Perencanaan dan Desain Lanskap bagi Pengembangan Tapak Ekowisata
Perencanaan dan Desain Lanskap
Tapak Ekowisata.
Oleh
Alinda FM/.
SISL-KISE
Konsep dlasar dan pengertian tapak, dikotomi, clemen-clemen, dan tata nilai tapak,
konsep dasar dan pcndekatan-pendckatan desain, kaitlab-kaidsh yang perlu diperhatikan
dlalam mendesain dan mengembangkan tapale ekowisata, dan contuh-contoh pengembangan
desain tapak ekowisata.
PEAIDAHLEL
Pengembangan ckowisata memerivkan —pagaimana aksesibilitas yang ada, serta
sebush pendekatan dengan upaya pagaimana upaya promos! yang hares
pengembangan tapak yang optimal, dimant —qijakukan. Tiga faktor pertama sangat
eksplorasi terkadap potensi wisata — rorkai: dengan percneansan pengembangan
dilakakan dengan suatu pendekatan yong apak (ut plan) yang ada, ike atakal yang
tetap menjaga_keseimbangan alam disajikan avlalah potensi natural landscape
slisamping — diperolehnya — upay& — sementara itu upaya promosi merupakan
peagembangan potensi estetike yang ada. fal yang terkait aamun tidak angsung
Schagaimana kita ketahui, pengembangan
menyentub dengan tapak.
ckowwisata sangat ditentukan oleh beberapa
Atraksi yang akan disajikan dalam
faktor diantaranya adalah bagairaana atvakesi
" “ ckowisata terutama berkaitan dengan
yang akan disajikan, bagaimana fasilitas
potensi alamiah vang dimilikinya, seperti
sarana dan prasarana yang tersedia, ,
acyEKOTURISME ~ feori dint Praktek
potas lanskap pegummgan dan hijaaan
yang berbukit bukit hingga hamparan pasir
dengan deburan ombak yartg bersahutan
dalam luutan yang bir membentang.
Dengan demikian pengembangan ckowisata
pada hakekatnya sanyst terkait erat dengan
penataan hentang alam yang tercakup dalam
sebuah kawasan Lanskap. Dakua dasat teori
Arsitektur Landscape, dinyatakon bahwa
penataan bentang alam harus dilakukan
sesuai dan sclaras dengan kapasitas dan
keindahan lingkungan pembentukaya, guna
meningkatkan dan melestarikan nilai
habitality, kenyamanan dan kesejahteraan
bagi kehidupan— makhluk
menghuninya.
yang
Untuk itu, ketika proses analisis terhadap
tapak akan dilakukan bagi pengembangan
atraksi dari keyiatan ckowisata, maka perlu
dilakukan beherapa penilaian terhadap
lanskap dan tapak itu sendiri, yang
berkaitan dengan scberapa besar sumber
daya Tanskap yang dimilikinya, baik ita
sumberdaya fisik maupun sumberdaya visual
yang dimilikinya; seberapa besar peluang
tapak akan ditimpa bencana alam, baik yang
alami maupun akibat perbuatan manusia;
upaya menyesuaikan pengembangan
ckowisata dengan kondisi fisik, iklim dan
viswal yang ada; dan melakukan prediksi
terhadap dampak aktivitas manusia terhadap
alam dan lingkungannya bila ada seandainys
pengembangan ckosvisata akan dilakukan,
Sebuab beating alam atau landscape
dapat dikatakan sebagai suate Good Landicape
134
ketika sceara visual, cksplorasi terhadap
keindahan dapat dilakukan secara optimal,
disamping upaya pelestarian dan preservasi
terbadap nilai-nilai historik dari tapak dapat
dilakukan baik, (rermasuk
didalamnya pelestarian terhadap sosial-
secara
budaya tapak), Kemudian suatu tapak dapat
diniliai sebagai good landscape ketika
komposisi fisik, berupa benrakae atan
ropografi dan bentuk fsik lahan bisa
menimbutkan suatu kesan alamiah yang baik
dan terpelihara bentukan alamiahnya. Pada
akhirnya semua karya diatas akan
sempurna, ketika manusia penghuni tapak
dapat merasakan amenity, yakni kenyamenan
manusia terhadap alam dan lingkungan
sekitarnya.
Dengan demikian, untuk mencapai suata
pengembangan ekowisata dengan standard
good landscape yang optimal scbagaimana
diwaikan pada paragraph diatas, perlu
diJakukan suatu kegiatan analisis dan
perencanaan tapak yang bail. Hal ini dapat
Gilakukan jtka herbayai proses yang harus
Gilakukan dalam kegiatan analisis
dapat dilakukan secara hertahap, mengikuti
kacdah proses berfikir yang sistematis
tapak
Yulisan ini akan diowali dengan uraian
mengenai tahapan kegiatan analisis tapak
yang optimal dalam pengembangan suatu
kawasan ckowisata dan diakhiri dengan
penyajian prinsip-prinsip disain tapak yang
diharapkan akan dapat meningkatkan nilai
tapak itu sendiri dengan penataan mang
yang memiliki couch kacdal-kacda chulogi
dan prinsip-prinsip estetikaPerencanaan dan Desain Lanskap bagi Pengembangan Tapak Ekowisata
ANALISIS DAN PERENCANAAN TAPAK
Pengembangan tapak untuk ekowisata
sangat ditentukan oleh kondisi landform dari
natural landscape yang ada, dimana
pendekatan pengembangan tapak pada
kawasan pesisir akan berbeda dengan
pendekatan pengembangan tapak pada
kawasan pegunungan (Gambar 1), Untuk
itu pemahaman terhadap karakteristik
ckologis dari masing-masing kawasan
sangat dibutuhkan dalam upaya
pengembangan ckowisata tersebut, agar
pengembangan ekowisata yang dilakukan
tidak bertentangan dengan kondisi alamiah
dari tapak itu sendiri. Peningkatan feel of the
land merupakan kunci keberhasilan dari
sebuah kegiatan perencanaan tapak,
dan hal ini bisa didapatkan jika telah
dilakukan kegiatan analisis tapak yang baik
dan benar (Simond, 2000),
Gambar 1. Landtorm dari berbagai bentukan tapak yang dapat dikembangkan sebagai kawasan ekowisata
htto//geoscape.nrcan.gc.cafnanaimo/images!
