Industri Kecil Menengah Gerabah Jalan Panjaitan Malang adalah salah satu home
industry yang bergerak dalam bidang produksi gerabah. IKM gerabah tersebut memproduksi
berbagai macam bentuk gerabah antara lain asbak, gelas, kendang mini, dan berbagai
macam accessoris pernikahan lainnya. Pada praktikum kali ini akan dilakukan simulai pada
proses pembuatan asbak, dimulai dari asbak setengah jadi yaitu setelah proses pembakaran
dalam tungku yang kemudian akan didefinisikan sebagai kedatangan (arrival) sampai
dengan proses pengepakan (packaging). IKM Gerabah memiliki 3 pegawai/operator, yaitu 2
operator yang akan berpindah-pindah melakukan proses pelapisan cat, pelapisan lem,
pewarnaan dasar dan pewarnaan motif, dan 1 operator untuk proses pemlesteran kardus
sekaligus pengepakan (packaging). Proses Pertama adalah datangnya asbak setengah jadi
yang sebelumnya telah mengalami proses pembakaran dengan waktu kedatangan 400-800
asbak. Asbak yang telah mengalami proses pembakaran kemudian melalui proses kedua
yaitu proses pelapisan warna agar asbak lebih halus. Pada Proses pelapisan cat ini asbak
akan diproses satu per satu oleh 2 orang operator. Proses ketiga adalah asbak yang telah
dilapisi warna akan dicelupkan kedalam cairan lem agar pori-pori asbak gerabah tertutupi
sehingga tidak akan terlalu banyak menyerap cat pada proses pengecatan selanjutnya.
Proses pelapisan lem dilakukan oleh 2 orang operator. Asbak kemudian melalui proses
pengecatan warna dasar yang dilakukan oleh 2 orang operator. Setelah itu asbak melalui
proses kelima yaitu pewarnaan motif asbak yang dilakukan oleh 2 orang operator. Waktu
pewarnaan motif dan selanjutnya akan dilakukan proses packaging. Disisi lain operator
packaging terlebih dahulu memplaster kardus yang sebelumnya berbentuk pipih selama yang
dilakukan oleh 1 orang operator. Asbak yang telah jadi akan di-pack oleh 1 orang operator
yang sama dengan proses pemlesteran kardus, dengan kuantitas 100 buah asbak per kardus,
lalu akan keluar dari sistem.
Pada studi kasus ini akan dianalisis kemungkinan adanya bottleneck pada tiap
proses/lokasi maupun idle sehingga dapat dicari solusi yang efisien. Selain itu juga
bertujuan untuk mengetahui jumlah output produk yang dapat diselesaikan selama 7 jam
kerja mulai pukul 08.00-15.00 WIB dengan waktu istirahat selama 1 jam pada pukul 12.00-
13.00.
PETRINET
PetriNet pada gambar 1 menunjukkan pergerakan entitas dalam suatu sistem nyata.
Model ini menjelaskan sistem pada IKM Gerabah Jalan Panjaitan yang terdiri dari proses
kedatangan, pelapisan warna, pelapisan lem, pengecatan dasar, pengecatan motif dan
packaging. Untuk line pada proses packaging dikerjakan oleh satu operator. Sedangkan pada
proses pelapisan lem, pelapisan cat, pewarnaan dasar, dan pewarnaan motif dilakukan oleh
2 operator pada masing-masing proses. PetriNet menggambarkan proses sistem secara
keseluruhan, menunjukkan pergerakan entitas (asbak) dalam suat sistem (IKM Gerabah).
Proses antrian terjadi sebelum proses pelapisan cat, pelapisan lem, pewarnaan dasar,
pewarnaan motif dan packaging. Apabila operator pelapisan cat idle, maka asbak langsung
bisa diproses (dilapisi cat), apabila operator sibuk, maka asbak harus menunggu sampai
asbak sebelumnya selesai diilapisi cat. Setelah itu asbak masuk ke proses pelapisan lem, dan
begitu seterusnya sampai dengan proses packaging. PetriNet dari sistem IKM Gerabah Jalan
Panjaitan ditunjukkan pada gambar 1
ARRIVE BEGIN END BEGIN END BEGIN END
PEWARNAAN
MOTIF
DISPOSE PACKAGING
OPERATOR IDLE
OPERATOR IDLE
ARRIVE
END BEGIN
OPERATOR IDLE
Pelapisan lem
Pewarnaan dasar
Pewarnaan motif
Pengepakan
Asbak dus
Selesai
Data yang diambil terdiri dari 5 set data dimana setiap set terdiri dari 10 replikasi, sehingga
total data yang diambil sebanyak 50 replikasi. Data diambil secara random. Data hasil
pengamatan dapat dilihat.
