Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING

UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA


PADA SISWA KELAS IV SD
Retno Megawati1, Suripto2, Kartika Chrysti Suryandari3
PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Kepodang 67A Panjer Kebumen
e-mail: retnomegawati@ymail.com
1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS
2,3 Dosen PGSD FKIP UNS

Abstract: Application of Guided Inquiri Method to Increasing activeness learn


science in the fourth grade students of Elementary School. The purpose of
this research were (1) describe steps of guided inquiry method to fourth grade
students at Elementary School 1 Kabekelan, (2) increase the activity of learing
science fourth grade students at Elementary School 1 Kabekelan with the
application of guided inquiry method. This research is a Collaborative
Classroom Action Research conducted in three cycles, each cycle includes
the planning, implementation, observation and reflection. The subject of the
research was of fourth grade students at Elementary School 1 Kabekelan
which amounts to 17 students. The result of this research show that: (1) steps
application of guided inquiry method on fourth grade students at Elementary
School 1 Kabekelan include presenting problems, formulating hypotheses,
collecting data, analyzing data, and making inferences, (2) the application of
guided inquiry method can improve the learning activity science fourth grade
students at Elementary School 1 Kabekelan.
Keywords: method of guided inquiry, active learning

Abstrak: Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Peningkatan Keaktifan


Belajar IPA pada siswa kelas IV SD. Penelitian ini bertujuan untuk (1)
mendeskripsikan langkah-langkah penerapan metode inkuiri terbimbing pada
siswa kelas IV SDN 1 Kabekelan (2) meningkatkan keaktifan belajar IPA
siswa kelas IV SD 1 Kabekelan dengan penerapan metode inkuiri terbimbing.
Penelitian ini berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Kolaboratif yang
dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing siklus mencakup tahap
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas IV SDN 1 Kabekelan yang berjumlah 17 siswa. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) langkah-langkah penerapan metode inkuiri
terbimbing pada siswa kelas IV SDN 1 Kabekelan meliputi menyajikan
masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, analisis data, dan
membuat kesimpulan, (2) penerapan metode inkuiri terbimbing dapat
meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas IV SDN 1 Kabekelan.
Kata Kunci: metode inkuiri terbimbing, keaktifan belajar