‘Sumber :
i
135EKOTURISME ~ Teori dan Praktek
Hasil analisis dan perencanaan yary
semparnd akan menghasilkan suatu karya
dimana selain
design lanskap yang prit
akan tercksplorasinya potensi lanskap
pengembangan ckowisata, juga akan
dihasilkan suatu karya lanskap bernilai
estetika tinggi yang dapat membertkan
kepussan bagi pengguna tapak atau wer
Dalam teori perencanaan lanskap sendiri,
keptiasan wer merupakan hal yang angat
peating untuk diperhatikan. Secbuah
percticanaan lanskap akan berhasil jika dari
ayal sudah dapat ditentukan sasaran dari
user yang akan memanfaatkan landscape
design vkowisata yang akan dikembangkan
kelamin, tingkat usi
pendidikan dan latar belekang
Perbedaan jen! latar
be
sosial ck«
ar
nomi, akan memberikan penilaian
) berbeda terhadar
ie
’ hasil karya
Arsitcktur Lanskap.
Analisis Tapak sendiri adalah sebuah
dilakw
meng:
kegiatan yang mn untitk
nalisis dan
menginyentarisir,
mensintesis clemen-clem
2 yang terdapat
pada tapak, baik clemen fisik, sosial
ckonomi dan budaya, untuk mene
peruntukan terbaik dari tapak. Seeara
teuritis, setiap tapsk deng
karakteristiknya memiliki kemampuan
tn segala
ideal
penguumaan tapekaya. Dapat
diambil contol
pada schuab kawasan
ckowisata, ideal dari
aka pengau
tapak yang datar adalah sebagai tempat
sementara
pe unan shelter,
pe
adalah sebagai arewa panjat tebing.
Dd
hakckatnya memili
aban
ggunaan ideal dari tapak yang curam
mping itu setiap t
k pun pad
potenst lain yang
dapat dijadikan alternatil penggunaan wpak
Misalnya tapak datar sehagaimana ilustrasi
diatas, d
untuk digunakan schagai tempat shelter,
memibiki pula penggunaan alternatif untuk
akan sch,
mping memiliki potensi ideal
an
yal we
dapat dig ome gate dart
suatu kawasan wisata
Dengan demikian untuk
chentukan penggun
pen
akan dikembangkan sebagai kawa
ckowisata, perludlilakukan kegiatan analisis
terhadap data yang cikumpulkan cari tapak
dengan terlebih dahwslu mencn
dan tujyan dari p
ckow isata
dapat
n ideal dan
ggunaan alternatif dari sebub tapak yang
kan fungsi
ngembangan tapak
serta pemanfaatan dari
pengembangan tersebut, Hasil analisiy data
terscbut, akan menjadi sebuah karya pra
rencana, dan sverupakan basil sintesis dari
tapak, Seca
a teestruktar bal ini
diungkapkan dalam Gambar 2Perencanaan dan Desain Lanskap bagi Pengembangan Tapak Ekowisata
—___+
|
"ideal
| *Altematif
—_—+|
a
Fungsi
Analisis Data
Manfaat yang akan dikembangkan
dan tujuan
|
Hasil analisis deta
|
Sintesis > pra rencana
Gambar 2. Tehapan Xegiatan Analisis Tapas
Inventarisasi Data
Kegiatan analisis tapak, «liawali dengan
pengambilan data dan penghayatan tapak
terhadap tapak yang akan dikembaagkan
bagi Ekowisata.
Pengambilan data meliputi data fisik dan
aon tisk yang mempengarubi tapok.
Informasi dipercich dalam hentuk data, baik
sebuah — kawasan
data yang didapatkan melalui proses sunay-
Ispang, maupun studi pustaka terutama
literatur yang terkait dengan
pengembangan ckowisata baik di Indonesia
maupun di luar negri. Data primer
diperolch melalui pengamatan langsung di
topak, mengamati keadaan wmum, visual
tapak, aksesibilitas, pemorretan, dan
sawancara clengan pihak pemerintah kota
dan instansi terkait Iainnya jika divass peru.
Survey dilakukan untuk
mengetahui keadaan tapak sebenamya,
lapang
tnclalui pengamatan terhadap elemen-
clemen lauskap dan berbagai data
penunjang lainnya untuk penentuan patensi,
kendala, amenity, dan danger saga! patla
tapak. Data yang dikumpulkan berupa aspek
kb
» yaitu data Jokasi, htas, topograti,
WFEKOTURISME ~ Trevi dav Prakiek
geologt dan tanah, ikiim, curab hujan, subi,
ngiit, kulembaban, keadaan fora dan foune,
hidrograli dan hidrologi, fasiitas, serta data
sosial dan ckonomi masyarakat sekitar
lokasi
Untuk setiap clemen lanskap yang
diamati, terdapat indikator-indikator yang
harus di inventarisir, Pengamatan terschut
dapat dilakukan dengan menggunakan
tenaga abli dari berbagai disiplin ilmu
terkait agar terdapat hasil inventarisasi
yang maksimal, maupun dengan me-
manfaatkan informasi yang dimiliki olch
focal people, yang Ichih pabam akan kondisi
tapak karena wemahami karakteristik
tapak secara turun tonmurun
Sclain itu, pada tahap survey lapang ini
juga akan dilakukan wawaneara dan
pengamatan terhadap peagguna untuk
mengetahui siapa yang akan menggunakan
don cara peagganasanya, kebrasaannya, pola
tata lakunya, serta apa yang dibutubkan
sccara fisiologis maupun psikologis agar
diperolch berapa pemahaman dari sikap
dasar mereka dalam menggunakan tapsk.
Studi pustaka diperoleh dari buku-buku
acuan, Taporan-Japoran pendabuluan, dan
bacaan lain yang berhubungan don
mendukung wpsya pengembangan kawasan
ckowisata, .Pemanfaatan internet sebagai
sumber informasi juga wenjadi hal yang
sangat berguna di era informasi ini. Contoh
kegiatan Inventavisasi tapak dalam
pengembangan ckowisata dapat dilihat pada
Gambar 3 dibawah ini, diantaranya yang
bersumber dari kegiatan Masterplan
Ekoturisme Pante Cermin Lamno, Ka-
bupaten Acch Jaya yang dilaksanakan oleh
Tim Takultas Kehutanan IPB. Adapun
berbagai data yang harus diamati disajikan
padaTabel 1
Tabel 1. Jenis, Bentuk, dan Sumber data yang diperlukan
~ Vegetas! dan sama
Jenis Data Unk Gata ‘Kegunaan
Brana
PLonas! tapak Letax, luas, & bolas tape Invarntarigans chan avait
~~ Aksesibilitas vanngan satan, fasilitas: Invertarisasi dan aralsis
tapas
= denis tunah denis tenah kawosen Amatiavs tapar
TFharetog: dan arainase | Kendnan mrcion! 8 dramese | Data tannic
“Yopogeaa dan Sh keunngan lahan
kermningan Date tanak
= then Cucah bujan, sun,
kolomoaban, kee Angin, lama | Analisis tapak
invara, lh
penyebaraa
Analisis tapak
= Struktur organisasi
‘Social
sKeacaan sosial tapax | senidupan esi! masyarakat | Data sosiat
sekitar
= Pengguna identitos. perseps. & Data sosiai
Proforens!
