Anda di halaman 1dari 33
Perencanaan dan Desain Lanskap bagi Pengembangan Tapak Ekowisata Perencanaan dan Desain Lanskap Tapak Ekowisata. Oleh Alinda FM/. SISL-KISE Konsep dlasar dan pengertian tapak, dikotomi, clemen-clemen, dan tata nilai tapak, konsep dasar dan pcndekatan-pendckatan desain, kaitlab-kaidsh yang perlu diperhatikan dlalam mendesain dan mengembangkan tapale ekowisata, dan contuh-contoh pengembangan desain tapak ekowisata. PEAIDAHLEL Pengembangan ckowisata memerivkan —pagaimana aksesibilitas yang ada, serta sebush pendekatan dengan upaya pagaimana upaya promos! yang hares pengembangan tapak yang optimal, dimant —qijakukan. Tiga faktor pertama sangat eksplorasi terkadap potensi wisata — rorkai: dengan percneansan pengembangan dilakakan dengan suatu pendekatan yong apak (ut plan) yang ada, ike atakal yang tetap menjaga_keseimbangan alam disajikan avlalah potensi natural landscape slisamping — diperolehnya — upay& — sementara itu upaya promosi merupakan peagembangan potensi estetike yang ada. fal yang terkait aamun tidak angsung Schagaimana kita ketahui, pengembangan menyentub dengan tapak. ckowwisata sangat ditentukan oleh beberapa Atraksi yang akan disajikan dalam faktor diantaranya adalah bagairaana atvakesi " “ ckowisata terutama berkaitan dengan yang akan disajikan, bagaimana fasilitas potensi alamiah vang dimilikinya, seperti sarana dan prasarana yang tersedia, , acy EKOTURISME ~ feori dint Praktek potas lanskap pegummgan dan hijaaan yang berbukit bukit hingga hamparan pasir dengan deburan ombak yartg bersahutan dalam luutan yang bir membentang. Dengan demikian pengembangan ckowisata pada hakekatnya sanyst terkait erat dengan penataan hentang alam yang tercakup dalam sebuah kawasan Lanskap. Dakua dasat teori Arsitektur Landscape, dinyatakon bahwa penataan bentang alam harus dilakukan sesuai dan sclaras dengan kapasitas dan keindahan lingkungan pembentukaya, guna meningkatkan dan melestarikan nilai habitality, kenyamanan dan kesejahteraan bagi kehidupan— makhluk menghuninya. yang Untuk itu, ketika proses analisis terhadap tapak akan dilakukan bagi pengembangan atraksi dari keyiatan ckowisata, maka perlu dilakukan beherapa penilaian terhadap lanskap dan tapak itu sendiri, yang berkaitan dengan scberapa besar sumber daya Tanskap yang dimilikinya, baik ita sumberdaya fisik maupun sumberdaya visual yang dimilikinya; seberapa besar peluang tapak akan ditimpa bencana alam, baik yang alami maupun akibat perbuatan manusia; upaya menyesuaikan pengembangan ckowisata dengan kondisi fisik, iklim dan viswal yang ada; dan melakukan prediksi terhadap dampak aktivitas manusia terhadap alam dan lingkungannya bila ada seandainys pengembangan ckosvisata akan dilakukan, Sebuab beating alam atau landscape dapat dikatakan sebagai suate Good Landicape 134 ketika sceara visual, cksplorasi terhadap keindahan dapat dilakukan secara optimal, disamping upaya pelestarian dan preservasi terbadap nilai-nilai historik dari tapak dapat dilakukan baik, (rermasuk didalamnya pelestarian terhadap sosial- secara budaya tapak), Kemudian suatu tapak dapat diniliai sebagai good landscape ketika komposisi fisik, berupa benrakae atan ropografi dan bentuk fsik lahan bisa menimbutkan suatu kesan alamiah yang baik dan terpelihara bentukan alamiahnya. Pada akhirnya semua karya diatas akan sempurna, ketika manusia penghuni tapak dapat merasakan amenity, yakni kenyamenan manusia terhadap alam dan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, untuk mencapai suata pengembangan ekowisata dengan standard good landscape yang optimal scbagaimana diwaikan pada paragraph diatas, perlu diJakukan suatu kegiatan analisis dan perencanaan tapak yang bail. Hal ini dapat Gilakukan jtka herbayai proses yang harus Gilakukan dalam kegiatan analisis dapat dilakukan secara hertahap, mengikuti kacdah proses berfikir yang sistematis tapak Yulisan ini akan diowali dengan uraian mengenai tahapan kegiatan analisis tapak yang optimal dalam pengembangan suatu kawasan ckowisata dan diakhiri dengan penyajian prinsip-prinsip disain tapak yang diharapkan akan dapat meningkatkan nilai tapak itu sendiri dengan penataan mang yang memiliki couch kacdal-kacda chulogi dan prinsip-prinsip estetika Perencanaan dan Desain Lanskap bagi Pengembangan Tapak Ekowisata ANALISIS DAN PERENCANAAN TAPAK Pengembangan tapak untuk ekowisata sangat ditentukan oleh kondisi landform dari natural landscape yang ada, dimana pendekatan pengembangan tapak pada kawasan pesisir akan berbeda dengan pendekatan pengembangan tapak pada kawasan pegunungan (Gambar 1), Untuk itu pemahaman terhadap karakteristik ckologis dari masing-masing kawasan sangat dibutuhkan dalam upaya pengembangan ckowisata tersebut, agar pengembangan ekowisata yang dilakukan tidak bertentangan dengan kondisi alamiah dari tapak itu