Anda di halaman 1dari 4

SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND ITS EDUCATIONS 2009

Pengaruh Polutan Industri Terhadap Sifat elektrik dan Sifat Hidrofobik Bahan Isolasi
Resin Epoksi Berpengisi Abu Sekam Padi dan Silicone Rubber

Hasyim Asyari, Aris Budiman


Teknik Elektro Fakultas Teknik UMS
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Kartasura, Surakarta
asy_98ari@yahoo.com

ABSTRAKSI Isolator polimer semakin meluas penggunaannya baik di level tegangan transmisi
maupun distribusi dan memiliki pangsa pasar cukup lebar di pasaran dunia. Polimer, khususnya
resin epoksi memiliki beberapa kelemahan. Bahan ini sensitif jika digunakan pada suhu tinggi,
kelembaban tinggi, dan daerah dengan intensitas radiasi ultraviolet tinggi, seperti di Indonesia.
Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium untuk mengetahui sifat elektrik dan sifat
hidrofobik bahan isolasi resin epoksi yang terkontaminasi polutan industri di daerah tropis. Bahan
uji resin epoksi terbuat dari diglycidyl ether of bishphenol A sebagai bahan dasar, methaphenylene
diamine sebagai bahan pengeras dan diberi bahan pengisi rice husk ash. Ukuran dari bahan uji
adalah (70 x 70 x 5) mm. Perbandingan campuran DGEBA dengan MPDA adalah 1 : 1,
sedangkan bahan pengisi (filler) divariasi mulai dari 10 %, 20 %, 30 %, 40 % dan 50 % dari berat
total bahan uji.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi filler tidak signifikan dalam mempengaruhi
kinerja tegangan flashover dan arus bocor sedangkan lama penyinaran UV cukup signifikan dalam
mempengaruhi kinerja tegangan flashover dan arus bocor. Semakin lama bahan uji tersebut
mengalami penyinaran UV, maka tegangan flashover cenderung turun, yang diikuti dengan
kenaikan arus bocornya. Bertambahnya komposisi filler akan menurunkan sudut kontak hidrofobik
bahan uji.

Kata Kunci : Arus Bocor, Tegangan Flashover, Silicone Rubber, Hidrofobik, Abu Sekam Padi

Pendahuluan Penelitian tentang pengaruh SiR sebagai


Sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian bahan pengisi terhadap ESDD dan arus bocor
utama, yaitu pusat pembangkit, saluran transmisi, material isolasi RTV(Room Temperatur
dan sistem distribusi. Letak pembangkit tenaga Vulkanized) resin epoksi di daerah beriklim tropis,
listrik ada kalanya cukup jauh dari daerah mengamati porsentase pengaruh silane sebagai
pelayanan, sehingga diperlukan saluran transmisi bahan pengisi terhadap kinerja bahan isolasi RTV
jarak jauh sebelum didistribusikan ke konsumen. resin epoksi, yang menyimpulkan bahwa
Transmisi tenaga listrik dalam jumlah besar penanganan bahan pengisi dengan silane akan
memerlukan tegangan tinggi atau ekstra tinggi dapat memperbaiki kinerja terutama pengurangan
yang menimbulkan masalah utama pada bahan ESDD dan arus bocor permukaan dari material
isolasi untuk isolator yang berfungsi mengisolasi isolasi RTV resin epoksi masing-masing sekitar
saluran bertegangan dengan menara, atau saluran 35% (Berahim, 2002).
dengan saluran sehingga tidak terjadi kebocoran Resin Epoksi
arus, dan dalam hal gradien medan tinggi, tidak Epoksi/oksirana/alkena oksida adalah
terjadi lompatan listrik atau lewat denyar atau suatu eter siklik beranggotakan tiga atom. Epoksi
percikan (Berahim, 2005). yang paling sederhana adalah ethylene oxide,
Kontaminasi pada isolator yang dipasang di sedang trimethylene oxide dan tetrahydrofuran
daerah perindustrian seperti daerah industri semen Rice Husk Ash (abu sekam padi / RHA)
Gresik menjadi masalah besar dalam sistem Sekam padi pada umumnya hanya
operasi tenaga listrik. Pernah disinyalir di kawasan digunakan sebagai bahan bakar utama atau
industri semen Gresik sering terjadi flashover dan tambahan pada industri pembuatan bata, media
arus bocor yang cukup besar pada isolator penyemai bibit tanaman. Sekam padi yang dibakar
penyaluran energi listrik. Hal ini karena tingkat menghasilkan RHA yang mempunyai kandungan
polusi yang cukup besar di kawasan tersebut (PT. silika cukup tinggi. Apabila dilakukan pembakaran
o
PLN & TE.UGM, 1996; Budiman, 2004). Polutan lanjut pada suhu 500 s/d 700 C dalam waktu
yang menempel pada isolator akan mempengaruhi sekitar 1 sampai 2 jam RHA mengandung banyak
nilai ESDD (Equivalent Salt Deposit Density). silika amorf ( Priyosulistyo, 2004 ).
Polutan yang semakin tinggi menyebabkan Komposisi RHA dari analisis kimia yang
ESDDnya akan semakin tinggi, sehingga kinerja diperoleh dari hasil pembakaran batu bata
bahan seperti arus bocor permukaan juga akan didaerah kabupaten Bantul adalah sebagai berikut
tinggi, tetapi tegangan kritis flashover-nya semakin (Sarwono, 1989 seperti dikutip Daryanto, 2003):
kecil (Berahim, 2000).

