Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

Rekayasa Trafik

Pendahuluan

Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh

01
FAKULTAS TEKNIK TEKNIK ELEKTRO 14038 Agung Yoke B, ST, MT

Abstract Kompetensi
Sistem telepon atau telefoni merupa- Mahasiswa/i dapat mengerti dan
kan sistem telekomunikasi yang lebih menjelaskan sistem telekomunikasi
memenuhi keinginan end-user sebagai telefoni yang merupakan basis teknologi
sarana komunikasi karena dapat sistem telepon seluler.
berkomunikasi dua arah melalui suara
sementara teknik telegrafi sebelumnya
hanya merupakan pesan tercetak saja.
Pembahasan
Beberapa dekade setelah sistem telegrafi (1832) dioperasikan sebagai sistem
telekomunikasi di dunia yang ada saat itu, 44 tahun kemudian, yaitu pada Tahun 1876
ditemukan sistem telefoni yang dapat mengomunikasikan sinyal suara dari dua tempat yang
terpisah dengan jarak yang cukup jauh.

Sistem telegrafi sendiri adalah sistem telekomunikasi yang mengirimkan sinyal


berbentuk pulsa-pulsa listrik (ada dan atau tidak ada arus litrik) dengan kode tertentu sebagai
isyarat (informasi/message). Penyaluran sinyal isyarat yang berbentuk digital atau pulsa itu,
sebetulnya telah dirintis oleh Samuel F.B.Morse yaitu sistem telegrafi magnet listrik yang
dikembangkan dan diperkenalkan pada Tahun 1832. Pada sistem itu, sinyal informasi dikirim
dalam bentuk 'ada' dan 'tidak ada' nya arus kirim yang mengikuti kode Morse. Perkembangan
selanjutnya pada Tahun 1960-an, adalah sistem telex (teleprinter) yang mempunyai jaringan
luas di dunia sampai pada era 1990-an, juga mempunyai bentuk pulsa untuk informasinya,
yaitu kode Baudot. Mesin telex bagi pelanggan ditunjukkan pada Gbr-1. Tetapi sistem telex
saat ini sudah tidak dioperasikan lagi termasuk di Indonesia1.

Sebagai informasi tambahan, bahwa sebelum Tahun 1932 tersebut, ITU (berdiri Tahun
1865) yang merupakan badan dunia pertelekomunikasian, mempunyai singkatan dengan
kepanjangan, International Telegraph Union. Hal ini karena pada saat sebelum Tahun 1876
itu, sistem telekomunikasi yang dioperasikan baru sistem telegrafi saja yang merupakan cikal
bakal sistem telex (teletypewriter exchange/teleprinter).

Mesin telex tersebut dapat bekerja dengan langsung mengetik message pada
keyboardnya, atau dengan melalui media pita kertas yang berlubang (dilubangi oleh alat
pelubang/perforator) seperti ditunjukkan pada Gbr-2. Kode Baudot2 dipetakan vertikal pada
pita kertas, yang merupakan kombinasi lubang dan tidak berlubang. Lubang mewakili logika
1, sedang tanpa lubang menunjukkan tanda sebagai logika 0. Kombinasi lubang tersebut
berjajar vertikal yang dipisahkan oleh lubang gigi penggerak pada mesin telex. Dari atas ke
bawah berurut adalah, bit-1 sampai bit-5 kode Baudot dimaksud.

1
Layanan telex di Indonesia terakhir, di Indonesia Timur, oleh PT Telkom ditutup pada September 2007 yang
sebelumnya secara bertahap di Semarang Tahun 2003.
2
Pengkodean ini dikemukakan oleh Emile Baudot pada tahun 1875 yang khusus digunakan untuk sistem
telegrafi saat itu. Kode tersebut menggunakan lima pulsa untuk menyatakan tiap karakter, sehingga
kemungkinan kombinasinya adalah 25 = 32 kombinasi. Kode ini telah distandardkan secara Internasional oleh
ITU-T sebagai International Telegraph Alphabet (ITA) no.2

2016 Rekayasa Trafik


2 Agung Yoke B, S, MT
Gbr-1 Mesin telex bagi pelanggan,
model terakhir dari British Telecom, 1980.

Lubang gigi penarik Huruf pertama message, H

Gbr-2 Pita kertas berlubang yang telah


berisi berita telex.