sendiri. Peningkatan feel of the land merupakan kunci keberhasilan dari sebuah kegiatan perencanaan tapak, dan hal ini bisa didapatkan jika telah dilakukan kegiatan analisis tapak yang baik dan benar (Simond, 2000), Gambar 1. Landtorm dari berbagai bentukan tapak yang dapat dikembangkan sebagai kawasan ekowisata htto//geoscape.nrcan.gc.cafnanaimo/images! ‘Sumber : i 135 EKOTURISME ~ Teori dan Praktek Hasil analisis dan perencanaan yary semparnd akan menghasilkan suatu karya dimana selain design lanskap yang prit akan tercksplorasinya potensi lanskap pengembangan ckowisata, juga akan dihasilkan suatu karya lanskap bernilai estetika tinggi yang dapat membertkan kepussan bagi pengguna tapak atau wer Dalam teori perencanaan lanskap sendiri, keptiasan wer merupakan hal yang angat peating untuk diperhatikan. Secbuah percticanaan lanskap akan berhasil jika dari ayal sudah dapat ditentukan sasaran dari user yang akan memanfaatkan landscape design vkowisata yang akan dikembangkan kelamin, tingkat usi pendidikan dan latar belekang Perbedaan jen! latar be sosial ck« ar nomi, akan memberikan penilaian ) berbeda terhadar ie ’ hasil karya Arsitcktur Lanskap. Analisis Tapak sendiri adalah sebuah dilakw meng: kegiatan yang mn untitk nalisis dan menginyentarisir, mensintesis clemen-clem 2 yang terdapat pada tapak, baik clemen fisik, sosial ckonomi dan budaya, untuk mene peruntukan terbaik dari tapak. Seeara teuritis, setiap tapsk deng karakteristiknya memiliki kemampuan tn segala ideal penguumaan tapekaya. Dapat diambil contol pada schuab kawasan ckowisata, ideal dari aka pengau tapak yang datar adalah sebagai tempat sementara pe unan shelter, pe adalah sebagai arewa panjat tebing. Dd hakckatnya memili aban ggunaan ideal dari tapak yang curam mping itu setiap t k pun pad potenst lain yang dapat dijadikan alternatil penggunaan wpak Misalnya tapak datar sehagaimana ilustrasi diatas, d untuk digunakan schagai tempat shelter, memibiki pula penggunaan alternatif untuk akan sch, mping memiliki potensi ideal an yal we dapat dig ome gate dart suatu kawasan wisata Dengan demikian untuk chentukan penggun pen akan dikembangkan sebagai kawa ckowisata, perludlilakukan kegiatan analisis terhadap data yang cikumpulkan cari tapak dengan terlebih dahwslu mencn dan tujyan dari p ckow isata dapat n ideal dan ggunaan alternatif dari sebub tapak yang kan fungsi ngembangan tapak serta pemanfaatan dari pengembangan tersebut, Hasil analisiy data terscbut, akan menjadi sebuah karya pra rencana, dan sverupakan basil sintesis dari tapak, Seca a teestruktar bal ini diungkapkan dalam Gambar 2 Perencanaan dan Desain Lanskap bagi Pengembangan Tapak Ekowisata —___+ | "ideal | *Altematif —_—+| a Fungsi Analisis Data Manfaat yang akan dikembangkan dan tujuan | Hasil analisis deta | Sintesis > pra rencana Gambar 2. Tehapan Xegiatan Analisis Tapas Inventarisasi Data Kegiatan analisis tapak, «liawali dengan pengambilan data dan penghayatan tapak terhadap tapak yang akan dikembaagkan bagi Ekowisata. Pengambilan data meliputi data fisik dan aon tisk yang mempengarubi tapok. Informasi dipercich dalam hentuk data, baik sebuah — kawasan data yang didapatkan melalui proses sunay- Ispang, maupun studi pustaka terutama literatur yang terkait dengan pengembangan ckowisata baik di Indonesia maupun di luar negri. Data primer diperolch melalui pengamatan langsung di topak, mengamati keadaan wmum, visual tapak, aksesibilitas, pemorretan, dan sawancara clengan pihak pemerintah kota dan instansi terkait Iainnya jika divass peru. Survey dilakukan untuk mengetahui keadaan tapak sebenamya, lapang tnclalui pengamatan terhadap elemen- clemen lauskap dan berbagai data penunjang lainnya untuk penentuan patensi, kendala, amenity, dan danger saga! patla tapak. Data yang dikumpulkan berupa aspek kb » yaitu data Jokasi, htas, topograti, WF EKOTURISME ~ Trevi dav Prakiek geologt dan tanah, ikiim, curab hujan, subi, ngiit, kulembaban, keadaan fora dan foune, hidrograli dan hidrologi, fasiitas, serta data sosial dan ckonomi masyarakat sekitar lokasi Untuk setiap clemen lanskap yang diamati, terdapat indikator-indikator yang harus di inventarisir, Pengamatan terschut dapat dilakukan dengan menggunakan tenaga abli dari berbagai disiplin ilmu terkait agar terdapat hasil inventarisasi yang maksimal, maupun dengan me- manfaatkan informasi yang dimiliki olch focal people, yang Ichih pabam akan kondisi tapak karena wemahami karakteristik tapak secara turun tonmurun Sclain itu, pada tahap survey lapang ini juga akan dilakukan wawaneara dan pengamatan terhadap peagguna untuk mengetahui siapa yang akan menggunakan don cara peagganasanya, kebrasaannya, pola tata lakunya, serta apa yang dibutubkan sccara fisiologis maupun psikologis agar diperolch berapa pemahaman dari sikap dasar mereka dalam menggunakan tapsk. Studi