A1-7
SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND ITS EDUCATIONS 2009 A1-8
Tabel 1 Komposisi RHA Sudut kontak merupakan sudut yang
dibentuk antara permukaan bahan uji dengan air
destilasi yang diteteskan ke permukaan bahan uji
yang bersangkutan. Sudut kontak berkaitan dengan
karakteristik isolator yaitu sifat menyerap air
Silicone Rubber (SiR) (hydrophilic) atau sifat menolak air (hydrophobic)
Silicone rubber adalah bahan yang tahan lebih mampu menahan tegangan saat kondisi
terhadap temperatur tinggi, yang biasanya basah maupun saat berpolutan dibandingkan
digunakan untuk isolasi kabel dan bahan isolator dengan hydrophilic.
tegangan tinggi. Sifat fisik bahan ini dapat METODE PENELITIAN
diperbaiki dengan mencampurkan bahan pengisi Waktu dan Tempat
seperti pasirsilika. SiR ini dapat aman digunakan Penelitian dilakukan Laboratorium Teknik
pada temperatur -55 - 200 C. bahan ini memiliki Tegangan Tinggi UGM (Arus Bocor, Tegangan
hambatan yang baik terhadap ozone, korona dan Flashover, Hidrofobik) selama 6 bulan.
air. Bahan ini juga memiliki ketahanan yang baik Alat dan Bahan
terhadap alkohol, garam dan minyak. Bahan yang dipakai dalam penelitian ini
Perhitungan Arus Bocor terdiri dari dua jenis yaitu bahan utama (isolasi
Pengujian arus bocor ini dimaksudkan resin epoksi DGBA) dan bahan pengisi (filler) yaitu
untuk mendapatkan data berupa nilai arus bocor SiR dan RHA.
dari bahan resin epoksi, pengamatan arus bocor ini Peralatan yang dipakai
memerlukan osiloskop sebagai alat bantunya. Input Sepasang alat pencetak terbuat dari kaca,
tegangan yang masuk kedalam osiloskop Transformator Uji, Osiloscop, Konduktometer,
diperlukan untuk membatasi tegangan besar yang Isolatif, penggaris, mika, cutter, dan Seperangkat
masuk kedalam osiloskop dengan cara memasang alat penyemprot polutan
rangkaian pembagi tegangan (gambar 1) dan sela Jalannya Penelitian
jarum. Diagram alir penelitian ditunjukkan pada
R2 R4 gambar 2, jalannya penelitian dilakukan dengan
A B C Pembuatan bahan uji, Pemberian polutan,
Penyinaran ultra violet (UV), Proses pengkabutan
I2 I3
I1 sebelum pengujian (Pengujian Arus Bocor,
Tegangan input
Tegangan R1 R3 R5 osiloskop Tegangan Flashover, Hidrofobik)
diukur

