Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Haikal Sani

Nim : 1644300022
Mk : Akhlak Tasawuf
Prodi/Semester : Politik Islam (A) / II
Dosen Pembimbing : Drs Abdurrasyid. M,Ag

A. TAKHALLI
1. Pengertian
Dalam tarekat Naqsyabandiyah ada 3 (tiga) metode yaitu takhalli, tahalli, dan
tajalli.Langkah pertama yang harus dilakukan pengamal tarekat atau salik adalah taubat dan
istighfar dari dosa besar maupun dosa kecil. Taubat dan istighfar bagi sisalik ibarat suatu
fundamental pada suatu bangunan atau ibarat akar dari sutu pohon.Tidak mungkin jadi
pengamal tarekat tanpa taubat nasuha dan istighfar yang sungguh-sungguh dihayati dan
dilaksanakan. Pembersihan dan pengosongan diri rohani dari segala dosa dan noda, dari
segala sifat buruk dan tercela, menghentikan segala perbuatan fakhsayak dan mungkar yang
merusak, dan seterusnya , itulah kajian yang dinamakan takhalli.

2. Pelaksanaan
Firman Allah SWT :


Arinya : Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya).maka Allah meng ilhamkan kepada
jiwa itu (jalan). Kefasikan dan ketaqwaan.Sesungguhnya beruntunglah orang yang
mensucikan jiwa itu.Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Q.S. Asy-
Syams 91 : 7-10)
Mensucikan diri jasadi dan diri rohani harus simultan dan serentak. Dosa yang
dilakukann oleh jasadi, kita namakan dosa lahir, sedangkan dosa yang dilakukan oleh rohani
kita namakan dosa batin, sedangkan perbuatan itu sendiri kita nama kan maksiat batin dan
maksiat lahir, karena itu mensucikannya harus secara lahir dan batin.
1) Mensucikan Diri Dari Dosa lahir
Maksiat lahir adalah segala perbuatan yang dikerjakan oleh anggota badan manusia
yang merusak diri sendiri atau orang lain, yang menimbulkan pengorbanan yan berbentuk
benda, pikiran atau perasaan.
Pada garis besarnya ada 7 (tujuh) anggota badan manusia yang kalau dimanfaatkan
untuk kebaikan maka dia merupakan rahmat dan nikmat, tetapi kalau dilaksanakan untuk
kejahatan maka dia merupakan kedurhakaan dan kekufuran.
Ketujuh anggota itu adalah:
a. Mata
Mata seharusnya digunkan untuk melihat alam ini sebagai bukti adanya tuhan, tidak
untuk meliahat yang haram.
b. Telinga
Telinga seharusnya digunakan untuk mendengarkan ajaran-ajaran agama,untuk
memaslahatkan hidup didunia dan diakhirat, tidak mendengar sesuatu yang
mendorong kepada maksiat.
c. Mulut
Mulut seharusnya digunakan untuk perbuatan baik dan bermanfaat.Tidak untuk
mengatakan perkataan-perkataan yang tidak baik, berdusta, dan seterusnya.
d. Tangan
Tangan seharusnya digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri
maupun masyarakat, bukan dipergunakan untuk merusak.

e. Kaki
Kaki seharusnya digunakan untuk mencari rezeki yang halal dan mengerjakan ibadah,
tidak untuk mencari rezeki yang haram dan berbuat maksiat.
f. Perut
Perut seharusnya diisi dengan makanan yang halal dan baik, tidak diisi dengan
makanan yang haram, untuk berbuat maksiat.
g. Kemaluan
Kemaluan seharusnya digunakan untuk mencari keturunan melalui menikah, tidak
digunakan untuk memuaskan syahwat dengan berzina dengan menghancurkan
kehidupan bermasyarakat.
a. Syekh Amin Al Kurdi mengatakan maksiat dan dosa lahir ini perbuatan-
perbuatan yang tercelah(Azab). (Amin AL- Kurdi 1994 : 389-390).