Berdasarkan tabel hasil pengamatan dapat dipilih distribusi yang cocok menggunakan
stat::fit dengan langkah sebagai berikut.
1. Membuka software ProModel
2. Pilih Tools >> Stat::fit
4. Langkah berikutnya adalah pembuatan layout sistem produksi dimana proses akan
dilakukan. Pilih Build pada toolbar, klik Locations atau klik CTRL-L. Buat Locations
dengan cara men-drag simbol locations yang diinginkan ke layout. Untuk mempermudah
pembuatan sebaiknya pembuatan layout dilakukan sesuai urutan proses produksi.
Sehingga yang pertama kali dibuat adalah entity spot kedatangan. Kemudian beri nama
pada masing-masing locations dengan cara klik Text pada kotak dialog Graphics
kemudian klik di lokasi yang diinginkan di layout, klik kanan pada kotak Text di layout
pilih Edit, ketikkan nama lokasi yang diinginkan klik OK.
1
Entity Spot kedatangan_asbak_setengah_jadi INFINITE Oldest
2
Conveyor antrian_asbak_setengah_jadi INFINITE Oldest, FIFO
3
Lathe pelapisan_cat 100 Oldest
4
Conveyor antrian_lem 100 Oldest, FIFO
5
Turning Center Lem 100 Oldest
6
Conveyor antrian_pewarnaan_dasar INFINITE Oldest, FIFO
7
Saw pewarnaan_dasar 100 Oldest
8
Conveyor antrian_pewarnaan_motif INFINITE Oldest, FIFO
9
CMM pewarnaan_motif 100 Oldest
10
Conveyor antrian_packaging INFINITE Oldest, By Type
11
AGV Packaging 100 Oldest
12
Conveyor Keluar INFINITE Oldest, FIFO
13
Entity Spot kedatangan_kedua 100 Oldest
14
Table bentuk_kardus 100 Oldest
15
Conveyor antrian_bentuk_kardus INFINITE Oldest, FIFO
16
Pallet tunggu_batch 100 Oldest
17
Conveyor antrian_tunggu_batch INFINITE Oldest, FIFO
5. Setelah pembuatan locations selesai sesuai sistem yang dimodelkan, langkah berikutnya
adalah pendefinisian entitas yang akan diproses. Klik Build, klik Entities atau CTRL-E.
pilih simbol entitas yang diinginkan, ganti nama entitas pada kotak dialog box Name.
Untuk mengganti warna entitas di kotak dialog Graphics, pilih Edit, pilih Color, klik OK
pada dialog box color, klik OK pada Library Graphics. Untuk mengganti ukuran entitas
pilih Edit pada dialog box graphics, pada library graphics pilih Dimensions, masukkan
ukuran yang diinginkan, klik OK. Kemudian klik OK pada library graphics.