Sementara sistem telefoni sendiri ditemukan oleh Alexander Graham Bell 3 , seorang
penemu dari Amerika Serikat. Dari temuannya itu kemudian namanya diabadikan sebagai
suatu satuan yang sangat dikenal di bidang telekomunikasi, yaitu, Bell, yang diformulasikan
sebagai, log X. Untuk satuan yang kebih kecil digunakan satuan dB (desibell) yang
dirumuskan sebagai, 10 log X, dimana X adalah satu nilai bilangan tertentu. Ilustrasi telepon
temuan Alexander Graham Bell ditunjukkan pada Gbr.1-3.
Pada saat set telepon tersebut diperkenalkan, komunikasi dilakukan hanya
menggunakan satu gagang telepon [yang penampangnya ditunjukkan pada Gbr.1-3(b)] yang
digunakan sebagai alat berbicara dan alat penerima suara, yaitu dengan menggunakan
earpiece di bagian depan gagang pesawat telepon tersebut. Gbr.1-3(a) dan (c) menunjukkan

3
Alexander Graham Bell (lahir di Edinburgh, Skotlandia, Britania Raya, 3 Maret 1847 ~ meninggal di Beinn
Bhreagh, Nova Scotia, Kanada, 2 Agustus 1922 pada umur 75 tahun) adalah seorang ilmuwan, pencipta, dan
pendiri perusahaan telepon Bell. Lebih dari seabad dan di seluruh penjuru dunia, Alexander Graham Bell
dikenal sebagai penemu telepon yang mendapatkan paten-nya Tahun 1876.
Tetapi pada tanggal 11 Juni2002 di kongres Amerika Serikat, Antonio Meucci ditetapkan sebagai penemu
telepon. Nama lengkapnya adalah Antonio Santi Giuseppe Meucci (lahir di San Frediano, 13
April1808 ~ meninggal 18 Oktober1889 pada umur 81 tahun) adalah seorang penemu berkebangsaan Italia
yang penemuannya adalah alat komunikasiyang kita kenal sebagai telepon. Mematenkan penemuannya pada
Tahun 1871.

2016 Rekayasa Trafik


3 Agung Yoke B, S, MT
pesawat Bell yang telah mengalami penyempurnaan, yaitu model dinding dan model meja,
dimana antara untuk berbicara dan mendengar sudah dipisahkan sistem membrannya.

(a) (b) (c)

Gbr.1-3 Telepon set temuan Alexander


Graham Bell : (a) fisik, (b) diagram penampangnya
(c) bentuk fisik yang dimodifikasi.

1.1. Jaringan
Ketika ditemukan dan didemonstrasikan pertama kali, dua set telepon disambungkan
langsung yang terpisah beberapa jarak (sekitar 50-an m / antara basement dan satu lantai di
atasnya) seperti ditunjukkan diagram sambungannya pada Gbr.1-4.

Gbr.1-4 Sambungan dua set telepon


Bell saat diperkenalkan.

