Anda di halaman 1dari 6

KONDILOMA AKUMINATA

I. Definisi

Kondiloma akuminata (genital warts, kutil kelamin) atau lebih dikenal dengan istilah
penyakit Jengger Ayam, mungkin karena bentuknya yang mirip jengger ayam pada
kondiloma yang luas, adalah kelainan kulit berbentuk kutil dengan permukaan berlekuk-
lekuk mirip jengger ayam yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) tipe
tertentu.
HPV pertama kali diidentifikasikan pada tahun 1907. Kini, lebih 120 jenis subtipe HPV
telah dapat diidentifikasi. Tapi tidak semua tipe dapat menyebabkan kondiloma
akuminata. Sekitar 90 % kondiloma akuminata diyakini berhubungan dengan tipe 6 dan
tipe 11. Para ahli mencurigai HPV tipe tertentu memiliki kecenderungan onkogenik
(potensial menjadi kanker), terutama tipe 16 dan tipe 18.
II. Etiologi

Anogenital kutil (juga dikenal sebagai kutil kelamin, kondiloma acuminata,


condylomas) adalah lesi proliferatif jinak yang disebabkan oleh Human Papilloma
Virus (HPV) tipe 6 dan 11. Cara penularan infeksi biasanya melalui hubungan seksual
dengan orang yang telah terinfeksi sebelumnya, penularan ke janin atau bayi dari ibu
yang telah terinfeksi sebelumnya, dan resiko mengembangkan karsinoma sel skuamosa.

III. Epidemiologi

Saat ini kondiloma akuminata sekarang menjadi penyebab paling utama suatu penyakit
menular seksual bahkan melebihi herpes genital. Kondiloma akuminata terjadi pada 5,5
juta orang Amerika setiap tahun dan diperkirakan memiliki prevalensi 20 juta.
Kondiloma akuminata adalah infeksi anorektal yang paling umum yang mempengaruhi
pria homoseksual. Namun, juga sering terjadi pada pria biseksual dan heteroseksual dan
wanita. Meskipun cara penularan paling umum melalui hubungan seksual namun
penyebab non seksual juga dapat terjadi.
Pada pasien HIV positif prevalensi HPV adalah 30%. Pengaruh infeksi HIV pada
perjalanan penyakit HPV tidak jelas tetapi dapat dipengaruhi oleh tingkat keparahan
immunocompromise dan terapi penggunaan antiretroviral. Infeksi oleh jenis risiko tinggi
HPV dikaitkan dengan SIL (Squamous Intraepithelial Lesion) yang merupakan
prekursor diduga menjadi kanker invasif.
IV. Klasifikasi

1. Akuminata
Vegetasi yang timbul di daerah yang lembab, terutama di daerah lipatan. Memberikan
gambaran papilomatosis, akantosis, elongasi dan penebalan rete ridges, parakeratosis,

1
cytoplasmic vacuolization (koilocytosis). Koilocytosis merupakan keratinosis pada
lapisan tengah dengan vakuolisasi (halo) dan berbagai derajat atipia nukleus.
2. Flat condyloma
Kondiloma yang berbentuk datar, berupa makula (subklinis).
3. Papullosis bowenoid (BP)
Bentuk kelainan seperti Bowens disease (BD) dengan gambaran histologi tidak seberat
BD. BD merupakan neoplasma intraepithelial yang berhubuangan dengan CIS
(carcinoma in situ), ditandai dengan disorganisasi seluruh lapisan epitel dengan
gambaran inti sel mengalami polariasis dan hiperkromatis serta gambaran mitosis
abnormal. Bentuk klinik dari BP berupa papul eritema berbatas tegas dengan permukaan
datar dan sedikit menebal (2-3 mm). Pada batang penis bisa ditemukan veruka yang
melekat dan menetap dengan ukuran 2-3 mm. Veruka dapat menyebar ke dalam vagina,
uretra, dan epitel perirektal. Secara histologi ditemukan sel atipis yang ditemukan pada
penyakit Bowen atau Basal sel karsinoma. Dimana lesi ini sangat berhubungan dengan
HPV tipe 16. Jenis ini perlu ditangani secepat mungkin karena mempunyai potensiasi
onkogenik.