= Aktvitas dan SUmiah kegratan dan Data Sosiat
inten sites iersgamancye
Ekonomi
= Samber dana Intormasst Bate Ekonem:
4. —] Relernbagnar
“Sejaran pananganan | Peckembangan car waktu ke — | Data kelembagaan
Trane Yai waktur
Unit eraanisaci nerusanaan
pala kelemnagaan
128Perencanaan dan Desain Lanskap bagi Pengembangan Tapak Ekowisata
139EKOTURISME ~ Teori dan Praktek
ANALISIS DATA
Data yang diperolch kemutian
dikumpulkan dan dianalisis sctelah
sebelumnya diklasifikasikan ke dalam
empat bagian informasi, yakni informasi
tapak yang dapat dikatagorikan sebagai
potensi tapak, kendala bagi tapak,
kenyamanan (amenity), dan bahaya yang
mungkin timbul, Potensi adalah segala hal,
di dalam dan luar tapak, yang bersifat
bagi tapak dan
penggunanya, View menarik merupakan
salah satu contobnya. Scgala potensi yang
menguntungkan
dimiliki oleh schuab tapak sebisa mungkin
dipertahankan atau dikembangkan,
sedangkan kendala tapak yang bersifat
mengganggu ataupun menghambat
sebaiknya segera ditanggulangi
Pengembangan potensi tapak dilakukan
dalam upaya untuk meningkatkan fangsi
ckologis dari tapak terhadap kescimbangan
ckosistem dari tapak itu, serta untuk
meningkatkan estetika tapak yang
merapakan daya tarik tama dalam
pengembangan kawasan ckowisata
Sementara ity penanggulangan masalah
pada tapak dapat dilakukan dengan
introduksi tckhuolog? maupun dengan
berbagai upaya lainnya
Kenyamanan meliputi hal-hal yang
mendukung pengembangan tapak lebih
tanjut. Elemen ini perlu dipertahankan dan
dikembangkan di tapak. Berbeda dengan
itu, babaya yang mungkin ada dalam tapak
sedapat mungkin harus dihilangkan dan
dicari solusinya agar tidak membahayakan
pengguna jalan. Antisipasi terhadap
Hazardeous Landscape harus dilakukan sedini
mungkin, agar dapat direncanakan upaya
ynitigasi bencana sebaik-baiknya, Selain data
yang telah disebutkan, data sosial dan
ckaomi tapak juga perlu mendapat
perhatian. Dari data sosial dan ckonomi
akan diketahui keinginan dan rencana
pemerintah terhadap pengembangan
kawasan, kebijakan dan peraturan yang
terkait, serta persepsi masyarakat,
Contoh hasil kegiatan analisis tapak
dalam pengembangan ckowisata dapat
dilihat pada Gambar 4, yang diantaranya
bersumber dari kegiatan Masterplan
Ekoturisme Pante Cermin Lamno,
Kabupaten Acch Jaya yang dilaksanakan
oleh Tim Fakultas Kebutanan IPB.Perencanaan dan Desain Lanskap bagi Pengembangan Tapak Ekowisata
Manan 8 ISNILOd
SISTIVNY
uvanyo inane
Ave HaDV NaLvdngVy
NWT NIWUED INV
MRINLONT NVTdUaLSVA
dhlEKOTURISME ~ Teeri dan Pral
Hasil yang diperoleh pada tahap analisis
dikembangkan sebagai masukan untuk
memperoleh hasil sintesis sesuai dengan
tujuan pembuatan Site Plan. Pada tahap ini
potensi dan amenity dikembangkan
pemanfaatannya, sedangkan kendala dan
danger signal dicari pemecahannya. Hasilnya
berupa alternatif tindakan pemanfaatan dan
pemecahan — masalah,
mempertimbangkan dampak dari berbagai
dengam
tindakan tersebut,
Langkah dalam
menentukan
yang ditempuh
alternatif-alternatif
penggunaan lahan adalah melakukan
pendekatan sumberdaya/biofisik serta
pendekatan aktivitas dan perilaku
masyarakat; baik penduduk kota maupun
pengunjung. Hasil pendekatan in adalah
zonasi tapak, yaitu zona-zona yang perlu
dipertahankan dan yang perlu direncanakan
ulang
Output dari hasil kegiatan Inventarisasi,
Analisis dan Sintesis dapat disajikan secara
spasial, dengan memanfaatkan berbagai
tckhnik komputerisasi, baik dengan
tekhnik menggambar dengan Autocad,
maupun dengan memafaatkan tckhnik GIS
dan Remote Sensing, (limana kegiata
dan overlay dari berbagai data yang sudah
dikumpulkan dapat dilakukan dengan lebih
cfision dan akurat. Berbagai langkah yang
dilakukan dalam kegiatan Analisis Tapak
dapat dilibat pada Gambar 5
analisis
Hos! tewa
inva! 4
Sevnendalsecars {<———
dost :
asl bape Peagombangan
Komeprisrg. (&———|+————__konseo
cca Pereneanaen
tapak dengan pkine
dati, gamer rencana
peranamen gaat
polongat ganar
petspekat tusas, don
RAG tore
Pence |
Pemeliharsan
f
Gambar6, Tahapan KegiatanAnalisis Tapak
“2Keterangan :
LD «mieom
Bw Kemikingan 5-10%
eo
Lh kemiringan
(Ere
[RE] row terondan
Gambar 8. Contoh Analisis Topography dan Kemiringan pada Tapak
Sumber : PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA DI JAILOLO MELALUI AGRO-EDU-TOURISM DAN
HUTAN KOTA
~ SWSR.LOWa
PryAd UDP 14024,on
dry eped Sucuatior
se Ge puygous ymun yong yp Tues imdnews
yrjuepe Baek s1¢q *aseuoeap ueanpes ueBuop
jeuayyp neae aye urSuenquiad uranyes
1 yeder sisyeurTuaur ynaun esuBannasd
(6 aeqiuesy)
ueyneqiodunai
ynrun eftifunuod qejepe aye uvepop>fuad
weyyafanwan mn peLt
opoxpyy — uiorsys
uepep eduBupund yepesy grr Sed wey [eH
aeduuoros yeuourad
joytp Tues soup.
