Anda di halaman 1dari 12

Solar Tracking System Untuk Mengoptimalkan Penyerapan Energi Matahari Pada Panel

Surya Menggunakan Mikrokontroller ATMEGA8535

Yudhi Andrian1

Email :
yudhi@potensi-utama.ac.id

ABSTRAKSI
Energi matahari telah banyak dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik, yaitu
dengan menggunakan panel surya yang dapat mengubah energi matahari menjadi
energi listrik. Untuk mendapatkan energi matahari yang maksimal, maka posisi panel
surya tersebut harus selalu tegak lurus terhadap arah datangnya sinar matahari. Pada
penelitian ini telah dirancang sistem mekanis yang dapat menggerakkan posisi panel surya
agar selalu mengikuti arah pergerakan matahari. Sistem ini diberi nama solar tracking
system. Beberapa sensor peka cahaya yang membaca arah datangnya cahaya ditempatkan di
beberapa sudut. Sudut yang paling kuat dari sensor peka cahaya tersebut diasumsikan
sebagai sudut arah datangnya sinar matahari, sehingga sudut tersebut yang akan diikuti
oleh pergerakan solar tracker ini. Pembacaan sensor dilakukan oleh mikrokontroller melalui
ADC. Mikrokontroller akan menampilkan nilai hasil pembacaan ADC. Selanjutnya
mikrokontroller akan membandingkan nilai masing masing LDR, jika nilai LDR yang berada
di tengah lebih besar dari yang lain, maka mikrokontroller tidak akan menggerakkan motor
servo. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan solar tracking,
total jumlah energi yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan panel surya diam.
Persentase peningkatan voltase listrik yang dihasilkan antara solar tracking system dengan
panel surya diam adalah 7,86 persen, bahwa tingkat jumlah tegangan tertinggi berada pada
jam 11.30 sampai 12.30. hal ini disebabkan karena matahari tepat berada di atas katulistiwa.

Kata kunci : Panel Surya, Solar Tracking, Mikrokontroller ATMEGA8535, Analog to Digital
Konverter (ADC), LDR.

ABSTRACT

Solar energy has been widely used to generate electrical energy. This is generally done by
using solar panels to convert solar energy into electrical energy. To get the maximum solar
energy, the position of the solar panel must always be perpendicular to the direction of the
sun. In this research, a mechanical system has been designed to move the position of the solar
panels that always follow the direction of the sun. The system is named solar tracking
system. Some of the light-sensitive sensors that reads the direction of the light are placed at
several angles. The most powerful angle of the light-sensitive sensor is assumed to be a point
of direction of the sun. so the angle is followed by the movement of the solar tracker. The
Sensor readings performed by the microcontroller using the ADC. The microcontroller will
display the value of the ADC readings. Then, the microcontroller will compare the value of
each LDR. If the LDR value at the center is greater than the other, then the microcontroller
will not drive the servo motor. From this research it can be concluded that by using solar
tracking, the total amount of energy produced is greater than static solar panel. The
percentage of the produced voltage increase between the static solar panel and tracking
system is 7.86 percent. The highest voltage level happens between 11.30 am to 12.30 pm.
this is because the sun is directly above the equator.

Keywords: Solar Panels, Solar Tracking, Microcontroller ATMEGA8535, ADC, LDR.


PENDAHULUAN
1
Dosen Program Studi Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama
Jl. K.L. Yos Sudarso Km 6,5 No. 3A Medan, Telp (061) 6640525
Energi matahari adalah energi yang luar biasa karena tidak menimbulkan
polusi dan merupakan energi terbesar yang diterima di bumi. Energi matahari ini telah
banyak dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. yaitu dengan menggunakan
panel surya yang dapat mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Semakin
besar energi matahari yang mengenai panel surya, maka akan semakin besar energi
listrik yang dihasilkan oleh penel surya tersebut. Untuk mendapatkan energi matahari
yang maksimal, maka posisi panel surya tersebut harus selalu tegak lurus terhadap arah
fokus datangnya sinar matahari, dengan demikian panel surya harus selalu mengikuti arah
pergerakan matahari.
Berdasarkan hal di atas diperlukan sebuah sistem mekanis yang dapat menggerakkan
posisi panel surya agar selalu mengikuti arah pergerakan matahari. Sistem ini diberi nama
solar tracking system, dinamakan posisi panel surya diharapkan mampu bergerak secara
dinamis mengikuti pergerakan matahari.
Untuk dapat merealisasi sistem tersebut di atas dibutuhkan beberapa sensor peka
cahaya yang membaca arah datangnya cahaya dari beberapa sudut. Sudut yang paling kuat
dari sensor peka cahaya tersebut diasumsikan sebagai sudut fokus arah datangnya sinar
matahari, sehingga sudut dengan fokus terkuat tersebutlah yang akan diikuti oleh pergerakan
solar tracker ini. Dengan kondisi ini maka panel surya akan selalu mendapatkan sinar
matahari secara optimal disepanjang hari. Sehingga, dengan semakin besar energi panas yang
didapatkan panel surya, maka semakin maksimal pula energi listrik yang dihasilkan.

