorang bidan, baik positif maupun negatif, bidan harus tetap dan wajib melaksanakan
ANC terintegrasi, karena ANC terintegrasi sangatlah penting bagi ibu hamil.
yang tidak melakukan ANC terintegrasi. Hasil analisis statistik pada tabel 5.7
diperoleh nilai kemaknaan p= 0.015 (p > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa
seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami.
mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula
Pendidikan itu dapat berupa pendidikan formal, informal dan non formal
(Notoatmojo,2003).
bidan yang berpendidikan D-III kebanyakan menjadi bidan desa, jadi ANC
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
terintegrasi.
terintegrasi
B. SARAN
2. Bagi Responden
3. Bagi Peneliti
DAFTAR PUSTAKA
71
Mubarak, 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta.
Notoatmodjo, 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta
Soekanto, 2003. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta.
72
http://id.scribd.com/doc/30312450/DraftPedomanAsuhanAntenatal-