yo are uverpatusd exedn uewrysanuasy
urSuap undnews tursemeyyp redepaor
Burd youneye are crew ueyperueatou
ueuop yyeq ‘yrsaoq ate urysnpedusur
ymun uryeunfaodip Fed anaynaisesy
uy uerrpasaoioy eduBupuod Furia
sisyeur weqnyeyyp nod ur uniueg:
eursads wieirp urApanp usiuoc
ar ou
posiaioy euernan “eSUOY
wep ualitct
aes qosodap sruteq Bere¢ presi woyp meyey
aeSanpuyjisg
(eusunor ner
Cajqoup was) weynfuepaysog Sued ewesiyy Ch
Htustancy supe Gjeavowsontsue)
uoflanySuyp ynpod yeSues Sued eiesiay (¢
saiorfs Burszodddns
urSunyday yadqo
aorypssss03)
Bunyupuad eegos sea rosuoy cese weyy (Z
sfnspaniod
paseg vanwu) unepe syseqdog TICSTAL (1
amit *eyesINayp jaqepiog Suet wwaryefaod
uecegmed $ yetoBaour aryeqiadip
snapy ryeitt ‘eiest Woy ueFuwquusdud eq,
deysavj aeeuraus.od sosoad ucepep ueypaap
wefaag, “Pyol apnpusd uessayyelossy
ueeyauytonr dure: up Sanpurp
etiueunyduy Sued qureye yeaoep
oy geal Sects epefaod
ymorag mrens reSeqos eiesyswoyp IstuLjap.
aBuevang Fuel «
uryioqazour Suet (gq 1) arcs] urp
sone yoyo eal weyeymedoyp cur per
Youd WYP 14091 ~ ZINSTNLONDtse
weniny ueqedniom wep jueye yseur
Fuck reRunyfay, nese carpe Hog Soest
nyens tpe(ior yep emueq yepepe waeze
viespatied ueeioy nap ucqdeteyicy
qeavel
FuenQurraag Sued eyes eoBegas eesimoyo
har yepseaepas eye ueLYNap uPHaog
ueuepeSuod nme urmpooSuod uewysaeod
wirqas eduuelejodanone eal dear 2p
Aye GeArYoM YAN eIeM-reLEs
yepu Huerep Sued ueacgestn ‘iesemoya
WI,
eisnuvur
weepep fay eaasey
urepy weap
efuseriyas
urdaprysy
eseue meSurgmpasny wads
dopry aeSuny tag escesrqyadiar aos
ay eflaiyas
Seuney uep euoy) eAey!pouroce “wyCunsoy
‘ufaruooyy eeyeadisuoea “fasty fo fom ay)
dapry urseigay, Sepens ope ‘edepng sep
Hes URIBE wLytfourU ‘aelanpTuy wep
Tmeye OF YSeoy eawyy]oULOW “UeRULTPOpISIy
arn yeyp
akuad weyep eiestmaya eXusesep
urBuap raeneearS8aa]
eped vy: ‘eespaoga ucreriay, vprd
unyayeyp Bart manye uep wep ef
‘yeIsos uepseaasoy ep
nye exepioquuns Iseszosuoy depeyaoy yen
Fuk uountmoy mens ueyednacce cusaey,
qe ove! Suns uea9q Bued ueenye aod eSeqos
weRMEY!p raESTAOYD ME vUOIES, “TPIsos
ap “EUOLEy,
‘urdunyiey aeuneundoy,
riep yaquing Buel weuur weFequog ereaue
uenpediod ueqedesou eyes soy yeduroros
yeqeurssem uraedepuod uviexfuyead
wep weye réepasquims set uasuOy
eyrsn-eyesn depeqagy aeunyap wp
Sueureqenind ‘amyrpypuod ansin ueyeqHoUD
vBul ‘esuuuyepuley yeurymasuc ynguy
wepas pSuuenfn eurwip areye gpepmey vacs08
ypopyp Burs yeoep-peoep yp neve wueye
yysear Bue yesoep ap qeurBusideryag
Bucs exesin ueSuvqiusSuad japour nyens
reBrqos vyesIMOyD HryyseuTpuow *(gGVZ?
fofoy aryrg, usurmraedsq yeaseg
weunSuequag [rrapuaf wsery auc,
(oo) ‘anog) UEYEaDIAg Sued
[rsynae ueumiareg nege Gensou eqaas Hues
ueie(esad ueiiap ideySuopp Sars uaspom
Burs isepomoye svayysey eXuriposiny
anaunusur yeph vXuneee¥usjoSaod
‘ppasyip — qepns
Buek eaesjayjaed urFunp epaqog. ‘ezarna or
wypyp mEsiMoyo
song dastery umyeqepuad uelusp rest wied
urea qaiun ueyyerpusmyp Hoek
PSR SOY [ENGIS YepepE EISSE WEA “ULL FEY,
aeFung tue[e teimisasn: yun qednBioa
eismuem qaquiou ef8ugos uelunySuy,
aep aige ueRuop yeyiea eXuseyepip
seuAnye cueanp ‘adangFay uosesvesssq
Sued vyestauied yongos wexedaanu
ERpuos vIespQoyg “eIPsEMOyS Ese AEy,
mens uefueqaiatiod app réeerey deyste]
uoutgy2 eI] ery e1ues “isepAyats aMpel
‘urnelnpiuod urryeuad “eeyaeqtacsyp aedep
Baws sag euy vep searsnye uEparquarstkeom
Buck ede cursuss gepepe rar deysa
Tr
yeiop erty Mneley eyo, Hens eer ymuoq
up pweyy yedes sear
aye uep ‘seit
turpep inlaey yigoy ueyTurquayyp wepsin
dosuey “arydei up yep Bes pty cates
aenfar eped noviuous Sued uSuequoSuod
dosuoy qydsp urvaroussed deyer
epeg qeny Sued peak yey yuan ede
eynono istionod corenp “qedea paep exro1s
suajod aye muon ueye nejayzop ese
eresimor.y yedey ueSuequiofuag eq deysury uresoc] wep ueeuwsuadag
EEvieluoar mele edorspuaj poarsew
eXuSluncod depeysny uempesoy revepsuruod
avqipipwod aeqpsoquiour ynzun ededn
wileqang ‘ue urereauaaed deyor wepep
‘uerueop ueSuogy Tuy Sued Grszosrpouy
pynurow Furs eaeFou peBeqas jeeoyp
esotiopay wimniuou: Syeder ip Grssoarpeug
vflefuow ynmim esudunuad depeqsos
ueyyeserp yedep eSnf yay ueSunyduy
vex¢prpasd ‘mar Surdueste, nqasion
reduroy yp ueavere
uureiSoy paep Suvlued
narequiaw
win] enfyeyos Suusnpir uyp wyezesseun
vyfuel wepep ueuessaya
Suempresin nyepiod pynueBuodwou
redep erestmona UryEpIpuag “Iseaaosuoy,
depeqaor gqapod yeqay aun weerest