pustaka diperoleh dari buku-buku acuan, Taporan-Japoran pendabuluan, dan bacaan lain yang berhubungan don mendukung wpsya pengembangan kawasan ckowisata, .Pemanfaatan internet sebagai sumber informasi juga wenjadi hal yang sangat berguna di era informasi ini. Contoh kegiatan Inventavisasi tapak dalam pengembangan ckowisata dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah ini, diantaranya yang bersumber dari kegiatan Masterplan Ekoturisme Pante Cermin Lamno, Ka- bupaten Acch Jaya yang dilaksanakan oleh Tim Takultas Kehutanan IPB. Adapun berbagai data yang harus diamati disajikan padaTabel 1 Tabel 1. Jenis, Bentuk, dan Sumber data yang diperlukan ~ Vegetas! dan sama Jenis Data Unk Gata ‘Kegunaan Brana PLonas! tapak Letax, luas, & bolas tape Invarntarigans chan avait ~~ Aksesibilitas vanngan satan, fasilitas: Invertarisasi dan aralsis tapas = denis tunah denis tenah kawosen Amatiavs tapar TFharetog: dan arainase | Kendnan mrcion! 8 dramese | Data tannic “Yopogeaa dan Sh keunngan lahan kermningan Date tanak = then Cucah bujan, sun, kolomoaban, kee Angin, lama | Analisis tapak invara, lh penyebaraa Analisis tapak = Struktur organisasi ‘Social sKeacaan sosial tapax | senidupan esi! masyarakat | Data sosiat sekitar = Pengguna identitos. perseps. & Data sosiai Proforens! = Aktvitas dan SUmiah kegratan dan Data Sosiat inten sites iersgamancye Ekonomi = Samber dana Intormasst Bate Ekonem: 4. —] Relernbagnar “Sejaran pananganan | Peckembangan car waktu ke — | Data kelembagaan Trane Yai waktur Unit eraanisaci nerusanaan pala kelemnagaan 128 Perencanaan dan Desain Lanskap bagi Pengembangan Tapak Ekowisata 139 EKOTURISME ~ Teori dan Praktek ANALISIS DATA Data yang diperolch kemutian dikumpulkan dan dianalisis sctelah sebelumnya diklasifikasikan ke dalam empat bagian informasi, yakni informasi tapak yang dapat dikatagorikan sebagai potensi tapak, kendala bagi tapak, kenyamanan (amenity), dan bahaya yang mungkin timbul, Potensi adalah segala hal, di dalam dan luar tapak, yang bersifat bagi tapak dan penggunanya, View menarik merupakan salah satu contobnya. Scgala potensi yang menguntungkan dimiliki oleh schuab tapak sebisa mungkin dipertahankan atau dikembangkan, sedangkan kendala tapak yang bersifat mengganggu ataupun menghambat sebaiknya segera ditanggulangi Pengembangan potensi tapak dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan fangsi ckologis dari tapak terhadap kescimbangan ckosistem dari tapak itu, serta untuk meningkatkan estetika tapak yang merapakan daya tarik tama dalam pengembangan kawasan ckowisata Sementara ity penanggulangan masalah pada tapak dapat dilakukan dengan introduksi tckhuolog? maupun dengan berbagai upaya lainnya Kenyamanan meliputi hal-hal yang mendukung pengembangan tapak lebih tanjut. Elemen ini perlu dipertahankan dan dikembangkan di tapak. Berbeda dengan itu, babaya yang mungkin ada dalam tapak sedapat mungkin harus dihilangkan dan dicari solusinya agar tidak membahayakan pengguna jalan. Antisipasi terhadap Hazardeous Landscape harus dilakukan sedini mungkin, agar dapat direncanakan upaya ynitigasi bencana sebaik-baiknya, Selain data yang telah disebutkan, data sosial dan ckaomi tapak juga perlu mendapat perhatian. Dari data sosial dan ckonomi akan diketahui keinginan dan rencana pemerintah terhadap pengembangan kawasan, kebijakan dan peraturan yang terkait, serta persepsi masyarakat, Contoh hasil kegiatan analisis tapak dalam pengembangan ckowisata dapat dilihat pada Gambar 4, yang diantaranya bersumber dari kegiatan Masterplan Ekoturisme Pante Cermin Lamno, Kabupaten Acch Jaya yang dilaksanakan oleh Tim Fakultas Kebutanan IPB. Perencanaan dan Desain Lanskap bagi Pengembangan Tapak Ekowisata Manan 8 ISNILOd SISTIVNY uvanyo inane Ave HaDV NaLvdngVy NWT NIWUED INV MRINLONT NVTdUaLSVA dhl EKOTURISME ~ Teeri dan Pral Hasil yang diperoleh pada tahap analisis dikembangkan sebagai masukan untuk memperoleh hasil sintesis sesuai dengan tujuan pembuatan Site Plan. Pada tahap ini potensi dan amenity dikembangkan pemanfaatannya, sedangkan kendala dan danger signal dicari pemecahannya. Hasilnya berupa alternatif tindakan pemanfaatan dan pemecahan — masalah, mempertimbangkan dampak dari berbagai dengam tindakan tersebut, Langkah dalam menentukan yang ditempuh alternatif-alternatif penggunaan lahan adalah melakukan pendekatan sumberdaya/biofisik serta pendekatan aktivitas dan perilaku masyarakat; baik penduduk kota maupun pengunjung. Hasil pendekatan in adalah zonasi tapak, yaitu zona-zona yang perlu dipertahankan dan yang perlu direncanakan ulang Output dari hasil kegiatan Inventarisasi, Analisis dan Sintesis dapat disajikan secara spasial, dengan memanfaatkan berbagai tckhnik komputerisasi, baik dengan tekhnik menggambar dengan Autocad, maupun dengan memafaatkan tckhnik GIS dan Remote