2) Mensucikan Diri Dari Dosa Batin


Maksiat batin yang menimbulkan dosa batin adalah sangat berbahaya, karena dia
tidak terlihat dan berada pada diri manusia itu sendiri. Maksiat batin inilah yang
menimbulkan dan membangkitkan maksiat lahir yang berbentuk kejahatan, kejahatan yang
dilakukan oleh anggota-anggota badan lahir.Maksiat batin tumbuh dan berkembang oleh
sebab jarang disucikan atau tidak pernah disucikan.
Syekh Amin Al-Kurdi mengatakan bahwa maksiat batin itu sebagai sifat-sifat yang
tercelah dan itu merupakan najs-najis maknawiyah yang tidak mungkin orang mendekatkan
diri kepada Allah swt sebelum disucikan.
Pusat dari segala sifat yang tercela tadi adalah hati nurani atau dari hati nurani manusia itu
sendiri.
Cara mensucikan / memberantas maksiat batin yang menimbulkan dosa batin adalah
dengan berzikir pada 7 (tujuh) tempat Latifal, yaitu : latifal qalbi, latifal ruh, latifal sir,
latifatul khafi, latifatul akhfa, latifat nafsun natikah dan latifatul kullul jasad, cara berzikir
pada latifah-latifah itu dan buahnya akan dijelaskan pada bagian zikir lataif.

B. TAHALLI
a. Pengertian
Seorang yang terus menerus mengisi diri rohaninya dengan sifat sifat terpuji, yaitu
dengan melaksanakan amalan-amalan shaleh, baik yang wajib maupun yang sunat, yang
dilaksanakan dengan ikhlas, dengan perasaan syukur, penuh tawakal seraya mengharap ridha
Allah swt, itu yang dinamakan Tahalli.
Tahalli secara harfiah berarti mengisi dan menghiasi diri atau menyibukkan diri
dengan sifat-sifat dan amal-amal terpuji yang digariskan dan ditetapkan dalam syariat Islam.
Pengisian diri rohani dengan sifat-sifat mahmudah dengan kegiatan-kegiatan
akhmalush shalihat adalah amat penting, karena kesibukan-kesibukan baru, yaitu kegiatan
amal kebaikan . Inilah yang dinamakan Inabah.Inabah artinya kembali kejalan yang hak atau
benar, mengganti kebiasaan yang buruk dengan kebiasaan yang baik.

b. Pelaksanaan
Firman Allah swt :
sesungguhnya allah menyuru kamu berllaku adil dan berbuat kebaikan, memberi kepada
kaum kerabat( apa yang mereka perlukan ), dan melarang dari pebuatan keji, kemungkaran
dan permusuhan .. ( Qs. An nahl : 90 )
Ayat ini menjadi dasar utama supaya kita berakhlakul karimah atau berakhlak
mulia.Seorang yang berakhlak mulia.Merupakan manifestasi dari rohaninya yang bersih,
bersih dari sifat-sifat yang tercela dan telah menerima pancaran nur/cahaya Tuhan.
Nur Uluhiyah memancarkan nurul iman, Nurul Islam dan nurul ikhsan.
Nurul Iman mengusir gelapnya kemusyrikan yang sekaligus menampakan pancaran
ikhlas berserah diri hanya kepada Allah swt.Mata hati dengan Nur Iman melihat kebenaran
yang Hakiki yang datang dari Allah swt.
Nurul Ikhsan Islam mengusir gelapnya kekafiran dan kemaksiatan yang sekligus
menampakan nur keimanan dan ketaatan. Dengan jalan ini melalui Nurluhiyah, seorang dapt
melihat kebenaran yang hakiki yaitu mentauhidkan Allah swt.Nur ikhsan mengusir gelapnya
kesamaan yang mendua kan Allah swt. Mata hati ketika itu melihat kebesaran yang hakiki,
sehingga tampak olehnya Nur wujud Allah swt.
Apabila seseorang berakhlak dengan akhlak mahmudah ini, menjadi dekatlah ia kepada
Allah dan Rosulnya, maka ia akan mendapatkan kebahagiaan didunia dan di akhirat.
Selanjudnya Syekh Amin Al Kurdi menjelaskan, bukanlah yang dimaksud dengan
mengosongkan (takhalli) dari sifat-sifat tercelah dan mengisi tahalli dengan sifat-sifat terpuji
itu, menghabiskan atau memusnahkan semua sifat-sifat tercela tadi dan mengganti dengan
sifat-sifat terpuji yang baru. Sifat-sifat tercela dan sifat-sifat terpuji, kedua duanya ada
tertanam bibitnya pada diri manusia, yang tidak mungkin kita musnahkan secara total dan
menggantinya dengan yang baru. Yang dapat dilakukan manusia adalah mangarahkan dan
mebentuk suatu sifat kebiasaan terpuji.Sifat sifat tercelah itu ibarat suatu penyakit menahun
yang harus terus menerus diobati dibawah pengawasan seorang dokter ahli, sehingga
penyakitnya tidak selalu kambuh. Demikian pulavlah halnya untuk mengobati sifat-sifat yang
tercela tadi, dilaksanakan dibawah pengawasan syekh Mursyid
(Amin Al Kurdi 1994 : 390-391).