Tabel 4. Icon Location
No. Icon Name
1 Barrel asbak_setengah_jadi
2 Barrel asbak_pelapisan_cat
4 Barrel asbak_pewarnaan_dasar
5 Barrel asbak_pewarnaan_motif
7 Box kardus
8. Tahap selanjutnya adalah menentukan logika proses. Klik Build pilih Processing atau
CTRL-P.Pada Processing terdapat dua jenis logika yaitu logika Process layout dan Routing
layout. Alur proses ditunjukkan pada tabel, sebagai berikut:
Tabel 6. Processing
Destinati
No Entity Location Operator Output Rule Move Logic
on
antrian_a
kedatangan_as asbak_set MOVE WITH
asbak_seteng INC sbak_sete
1 bak_setengah_j engah_ja FIRST 1 Operator1 THEN
ah_jadi WIP ngah_jad
adi di FREE
i
USE
Operator asbak_pel MOVE WITH
asbak_seteng antrian_l
3 pelapisan_cat 1 FOR apisan_ca FIRST 1 Operator1 THEN
ah_jadi em
N(7.54,1. t FREE
41)SEC
USE
Operator asbak_pe antrian_p MOVE WITH
asbak_pelapi pewarnaan_da
7 1 FOR warnaan_ ewarnaa FIRST 1 Operator1 THEN
san_cat sar
N(6.28,0. dasar n_motif FREE
872)SEC
USE
asbak_pew Operator asbak_pe MOVE WITH
pewarnaan_m antrian_tung FIRS
9 arnaan_das 1 FOR warnaan_ Operator1 THEN
otif gu_batch T1
ar N(34,1.6 motif FREE
7)SEC
MOVE WITH
antrian_pack FIRS
12 batch tunggu_batch batch Operator1 THEN
aging T1
FREE
MOVE WITH
antrian_packag FIRS
13 batch batch Packaging Operator2 THEN
ing T1
FREE
MOVE WITH
kardus_pol kedatangan_ka INC kardus_p antrian_bent FIRS
14 Operator2 THEN
os rdus WIP olos uk_kardus T1
FREE
MOVE WITH
kardus_pol antrian_bentuk kardus_p bentuk_kard FIRS
15 Operator2 THEN
os _kardus olos us T1
FREE
MOVE WITH
antrian_packag JOIN
17 kardus kardus packaging Operator2 THEN
ing 1
FREE
JOIN 1
kardus
MOVE WITH
USE asbak_du FIRS
18 batch packaging keluar Operator2 THEN
Operator s T1
FREE
2 FOR
N(665,
55)SEC
Asbak_du FIRS
19 asbak_dus keluar EXIT
s T1
Selanjutnya definisikan shift files dengan attach files kerja yang sudah disimpan. Klik Add
lalu pilih file yang sudah disimpan, kemudian klik Done.
17. Untuk melihat trace, pilih simulation pada menubar di ProModel, lalu pilih option
kemudian centang pause dan trace pada kolom at start. Lalu klik Run.
Verifikasi Data
Verifikasi digunakan untuk mengetahui apakah model simulasi yang telah dibangun
dapat berjalan sesuai dengan spesifikasi model yang diinginkan. Berikut merupakan cara
verifikasi data dari model pembuatan asbak.
1. Verifikasi data dengan cara pertama dilakukan dengan melihat path network pada
model yang dibuat dan disesuaikan dengan petrinet. Dapat dilihat bahwa path network
dengan petrinet sama, dapat dilihat bahwa di petrinet proses pertama adalah
kedatangan, sedangkan pada model merupakan proses kedatangan juga, lalu
dilanjutkan dengan proses menunggu untuk dilakukan proses pelapisan cat, begitupun
model simulasi yang dibuat. Karena dari proses pertama sampai dengan proses akhir
antara petrinet dengan model simulasi sama, maka model dengan cara verifikasi
pertama dapat diverifikasi.
PEWARNAAN
MOTIF
DISPOSE PACKAGING
OPERATOR IDLE
OPERATOR IDLE
ARRIVE
END BEGIN
OPERATOR IDLE
2. Verifikasi dengan cara kedua adalah dengan melihat trace dari sistem nyata dan
kemudian diamati pada proses yang ada pada model. Dari trace dan proses yang ada
pada model dapat diketahui bahwa kedua data tersebut sama, dapat dilihat bahwa
waktu pada model menunjukkan 00.05.03 operator1.2 berada pada pewarnaan motif,
pada sistem nyata, pukul 08.05 operator 1.2 berada pada proses pewarnaan motif.
Selain itu, pada saat yang bersamaan asbak pewarnaan dasar pada sistem nyata juga
berdatangan untuk dilakukan pewarnaan motif. Karena antara model dengan trace telah
sesuai, maka dapat dikatakan bahwa model ini terverfisikasi.
3. Verifikasi dengan cara ketiga adalah dengan melihat apakah animasi pada ProModel
sama dengan model nyata. Pada model nyata terdapat 3 pekerja, dan terdapat 7 proses.
Hal ini sesuai dengan animasi yang digambarkan pada ProModel. Karena adanya
kesesuaian antara animasi pada ProModel dengan sistem nyata, maka model ini dapat
diverifikasi.
4.6.1. Validasi
Validasi merupakan cara untuk mengevaluasi model dengan cara membandingkan
antara sistem nyata dengan model simulasi. Pada model ini, validasi dilakukan pada data
output.