Sensing, (limana kegiata dan overlay dari berbagai data yang sudah dikumpulkan dapat dilakukan dengan lebih cfision dan akurat. Berbagai langkah yang dilakukan dalam kegiatan Analisis Tapak dapat dilibat pada Gambar 5 analisis Hos! tewa inva! 4 Sevnendalsecars {<——— dost : asl bape Peagombangan Komeprisrg. (&———|+————__konseo cca Pereneanaen tapak dengan pkine dati, gamer rencana peranamen gaat polongat ganar petspekat tusas, don RAG tore Pence | Pemeliharsan f Gambar6, Tahapan KegiatanAnalisis Tapak “2 Keterangan : LD «mieom Bw Kemikingan 5-10% eo Lh kemiringan (Ere [RE] row terondan Gambar 8. Contoh Analisis Topography dan Kemiringan pada Tapak Sumber : PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA DI JAILOLO MELALUI AGRO-EDU-TOURISM DAN HUTAN KOTA ~ SWSR.LOWa PryAd UDP 14024, on dry eped Sucuatior se Ge puygous ymun yong yp Tues imdnews yrjuepe Baek s1¢q *aseuoeap ueanpes ueBuop jeuayyp neae aye urSuenquiad uranyes 1 yeder sisyeurTuaur ynaun esuBannasd (6 aeqiuesy) ueyneqiodunai ynrun eftifunuod qejepe aye uvepop>fuad weyyafanwan mn peLt opoxpyy — uiorsys uepep eduBupund yepesy grr Sed wey [eH aeduuoros yeuourad joytp Tues soup. yo are uverpatusd exedn uewrysanuasy urSuap undnews tursemeyyp redepaor Burd youneye are crew ueyperueatou ueuop yyeq ‘yrsaoq ate urysnpedusur ymun uryeunfaodip Fed anaynaisesy uy uerrpasaoioy eduBupuod Furia sisyeur weqnyeyyp nod ur uniueg: eursads wieirp urApanp usiuoc ar ou posiaioy euernan “eSUOY wep ualitct aes qosodap sruteq Bere¢ presi woyp meyey aeSanpuyjisg (eusunor ner Cajqoup was) weynfuepaysog Sued ewesiyy Ch Htustancy supe Gjeavowsontsue) uoflanySuyp ynpod yeSues Sued eiesiay (¢ saiorfs Burszodddns urSunyday yadqo aorypssss03) Bunyupuad eegos sea rosuoy cese weyy (Z sfnspaniod paseg vanwu) unepe syseqdog TICSTAL (1 amit *eyesINayp jaqepiog Suet wwaryefaod uecegmed $ yetoBaour aryeqiadip snapy ryeitt ‘eiest Woy ueFuwquusdud eq, deysavj aeeuraus.od sosoad ucepep ueypaap wefaag, “Pyol apnpusd uessayyelossy ueeyauytonr dure: up Sanpurp etiueunyduy Sued qureye yeaoep oy geal Sects epefaod ymorag mrens reSeqos eiesyswoyp IstuLjap. aBuevang Fuel « uryioqazour Suet (gq 1) arcs] urp sone yoyo eal weyeymedoyp cur per Youd WYP 14091 ~ ZINSTNLOND tse weniny ueqedniom wep jueye yseur Fuck reRunyfay, nese carpe Hog Soest nyens tpe(ior yep emueq yepepe waeze viespatied ueeioy nap ucqdeteyicy qeavel FuenQurraag Sued eyes eoBegas eesimoyo har yepseaepas eye ueLYNap uPHaog ueuepeSuod nme urmpooSuod uewysaeod wirqas eduuelejodanone eal dear 2p Aye GeArYoM YAN eIeM-reLEs yepu Huerep Sued ueacgestn ‘iesemoya WI, eisnuvur weepep fay eaasey urepy weap efuseriyas urdaprysy eseue meSurgmpasny wads dopry aeSuny tag escesrqyadiar aos ay eflaiyas Seuney uep euoy) eAey!pouroce “wyCunsoy ‘ufaruooyy eeyeadisuoea “fasty fo fom ay) dapry urseigay, Sepens ope ‘edepng sep Hes URIBE wLytfourU ‘aelanpTuy wep Tmeye OF YSeoy eawyy]oULOW “UeRULTPOpISIy arn yeyp akuad weyep eiestmaya eXusesep urBuap raeneearS8aa] eped vy: ‘eespaoga ucreriay, vprd unyayeyp Bart manye uep wep ef ‘yeIsos uepseaasoy ep nye exepioquuns Iseszosuoy depeyaoy yen Fuk uountmoy mens ueyednacce cusaey, qe ove! Suns uea9q Bued ueenye aod eSeqos weRMEY!p raESTAOYD ME vUOIES, “TPIsos ap “EUOLEy, ‘urdunyiey aeuneundoy, riep yaquing Buel weuur weFequog ereaue uenpediod ueqedesou eyes soy yeduroros yeqeurssem uraedepuod uviexfuyead wep weye réepasquims set uasuOy eyrsn-eyesn depeqagy aeunyap wp Sueureqenind ‘amyrpypuod ansin ueyeqHoUD vBul ‘esuuuyepuley yeurymasuc ynguy wepas pSuuenfn eurwip areye gpepmey vacs08 ypopyp Burs yeoep-peoep yp neve wueye yysear Bue yesoep ap qeurBusideryag Bucs exesin ueSuvqiusSuad japour nyens reBrqos vyesIMOyD HryyseuTpuow *(gGVZ? fofoy aryrg, usurmraedsq yeaseg weunSuequag [rrapuaf wsery auc, (oo) ‘anog) UEYEaDIAg Sued [rsynae ueumiareg nege Gensou eqaas Hues ueie(esad ueiiap ideySuopp Sars uaspom Burs isepomoye svayysey eXuriposiny anaunusur yeph vXuneee¥usjoSaod ‘ppasyip — qepns Buek eaesjayjaed urFunp epaqog. ‘ezarna or wypyp mEsiMoyo song dastery umyeqepuad uelusp rest wied urea qaiun ueyyerpusmyp Hoek PSR SOY [ENGIS YepepE EISSE WEA “ULL FEY, aeFung tue[e teimisasn: yun qednBioa eismuem qaquiou ef8ugos uelunySuy, aep aige ueRuop yeyiea eXuseyepip seuAnye cueanp ‘adangFay uosesvesssq Sued vyestauied yongos wexedaanu ERpuos vIespQoyg “eIPsEMOyS Ese AEy, mens uefueqaiatiod app réeerey deyste] uoutgy2 eI] ery e1ues “isepAyats aMpel ‘urnelnpiuod urryeuad “eeyaeqtacsyp aedep Baws sag euy vep searsnye uEparquarstkeom Buck ede cursuss gepepe rar deysa Tr yeiop erty Mneley eyo, Hens eer ymuoq up pweyy yedes sear aye uep ‘seit turpep inlaey yigoy ueyTurquayyp wepsin dosuey “arydei up yep Bes pty cates aenfar eped noviuous Sued uSuequoSuod dosuoy qydsp urvaroussed deyer epeg qeny Sued peak yey yuan ede eynono istionod