PENDAHULUAN ilmiah serta rasa mencintai dan


Pembelajaran IPA tidak hanya menghargai kebesaran Tuhan yang
memberikan bekal pengetahuan saja Maha Esa perlu ditanamkan kepada
tetapi keterampilan, sikap, dan nilai siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah
satu caranya dengan penggunaan Pembelajaran IPA yang masih
metode atau model pembelajaran yang rendah di SDN 1 Kabekelan dapat
tepat. Selain itu, seorang guru juga diatasi dengan penerapan metode
harus mampu mendorong siswanya inkuiri terbimbing. Metode ini dapat
untuk aktif di dalam pembelajaran dan mengarahkan siswa untuk berperan
memberikan pengalaman langsung aktif dalam proses pembelajaran. Gulo
sehingga pembelajaran bermakna. Guru (2004) berpendapat, Metode inkuiri
juga hendaknya mendorong siswanya berarti suatu rangkaian kegiatan belajar
melihat masalah, merumuskannya dan yang melibatkan secara maksimal
berupaya untuk memecahkan masalah seluruh kemampuan siswa untuk
sesuai dengan kemampuannya sehingga mencari dan menyelidiki secara
siswa mengkontruksi pemahamannya sistematis, kritis, logis, analitis
sendiri. Penanaman sikap dan nilai-nilai sehingga mereka dapat merumuskan
serta rasa mencintai dan menghargai sendiri penemuannya dengan penuh
kebesaran Tuhan yang Maha Esa juga percaya diri (Ambarsari, 2012: 4).
harus ditanamkan kepada siswa. Demikian juga, Nwagbo (2006)
Pembelajaran IPA yang mengatakan bahwa, Metode inkuiri
dilaksanakan di SD Negeri 1 Kabekelan terbimbing merupakan strategi
masih terpusat pada guru (teacher pengajaran yang berpusat pada siswa
centered learning). Hal ini terlihat dari dan berbasis aktivitas dimana guru
proses pembelajaran yang didominasi menggunakan berbagai bahan ajar
oleh metode ceramah, menyebabkan untuk membantu siswa menemukan
pembelajaran IPA kurang bermakna. solusi yang mungkin dan dapat diuji
Pembelajaran IPA juga masih bersifat secara ilmiah (Ozdilek dan Bulunuz,
hafalan. Siswa belum mendapatkan 2009: 26).
pengalaman langsung untuk melakukan Berdasarkan uraian di atas,
suatu aktivitas dalam mata pelajaran rumusan masalah yang muncul yaitu
IPA. Hal tersebut menyebabkan tingkat (1) bagaimana penerapan metode
keaktifan siswa dalam pembelajaran inkuiri terbimbing pada siswa kelas IV
IPA masih kurang, masih banyak siswa SDN 1 Kabekelan?, (2) apakah
yang pasif dalam pembelajaran terbukti penerapan metode inkuiri terbimbing
dari sedikitnya siswa yang mau dapat meningkatkan keaktifan belajar
bertanya, kurangnya keaktifan siswa IPA siswa kelas IV SDN 1 Kabekelan?.
dalam mengeluarkan pendapat, serta Tujuan penelitian ini adalah (1)
kurangnya keaktifan siswa dalam mendeskripsikan langkah-langkah
menjawab pertanyaan guru. Selain itu, penerapan metode inkuiri terbimbing
hasil belajar siswa masih rendah. Hal pada siswa kelas IV SDN 1 Kabekelan
tersebut terlihat dari hasil belajar siswa (2) meningkatkan keaktifan belajar IPA
pratindakan yang menunjukkan bahwa siswa kelas IV SD 1 Kabekelan dengan
persentase ketuntasan hasil belajar penerapan metode inkuiri terbimbing.
siswa baru mencapai 25% dan rata-rata
kelas sebesar 53.
METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilaksanakan di kelas Pelaksanaan pembelajaran dengan
IV SDN 1 Kabekelan, Kecamatan menerapkan langkah-langkah metode
Prembun, Kabupaten Kebumen. Jumlah inkuiri terbimbing di kelas IV SDN I
subjek penelitian 17 siswa yang terdiri Kabekelan pada mata pelajaran IPA telah
dari 8 putra dan 9 putri. Waktu penelitian dilaksanakan sesuai dengan skenario
dilaksanakan mulai bulan November 2012 pembelajaran yang telah dibuat. Langkah-
sampai dengan bulan April 2013 pada langkah penerapan metode inkuiri
semester dua tahun pelajaran 2012/2013. terbimbing secara sistematis yaitu guru
Pengumpulan data dalam menyajikan masalah. Selanjutnya, guru
penelitian ini ada dua yaitu instrumen membentuk kelompok, masing-masing