E D
Gambar 1. Rangkaian pembagai tegangan

Perhitungan Tegangan Flashover


Besarnya tegangan flashover pada medan
yang seragam dipengaruhi oleh kondisi di sekitar
isolator. Kepadatan udara relatif akan berkurang
dengan penurunan tekanan dan kenaikan suhu.
Jika dalam pengujian tegangan flashover dinaikkan
setahap demi setahap, sehingga terjadi tegangan
kritis pada setiap bahan isolasi yang diuji. Hasil
pembacaan lalu dikoreksi dengan kondisi udara
standar dengan mengacu pada standar IEC 60-1
(1989) dengan persamaan:
VB
Vs = .........................................................(1)
d
b 273 + 20 0.386bB
d= B x = ..................(2)
760 273 + t B 273 + t B
dengan :
VS : tegangan lompatan dalam keadaan
standar (Volt)
VB : tegangan lompatan yang diukur pada Gambar 2. Proses jalannya penelitian
keadaan sebenarnya (Volt) Hasil dan Analisa
O
d : kepadatan udara relatif (mmHg/ C) Hubungan tegangan flashover, arus bocor terhadap
O
tB : suhu sekeliling pada saat pengujian ( C) filler dan lama penyinaran UV
bB : tekanan uda ra pada saat pengujian Gambar 3. adalah grafik tegangan
(mmHg) flashover, semakin lama bahan uji mengalami
Sudut kontak penyinaran UV maka tegangan flashovernya
SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND ITS EDUCATIONS 2009 A1-9
cenderung turun. Pengaruh lama penyinaran UV Hubungan antara sudut kontak terhadap filler dan
menyebabkan putusnya ikatan polimer resin epoksi lama penyinaran UV (gambar 5)
yang dapat memungkinkan terjadinya proses
penuaan dan penurunan kemampuan bahan isolasi 110
dalam menahan tegangan flashover. Variasi filler 100
mempengaruhi kinerja arus bocor bahan uji secara 90
signifikan. Bahan uji dengan filler 10%

S u d u t K o n ta k (D e r a j a t)
80
menunjukkan kinerja yang lebih baik dilihat dari 70
faktor determinasinya sebesar 0,797. Selanjutnya 60
diikuti filler 50%, 30%, 20% dan 40%. Semakin 50
lama bahan uji mendapat perlakuan penyinaran UV 40
menyebabkan arus bocornya cenderung naik. 30
(Gambar 4)
20
10
35 0
30
0 12 24 36 48 60 72 84 96
T eg an g an F las hov er (Kv)

Lama UV (Jam)
25

20 y = -0,0289x 5 + 0,9763x4 - 12,374x 3 + 71,475x2 - 177,42x + 207,35


R2 = 0,9418
15
y = -0,0361x5 + 1,1128x 4 - 12,937x3 + 69,109x 2 - 162,35x + 196,21
10
R2 = 0,876
5 y = 0,0283x5 - 0,7821x 4 + 7,6913x3 - 32,368x 2 + 55,984x + 45,979
R2 = 0,8632
0
0 12 24 36 48 60 72 84 96 y = -6E-13x5 - 0,0422x 4 + 0,6556x3 - 3,245x 2 + 6,2238x + 86,917
Lama UV (Jam) R2 = 0,9737

y = -0,0119x 5 + 0,2956x 4 - 2,6046x 3 + 9,9383x 2 - 16,887x + 38,302 y = -0,0216x 5 + 0,4924x4 - 3,9065x 3 + 12,381x2 - 11,324x + 82,042
R2 = 0,959 R2 = 0,8005
y = -0,0174x 5 + 0,4312x 4 - 3,8412x 3 + 15,11x 2 - 26,615x + 44,727
R2 = 0,7043 10 %" 20% 30% 40% 50%
y = -0,0064x 5 + 0,1287x 4 - 0,7592x 3 + 1,1718x 2 - 0,9358x + 29,756
Poly. (10 %") Poly. (20%) Poly. (30%) Poly. (40%) Poly. (50%)
R2 = 0,7941
y = -0,0168x 5 + 0,3617x 4 - 2,7349x 3 + 8,8179x 2 - 12,358x + 35,627
R2 = 0,8823 Gambar 5. Hubungan Sudut Kontak terhadap Filler
y = -0,0095x 5 + 0,2393x 4 - 2,298x 3 + 10,536x 2 - 23,675x + 45,397 dan Lama Penyinaran UV
R2 = 0,8402

10%
Poly. (10%)
20%
Poly. (20%)
30%
Poly. (30%)
40%
Poly. (40%)
50%
Poly. (50%)
Dari data yang diperoleh dan grafik
(gambar 5) menunjukkan bahwa kinerja sudut
kontak ditentukan oleh pengaruh penambahan filler
Gambar 3. Hubungan Tegangan Flashover dengan
pada bahan isolasi dan radiasi UV. Dari kelima
Filler dan UV
komposisi filler menunjukkan pengaruh terbesar
0,35 terdapat pada komposisi filler 40% dengan
koefisien determinasi sebesar 0,9737 disusul filler
0,3
10%, 20%, 30% dan 50%. Sehingga dapat
0,25 disimpulkan dengan bertambahnya filler sudut
Aru s Bo co r (m A)