corenp “qedea paep exro1s suajod aye muon ueye nejayzop ese eresimor.y yedey ueSuequiofuag eq deysury uresoc] wep ueeuwsuadag EE vieluoar mele edorspuaj poarsew eXuSluncod depeysny uempesoy revepsuruod avqipipwod aeqpsoquiour ynzun ededn wileqang ‘ue urereauaaed deyor wepep ‘uerueop ueSuogy Tuy Sued Grszosrpouy pynurow Furs eaeFou peBeqas jeeoyp esotiopay wimniuou: Syeder ip Grssoarpeug vflefuow ynmim esudunuad depeqsos ueyyeserp yedep eSnf yay ueSunyduy vex¢prpasd ‘mar Surdueste, nqasion reduroy yp ueavere uureiSoy paep Suvlued narequiaw win] enfyeyos Suusnpir uyp wyezesseun vyfuel wepep ueuessaya Suempresin nyepiod pynueBuodwou redep erestmona UryEpIpuag “Iseaaosuoy, depeqaor gqapod yeqay aun weerest eyesn oysen uespeyuusW wavs ueSuop ueSunySug depeqan jaisod Sued uepesioy uerelSox ueynyp[ous yRsun uvaveresyss yeleduon: qedep urydeseqip eresyavoxy jewndo eaeoos undueqrp wdop suapragqogers card ep ssouorwsin goamew sede FunfuaSuad upp vjora8ued eq uedunyauyy eusSusar ue pipuad urysoquiour asdep ynaun ceyqeeyp end yedep weyderempp rresimoyo uvfuequnoBuod iSeq deysue] weewraarag sanwonpg Ayorstanosaay “¢ “(wsrner-sspus) Za SUOAUOY / esseUL IUPS.2g Sued ees uvesoy uryqrqasip Sues w efey coureferryoueoy seapUNy LEP mn depoyia jardin yederep veypeanuramu Presp nog ururedereyaursy uyp uy» navsey Ae paaquins efedn eq (ss09-097) eurp ueSeequins Isvaaassoy uryvqesnFuou: viestmoys uezerioy syesey ween toaey, ump tuppe edepinguans rsesaasu0 cURpEp est seyeardscus uep “eavens ‘qrrajsomiod sedisryad uryieyfuruour yroun qeyedip aedep Fue’ greunaye uryedniow wrestwoyy p “fumpurpyp Sued wee uvseany peeqas inyrip qpefusar umseseoyy mens smeys uNprysupoUe redep vyesIMOyD ureperoqoy “3 suernluep9p2oy tunsos qeyeaedseur ueesepinguucd zp rmoueys arBuequaiuod uefluap ier efepaoquins rsza.iasu09, ededn ereque (uvsBorg wowdoasog pup uotessesuay — BuiaosBorzy npedaoy wep nies qpjes unyedniows eiestoyy rarsas — ueqaeqsayod. ueumSaequiad urrafoud yrqosin aeSunySayy eped uegnqepp Bard cepeisoy, sensedey depeqioy urfunySuyy uendwewoy qepepe ueSunySuy | Sanqnp edecy -ueSung Suny yeures ryysoq rep (isodo Bu Sin3) wirye Bumynp wiry seiqeny ueyaeginduiout ewsinoyg -& anpeput une edepaoquins iseaaosucy Bey uelunynp urypoquiod: neydereqip efnl vresimoys, ANasior uese wey ip 1pelaoy edusnacgos Sued aHojoyo wSunyisSuny adSueSfuow ope yroun aarelrp nay aeqrqnsad aegeqniod unuen “yEqnsaq yea AMUN aryiamu yepa ersnaean Buerepap qepns Sued aeduar tavng yteq veduop awepelaag dear apsenn poxsos up BY “FO[Ig aq ueunySuq Bunz enutos ekumae seFoqoyo pansas umnfarjoysed (pel “warps estan wR wp Mos, ~ AWSPINLOA et uegeanjodusoune gedep eany *epe Suv uaeye neymuog pewediam ursaop eye ar urea i deyes eped venga uefuocy (ueuewiusysavupu) efinsuasajoad gind epoquog Burd uae ysseaou unyp 'rpoqiag Sued wee qasanyeary uBuap yeder deqag sas dieg wesendsy ueyLioqwuou: Qepepe deysue’] weeuroust.g ueiiog usp Sanuedaay rey meg apapipsiMs oq unsendsy uvytiequoy “5 sneey uewedecey ney ap wanpe edepaaquins jseasosuoy uvdusp oped. o2 Mp uvynfuepaysog Sued quovoys exeen reBeqos ueyedednup redep ruesimuyo eyper treyeredseu: redisnaed ueSanynp urqnpiowow vusieyy umsBuey cursos puouoya nyppd ipefwour qmiun qérnays reyearseut eq elsoy tmedurasoy, eynqaioue eqest woo fruonoy> eavsog “wFelor dey wexe urseaeyy GeLAso[oy PS os Isesaasaoy edeiq Mun uvyeun%p eBnl [ryor respar cee qayo redepyp Fived ueshemaenoy uefumunoy -rdurdeqos uep rope seeserjoy-ureserqoy ‘peyor weyesedseur eiepng Urye uesernsen aenepeBucd uexaeyduiuon syreraeu our uvye ran{ tray SunsFuepog ore vyestaneed qeduoy ueSunySury wep aeyeae doer aoySerunsusu weye esuey yepn {Jeyo] aeFeavssew umreqyod mar aM ay “iy abe MOY Uesemey ordueq waoBuod uehaop peduraaos ey svedsotu eq Buraasual swosur urieySeiusd ppelon wdep unydeaeyep uenpeunp ertiaagy eXureSeqos uep uesency seasosuey eer Smet roqaued euas keamestn weBuop ueSungny cep aesewras eduqequienzoy ‘ueseresian emegp Sued uunqeqasuad Test SunsBaey yepr yeryreus aryuepas esurptieqas any sep eiesin vacsesesd eneacs weemaXuad ‘uemeyesiss wegnangy, Bueieg-Sueseq wepenfiad ‘eaesrwora ueseaey ueajojatued exjep uereqip toro SSunfanduod depeysoy weuedeyad wexepay uuejep eydoad joo) weaegep sino yepepe rey cxegue sioghyo ip redep ucx peqewsseus ueeqy29194 yorues edesogog aedwaios reyearsseat wpedoy Sunsiney Eph vep Tunstiany veejucus ueyraqeaace qedep aeydereqip rizsimoya uerer oy avSe Sumea aeBuap wey yp snsey eyeu Seestmoya deysury ueinequtSuod pap ueSaoq, swypaedseur efepng uep pesos veneer uveursuaiad weep ‘ey ‘ueqe] aexrputoday ueqeqnand ehapelan yeBoouour evurgos ‘jexoy eXepaquins wuored geSavguaw yar wey oy avp eye] aeyeastseur Seq weejaeruty rwTues eesimoyS terdoy iezeouour ‘eyEsT MOyD urSuequisfuod weep 2005 ssazans uep aeueprSuad Seqaag peqoy wyeressem npedoy reeprew uequoquiows