eyesn oysen uespeyuusW wavs ueSuop
ueSunySug depeqan jaisod Sued uepesioy
uerelSox ueynyp[ous yRsun uvaveresyss
yeleduon: qedep urydeseqip eresyavoxy
jewndo eaeoos undueqrp wdop suapragqogers
card ep ssouorwsin goamew sede FunfuaSuad
upp vjora8ued eq uedunyauyy eusSusar
ue pipuad urysoquiour asdep ynaun
ceyqeeyp end yedep weyderempp rresimoyo
uvfuequnoBuod iSeq deysue] weewraarag
sanwonpg Ayorstanosaay “¢
“(wsrner-sspus) Za SUOAUOY / esseUL IUPS.2g
Sued ees uvesoy uryqrqasip Sues
w
efey coureferryoueoy seapUNy LEP mn
depoyia jardin yederep veypeanuramu
Presp nog ururedereyaursy
uyp uy»
navsey
Ae paaquins
efedn eq (ss09-097) eurp ueSeequins
Isvaaassoy
uryvqesnFuou: viestmoys uezerioy
syesey ween toaey, ump
tuppe edepinguans rsesaasu0 cURpEp
est
seyeardscus uep “eavens ‘qrrajsomiod
sedisryad uryieyfuruour
yroun qeyedip aedep Fue’
greunaye uryedniow wrestwoyy p
“fumpurpyp Sued wee
uvseany peeqas inyrip qpefusar
umseseoyy mens smeys uNprysupoUe
redep
vyesIMOyD ureperoqoy “3
suernluep9p2oy
tunsos qeyeaedseur ueesepinguucd
zp rmoueys arBuequaiuod
uefluap ier efepaoquins rsza.iasu09,
ededn ereque (uvsBorg wowdoasog
pup
uotessesuay — BuiaosBorzy
npedaoy
wep
nies qpjes unyedniows eiestoyy
rarsas — ueqaeqsayod.
ueumSaequiad urrafoud
yrqosin aeSunySayy eped
uegnqepp Bard cepeisoy, sensedey
depeqioy urfunySuyy uendwewoy
qepepe ueSunySuy | Sanqnp
edecy -ueSung Suny yeures ryysoq rep
(isodo Bu Sin3) wirye Bumynp wiry
seiqeny ueyaeginduiout ewsinoyg -&
anpeput
une edepaoquins iseaaosucy Bey uelunynp
urypoquiod: neydereqip efnl vresimoys,
ANasior uese wey ip 1pelaoy edusnacgos
Sued aHojoyo wSunyisSuny adSueSfuow
ope yroun aarelrp nay aeqrqnsad
aegeqniod unuen “yEqnsaq yea AMUN
aryiamu yepa ersnaean Buerepap qepns
Sued aeduar tavng yteq veduop awepelaag
dear apsenn poxsos up BY “FO[Ig aq
ueunySuq Bunz enutos ekumae seFoqoyo
pansas umnfarjoysed (pel “warps estan
wR wp Mos, ~ AWSPINLOAet
uegeanjodusoune gedep eany *epe Suv uaeye
neymuog pewediam ursaop eye ar
urea
i deyes eped venga uefuocy
(ueuewiusysavupu) efinsuasajoad
gind epoquog Burd uae ysseaou
unyp 'rpoqiag Sued wee qasanyeary
uBuap yeder deqag sas dieg wesendsy
ueyLioqwuou: Qepepe deysue’] weeuroust.g
ueiiog usp Sanuedaay rey meg
apapipsiMs
oq unsendsy uvytiequoy “5
sneey uewedecey ney
ap wanpe edepaaquins jseasosuoy
uvdusp oped.
o2 Mp uvynfuepaysog
Sued quovoys exeen reBeqos ueyedednup
redep ruesimuyo eyper treyeredseu:
redisnaed ueSanynp urqnpiowow
vusieyy umsBuey cursos puouoya nyppd
ipefwour qmiun qérnays reyearseut eq
elsoy tmedurasoy, eynqaioue eqest woo
fruonoy> eavsog “wFelor dey wexe
urseaeyy GeLAso[oy PS
os Isesaasaoy
edeiq Mun uvyeun%p eBnl [ryor
respar cee qayo redepyp Fived ueshemaenoy
uefumunoy -rdurdeqos uep rope
seeserjoy-ureserqoy ‘peyor weyesedseur
eiepng Urye uesernsen aenepeBucd
uexaeyduiuon syreraeu our uvye
ran{ tray SunsFuepog ore vyestaneed
qeduoy ueSunySury wep aeyeae doer
aoySerunsusu weye esuey yepn
{Jeyo] aeFeavssew umreqyod mar aM ay
“iy abe MOY Uesemey ordueq
waoBuod uehaop peduraaos ey svedsotu
eq Buraasual swosur urieySeiusd
ppelon wdep unydeaeyep uenpeunp ertiaagy
eXureSeqos uep uesency seasosuey eer
Smet roqaued euas keamestn weBuop
ueSungny cep aesewras eduqequienzoy
‘ueseresian emegp Sued uunqeqasuad
Test SunsBaey yepr yeryreus aryuepas
esurptieqas any sep eiesin vacsesesd
eneacs weemaXuad ‘uemeyesiss wegnangy,
Bueieg-Sueseq wepenfiad ‘eaesrwora
ueseaey ueajojatued exjep uereqip toro
SSunfanduod depeysoy weuedeyad
wexepay uuejep eydoad joo) weaegep sino
yepepe rey cxegue sioghyo ip redep ucx
peqewsseus ueeqy29194 yorues edesogog
aedwaios reyearsseat wpedoy Sunsiney
Eph vep Tunstiany veejucus ueyraqeaace
qedep aeydereqip rizsimoya uerer oy
avSe Sumea aeBuap wey
yp snsey
eyeu Seestmoya deysury ueinequtSuod
pap ueSaoq,
swypaedseur efepng uep pesos veneer
uveursuaiad weep ‘ey
‘ueqe] aexrputoday ueqeqnand ehapelan
yeBoouour evurgos ‘jexoy eXepaquins
wuored geSavguaw yar wey oy avp
eye] aeyeastseur Seq weejaeruty rwTues
eesimoyS terdoy iezeouour ‘eyEsT MOyD
urSuequisfuod weep 2005 ssazans uep
aeueprSuad Seqaag peqoy wyeressem
npedoy reeprew uequoquiows redep ent
punfunsyad yqedey eunSSuod
ehenyexeyos
neve a9ea resendoy seq weqalinap u/epDs
dhpuin] sursaia qengos wep popedea ieiiueg
-wwaSuad dosuoy yengos syaposuy
Px
wwypiodspa ynjan yorfaomsag “p
“aeynseysodlp
yam Sunuad Sues pey ypelavu snaeq