0,2
kontak hidrofobik dari bahan uji cenderung
menurun, hal ini disebabkan Silika yang dihasilkan
0,15
RHA bersifat hydrophilic atau menyerap air (Cahyo,
0,1 2001).
0,05
Kesimpulan
0 Berdasarkan hasil analisis data maka dapat
0 12 24 36 48 60 72 84 96
diambil kesimpulan sebagai berikut:
Lama UV (Jam)
y = -0,0001x 5 + 0,0037x4 - 0,0391x 3 + 0,1781x 2 - 0,3094x + 0,3378
1. Lama penyinaran UV cukup signifikan
R2 = 0,797 mempengaruhi kinerja tegangan flashover dan
y = 5E-05x5 - 0,0008x 4 + 0,0026x3 + 0,0049x2 - 0,0108x + 0,1702 arus bocor, semakin lama UV diterapkan pada
R2 = 0,5381 sampel uji maka tegangan flashover
y = 0,0002x 5 - 0,0048x4 + 0,0491x 3 - 0,2277x2 + 0,4566x - 0,1043
R2 = 0,6895
cenderung menurun yang diikuti dengan
y = -0,0002x 5 + 0,005x4 - 0,0433x 3 + 0,1579x2 - 0,2219x + 0,2679 kenaikan arus bocornya.
R2 = 0,4476 2. Bertambahnya komposisi filler akan
y = 0,0002x 5 - 0,0061x4 + 0,0663x 3 - 0,3344x2 + 0,7438x - 0,3187
R2 = 0,7763
menurunnya sudut kontak hidrofobik
10% 20% 30% 40% 50% sedangkan lamanya waktu penyinaran UV akan
Poly. (10%) Poly. (20%) Poly. (30%) Poly. (40%) Poly. (50%)
menurunkan sudut kontak permukaan bahan
Gambar 4. Hubungan Arus Bocor terhadap Filler uji.
dan Lama Penyinaran UV
SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND ITS EDUCATIONS 2009 A1-10
DAFTAR PUSTAKA
Agus, W. Dkk., 1996, Perolehan Natrium Silica
dari Abu Sekam padi dalam Spouted
Bed Reaktor, Laporan Penelitian Jurusan
Teknik Kimia, F. Teknik Kimia , ITB
Bandung
Berahim, H., 2002, Pengaruh SiR sebagai
Bahan Pengisi terhadap ESDD dan Arus
Bocor Material Isolasi RTV Resin Epoksi di
Daerah beriklim Tropis, Jurnal Tegangan
Tinggi Indonesia, Bandung
Berahim, H., 2006, Pengaruh Silane sebagai
Bahan Pengisi Material Isolasi Polimer
Resin Epoksi di Daerah Tropis, Media
Teknik No.3, Agustus, pp. 48-53,
Budiman, A., 2005, Hubungan Penuaaan
Dipercepat dengan Kinerja Bahan Isolasi
Resin Epoksi yang terkontaminasi Polutan
Industri di Daerah Tropis, Tesis, UGM,
Yogyakarta
Cahyo, 2001, Sekam Padi Diolah jadi Silika, TA,
T.Fisika, ITB, Bandung.
IEC Standard 507, 1991, Artificial Pollution Test
on High Voltage Insulators To Be Used on
A.C. System, Second Edition
IEC Standard 601, 1989, High Voltage Test
Techniques , pp. 34 Second Edition
Mizuno, Y., Kusada, H., Naito, K., 1997,
Effect of Climatic Condition on
Contaminan Flashover Voltage of
Insulator, IEEE Trans. On Dielectrical
Insulation, vol.4, June, 286-289
NGK Insulator, Ltd., 1995Pollution Map and
Analysis of Contaminant PT PLN Persero
Jakarta
PLN dan Fakultas Teknik UGM, 1996, Pekerjaan
Studi dan Survey Penyusunan Peta Tingkat
Intensitas Polusi serta Pedoman Pemilihan
Jenis Isolator di Pulau Jawa, Fakultas
Teknik UGM, Yogyakarta
Priyosulistyo, H, dkk., 2004, Pemanfaatan Limbah
Abu Sekam Padi untuk Meningkatkan Mutu
Beton, Teknik Sipil UGM
Surdia, T., Saito, S., 1985, Pengetahuan Bahan
Teknik , PT. Pradnya Paramita, Jakarta
Suwarno, Salama, Sirait, K.T., Kaerner, H. C.,
1998, Dielectric Properties and Surface
Hydropobicity of Silicon Rubber Under the
Influence on Artificial Tropical Climate ,
Presented at International Symposium on
Electrical Insulating Material, pp 507-510,
Toyohashi, Japan.

Anda mungkin juga menyukai