redep ent punfunsyad yqedey eunSSuod ehenyexeyos neve a9ea resendoy seq weqalinap u/epDs dhpuin] sursaia qengos wep popedea ieiiueg -wwaSuad dosuoy yengos syaposuy Px wwypiodspa ynjan yorfaomsag “p “aeynseysodlp yam Sunuad Sues pey ypelavu snaeq ring ‘drysury uarsisoya astuceugsoy pyestatong qedey ueSuequaiuog eq deysuey uresac] uep uezueatoang SERTEpUOUL GET Bucs ueSuegucand cep ureueausiod ermep anfae) yepurp njiad eSnnlucjas are [1 zequseg vped veqyip yedep aszmop samy wop wastano] jo;arsazng “westanay 2uHAD4y Fy prxvoy carp eapor Baek ewes_acya usSeequiafund ekedn pensnyy “ries soya neseatey Wepp urxuequoyp uexe Suck ysepyays ew) wep aeley vey “Buena |sruoz eprd dnyrouow Suek ‘ryesioys uesesry yeRegos topeBuequeoyip uye Hues yee eped deysuny eurouar wengquiom euepep aeerynuod uesepuey rpefiaut snsey enuos wu) [ep wey etdunrp yedep peoo] yeyeressrw ypedoy, uryeysdiagoy eCuyepuoa vep ‘dexsaxy aeuersaprd ceynye|au ynyuN avsepesay efuyepuos ‘weye ekepasquins depeysor neqipspiag ieipodsya yopo aeyucoip Surf vsouogey (p mest aeluequiosuad reileqaag ‘sererp anqaszy esimoya aouequiouod ruey raistpeaed eysen yosuopreanyy reSeqaog aripgacu ueduacy -yeduatos edepng wep eepe ueduop reqrqessoq Suet aewSny cexnpeuconendecan “nye [29q aepe arp dnpry vjod wregewow ‘nedey nourefearyoueoy wep arepe véepsoquins sspyinsimy dopeqeny uwawresimoy> cued ueeReequod aep mrepesoy usypesiiagac aedep any redepioa Bue vielq uep vey eustcuay tiesimoyg “edumegiceysajaur SueyuySumuawy oye! maos yedes aceyep weleqaoq trelejaduions weqyeg nyperodune (Say wihues duane Har ue ames Mua, ages esta, aepeBoy eanyep ecuesares viagsoq weye UEyEpULy snsnyy hearyruour yeyan entiog urs ay Tovrep eyaaoyy “Tpas Yep Bucs Leamesyat UEyBuerepuot GepDD (aeHT eats Aey wenger ueyyry uesnyea jeBunfaour edu feBeqos) vay uy enuag fsuotod rueunrdeq uryarquinSip sedep easy wieqos uemensys ered uepeypsy eq yeny Sued yuraad ipeluow aedep Tur Yyouaeze wyene see ueynyeyp npiod uepieysojod vedn eBFuryog “ray we weyesta. eq aenq Sued yruey eéep qengas ipeluow wey sposyo nee uryoandoy weaver Surf mioig siuo! eBequaq mere axeye rusurougy-eaourous] “we[e Ista r9suNy] depeqios fun dayns ueynpodoy ucluop aeacresin yeppe eduumun eped epeseacox eye reqypion Bued ce seyest Ay Burk urdesey-vedesey upgpjour upunua meyer ueqyEE MEareres{an yoya newnyturp Fued ede ueSuap rensos uequyfiunp uununuH ueyre weyp Fed mensos eeios ryiqede wedvosay ueye uesendoy “eyestmoya uewepeuad ueye uesendoy vedepsoy uinuin satzos une ynepad reBues ueatvrestas dypas uesendoy undnegea, “ror unnejeueouaup we Sued vyestaoys SeSeADY Tp SOTATTYR ueyNyLjoUE euepep Sunfunduad pep exvendoy edeum selec rodns uepyntopes 2eNq’p sTaRE, ANqIS!9 uveuestacog “tr resi moya uTuequofusd senanye neve zen tpelaom ueye Fark edeps hep cui Sunfiniuad yaya Wop Hoary ~ FINSTUNLOMT EKOTURISME ~ teort dan Proktek Tabap perancangan adalah tabap akbir dati proscs pengembangan lanskap kawasan ekowisata Produk yang dibesilkan dari tabap ini adalah gambar reneana tapak (Sue Plan) Teugkap dengan render untuk setiap elemen lan fasilitas y. ng ada, rancangan decil, potongan, perspektif, serta reneana anggaran biaya (RAB) dalam bentuk tertulis. Raneangan detil yang dimeksud disini mencakup detil konstriksi bangunan, fasifitas, serta detil penanaman. Hasil ini harus sesuai dengan tujuan utama, yaite niembuat suatu perancangaa yang mengacu pada konsep awal, jadi peraneangan yang dibuat tidak boleh menyimpang dari konsep dan perencanaan yang telah dikembangkan pada tahap sebelumnya Untuk menghasilkon suacu karya lanskap dengan kualitas perancangan yang optimal maka perla dipahami clemen dan prinsip disain pombentuknya dengan tidak hupa untuk memabami bagaimana elemen- clemen lanskap nya di tata dengan menggunakan prinsi-peinsip disain tersebut. Dengan demnikian karya yang akan dihasilkan diharapkan sceara_ckologis sustainable dan sceara estetk memiliki nilai 188 keindahan yang sangat tinggi. Pocensi estetiks alamiah pada kawasan Nerural Landscape pada simunnya sangat tinggi, baik dari komposisi horizontal: maupan komposisi vertikal bentang alam, Narun demikian, jika kawasan Notural fandscape tersebut akan dikembangkan sebagai kawasan ckow sata, maka pada tahap perancongan ini upaya untuk memper tahankan estet dengan intruduk: a alamiah harus elilakukan sain yang menyelaras kan dengan potensi estetika alamiah setempat. Hasil perancangan pada suatu tapak akan dapat disajikan secara spasiat scbagaimana Gambar (2, Gambar terscbut tidak timbul hegitu saja, melainkan scbagai hasil dari suaru proses yang bertahap sejak tahap inventarisasi hingga tahap per ncangan. Secara lebih terperiaci clemen cisain apa saja yang harus dlipahamé, serta prinsip disain aja yang perlu diapikasikan untuk mengabsilkan karya Tanska 1 yang optimal bagi pengembangan ckowisata, akan disajikan pada bagian berikutnya. Perencanaan dan Desain Lanskap bagi Pengembangan Tapak Ekowisata 157 SITE PLAN | ‘Gambar 12. Conteh Ste Plan Sumber: PERENCANAAN RUANG TERGUKA HUAUKOTADI KKOLO MELALL AGRO-EDU-TOUNSM DAN HUTAM KOTA APP ese -ASATARIR COMED De 207 (Oring fy Vare-DeGLAaen Laat 8) eyesimonig yedey ueSuequrasua,. 