tes hasil belajar dan instrumen non tes kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Setelah
berupa lembar observasi dan angket kelompok terbentuk, dilanjutkan dengan
yang digunakan sebagai alat pengumpul merumuskan hipotesis. Langkah
data terhadap pelaksanaan pembelajaran berikutnya, guru memberikan siswa LKS.
dengan metode inkuiri terbimbing sesuai Kemudian siswa melakukan percobaan
dengan RPP dan skenario pembelajaran untuk mengumpulkan data dengan
yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan bimbingan guru. Setelah itu, siswa
dilakukan oleh guru kelas IV. Observer berdiskusi dengan kelompoknya untuk
dalam penelitian ini adalah peneliti dan menganalisis data yang diperoleh dari
teman sejawat dari peneliti sendiri. hasil percobaan dan menjawab pertanyaan
Validitas data yang digunakan yang ada di LKS. Selanjutnya, siswa
dalam penelitian ini adalah triangulasi berdiskusi dengan kelompoknya untuk
data. Sedangkan analisis data dalam menyimpulkan percobaan dan
penelitian ini menggunakan teknik membacakan hasil diskusinya.
analisis statistik deskriptif komparatif Pelaksanaan pembelajaran dengan
dengan membandingkan data kuantitatif metode inkuiri terbimbing yang dilakukan
dan analisis kuantitatif yang mengacu oleh guru pada setiap siklus mengalami
pendapat Miles dan Hiberman (1984) peningkatan. Hal tersebut terlihat dari
meliputi 3 tahap yaitu reduksi data (data rata-rata hasil observasi dan angket
reduction), penyajian data (data display) kinerja guru dalam pelaksanaan
serta penarikan kesimpulan (Sugiyono, pembelajaran dengan metode inkuiri
2011: 246-252). terbimbing dari siklus I sampai siklus III,
Jenis penelitian yang dilakukan yang dapat disajikan pada tabel berikut
oleh peneliti yaitu Penelitian Tindakan ini:
Kelas (PTK) kolaboratif. Menurut
Trianto, PTK kolaboratif merupakan Tabel 1. Perbandingan Hasil Observasi
penelitian tindakan yang melibatkan Kinerja Guru Siklus I-Siklus
beberapa pihak yaitu guru, dosen LPTK, III
dan orang lain yang terlibat dalam satu
tim secara serentak melakukan penelitian Siklus Persentase (%)
(2011: 39). Penelitian ini menggunakan I 61%
model penelitian tindakan kelas yaitu II 76,6%
model Kemmis dan Mc. Taggart yang III 89,3%
meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan Keterangan Meningkat
tindakan, observasi, dan refleksi.
Berdasarkan tabel 1, di atas melalui penggunaan dan pengembangan
terlihat adanya kenaikan hasil observasi keterampilan proses dan sikap ilmiah
kinerja guru yaitu dari siklus I sampai sehingga IPA bukan hanya penguasaan
dengan siklus III. Kenaikan hasil kumpulan pengetahuan berupa fakta
observasi kinerja guru dari siklus I fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip
sebesar 61% meningkat pada siklus II saja. Isi dari KTSP tersebut didukung
menjadi 76,6% sehingga hasil observasi oleh pendapat Samatowa yang
kinerja guru meningkat sebesar 15,6%. menyatakan bahwa, pembelajaran IPA di
Kenaikan hasil observasi kinerja guru SD hendaknya dapat memberikan
juga terjadi dari siklus II ke siklus III kesempatan pada siswa untuk memupuk
sebesar 12,7%, yang semula siklus II hasil rasa ingin tahunya secara alamiah. Hal
observasi kinerja guru 76,6% meningkat tersebut akan memudahkan siswa
pada siklus III menjadi 89,3%. mengembangkan kemampuan bertanya
Penerapan metode inkuiri dan mencari jawaban atas fenomena alam
terbimbing yang telah diterapkan di kelas yang ada berdasarkan bukti serta
IV SDN I Kabekelan pada mata pelajaran mengembangkan cara berpikir ilmiah.
IPA dapat meningkatkan keaktifan belajar Pembelajaran IPA di SD juga hendaknya
IPA. Pembelajaran menggunakan metode dapat memupuk minat dan pengembangan
inkuiri terbimbing membuat siswa terlibat anak didik di dalam kehidupannya sehari-
aktif dalam pembelajaran IPA. Siswa hari (2006).
yang tadinya hanya duduk mendengarkan Peningkatan keaktifan belajar
penjelasan guru dan mencatat materi, siswa pada mata pelajaran IPA dapat