V. Patofisiologi

Kondiloma akuminata dapat disebabkan kontak dengan penderita yang terinfeksi HPV.
Sampai saat ini dikenal lebih dari 100 macam jenis HPV, yang sering menyebabkan
kondiloma akuminata yaitu tipe 6 dan 11. HPV ini masuk melalui mikro lesi pada kulit,
biasanya pada daerah kelamin dan melakukan penetrasi pada kulit sehingga
menyebabkan abrasi permukaan epitel. Human Papilloma Virus adalah epiteliotropik;
yang sifatnya mempunyai afinitas tinggi pada sel-sel epitel. Replikasinya tergantung
pada adanya diferensiasi epitel skuamosa. Virus DNA (Deoxyribonucleic Acid) dapat
ditemukan pada lapisan terbawah dari epitel. Protein kapsid dan virus infeksius
ditemukan pada lapisan superfisial sel-sel yang berdiferensiasi. HPV dapat masuk ke
lapisan basal, menyebabkan respon radang. Pada wanita menyebabkan keputihan dan
infeksi mikroorganisme. HPV yang masuk ke lapisan basal sel epidermis dapat
mengambil alih DNA dan mengalami replikasi yang tidak terkendali. Fase laten virus
dimulai dengan tidak adanya tanda dan gejala yang dapat berlangsung sebulan bahkan
setahun. Setelah fase laten, produksi virus DNA, kapsid dan partikel dimulai. Sel dari
tuan rumah menjadi infeksius dari struktur koilosit atipik dari kondiloma akuminata
(morphologic atypical koilocytosis of condiloma acuminate) berkembang.1,2 Lamanya
inkubasi sejak pertama kali terpapar virus sekitar 3 minggu sampai 8 bulan atau dapat
lebih lama.3 HPV yang masuk ke sel basal epidermis ini dapat menyebabkan nodul
kemerahan di sekitar genitalia. Penumpukan nodul merah ini membentuk gambaran
seperti bunga kol. Nodul ini bisa pecah dan terbuka sehingga terpajan mikroorganisme
dan bisa terjadi penularan karena pelepasan virus bersama epitel.
HPV yang masuk ke epitel dapat menyebabkan respon radang yang merangsang
pelepasan mediator inflamasi yaitu histamin yang dapat menstimulasi saraf perifer.
Stimulasi ini menghantarkan pesan gatal ke otak dan timbul impuls elektrokimia
sepanjang nervus ke dorsal spinal cord kemudian ke thalamus dan dipersepsikan sebagai
rasa gatal di korteks serebri. Pada wanita yang terinfeksi HPV dapat menyebabkan

2
keputihan dan disertai infeksi mikroorganisme yang berbau, gatal dan rasa terbakar
sehingga tidak nyaman pada saat melakukan hubungan seksual
VI. Manifestasi Klinis
Kebanyakan pasien dengan kondiloma akuminata datang dengan keluhan ringan.
Keluhan yang paling sering adalah ada bejolan atau terdapat lesi di perianal.

1. Gejala
Kebanyakan pasien hanya mengeluhkan adanya lesi, yang dinyatakan tanpa gejala.
Jarang terdapat gejala seperti gatal, perdarahan, atau dispaurenia

2. Tanda-Tanda Fisik
Lesi sering ditemukan di daerah yang mengalami trauma selama hubungan seksual dan
mungkin soliter tetapi sering akan ada 5 sampai 15 lesi dari 1-5 mm diameter. Kutil
dapat menyatu menjadi plak yang lebih besar dan ini lebih sering terlihat dengan
imunosupresi dan diabetes. Pada pria yang tidak disunat, rongga prepusium (glans
penis, sulkus koronal, frenulum) yang paling sering terkena, sementara pria yang telah
di disunat biasanya terdapat di batang penis.
Kandiloma Akuminata pada pria dapat juga terjadi pada orificium uretra, pubis,
skrotum, pangkal paha, perineum, daerah perianal, dan anus. Pada perempuan, lesi
dapat terjadi pada labia minora, labia mayora, pubis, klitoris, orificium uretra, perineum,
daerah perianal, anus, introitus, vagina, dan ectocervix.
Kutil anogenital dapat bervariasi secara signifikan dalam warna, dari merah muda ke
salmon merah, putih keabu-abuan sampai coklat (lesi berpigmen). Kondiloma
Akuminata umumnya berupa lesi yang tidak berpigmen. Lesi berpigmen sebagian besar
dapat terlihat pada labia mayora, pubis, selangkang, perineum, dan daerah perianal

VII. Diagnosis

Dalam beberapa kasus diagnosis kondiloma akuminata sulit ditetapkan, karena langka
dan memiliki gambaran klinis yang berbeda-beda.
Adapun cara diagnosis yang menjadi poin kunci sebagai berikut4:
a. Periksa dengan cahaya yang baik, sebuah lensa yang mungkin berguna untuk lesi
kecil.
b. Pada pria, selalu periksa meatus, dan memiliki ambang yang rendah untuk
memeriksa daerah perianal proktoskopi untuk memeriksa lubang anus. Pada wanita,
selalu memeriksa daerah perianal dan melakukan pemeriksaan spekulum untuk
membedakan serviks atau lesi pada vagina.
c. Biopsi tidak diperlukan untuk kutil anogenital yang khas, biopsi harus selalu
dilakukan jika ada kecurigaan pra-kanker atau kanker, dan dapat berguna untuk
diferensial diagnosis.
d. Tidak semua lesi papular disebabkan oleh HPV. Selalu mempertimbangkan varian
yang normal.