Pada Gbr.1-4 diperlihatkan bahwa dalam sambungan itu tidak diperlukan sumber
tegangan batere yang pada sistem sekarang sangat diperlukan. Hal tersebut dimungkinkan
karena pada sistem gagang telepon itu memang sudah terbangkit sinyal suara ketika membran
(terbuat dari bahan metal tipis) bergetar yang dapat menyebabkan perubahan flux magnet.
Dari perubahan flux magnet itu dapat menyebabkan adanya tegangan yang terinduksi pada
kumparan yang berada dibawah atau disamping membran tersebut. Tegangan yang terinduksi
itu berubah-ubah dalam waktu yang merupakan representasi suara yang datang pada
membran. Tegangan induksi tersebut ditunjukkan osilogramnya di bawah diagram

2016 Rekayasa Trafik


4 Agung Yoke B, S, MT
penampang gagang telepon Bell itu. Jarak pisah kedua gagang telepon Bell tersebut relatif
tidak jauh.
Dalam jaringan telepon yang sekarang dioperasikan di dunia termasuk di Indonesia,
pesawat telepon pelanggan berjumlah puluhan ribu satuan sambungan di setiap kawasan
permukiman tertentu. Setiap kawasan permukiman dilayani oleh satu sentral yang disebut
sebagai end-office. Selanjutnya beberapa end-office dari beberapa kawasan tersebut terjaring
secara hierarki sampai kepada sentral induk satu negara yang disebut sebagai International
Switching Centre (ISC). Di Indonesia, ISC berada di Sentral kawasan Gambir, Jakarta Pusat.

Jaringan skala kecil telepon itu tidak


lagi berbentuk dari satu pesawat ke satu
pesawat yang lain yang akhirnya memben-
tuk topologi jaring-jala melainkan dikoor-
dinasi sambungannya oleh satu sentral,
sehingga sambungannya bersifat topologi
jaring-bintang. Kawasan end-office terse-
but yang berjumlah lebih dari dua, biasa-
nya dinamakan zona, dikoordinasi sam-
bungannya oleh satu sentral pada hierarki
yang lebih tinggi yang biasa disebut
sebagai sentral tandem. Sementara sentral
tandem tersebut mempunyai sambungan
langsung antar sentral, sehingga topologi
jaringannya merupakan kombinasi antara
Gbr.1-5 Jaringan sentral Tandem/Group
jaring-bintang dan jaring-jala seperti
ditunjukkan dalam tiga diagramnya, yaitu Gbr.1-5, 1-6(a), dan 1-6(b). Dalam Gbr.1-5
ditunjukkan bahwa, sentral Tandem mengkoordinasikan beberapa end-office (minor / local
exchange) yang langsung melayani pelanggan dalam satu kawasan permukiman. Garis batas
wilayah yang ditunjukkan pada Gbr.1-5 tersebut menunjukkan dasar penentuan tarif
sambungan.
Gbr.1-6(a) dan Gbr.1-6(b) menunjukkan diagram jaringan untuk sentral telepon dengan
hierarki yang di atasnya, seperti Gbr.1-6(a) misalnya, sentral Zona akan mengkoordinasikan
beberapa sentral Tandem/Group dalam wilayahnya.

2016 Rekayasa Trafik


5 Agung Yoke B, S, MT
(a) (b)
Gbr.1-6 Jaringan sentral telepon
(a) sentral Zona/Area, (b) antar Zona.

Wilayah Zona yang dikenal secara Internasional sebagai Area (garis titik-strp) maupun
wilayah Group (garis strip), adalah batas wilayah administrasi jaringan layanan telepon
tersebut yang digunakan sebagai dasar penentuan tarif percakapan. Di Indonesia, wilayah
antar Zona atau Area sudah dianggap sambungan interlokal atau SLJJ (sambungan langsung
jarak jauh) yang berbeda pengenaan tarif pembicaraannya dengan sambungan antar end-office
dalam satu Group atau dalam Group yang berbeda dalam satu wilayah Zona/Area.

