Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi. Sedangkan
istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa
sesuatu dapat bekerja secara normal. Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan
No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan
(jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit,
cacat, dan kelemahan. Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya
pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Dan kesehatan yang demikian yang menjadi dambaan setiap
orang sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bias
ditolak meskipun kadang kadang bias dicegah atau dihindari (Depkes RI, 1992).

Menurut Undang-Undang RI. No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Kesehatan


adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup secara produktif secara social dan ekonomi. Sedang, menurut WHO,
kesehatan adalah kondisi dinamis meliputi kesehatan jasmani, rohani, sosial, dan tidak
hanya terbebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan (Depkes RI, 1992).

Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena
ada faktor-faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor
social budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu
hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain . Banyak ahli filsafat,
biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan
telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari
masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang
berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan
lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosiobudaya (Menkes, 2004).

1
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja.Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran
serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat diwilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan kata
lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan
kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya (Menkes, 2004).

Sesuai dengan visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas adalah


tercapainya kecamatan sehat 2015, merupakan gambaran masyarakat kecamatan masa
depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yang ditandai dengan
penduduknya hidup dalam lingkungan sehat dan dengan prilaku hidup sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Upaya pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan oleh puskesmas terpadu dan
berkesinambungan yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta
mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Menkes,
2004).

Penyelenggaraan puskesmas di era desentralisasi hanya dapat digolongkan


menjadi program kesehatan dasar dan program kesehatan pengembangan. Program
kesehatan dasar puskesmas yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan sebagian besar
masyarakat Indonesia serta mempunyai daya ungkit tinggi dalam mengatasi
permasalahan kesehatan nasional dan internasional yang berkaitan dengan kesakitan,
kecacatan dan kematian. Program kesehatan dasar tersebut meliputi: promosi
kesehatan, kesehatan lingkungan, KIA/KB, perbaikan gizi, P2M, dan pengobatan.
Sedangkan program kesehatan pengembangan hendaknya disesuaikan dengan
permasalahan kesehatan masyarakat setempat terutama yang bersifat KLB atau sesuai
dengan tuntutan masyarakat sebagai program inovatif dengan mempertimbangkan
ketersediaan dan kemampuan sumber daya setempat serta dukungan dari masyarakat
(Menkes, 2004).

2
Profil puskesmas sebagai sarana informasi kesehatan dapat memberikan bukti-
bukti dalam pengambilan keputusan dalam pembangunan kesehatan baik pada tingkat
puskesmas secara berkala.

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarkan oleh puskesmas adalah


mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat
tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat (Menkes,2004).

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai


satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk
kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya.
Setiap kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Program yang dilaksanakan di Puskesmas ada
2 kategori yaitu program pokok yang meliputi upaya kesehatan wajib yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global, serta yang mempunyai daya
ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan
yang wajib diselenggarakan oleh Puskesmas adalah promosi kesehatan, pelayanan
pengobatan, kesehatan ibu dan anak, pemberantasan penyakit menular, kesehatan
lingkungan, dan gizi (Menkes,2004).

Selain program pokok yang meliputi upaya kesehatan wajib terdapat pula
program pengembangan yang merupakan upaya yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan
kemampuan Puskesmas. Program pengembangan yang diselenggarakan Puskesmas di
antaranya perawatan kesehatan masyarakat (PHN), usaha kesehatan sekolah, usaha
kesehatan usila, usaha kesehatan kerja, usaha kesehatan gigi dan mulut masyarakat
desa (UKGMD), usaha kesehatan jiwa, usaha kesehatan mata, imunisasi, usaha
kesehatan tradisional, laboratorium kesehatan sederhana, kesehatan olahraga
(Menkes,2004).

Untuk dapat melaksanakan usaha pokok Puskesmas secara efisien, efektif,


produktif, dan berkualitas, pimpinan Puskesmas harus memahami dan menerapkan
prinsip-prinsip manajemen. Manajemen bermanfaat untuk membantu pimpinan dan
pelaksana program agar kegiatan Puskesmas dilaksanakan secara efektif dan efisien.

3
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah-masalah yang


ada pada puskesmas Benu-benua.

2. Tujuan Khusus
a. Mengumpulkan data ditiap bagian program puskesmas

b. Menyesuaikan dengan Standar Pelayanan Medik

c. Menentukan prioritas masalah yang ada di Puskesmas

d. Mampu menganalisis masalah

e. Mampu menyusun rencana kegiatan puskesmas secara sistematik berdasarkan


permasalahan yang ada dan diharapkan dapat meningkatkan derajat
kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan dan peningkatan kesehatan serta
pencegahan penyakit agar dapat mencapai masyarakat sehat yang bahagia
dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan
keberadaanya dalam strata kemasyarakatan.

3. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan survey manajemen puskesmas ini selama satu bulan


dilaksanakan dari tanggal 13 Februari 2017 sampai 8 April 2017 di wilayah kerja
Puskesmas Perawatan Benu-benua.

4. Metodologi

Metode dalam pengumpulan data laporan manajemen puskesmas yaitu dengan


menggunakan wawancara dan observasi.

Anda mungkin juga menyukai