ring ‘drysury uarsisoya astuceugsoy
pyestatong qedey ueSuequaiuog eq deysuey uresac] uep uezueatoangSERTEpUOUL GET
Bucs ueSuegucand cep ureueausiod ermep
anfae) yepurp njiad eSnnlucjas are
[1 zequseg vped veqyip yedep aszmop
samy wop wastano] jo;arsazng “westanay 2uHAD4y
Fy prxvoy carp eapor Baek ewes_acya
usSeequiafund ekedn pensnyy “ries soya
neseatey Wepp urxuequoyp uexe Suck
ysepyays ew) wep aeley vey “Buena |sruoz
eprd dnyrouow Suek ‘ryesioys uesesry
yeRegos topeBuequeoyip uye Hues yee eped
deysuny eurouar wengquiom euepep aeerynuod
uesepuey rpefiaut snsey enuos wu) [ep
wey etdunrp yedep peoo] yeyeressrw ypedoy,
uryeysdiagoy eCuyepuoa vep ‘dexsaxy
aeuersaprd ceynye|au ynyuN avsepesay
efuyepuos ‘weye ekepasquins depeysor
neqipspiag ieipodsya yopo aeyucoip
Surf vsouogey (p mest aeluequiosuad
reileqaag
‘sererp anqaszy esimoya aouequiouod
ruey raistpeaed eysen
yosuopreanyy reSeqaog aripgacu ueduacy
-yeduatos
edepng wep eepe ueduop reqrqessoq
Suet aewSny cexnpeuconendecan “nye [29q
aepe arp dnpry vjod wregewow ‘nedey
nourefearyoueoy wep arepe véepsoquins
sspyinsimy dopeqeny uwawresimoy> cued
ueeReequod aep mrepesoy usypesiiagac
aedep
any
redepioa Bue vielq uep vey eustcuay
tiesimoyg “edumegiceysajaur
SueyuySumuawy oye! maos yedes aceyep
weleqaoq trelejaduions weqyeg nyperodune
(Say wihues duane Har ue ames Mua,
ages esta, aepeBoy eanyep ecuesares
viagsoq weye UEyEpULy
snsnyy
hearyruour
yeyan
entiog urs
ay Tovrep eyaaoyy “Tpas Yep Bucs
Leamesyat UEyBuerepuot GepDD (aeHT eats
Aey
wenger ueyyry uesnyea jeBunfaour edu
feBeqos) vay
uy enuag fsuotod rueunrdeq
uryarquinSip sedep easy wieqos
uemensys ered uepeypsy
eq yeny Sued yuraad ipeluow aedep
Tur Yyouaeze wyene see ueynyeyp npiod
uepieysojod vedn eBFuryog “ray we weyesta.
eq aenq Sued yruey eéep qengas
ipeluow wey sposyo nee uryoandoy
weaver Surf mioig siuo! eBequaq mere axeye
rusurougy-eaourous] “we[e Ista r9suNy]
depeqios fun dayns ueynpodoy
ucluop aeacresin yeppe eduumun eped
epeseacox eye reqypion Bued ce seyest Ay
Burk urdesey-vedesey
upgpjour upunua meyer ueqyEE MEareres{an
yoya newnyturp Fued ede ueSuap rensos
uequyfiunp
uununuH ueyre weyp Fed mensos eeios
ryiqede wedvosay ueye uesendoy “eyestmoya
uewepeuad ueye uesendoy vedepsoy
uinuin satzos une ynepad reBues
ueatvrestas dypas uesendoy undnegea,
“ror unnejeueouaup we Sued vyestaoys
SeSeADY Tp SOTATTYR ueyNyLjoUE euepep
Sunfunduad pep exvendoy edeum selec
rodns uepyntopes 2eNq’p sTaRE, ANqIS!9
uveuestacog “tr resi moya uTuequofusd
senanye
neve zen tpelaom ueye Fark edeps
hep cui Sunfiniuad
yaya Wop Hoary ~ FINSTUNLOMTEKOTURISME ~ teort dan Proktek
Tabap perancangan adalah tabap akbir
dati proscs pengembangan lanskap kawasan
ekowisata Produk yang dibesilkan dari tabap
ini adalah gambar reneana tapak (Sue Plan)
Teugkap dengan render untuk setiap elemen
lan fasilitas y.
ng ada, rancangan decil,
potongan, perspektif, serta reneana
anggaran biaya (RAB) dalam bentuk tertulis.
Raneangan detil yang dimeksud disini
mencakup detil konstriksi bangunan,
fasifitas, serta detil penanaman. Hasil ini
harus sesuai dengan tujuan utama, yaite
niembuat suatu perancangaa yang mengacu
pada konsep awal, jadi peraneangan yang
dibuat tidak boleh menyimpang dari konsep
dan perencanaan yang telah dikembangkan
pada tahap sebelumnya
Untuk menghasilkon suacu karya lanskap
dengan kualitas perancangan yang optimal
maka perla dipahami clemen dan prinsip
disain pombentuknya dengan tidak hupa
untuk memabami bagaimana elemen-
clemen lanskap nya di tata dengan
menggunakan prinsi-peinsip disain
tersebut. Dengan demnikian karya yang akan
dihasilkan diharapkan sceara_ckologis
sustainable dan sceara estetk memiliki nilai
188
keindahan yang sangat tinggi. Pocensi
estetiks alamiah pada kawasan Nerural
Landscape pada simunnya sangat tinggi, baik
dari komposisi horizontal: maupan
komposisi vertikal bentang alam, Narun
demikian, jika kawasan Notural fandscape
tersebut akan dikembangkan sebagai
kawasan ckow
sata, maka pada tahap
perancongan ini upaya untuk memper
tahankan estet
dengan intruduk:
a alamiah harus elilakukan
sain yang menyelaras
kan dengan potensi estetika alamiah
setempat.
Hasil perancangan pada suatu tapak akan
dapat disajikan secara spasiat scbagaimana
Gambar (2, Gambar terscbut tidak timbul
hegitu saja, melainkan scbagai hasil dari
suaru proses yang bertahap sejak tahap
inventarisasi hingga tahap per
ncangan.