1. Data Output
Berikut merupakan data output yang dihasilkan pada kondisi nyata dan pada model
simulasi dengan 5 kali replikasi
Tabel 7 Data Output Aktual dan Simulasi
Data Simulasi (kardus) Data Sistem Nyata (kardus)
7 8
7 7
7 8
7 10
7 9
Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan uji kenormalan data. Berikut
merupakan langkah untuk menguji kenormalan data.
a. Membuka SPSS 20 dan membuat file baru.
b. Klik Variable View, kemudian mengisi nama variabel.
c. Menguji kenormalan data dengan memilih menu Analyze Descriptive
Statistics Explore.
d. Memasukkan variabel Data Output ke dalam Dependent List, klik Plots
pilih None pada kotak Boxplots hilangkan semua centang pada kotak
Descriptive centang Normality Plots with Test klik OK.
e. Hasil Output Uji Kenormalan Data
Kolmogorov-Smirnovb Shapiro-Wilk
Hipotesis:
H0 = tidak terdapat perbedaan antara data simulasi dengan data nyata (valid)
H1 = terdapat perbedaan antara data simulasi dengan data nyata (tidak valid)
Nilai taraf nyata () = 0.05
Kriteria pengujian:
H0 diterima jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,05/2
H0 ditolak jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) <0,05/2
Jadi, berdasarkan hasil output, didapatkan nilai Sig. (2-tailed) 0.025, yaitu
0.025. Selain itu, didapatkan nilai Sig.(0.052) 0.025. Dari kedua nilai Sig tersebut
dapat disimpulkan bahwa H0 diterima, berarti tidak terdapat perbedaan antara data
simulasi dengan data nyata. Hal ini dapat dikatakan bahwa model sudah
tervalidasi.
ANALISIS PEMBAHASAN
Dari hasil permodelan dengan menggunakan ProModel, berikut merupakan analisis
pembahasan.
1. Locations
Berikut merupakan output locations dari 5 replikasi.
Tabel 10 Utilitas Location
Utilization
Name
1 2 3 4 5
Kedatangan asbak setengah jadi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Pelapisan cat 2.23 2.3 2.27 2.27 2.23
Lem 2.17 2.15 2.18 2.18 2.16
Pewarnaan dasar 2.34 2.2 2.22 2.22 2.35
Pewarnaan motif 3.11 3 3.11 3.13 3.10
Packaging 0.19 0 0.21 0.22 0.18
Kedatangan kardus 0.00 0 0.00 0.00 0.00
Bentuk kardus 0.00 0.02 0.00 0.06 0.00
Tunggu batch 47.24 38.68 45.94 47.74 47.29
Antrian asbak setengah jadi 0.04 0.08 0.07 0.00 0.05
Antrian lem 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Antrian pewarnaan dasar 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Antrian pewarnaan motif 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Antrian tunggu batch 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Antrian bentuk kardus 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Antrian packaging 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Keluar 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00
Utilisasi Location
60
50
40
30
20
10
UTILITAS RESOURCES
120
100
80
60
40
20
0
Operator 1.2 Operator 2
Pada tabel output variable dapat dilihat bahwa variabel yang digunakan adalah WIP.
WIP digunakan untuk melihat jumlah entitas yang diproses dalam sistem. Pada tabel
diatas dapat dilihat bahwa nilai current value WIP setiap replikasi berbeda akan tetapi
hasilnya tetap stabil.
Dalam model awal, terjadi penumpukan pada kedatangan asbak pewarnaan dasar
menuju proses selanjutnya di lokasi pewarnaan motif. Hal ini disebabkan waktu yang
dibutuhkan untuk proses pewarnaan motif cukup lama, yaitu dengan rata-rata sebesar 34
detik untuk setiap asbak dan utilisasi sebesar 3,11%.
Analisa dan Pembahasan Model Terbaik
Sebelum dilakukan perbaikan, distribusi untuk proses pewarnaan motif adalah N(34.,
1.67) dan menghasilkan total exit berupa asbak_dus sebanyak 7 buah selama 7 jam kerja.
Perbaikan dilakukan dengan mengoptimalkan waktu proses pada pewarnaan motif sehingga
digunakan scenario untuk memaksimalkan fungsi total exit dengan distribusi N(33., 1.).
setelah dilakukan perbaikan, dapat dilihat bahwa total exit asbak_dus meningkat menjadi 8
buah, seperti terlihat pada gambar 44 dan gambar 45.