1.1-1. Hierarki Jaringan


End-office atau local-exchange, merupakan satu sentral pada hierarki atau urutan
terendah dalam jaringan telepon keseluruhan dalam satu negara atau satu wilayah
administrator 4 , yang langsung tersambung atau melayani pelanggan satu kawasan
permukiman (dengan wilayah lebih kurang satu kecamatan). Seperti diunjukkan diagram

4
Administrator adalah satu institusi sebagai wakil negara pada forum ITU yang bertanggung jawab terhadap
pengaturan atau regulasi pertelekomunikasian di negara masing-masing, seperti penggunaan alokasi frekuensi
pancaran dan perijinan penggunaannya, penetapan tarif standar satu layanan, persetujuan pengoperasian satu
sistem telekomunikasi, dsb. Di Indonesia, Administrator tersebut adalah Ditjen Postel-Kemenkominfo RI.

2016 Rekayasa Trafik


6 Agung Yoke B, S, MT
jaringan telepon Gbr.1-5 dan Gbr.1-6, di atas sentral end-office adalah sentral zone yang akan
mengkoordinasi beberapa sentral end-office dalam wilayahnya. Hierarki lengkap jaringan
pada satu negara ditunjukkan pada Gbr.1-7 (sebagai ilustrasi diambil sistem jaringan telepon
di Jepang).

Gbr.1-7 Hierarki sentral telepon

TTS = toll transit switch, TS = transit switch, LS = local switch,


RC = regional centre, DC = distric centre, TC = toll centre,
EO = end office.

Jadi hierarki yang ditunjukkan pada Gbr.1-7 adalah, EO TC DC RC. Sedang


jaringan penghubung yang disebut sebagai trunk terbagi menjadi dua kelompok, yaitu, basic-
trunk dan traversal-trunk, masing-masing berfungsi sebagai jaringan yang menghubungkan
sambungan secara rutin (always provided) pada trafik telepon yang normal, dan sambungan
yang berlangsung dalam keadaan trafik telepon sangat padat (traversal-trunk 5 possible
link)
Istilah sentral pada masing-masing hierarki itu berbeda pada masing-masing negara
dalam kawasan tertentu seperti Eropa, Amerika Utara, Jepang dan kawasan Asia-Pasifik
umumnya. Perbedaan itu ditunjukkan pada Tabel 1-1.

5
Istilah trunk digunakan dalam bidang transmisi sambungan telepon (yangterdiri dari beberapa kanal telepon),
juga di bidang rekayasa trafik dalam sentral telepon itu sendiri.

2016 Rekayasa Trafik


7 Agung Yoke B, S, MT
Tabel 1-1 Hierarki Sentral Telepon

Negara
ITU-T Amerika Jepang Inggris
Hierarki

TC (Tertiary Regional Center Regional Center Main Switching


1 Center) (RC) Centre
Secondary Sectional Center Distric Center Distric Switching
2 Center (SC) (DC) Centre
Primary Center Primary Center Toll Center Zone Switching
3 (PC) (TC) Centre
Local Transit Toll Center End Office Group Switching
4 Exchange (LT) (EO) Centre
Local Local Central - Minor Exchange
5 Exchange (LE) Office

1.1-2. Sistem Penomoran


Untuk memberikan akses sambungan dari dan ke pelanggan, maka setiap pelanggan
harus mempunyai nomor atau alamat tertentu yang unique (tidak ganda). Karena jaringan
telepon bersifat global, yang berarti dapat berhubungan dari mana dan ke mana saja di
seluruh dunia, maka ITU memberikan satu pedoman penomoran (numbering) yang seragam
untuk seluruh dunia yang dituangkan dalam satu rekomendasi. Rekomendasi tersebut
bernomor ITU-T E.164 yang memberikan acuan bahwa, jumlah deretan nomor maksimum
numbering adalah 15 digit yang mempunyai pola seperti ditunjukkan pada Gbr.1-8. Awal
numbering adalah kode negara (country-code, CC) sebanyak 3 digit dengan alasan bahwa
jumlah negara di dunia tidak akan melebihi 1000 negara. Aturan 3 digit country-code pada
Rec. ITU-T E.164 tersebut diikuti juga pada sistem penomoran telepon seluler bergerak.
Untuk Indonesia, CC adalah 62.