Secara lebih terperiaci clemen cisain
apa saja yang harus dlipahamé, serta prinsip
disain aja yang perlu diapikasikan untuk
mengabsilkan karya Tanska
1 yang optimal
bagi pengembangan ckowisata, akan
disajikan pada bagian berikutnya.Perencanaan dan Desain Lanskap bagi Pengembangan Tapak Ekowisata
157SITE PLAN
| ‘Gambar 12. Conteh Ste Plan
Sumber: PERENCANAAN RUANG TERGUKA HUAUKOTADI KKOLO MELALL AGRO-EDU-TOUNSM DAN HUTAM KOTA
APP ese -ASATARIR COMED De 207 (Oring fy Vare-DeGLAaen Laat 8)
eyesimonig yedey ueSuequrasua,. 1eq deysuey upesaq wep uveuEsuaIIgupeods Tues sung ueFaop
ueytunoy pyfiaiau Buet indus) rpeluour
1 ee
redep Sued rods rods eped ueqsypegip wedep
dcp ee
pangasson
Hn, UdUL [> Uerytap eT oy
(ey ueiuesarsoad
4e
yong
csp iauunps wryyafunusUEedep ent
Syedegas peare epee urieyeansand soyjays
nypys sieepeasepay “euurey uep ‘Funang
ueyeureiitad yeder rpelusur yedep duvd yeder
* t ! 1
yoden exupesjet Swat, iso, py macuy Suck
yede eped poze dows qnn-qun ednung yedep
yerpe exueserueiy wesiwoye yeder qenqos
arepep [ey
redep
Bee\ioq ML[IUE ury!
aideyonp
JL vduaog auestp wouoyy
“ujes|q ueUse)y
legs
2 1p year
Aistrnd ueyrenysadluroe
aesyp ape edezogog epro wrytur
uatestp ds
Lop viesimoys — ueFuequosusd
Seq edna woryitiopox Zueauesap
ueye Mgosuar uaarya wh
qaogt “aMasyor
a sip
Insoq) uresip usta esufunuod
eqyequurtiont (2661) NEE (9007 "wEZ)
pans ep eutoae ‘edges umsyar “eEN
urp eurem Synguag ot
tymquag |
ie yn uowa[> undyout Bucs
jammnoye urtiequmiuad unyep Jursuenp
rege Sue apesyp noatiapa-tiatugj reuaBusue
aeyieanp wey cafiered epeg
rnyung f
COS6D “PIED UEP (CONT) ‘SpHOMES,
gel) turwYry Z) yeder ep stopoyo
gecko ueynequodiuaus Sues ecuueSungstary
aernfurjsoqoy disatad diswud deperpion
d
ueyunyeviodiuons wefluap aeynyepp vedep
wenepiod Tadwessp eyo
et
mresicoya ue Suequisl
see weqnyepp
npiad quest disunsd arp uresip dour
depeysor ueuieqewod wesreyTuiuaue
graun efedn refeqiog vyeae tm yay
sku admoxpuny
jrimpow puoted uryjofuouatt Suet mea Woy
uesemey qenqas aefurquiatuad i3eq
eseig £00}
ued seHANvosy UEP oapt soquins
rpefuaus redep wigye pyynunp Bucs eynoase
eke. Senaneary ecep iseadsurfuou
wiepe WeYMifG Lep yluedac cuts
ruin pqureSuows uRuap carpe nep see|o4
sosuad vXuueynyeyip aedep quiepe wey
ueselepaquod sosoug “Isusaapos refleqag
rm
1
tursos ueselefaquiad jopepaur xLeq “Wie
Surao exary uep ae
cep nye, myejaur eSuurgerdionp Burs v
-eSaey ynyefour undnent (Huedew) Fans
oq yeep extresereyp
usitiap wexnyrity
redep yEsruour cep fey Tues wesip eae
Spey teHeqaog. ineeja.
mens ueyrdiouat ymiun viedn reBeqaatt
epe yopas ued ejod epee
1 yepa eiesimoya uelurquiadund
eSSuyyos +
ed uenaeye
estuenu ueyuoquiou ueye uetueouesod
sosead eXuepy “uryNyEp ueyr erestavoya
upsemvy releqas ueyBurquiayip Uryxe
Furs
yedea uep peiapuou eaedas sey NeEMy
dupe
( deysuey neve yedey ep uressp peop
usp apn wBeqaoq eyeur “reer degen P|
3
teitauou wueyepuans eseros Leyesip eye
eXmuejepip curcap uefluesursad ane
ueynyrpat ustiap fewstnory westmey
uetuequmsusd pep esvsyeuyy yepepe
ueqnyrIp snacq Tues aqye eyed eye
‘Seyeip uegqieamp eaeaaeReqas peppy Yea
py fr P Yel
wk sosand 107
Poy Mpa yeproy
YYW wep UML ~ AWSRINLONA6st
ucseaey eped eyeysmoyo uelitaop epoqioy
“Gob aq) uipuosi yuiey exep ipefuane
ypyod wep ney eHALH weuROp eyou
SuvfunimBod yesowp ip ueySavquoyip
uvye Bes eieseaoya ursearey epeg ‘ueys
ip edwaeyerjad yoo ueymuanp aeZus
Tesoro uesetey sped aeyapoysp Sues
yUILPe PLULN-PULEAY “ERESLOND UEse Wey
ueBuroursed yengas weep eXusisoduioy
ueyneyiodip ymun Bupsod yeBues Fuel
Try ueqednaony eal ‘eases towayy
[seypaq, esueearouecod
apie urqnyeyip
rave edep uep
usp uveurousied
snacy (B8un yfues Foes
eqnansh rept pppracour Fue d aeymaag tee
-oydsyafua ymun eedn ‘eXuueBuesueasd
RUepEp eyeAE ye YUP] “ESTABYD UEVENEY
eped ueyjdumyp redep Burd een wyeae
nies qopes aeyedniour “HSun revues Fuel
pynanss wpe yy YEAR BAe
ursjnatiog,
ueepaquod edrepe reqrye jeruczseq 240905
eqesi Moya uPSAPS, Fp VN pur]
rego Sues veymuog unduew ‘(azofpury)
upyep reymiuog weepaqaad eXaqpelin
ypeystas
pavgas avats yranquiaen Bars ydlestiodon
ueseqnpffaoi Sued Cure
nee uesSSujroy urepaqacd avqiye
yoniagio Seed weynsuog eq Soesiwoys
ursemey yp ureliex yeSeqiaq wuepep
aryapey:p wdep yraweg wawory
resimoye ueBueduesad weep Sep UAW EL IeqIER
ears} moyp uesemey qenqos wHeqos
ueySuequoyp ueye ued yedea eped eqns
rp weyaeyBuyuow mepep veradiay
rues Sued equucinp ursay urypoqaou
rngssior uoyod uEEBunay weeprqiad
ISSuy Feonbusar Hues woyod. uogod
yoyo qetureye extoas yaauaqay eSuumum
eped prado star8 sro nar reeqasuny
yedea aveaeyyoud uep uereueiuad
uererioy, euvars
legos eqestnonfa ueseaey Ceejep RIE
urynyejou man
qedey nfnuow uvesepiray isepyars uepel
undnent ‘epsiaeys urseatey eped yederas
anyel, Haodas yepepe pemue strony, sped
wegyde yoyo py
jeitor prop sue ednusy eq “eres woys
19a stuvB undavar
uzseary ueSucsdvsnd gengos weyep
woudl
Ce) aequep) s14ep,, maMayy
fo pefiepang exepep weyypryp aedep
niesimoyg qudey ueSuriiiottuag Seq deysuey utesac] Uep MePTEOUDIa,Perencanaan dan Desain Lanskap bagi Pengembangan Tapak Ekowisata
ckowisata, Pada ekowisata yang dikem-
bangkan di pegunuagan, maka aroma dari
feavw, don dausy alami merupakan hai yang
memberikan kesan sangat berarti bagi
peagunjimg. Kesan aroma yang ditampilkan
pada ta pegunungan
memberikan nuansa vang berbeda dengan
ckowis akan
ckowisara yang dikembangkan pada
ckowisata pantai. Di pantai, aroma iaut dan
ikan menjadi hal yang menarik bagi
pengunjung. Flemen ini pada umumnya
dibadirkan sccara alamiah «an sulit untuk
direkayasa oleh bahan buatan manusia.