Kondiloma akuminata (KA) dapat timbul di dalam vagina dan uretra, cervik, vulva,
penis, dan anus. Umumnya kondiloma akuminata adalah asimtomatis, tapi dapat juga

3
timbul nyeri, dan gatal tergantung dari ukuran dan lokasinya. Penyebaran dan
pertumbuhannya tergantung dari respon imun host.
Di samping pemeriksaan klinis, dapat pula dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk
membantu menegakkan diagnosis, antara lain :
1. Acetowhitening
2. Pap Smear
3. Dermatopatologi (Biopsi)
4. Deteksi DNA HPV
5. Serologi

VIII. Diagnosis Banding

Diagnosis banding kondiloma akuminata adalah :


1. Veruka Vulgaris: Vegetasi yang tidak bertangkai, kering dan berwarna abu-abu
atau sama dengan warna kulit.

2. Karsinoma Sel Skuamosa: Vegetasi yang seperti kembang kol. Mudah berdarah,
dan berbau.

IX. Tatalaksana

Tujuan terapi kondilomata akuminata adalah menghilangkan lesi yang tampak dan
mengurangi keluhan dan gejala tetapi tidak bisa mengeradikasi HPV.
Managemen kondiloma dapat dilakukan oleh pasien dan tenaga kesehatan :

Pasien
A. Podofilin 0,5% , digubnakan 2 kali sehari untuk 3 hari, pada hari keempat berhenti
dan dapat diulang sampai empat kali, total pemakaian perhari adalah 0,5 ml.
B. Imikuimod 5%, gunakan pada lesi setiap malam, 3 kali dalam seminggu.

Tenaga Kesehatan
A. Campur Podofilin 10-25% dan Benzoin, bersihkan setelah 1-4 jam, digunakan
seminggu sekali.
B. Podofilotoksin 0,5%.
C. TCA 80-90%, ulangi dengan jeda waktu 1 minggu.
D. Krioterapi dengan nitrogen liquid, ulangi 1-2 minggu berikut.
E. Electric Surgery
F. Surgical (scalpel) surgery
G. Laser surgery

X. Pencegahan

4
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut4:
1. Pasien wanita harus diberitahu tentang skrining sitologi serviks sesuai dengan
pedoman lokal/nasional. Rekomendasi di Inggris adalah bahwa perempuan dengan
kondiloma akuminata harus diskrining sesuai dengan pedoman standar.
2. Konseling tentang PMS (Penyakit Menular Seksual) dan pencegahan
penularannya.
3. Analisis apakah kondom melindungi terhadap penularan HPV yang lebih
kompleks dengan hasil yang beragam. Namun data terbaru menunjukkan bahwa
penggunaan kondom laki-laki dapat melindungi perempuan terhadap penularan HPV.
4. Vaksinasi
Ada banyak pilihan vaksin yang bisa kita jumpai yaitu:
1. Monovalent (vaksin Hepatitis A, vaksin Hepatitis B, vaksin Rabies, vaksin Polio
inactivated, vaksin influenza)
2. Dwivalent (tipe 16 dan 18)
3. Quadrivalent (tipe 6,11,16,18)

Syarat Untuk Melakukan Vaksinasi :


1. Kondisi tubuh sedang dalam keadaan sehat
2. Belum melakukan aktivitas seksual. Jika sudah pernah melakukan maka
diharuskan melakukan pemeriksaan paps smear terlebih dahulu.

XI. Komplikasi

1. Fisik dan Psikoseksual Implikasi


Kondiloma Akuminata sering dianggap sebagai dampak dari gaya hidup seksual yang
buruk.. Dapat menimbulkan perasaan cemas, rasa bersalah, kemarahan, dan kehilangan
harga diri, dan membuat kekhawatiran tentang kesuburan masa depan dan risiko
kanker4.
2. Pra-Kanker dan Kanker
Pra-Kanker (vulva, dubur, dan penis intra-epitel neoplasia, yaitu VIN (Vulva
Intraepithelial Neoplasia), AIN (Anal Intraepithelial Neoplasia), dan PIN (Penis
Intraepithelial Neoplasia)) atau lesi invasif (vulva, dubur, dan kanker penis) dapat
muncul bersamaan dengan kondiloma akuminata, dan salah didiagnosa sebagai
kondiloma akuminata.

XII. Prognosis
Walaupun sering mengalami residif, prognosisnya baik. Oleh karena itu, faktor
predisposisi perlu dicari misal higiene, adanya fluor albus atau kelembaban pada pria
akibat tidak sirkumsisi. Tingkat kekambuhan lebih dari 50% sesudah 1 tahun dan dapat
terjadi karena :
1. Infeksi ulang dari kontak seksual
2. Masa inkubasi HPV yang panjang
3. Lokasi virus pada lapisan kulit superfisial yang jauh dari kelenjar limfe

5
4. Menetapnya virus pada kulit di sekitar lesi, folikel rambut atau tempat
yang tidak dapat dijangkau oleh intervensi yang digunakan
5. Lesi yang tidak dijumpai atau lesi yang dalam.

Anda mungkin juga menyukai