1eq deysuey upesaq wep uveuEsuaII gupeods Tues sung ueFaop ueytunoy pyfiaiau Buet indus) rpeluour 1 ee redep Sued rods rods eped ueqsypegip wedep dcp ee pangasson Hn, UdUL [> Uerytap eT oy (ey ueiuesarsoad 4e yong csp iauunps wryyafunusUEedep ent Syedegas peare epee urieyeansand soyjays nypys sieepeasepay “euurey uep ‘Funang ueyeureiitad yeder rpelusur yedep duvd yeder * t ! 1 yoden exupesjet Swat, iso, py macuy Suck yede eped poze dows qnn-qun ednung yedep yerpe exueserueiy wesiwoye yeder qenqos arepep [ey redep Bee\ioq ML[IUE ury! aideyonp JL vduaog auestp wouoyy “ujes|q ueUse)y legs 2 1p year Aistrnd ueyrenysadluroe aesyp ape edezogog epro wrytur uatestp ds Lop viesimoys — ueFuequosusd Seq edna woryitiopox Zueauesap ueye Mgosuar uaarya wh qaogt “aMasyor a sip Insoq) uresip usta esufunuod eqyequurtiont (2661) NEE (9007 "wEZ) pans ep eutoae ‘edges umsyar “eEN urp eurem Synguag ot tymquag | ie yn uowa[> undyout Bucs jammnoye urtiequmiuad unyep Jursuenp rege Sue apesyp noatiapa-tiatugj reuaBusue aeyieanp wey cafiered epeg rnyung f COS6D “PIED UEP (CONT) ‘SpHOMES, gel) turwYry Z) yeder ep stopoyo gecko ueynequodiuaus Sues ecuueSungstary aernfurjsoqoy disatad diswud deperpion d ueyunyeviodiuons wefluap aeynyepp vedep wenepiod Tadwessp eyo et mresicoya ue Suequisl see weqnyepp npiad quest disunsd arp uresip dour depeysor ueuieqewod wesreyTuiuaue graun efedn refeqiog vyeae tm yay sku admoxpuny jrimpow puoted uryjofuouatt Suet mea Woy uesemey qenqas aefurquiatuad i3eq eseig £00} ued seHANvosy UEP oapt soquins rpefuaus redep wigye pyynunp Bucs eynoase eke. Senaneary ecep iseadsurfuou wiepe WeYMifG Lep yluedac cuts ruin pqureSuows uRuap carpe nep see|o4 sosuad vXuueynyeyip aedep quiepe wey ueselepaquod sosoug “Isusaapos refleqag rm 1 tursos ueselefaquiad jopepaur xLeq “Wie Surao exary uep ae cep nye, myejaur eSuurgerdionp Burs v -eSaey ynyefour undnent (Huedew) Fans oq yeep extresereyp usitiap wexnyrity redep yEsruour cep fey Tues wesip eae Spey teHeqaog. ineeja. mens ueyrdiouat ymiun viedn reBeqaatt epe yopas ued ejod epee 1 yepa eiesimoya uelurquiadund eSSuyyos + ed uenaeye estuenu ueyuoquiou ueye uetueouesod sosead eXuepy “uryNyEp ueyr erestavoya upsemvy releqas ueyBurquiayip Uryxe Furs yedea uep peiapuou eaedas sey NeEMy dupe ( deysuey neve yedey ep uressp peop usp apn wBeqaoq eyeur “reer degen P| 3 teitauou wueyepuans eseros Leyesip eye eXmuejepip curcap uefluesursad ane ueynyrpat ustiap fewstnory westmey uetuequmsusd pep esvsyeuyy yepepe ueqnyrIp snacq Tues aqye eyed eye ‘Seyeip uegqieamp eaeaaeReqas peppy Yea py fr P Yel wk sosand 107 Poy Mpa yeproy YYW wep UML ~ AWSRINLONA 6st ucseaey eped eyeysmoyo uelitaop epoqioy “Gob aq) uipuosi yuiey exep ipefuane ypyod wep ney eHALH weuROp eyou SuvfunimBod yesowp ip ueySavquoyip uvye Bes eieseaoya ursearey epeg ‘ueys ip edwaeyerjad yoo ueymuanp aeZus Tesoro uesetey sped aeyapoysp Sues yUILPe PLULN-PULEAY “ERESLOND UEse Wey ueBuroursed yengas weep eXusisoduioy ueyneyiodip ymun Bupsod yeBues Fuel Try ueqednaony eal ‘eases towayy [seypaq, esueearouecod apie urqnyeyip rave edep uep usp uveurousied snacy (B8un yfues Foes eqnansh rept pppracour Fue d aeymaag tee -oydsyafua ymun eedn ‘eXuueBuesueasd RUepEp eyeAE ye YUP] “ESTABYD UEVENEY eped ueyjdumyp redep Burd een wyeae nies qopes aeyedniour “HSun revues Fuel pynanss wpe yy YEAR BAe ursjnatiog, ueepaquod edrepe reqrye jeruczseq 240905 eqesi Moya uPSAPS, Fp VN pur] rego Sues veymuog unduew ‘(azofpury) upyep reymiuog weepaqaad eXaqpelin ypeystas pavgas avats yranquiaen Bars ydlestiodon ueseqnpffaoi Sued Cure nee uesSSujroy urepaqacd avqiye yoniagio Seed weynsuog eq Soesiwoys ursemey yp ureliex yeSeqiaq wuepep aryapey:p wdep yraweg wawory resimoye ueBueduesad weep Sep UAW EL IeqIER ears} moyp uesemey qenqos wHeqos ueySuequoyp ueye ued yedea eped eqns rp weyaeyBuyuow mepep veradiay rues Sued equucinp ursay urypoqaou rngssior uoyod uEEBunay weeprqiad ISSuy Feonbusar Hues woyod. uogod yoyo qetureye extoas yaauaqay eSuumum eped prado star8 sro nar reeqasuny yedea aveaeyyoud uep uereueiuad uererioy, euvars legos eqestnonfa ueseaey Ceejep RIE urynyejou man qedey nfnuow uvesepiray isepyars uepel undnent ‘epsiaeys urseatey eped yederas anyel, Haodas yepepe pemue strony, sped wegyde yoyo py jeitor prop sue ednusy eq “eres woys 19a stuvB undavar uzseary ueSucsdvsnd gengos weyep woudl Ce) aequep) s14ep,, maMayy fo pefiepang exepep weyypryp aedep niesimoyg qudey ueSuriiiottuag Seq deysuey utesac] Uep MePTEOUDIa, Perencanaan