setelah dilakukan pembelajaran IPA dilihat dari rata-rata hasil observasi dan
dengan metode inkuiri terbimbing siswa angket keaktifan siswa dalam pelaksanaan
menjadi aktif menjawab pertanyaan guru, pembelajaran dengan metode inkuiri
aktif dalam merespon suatu masalah, aktif terbimbing dari siklus I sampai siklus III,
mengamati suatu hal, mendapatkan yang dapat disajikan pada tabel berikut
kesempatan untuk melakukan percobaan ini:
sehingga rasa ingin tahunya dapat
terpenuhi, siswa berpartisipasi aktif dalam Tabel 2. Perbandingan Hasil Observasi
suatu diskusi kelompok, aktif dalam Keaktifan Siswa Siklus I-
mencari pemecahan masalah, aktif Siklus III
membuat kesimpulan, aktif bertanya, dan
mengemukakan pendapat. Oleh karena Siklus Persentase (%)
itu, keterampilan proses dalam IPA dapat I 60%
dilaksanakan oleh siswa. II 75,8%
Menurut KTSP 2006 bahwa III 90,3%
pembelajaran IPA di SD sebaiknya Keterangan Meningkat
dilaksanakan secara inkuiri ilmiah
sehingga menumbuhkan kemampuan Berdasarkan tabel 2, di atas
berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta terlihat adanya kenaikan hasil observasi
mengkomunikasikannya sebagai aspek keaktifan siswa yaitu dari siklus I sampai
penting kecakapan hidup (Djojosoediro, dengan siklus III. Kenaikan hasil
2012: 67). Maka dari itu, pembelajaran observasi keaktifan siswa dari siklus I
IPA di SD menekankan pada pemberian sebesar 60% meningkat pada siklus II
pengalaman belajar secara langsung menjadi 75,8% sehingga hasil observasi
keaktifan siswa meningkat sebesar 15,8%. Tabel 4. Perbandingan Nilai Hasil Belajar
Kenaikan hasil observasi keaktifan siswa Pratindakan, Siklus I, Siklus II
juga terjadi dari siklus II ke siklus III dan Siklus III
sebesar 14,5%, yang semula siklus II hasil
observasi kinerja guru 75,8% meningkat Persentase
Rata-
pada siklus III menjadi 90,3%. Pencapaian KKM
Tindakan rata
Belum
Kelas Tuntas
Tabel 3. Perbandingan Hasil Keaktifan Tuntas
Siswa Siklus I-Siklus III dengan Pratindakan 53 25% 76,5%
Teknik Angket Siklus I 66,6 59% 41,2%
Siklus II 76,9 73,6% 26,5%
Siklus Persentase (%) Siklus III 89 88,3% 11,8%
I 59%
II 75,4% Berdasarkan tabel 4, di atas
III 90,1% terlihat adanya kenaikan rata-rata kelas
Keterangan Meningkat yaitu dari pratindakan sampai dengan
siklus III. Kenaikan rata-rata kelas dari
Berdasarkan tabel 3, di atas pratindakan sebesar 53 meningkat pada
terlihat adanya kenaikan hasil keaktifan siklus I menjadi 66,6 sehingga nilai rata-
siswa dengan teknik angket yaitu dari rata kelas meningkat sebesar 13,6.
siklus I sampai dengan siklus III. Kenaikan rata-rata kelas juga terjadi dari
Kenaikan hasil keaktifan siswa dengan siklus I ke siklus II sebesar 10, yang
teknik angket dari siklus I sebesar 59% semula siklus I nilai rata-rata kelasnya
meningkat pada siklus II menjadi 75,4% 66,6 meningkat pada siklus II menjadi
sehingga hasil keaktifan siswa dengan 76,9. Peningkatan nilai rata-rata kelas
teknik angket meningkat sebesar 16,4%. juga terjadi dari siklus II ke siklus III
Kenaikan hasil keaktifan siswa dengan sebesar 12,1, nilai rata-rata kelas siklus II
teknik angket juga terjadi dari siklus II ke yang tadinya 76,9 meningkat pada siklus
siklus III sebesar 14,7%, yang semula III menjadi 89.
siklus II hasil kinerja guru dengan teknik Selain itu, terjadi peningkatan
angket 75,4% meningkat pada siklus III pada persentase ketuntasan hasil belajar
menjadi 90,1%. siswa dari pratindakan sampai dengan
Peningkatan keaktifan belajar siklus III. Kenaikan persentase ketuntasan
siswa pada mata pelajaran IPA setelah hasil belajar dari pratindakan sebesar 25%
diterapkan metode inkuiri terbimbing meningkat pada siklus I menjadi 59%
berpengaruh pada hasil belajar siswa. sehingga persentase ketuntasan hasil
Hasil belajar tersebut dapat disajikan pada belajar siswa meningkat sebesar 13,6%.
tabel berikut ini: Kenaikan persentase ketuntasan hasil