C. TAJALLI
a. Pengertian
Tajalli adalah orang-orang yang telah melaksanakan takhalli dan tahalli secara baik dan
sempurna dengan riyadhah dan mujahadah yang terus menerus, sehingga dia sampai kepada
tingkat hakikat yang akhirnya menjadi kekasih Allah swt. Adapun pengertian dari mujahadah
adalah keseimbangan antara pekerjaan batin yang terdiri dari nafsu, pikiran dan hati nurani
dengan pekerjaan fisik. Sedangkan riyadhah adalah latihan kerohanian dalam melaksanakan
hal-hal yang terpuji, baik dengan cara penyikapan terhadap hal-hal yang benar.
Sesungguhnya oarang yang telah sampai ketingkat tajalli tertinggi, dia telah melewati
fase-fase, riyadhah dan mujahadah yang sungguh-sungguh dan terus menerus, sehingga
kehidupannya selalu dalam keadaan muqabah yang terus menerus, akhirnya memperoleh
musyahadah, lalu makrifat dan akhirnya fana fillah.
Orang yang fana fillah, tajali-lah baginyaNur Uluhiyah, sehinggah dia mengetahui
rahasia-rahasia yang ghaib, karena telah hilang sifat basyariyahnya yang menjadi hijab untuk
dapat kasyaf.

b. Pelaksanaan
Orang yang fana fillah hingga dia menjadi tajalli, adalah orang yang pada waktu itu
sedang munajat beribadat kepada-Nya, fana dan tajalli adalah kehendak Allah swt yang
merupakan rahmat dan kerunia dari padaNya.
Syekh Abu Yazid busthami setiap membicarakan fana dan membicarakan baqa dan
pada waktu yang bersamaan membicarakan adanya tajalli. Atau dengan kata lain, adanya fana
baru adanya dengan adanya baqa atau adanya fana baru adanya dengan adanya tajalli.

1. Tajalli Afal
Tajalli Afal (perbuatan) lenyapnya afal seorang hamba dan yang adanya hanya afal
Allah swt. Afal yang hakiki adalah afal Allah.
2. Tajalli Asma
Tajalli asma ialah fananya seorang hamba pada waktu ibadat atau munajat kepada
salah satu atau beberapa dari asma Allah swt.
3. Tajalli Sifat
Tajalli sifat adalah seseorang fana dengan sifat-sifat Allah yang maha
sempurna.Seseorang yang fana filsifat secara haqqul yakin merasakan keagungan
sifat-sifat Allah itu. Pengerian tajalli sifat hamper sama dengan pengertian tajalli
asma.
4. Tajalli Zat
Tajalli Zat ialah fananya seseorang hamba kedalam zat yang wajibul wujud, sehingga
terpancarlah Nur bahwa hanya Allah sajalah yang merupakan wujud yang mutlak.

Anda mungkin juga menyukai