Klasifikasi Digit CC NDC SN

Digit Angka C1, C2, C3 N1, N2, N3, N4 S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8

| -------------------------------------------- 15 digit ---------------------------------------


--------- |

Gbr.1-7Format 15 digit nomor pelanggan PSTN

2016 Rekayasa Trafik


8 Agung Yoke B, S, MT
NDC (National Destination Code) adalah kombinasi digit yang pengaturannya
diserahkan kepada administrator masing-masing negara di dunia. NDC ini disebut sebagai
kode wilayah suatu negara. Di Indonesia misalnya, 021 adalah kode wilayah untuk area
DKI Jaya, 031 adalah kode wilayah area Surabaya, dsb.
SN (subcriber number) adalah deretan nomor pelanggan sebanyak 8 digit yang
diserahkan juga kepada administrator negara masing-masing. Tetapi kemudian diserahkan
kepada operator negara bersangkutan untuk mengatur lebih lanjut untuk masing-masing area
layanannya. Sebetulnya yang merupakan nomor pelanggan sesungguhnya pada area layanan
satu sentral end-office adalah hanya 4 digit dari belakang (S5, S6, S7, S8 ). Sehingga digit-digit
yang tersisa ( S1, S2, S3, S4 ) digunakan oleh operator untuk membedakan beberapa wilayah
end-office yang berada dalam koordinasi satu sentral tandem.
Satu ilustrasi nomor misalnya,

062 021 5840816


062 = kode negara Indonesia
021 = kode area wilayah DKI
584 = end-office Meruya
0816 = nomor pelanggan (UMB)

Tetapi pada saat kita mendial nomor tersebut dari luar negeri, maka nomor telepon
yang kita tekan adalah, 62 21 5840816.

1.2. ITU-T
Seperti telah diketahui secara luas, bahwa untuk urusan bidang telekomunikasi,
rujukannya adalah ITU. ITU (International Telecommunication Union) adalah satu badan
dunia dibawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang merupakan organisasi antar
pemerintah tertua, lahir sebelum PBB sendiri lahir. ITU merupakan wahana bagi para
anggotanya untuk menghimpun dan mempertemukan segala pemikiran tentang
pertelekomunikasian dengan bahasan yang ditinjau dari segala segi, baik aspek teknik,
ekonomi, hukum maupun sosial.
ITU pada awalnya dibentuk berdasarkan keperluan untuk mempertemukan pemikiran-
pemikiran tersebut yang diprakarsai 20 negara Eropa, di Paris Tahun 1865 dimana
permasalahannya baru berkisar pada teknologi telegrap yang saat itu relatif baru
(ditemukan 1832) dan diaplikasikan secara luas sebagai sarana komunikasi jarak jauh
(semula singkatan ITU = International Telegraph Union). Singkatan ITU menjadi

2016 Rekayasa Trafik


9 Agung Yoke B, S, MT
International Telecommunication Union pada konferensi Tahun 1932 di Madrid, dan efektif
nama baru tersebut digunakan per 1 Januari 1934. Alasan pengubahan nama itu, disebabkan
karena teknologi telekomunikasi tidak lagi hanya telegrap melainkan telah bertambah dengan
teknologi wireless. Sejak Tahun 1947, markas besar (headquarter = HQ) dipindahkan ke
Jenewa-Swiss (potret Gedung HQ ditunjukkan pada Gbr.1-8) di dekat dengan gedung
perwakilan PBB (Place des Nations) dengan keanggotaannya kemudian menjadi 156 negara
di dunia. Sampai akhir Tahun 1992 dengan keanggotaan menjadi kurang lebih 168 negara
yang sesuai dengan perkembangan jumlah keanggotaan badan PBB.