belajar siswa juga terjadi dari siklus I ke
siklus II sebesar 14,6%, yang semula
siklus I persentase ketuntasan hasil
belajar siswa 59% meningkat pada siklus
II menjadi 73,6%. Peningkatan persentase
ketuntasan hasil belajar siswa juga terjadi
dari siklus II ke siklus III sebesar 14,7%,
persentase ketuntasan hasil belajar siswa
siklus II yang tadinya 73,6% meningkat hipotesis, mengumpulkan data, analisis
pada siklus III menjadi 88,3%. data, dan membuat kesimpulan, (2)
Pelaksanaan pembelajaran metode penerapan metode inkuiri terbimbing dapat
inkuiri terbimbing yang diterapkan di meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa
kelas IV SDN 1 Kabekelan tidak terlepas kelas IV SDN 1 Kabekelan.
dari adanya kendala-kendala baik dari Saran yang diberikan peneliti
pihak guru maupun siswa. Kendala- kepada guru yaitu untuk melatih siswa
kendala tersebut yaitu guru dan siswa bersikap ilmiah, memancing respon siswa
belum sepenuhnya memahami langkah- terhadap masalah, menjadi fasilitator
langkah metode inkuiri terbimbing, dalam presentasi dan memberikan
dibutuhkan kesabaran yang lebih untuk bimbingan secara intensif pada saat
memotivasi siswa terlibat aktif dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode
pembelajaran, sikap individualitas siswa inkuiri terbimbing. Peneliti juga
dan kurangnya kerja sama dalam memberikan saran kepada siswa agar
kelompok. Kendala-kendala tersebut mengembangkan sikap ilmiah,
menyebabkan kurang maksimalnya menumbuhkan motivasi dan terbiasa
pelaksanaan pembelajaran dengan metode membaca dan memecahkan masalah yang
inkuiri terbimbing. Oleh karena itu, perlu berhubungan dengan materi pembelajaran
adanya solusi untuk mengatasi kendala yang diberikan guru. Bagi lembaga
tersebut. pendidikan hendaknya melengkapi sarana
Adapun solusi untuk mengatasi dan prasarana serta sumber belajar untuk
adanya kendala tersebut yaitu guru lebih mendukug penerapan metode inkuiri
memahami kembali langkah-langkah terbimbing. Sedangkan, bagi peneliti lain
metode inkuiri terbimbing secara untuk mengkaji lebih dalam tentang
mendalam sehingga dapat memberikan metode inkuiri terbimbing sehingga
pengarahan langkah-langkah metode penerapan metode inkuiri terbimbing
inkuiri terbimbing secara lebih jelas dan dapat terlaksana dengan lebih baik lagi.
sistematis kepada siswa. Guru harus
memiliki kesabaran untuk memberikan DAFTAR PUSTAKA
motivasi secara terus menerus sampai Ambarsari, W. (2012). Penerapan
siswa termotivasi untuk terlibat aktif Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
dalam pembelajaran, membangkitkan terhadap Keterampilan Proses
motivasi dan rasa percaya diri siswa Sains Dasar pada Pelajaran
untuk menyampaikan pendapatnya Biologi Siswa Kelas VIII SMP
maupun bertanya. Mengkondisikan siswa Negeri 7 Surakarta. Diperoleh 3
untuk bekerjasama dengan kelompoknya Desember 2012, dari
dan memberikan penghargaan, hadiah http://biologi.fkip.uns.ac.id/wp-
atau pujian kepada kelompok yang kerja content/uploads/2012/02/journal-
samanya baik. by-wiwin.pdf.
Djojosoediro, W. (2012). Kurikulum IPA
SIMPULAN DAN SARAN SD (KTSP). Diperoleh 5
Berdasarkan hasil penelitian dapat Desember 2012, dari
disimpulkan bahwa: (1) langkah-langkah http://tpardede.wikispaces.com/fil
penerapan metode inkuiri terbimbing pada e/view/ipa_unit_2_original. pdf.
siswa kelas IV SDN 1 Kabekelan meliputi Ozdelik, Z. & Bulunuz, N. (2009). The
menyajikan masalah, merumuskan Effect of a Guided Inquiry Method
on Pre-service Teachers Science
Teaching Self-Efficacy Beliefs.
Turkish Science Education
Journal, 6 (2), 24-42. Diperoleh 8
Desember 2012, dari
http://www.pegem.net/dosyalar/do
kuman/124733-20110827165856-
4.pdf.
Samatowa, U. (2006). Bagaimana
Membelajarkan IPA di Sekolah
Dasar. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Trianto. (2011). Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Prestasi
Pustakarya.

Anda mungkin juga menyukai