Untuk itu maka rancangan yang dlilakokan
harus ditujukan untuk memanfaatkan aroma
iui secara optimal, Pada aroma yang kurang
kondagif, maka upaya meminimalisir aroma
dapat dilakukan clengan berhagai treaement,
seperti memberikan buffer pada tapak.
Flemen Suara yang ditampilkan dalsm
Kawasan ckowisata merupakin suatu hal
yang sangat menarik dalam sebuah kawasan
acturad landscape. Suara kicauan burung
serta sehut-sahutan satwa, gemercik ai
gesekan dawn, serts desiran angin,
macrupakan komposisi harmoni dari musik
alami yang memberikan
keindahan yang sangat tuar biasa, yang tidak
dapat ditira och kornposist nmusik dan clat
musik spapun di dunia ini. Komposisi
alamiah ini dapat memberikan inspira
kedamaian dan kenikmatan batinish yang
menjadi sumber energi yang sangat baik
bagi pengunjung dalam menikmatt suasana
dickowiseta. Kenikmatan symphoni musik
alami yang dihadirkan pada ckowisata
pegunungon akan berbeda dengan komposis
soara alami yang dibadirkan oleh kawasan
pantaf, yang menghadirkan suara gemuruh
statu rasa
ombak dan percikan air yang menyapu
pasir dan menderw Karang disertal suara
angin yang bertiup meagguiung ombak,
Komposisi alamiah suara musik pantai
memberikan rasa keineahan dan kesun yang
sanyat berbeda dengan komposist suara
yang dibadirkan di pegunungan alizan baru
Komposisi suara ini menjadi suata kekuatan
tersendiri bagi pengembengan sebuah
kawasan Natural Landscape, schingga dapat
menjadi hal yang menarik dan harus
dimanfaatkan secara optimal dalam
perancangan kawasan ckowisata, Dengan
domikian, berbagai elemen yang telah
discbutkan diatas, harus dikomposi
an
sedemikian rupa dengan menerapkan
prisnip-prinsip disain yang ada, agar upaya
untuk mengeksplorasinilat estetika dari
kaw
an ckowieata dapat dilakukan dengan
sebaik-baiknya, dan menjadi hal penting
untuk diperhatikan dalam pengelolaan
ckowisata
Prinsip Disain
Setelab pemahaman terhadap clemen
ebsain tebh dikussai dan diterapkan pada
tapak yang akan dikeinbangkan sebagai
kawasan Nutural Landscape scbagaimana
diuraikan diatas, make perlu dipahami
upaya pengkomposisian clemen-elemen
disain tersebut dengan menerapkan
prinsip-prinsip disain yang ada agar upaya
untuk mevancang kawasan ckowisata yang
baik dan berdaya guna dapat dilakukan
dengan scbaik-baiknya. Beberapa ahli
mencoba untuk menyajikan berbagai
prinsip disain scbagaimana yang tercantum
dalam Tabel 2
“61EKOTURISME ~ Teor? dior Praktek
Tabel2. Pansip-prinsia Disain dalam Landscape Design Process.
Zain Rahman
Theme
Gradation
Contrast
Unity
Balance
Scale
Emphasis
Focaii
Balan
Bapak “Arsitektur Lanskap Indonesia”,
(alamarhum Zain Rachman), yang
merupakan pakar dan pioneer dunia
Aristcktur
Lanskap di
menguraikan 4 prinsip disain yang harus
Indonesia,
diperhatikan dalam peraneangen Lanskap
yakni pentingnya untuk menentukan “tema
utara” dari disain yang akan dikembangkan,
yang tacliputi tema alami forganik) atau
mengambil tema formal (grid). Penentum,
tema sungat ditentukan oleh keinginan user
dan daya kreativitas dari perancang lanskap.
Bagi pengembangan kawasan ckowisata,
maka “tema alami" merupakan hal yang
harus dijadikan fandasan bagi perancang
Janskap ckowisata,
Disamping itu, maka penting pula untuk
memperhatikan pentingnya “Gradasi” dalam.
pengharmonisasian clemen-clemen disain,
dimana hal ini untuk menunjukkan sdanya
Simplicity
Rhytm
Proportion
Unity
Simplicity
Sequence
Proportion
Scale
Emphasis
ization interest
ce Balance
Harmony
Kontinuitas dari sebualt karya disain lanskap.
Tema gradasi dapat ditampilkan pada
perbedaan ketinggian tanaman bhutan dari
yang sangat tinggi hingga tanaman yang
semakin rendab dan tanaman shrubs atau
semak, Disamping su gradasi warna dapat
ditampilkan pula dengan perbedaan dan
sagan tanaman yang menampilkan tanaman
dengan daun warna hijau_ tua hingga warna
hijau terang, Adanya gradasi pada schuah
disain actalah untuk menghindarkan
kebosanan pada sebuah rancangan
Namun demikian, pada svate tapak
telah memiliki tema dan gradasi tertenta,
perlu puls dirancang sdanya “kontras”
sebagai sebuah titik yang orenjadi “Point of
Incerest "dari tapak. Dapat atilustrasikion pada
kawasan chowisata gunung, pada saat
pengunjung menikavati hamparan hijauan
pepohenan nan hija membentang, pada