dan Desain Lanskap bagi Pengembangan Tapak Ekowisata ckowisata, Pada ekowisata yang dikem- bangkan di pegunuagan, maka aroma dari feavw, don dausy alami merupakan hai yang memberikan kesan sangat berarti bagi peagunjimg. Kesan aroma yang ditampilkan pada ta pegunungan memberikan nuansa vang berbeda dengan ckowis akan ckowisara yang dikembangkan pada ckowisata pantai. Di pantai, aroma iaut dan ikan menjadi hal yang menarik bagi pengunjung. Flemen ini pada umumnya dibadirkan sccara alamiah «an sulit untuk direkayasa oleh bahan buatan manusia. Untuk itu maka rancangan yang dlilakokan harus ditujukan untuk memanfaatkan aroma iui secara optimal, Pada aroma yang kurang kondagif, maka upaya meminimalisir aroma dapat dilakukan clengan berhagai treaement, seperti memberikan buffer pada tapak. Flemen Suara yang ditampilkan dalsm Kawasan ckowisata merupakin suatu hal yang sangat menarik dalam sebuah kawasan acturad landscape. Suara kicauan burung serta sehut-sahutan satwa, gemercik ai gesekan dawn, serts desiran angin, macrupakan komposisi harmoni dari musik alami yang memberikan keindahan yang sangat tuar biasa, yang tidak dapat ditira och kornposist nmusik dan clat musik spapun di dunia ini. Komposisi alamiah ini dapat memberikan inspira kedamaian dan kenikmatan batinish yang menjadi sumber energi yang sangat baik bagi pengunjung dalam menikmatt suasana dickowiseta. Kenikmatan symphoni musik alami yang dihadirkan pada ckowisata pegunungon akan berbeda dengan komposis soara alami yang dibadirkan oleh kawasan pantaf, yang menghadirkan suara gemuruh statu rasa ombak dan percikan air yang menyapu pasir dan menderw Karang disertal suara angin yang bertiup meagguiung ombak, Komposisi alamiah suara musik pantai memberikan rasa keineahan dan kesun yang sanyat berbeda dengan komposist suara yang dibadirkan di pegunungan alizan baru Komposisi suara ini menjadi suata kekuatan tersendiri bagi pengembengan sebuah kawasan Natural Landscape, schingga dapat menjadi hal yang menarik dan harus dimanfaatkan secara optimal dalam perancangan kawasan ckowisata, Dengan domikian, berbagai elemen yang telah discbutkan diatas, harus dikomposi an sedemikian rupa dengan menerapkan prisnip-prinsip disain yang ada, agar upaya untuk mengeksplorasinilat estetika dari kaw an ckowieata dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya, dan menjadi hal penting untuk diperhatikan dalam pengelolaan ckowisata Prinsip Disain Setelab pemahaman terhadap clemen ebsain tebh dikussai dan diterapkan pada tapak yang akan dikeinbangkan sebagai kawasan Nutural Landscape scbagaimana diuraikan diatas, make perlu dipahami upaya pengkomposisian clemen-elemen disain tersebut dengan menerapkan prinsip-prinsip disain yang ada agar upaya untuk mevancang kawasan ckowisata yang baik dan berdaya guna dapat dilakukan dengan scbaik-baiknya. Beberapa ahli mencoba untuk menyajikan berbagai prinsip disain scbagaimana yang tercantum dalam Tabel 2 “61 EKOTURISME ~ Teor? dior Praktek Tabel2. Pansip-prinsia Disain dalam Landscape Design Process. Zain Rahman Theme Gradation Contrast Unity Balance Scale Emphasis Focaii Balan Bapak “Arsitektur Lanskap Indonesia”, (alamarhum Zain Rachman), yang merupakan pakar dan pioneer dunia Aristcktur Lanskap di menguraikan 4 prinsip disain yang harus Indonesia, diperhatikan dalam peraneangen Lanskap yakni pentingnya untuk menentukan “tema utara” dari disain yang akan dikembangkan, yang tacliputi tema alami forganik) atau mengambil tema formal (grid). Penentum, tema sungat ditentukan oleh keinginan user dan daya kreativitas dari perancang lanskap. Bagi pengembangan kawasan ckowisata, maka “tema alami" merupakan hal yang harus dijadikan fandasan bagi perancang Janskap ckowisata, Disamping itu, maka penting pula untuk memperhatikan pentingnya “Gradasi” dalam. pengharmonisasian clemen-clemen disain, dimana hal ini untuk menunjukkan sdanya Simplicity Rhytm Proportion Unity Simplicity Sequence Proportion Scale Emphasis ization interest ce Balance Harmony Kontinuitas dari sebualt karya disain lanskap. Tema gradasi dapat ditampilkan pada perbedaan ketinggian tanaman bhutan dari yang sangat tinggi hingga tanaman yang semakin rendab dan tanaman shrubs atau semak, Disamping su gradasi warna dapat ditampilkan pula dengan perbedaan dan sagan tanaman yang menampilkan tanaman dengan daun warna hijau_ tua hingga warna hijau terang, Adanya gradasi pada schuah disain actalah untuk menghindarkan kebosanan pada sebuah rancangan Namun demikian, pada svate tapak telah memiliki tema dan gradasi tertenta, perlu puls dirancang sdanya “kontras” sebagai sebuah titik yang orenjadi “Point of Incerest "dari tapak. Dapat atilustrasikion pada kawasan chowisata gunung, pada saat pengunjung menikavati hamparan hijauan pepohenan nan hija membentang, pada

Anda mungkin juga menyukai