Gbr.1-8Gedung HQ ITU di Jenewa

ITU mempunyai lima bagian organisasi yang masing-masing menangani permasalahan


pertelekomunikasian yang menjadi lebih kompleks. Lima organ yang dimaksudkan masing-
masing adalah, General Secretary, Bureau of Telecommunication Development, International
Frequency Registration Board (IFRB), Committe Consultative International for Radio
(CCIR), dan Committe Consultative International for Telegraph & Telephony (CCITT). Dari
lima organ itu yang menangani bidang perteleponan adalah CCITT. Tetapi sejak Maret 1993,
lembaga ITU mengalami restrukturisasi.
Dengan adanya restrukturisasi yang terjadi di tubuh badan dunia ini per Maret 1993,
organisasinya menjadi terdiri dari empat organ yang baru, yaitu :

General Secretariat

Telecommunication Development Sector (TDS)

Radiocommunication Sector (RS)

2016 Rekayasa Trafik


10 Agung Yoke B, S, MT
Telecommunication Standardization Sector (TSS)

Dari empat organ tersebut di atas yang erat kaitannya dengan masalah perteleponan adalah
Telecommunication Standardization Sector (TSS) yang kesehariannya dijalankan satu biro,
yaitu TSB (Telecommunication Standardization Bureau) dikepalai oleh satu Direktur.
Disamping menangani bidang perteleponan, juga bidang data dan standar tarif komunikasi
termasuk dalam penanganan TSB seperti, Internet, set protokol komunikasi data,
standardisasi MPEG. Dengan perubahan struktur ITU tersebut, maka segala nomer
rekomendasi CCITT diubah menjadi ITU-T, misalnya :

Rec. CCITT E.164 Rec. ITU-T E.164 tentang numbering

Huruf pada nomor rekomendasi (standard set) yang mendahului angka, menunjukkan
bidang atau sistem tertentu seperti, E, digunakan untuk bidang layanan telepon publik,
operasi jaringan (overall network operation, telephone service, service operation and human
factors). Huruf, I, digunakan untuk bidang ISDN (Integrated Service Digital Network), dsb.
Selengkapnya kode huruf dalam rekomendasi ITU-T ditunjukkan pada Tabel 1-2.

Tabel 1-2 Kode Huruf pada Rekomendasi ITU-T

Series Description

A Organization of the work of ITU-T


B Means of expression: definitions, symbols, classification

C General telecommunication statistics

D General tariff principles

E Overall network operation, telephone service, service operation and human factors

F Non-telephone telecommunication services


G Transmission systems and media, digital systems and networks
H Audiovisual and multimedia systems

I Integrated services digital network

J Cable networks and transmission of television, sound programme and other


multimedia signals
K Protection against interference

2016 Rekayasa Trafik


11 Agung Yoke B, S, MT
L Construction, installation and protection of cables and other elements of outside
plant
M Telecommunication management, including TMN and network maintenance

N Maintenance: international sound programme and television transmission circuits

O Specifications of measuring equipment

P Telephone transmission quality, telephone installations, local line networks


Q Switching and signalling

R Telegraph transmission
S Telegraph services terminal equipment

T Terminals for telematic services

U Telegraph switching

V Data communication over the telephone network

X Data networks, open system communications and security

Y Global information infrastructure, Internet protocol aspects and next-generation


networks
Z Languages and general software aspects for telecommunication systems

2016 Rekayasa Trafik


12 Agung Yoke B, S, MT
DaftarPustaka

1. Jolley, E.H. 1984; Introduction to Telephony & Telegraphy, YP Chopra for AH


Wheeler & Company Ltd, Allahabad.
2. Siemens 1962; Introduction to Telephone Engineering, Siemens & Halske AG,
Berlin.
3. Suhana, Ir., et. al 1984; Buku Pegangan Teknik Telekomunikasi, Pradnya Paramita,
Jakarta.
4. Villy B. Iversen. Teletraffic Engineering and Network Planning. Technical University
of Denmark. 2006.

2016 Rekayasa Trafik


13 Agung Yoke B, S, MT

Anda mungkin juga menyukai