RANCANGAN SISTEM
Diagram Blok Rangkaian
Diagram blok dari sistem yang dirancang adalah seperti yang diperlihatkan pada
gambar 1. berikut ini:

Gambar 1. Diagram Blok Rangkaian

Penjelasan dan fungsi dari masing masing blok adalah sebagai berikut:
a. Panel surya berfungsi mengubah sinar matahari menjadi listrik. Pada perancangan ini
panel surya akan diukur tegangan outputnya, dimana panel surya akan bergerak
mengikuti arah matahari sehingga tegangan keluaran panel surya dapat maksimal.
b. LDR merupakan sensor cahaya, pada perancangan ini LDR digunakan sebagai
pembanding sinar dari matahari untuk kemudian mikrokontroller akan menentukan
posisi yang tepat agar panel surya mendapatkan cahaya maksimal dari matahari.
c. Rangkaian pembagi tegangan berfungsi untuk mendapatkan tegangan output dari
LDR agar dapat diumpankan ke ADC dari mikrokontroller ATMEGA8535.
d. Rangkaian ATMEGA8535 merupakan pusat kendali dari system, mikrokontroller
akan menerima masukan dari LDR, panel surya, kemudian menampilkan nilainya
pada LCD, sekaligus mengendalikan pergerakan servo.
e. Motor servo berfungsi sebagai alat kendali pergerakan panel surya.
f. LCD berfungsi untuk menampilkan nilai hasil pembacaan LDR dan Panel surya

Cara Kerja:
Mikrokontroller akan menampilkan nilai hasil pembacaan ADC pada display LCD,
dimana nilai ADC merupakan nilai LDR dan panel surya. Selanjutnya mikrokontroller akan
membandingkan nilai masing masing LDR, jika nilai LDR yang berada di tengah lebih
besar dari yang lain, maka mikrokontroller tidak akan menggerakkan motor servo.
Jika nilai LDR pada sisi kanan lebih besar dari LDR yang ada di tengah, maka
mikrokontroller akan menggerakkan servo ke arah kanan. Jika nilai LDR pada sisi kiri lebih
besar dari LDR yang ada di tengah, maka mikrokontroller akan menggerakkan servo ke arah
kiri. Demikian seterusnya.

Desain Hardware
Rangkaian Mikrokontroler ATMEGA8535
Pada perancangan alat ini akan digunakan mikrokontroller ATMEGA8535 yang
berfungsi untuk membaca input dari sensor LDR dan panel surya, dan
menampilkannya pada display LCD. Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat
kendali dari seluruh system yang ada. Komponen utama dari rangkaian ini
adalah IC mikrokontroler ATMEGA8535. Pada IC inilah semua program
diisikan, sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki.
Dalam menjalankan chip IC mikrokontroler ATMEGA8535 memerlukan
komponen elektronika pendukung lainnya. Suatu rangkaian yang paling
sederhana dan minim komponen pendukungnya disebut sebagai suatu
rangkaian sistem minimum. Sistem minimum ini berfungsi untuk membuat
rangkaian mikrokontroller dapat bekerja, jika ada komponen yang kurang,
maka mikrokontroller tidak akan bekerja. Dalam perancangan alat ini,
sistem minimum mikrokontroler ATMEGA8535 terdiri dari:

1. Chip IC mikrokontroler ATMEGA8535


2. Kristal 11.0592 MHz
3. Kapasitor
4. Resistor
Rangkaian mikrokontroler ATMEGA8535 master ditunjukkan pada gambar 2.

Gambar 2 Rangkaian mikrokontroller ATMEGA8535


Mikrokontroler ini memiliki 32 port I/O, yaitu port A, port B, port C dan port D.
Pin 33 sampai 40 adalah Port A yang merupakan port ADC, dimana port ini dapat menerima
data analog. Pin 1 sampai 8 adalah port B. Pin 22 sampai 29 adalah port C. Dan Pin 14 sampai
21 adalah port D. Pin 10 dihubungkan ke sumber tegangan 5 volt. Dan pin 11 dihubungkan ke
ground. Rangkaian mikrokontroler ini menggunakan komponen kristal sebagai sumber
clocknya. Nilai kristal ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler dalam mengeksekusi
suatu perintah tertentu.
Pada pin 9 dihubungkan dengan sebuah kapasitor dan sebuah resistor yang
dihubungkan ke ground. Kedua komponen ini berfungsi agar program pada mikrokontroler
dijalankan beberapa saat setelah power aktip. Lamanya waktu antara aktipnya power pada IC
mikrokontroler dan aktipnya program adalah sebesar perkalian antara kapasitor dan resistor
tersebut.
Pada perancangan ini PORTC dihubungkan dengan LCD, PORTA dihubungkan
dengan LDR dan panel surya dan PORTD.6 dihubungkan ke motor servo.
Pada rancangan ini input mikrokontroller berasal dari rangkaian LDR dan panel
surya, dimana rangkaian LDR dihubungkan ke PORTA.1, PORTA.2 dan PORT A.3.
sedangkan rangkaian Panel surya dihubungkan ke PORTA.0. iniput ini berupa tegangan
analog antara 0 Volt sampai 4,7 Volt.
Output rangkaian mikrokontroller dihubungkan ke LCD yaitu pada PORTC. Output
ini berupa data digital yaitu data parallel bernilai 0/1, dimana nilai 0 merupakan tegangan 0
Volt dan nilai 1 merupakan tegangan 5 volt.
Dan output lainnya dihubungkan ke motor servo yaitu pada PORTD.0. output ini
berupa sinyal pulse with modulation (PWM) sinyal digital 0/1. Sinyal ini dalam bentuk PWM
untuk mengendalikan servo.

Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)


LCD (Liquid Crystal Display) adalah modul penampil yang banyak digunakan karena
tampilannya menarik. LCD yang paling banyak digunakan saat ini ialah LCD LMB162ABC
karena harganya cukup murah. LCD LMB162ABC merupakan modul LCD dengan tampilan
2x16 (2 baris x 16 kolom) dengan konsumsi daya rendah. Modul tersebut dilengkapi dengan
mikrokontroler yang didesain khusus untuk mengendalikan LCD. Gambar 3 berikut
menampilkan hubungan antara LCD dengan port mikrokontroler:

Gambar 3 Rangkaian Skematik dari LCD ke mikrokontroler

Pada gambar rangkaian di atas pin 2 dihubungkan ke Vcc (5V), pin 1 dan 16
dihubungkan ke Gnd (Ground), pin 3 merupakan pengaturan tegangan Contrast dari LCD, pin
4 merupakan Register Select (RS), pin 5 merupakan R/W (Read/Write), pin 6 merupakan
Enable, pin 11-14 merupakan data. Reset, Enable, R/W dan data dihubungkan ke
mikrokontroler ATMEGA8535. Fungsi dari potensiometer (R4) adalah untuk mengatur
gelap/terangnya karakter yang ditampilkan pada LCD.

Panel surya
Modul sel surya Photovoltaic merubah energi surya menjadi arus listrik DC.
Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang merupakan unit rakitan
beberapa sel surya fotovoltaik. Bahan sel surya sendiri terdiri kaca pelindung dan material
adhesive transparan yang melindungi bahan sel surya dari keadaan lingkungan, material anti-
refleksi untuk menyerap lebih banyak cahaya dan mengurangi jumlah cahaya yang
dipantulkan, semi-konduktor P-type dan N-type (terbuat dari campuran Silikon) untuk
menghasilkan medan listrik, saluran awal dan saluran akhir (tebuat dari logam tipis) untuk
mengirim elektron ke perabot listrik.
Cara kerja sel surya sendiri sebenarnya identik dengan piranti semikonduktor dioda.
Ketika cahaya bersentuhan dengan sel surya dan diserap oleh bahan semi-konduktor, terjadi
pelepasan elektron. Apabila elektron tersebut bisa menempuh perjalanan menuju bahan semi-
konduktor pada lapisan yang berbeda, terjadi perubahan sigma gaya-gaya pada bahan. Gaya
tolakan antar bahan semi-konduktor, menyebabkan aliran medan listrik. Dan menyebabkan
elektron dapat disalurkan ke saluran awal dan akhir untuk digunakan pada peralatan listrik.
Dengan memberikan sinar yang jatuh pada permukaan panel surya maka
board panel surya tersebut akan menghasilkan besaran listrik pada sisi keluarannya.
Selanjutnya besarnya energi yang dihasilkan oleh panel surya ini diolah oleh mikrokontroller
ATMEGA8535 untuk selanjutnya ditampilkan pada LCD nilai tegangan output dari panel
surya. Hubungan panel surya dengan mikrokontroller ATMEGA8535 ditunjukkan pada
gambar 4:

Gambar 4 Hubungan Panel surya Ke mikrokontroller

Pada perancangan ini nilai R1=10.000 ohm dan R2= 4.700 ohm. Penempatan nilai
resistor ini bertujuan agar nilai output dari rangkaian tidak lebih dari 5 Volt. Perhitungannya
sebagai berikut:
R2
Vout xVSolarCell (1)
R1 R2
4700
Vout x10 V
10000 4700
4700
Vout x10
14700
47000
Vout 3,19 Volt s
14700

Dari hasil perhitungan output rangkaian adalah 3,19 Volt, tidak melebihi 5 volt.
Output dari Panel surya dihubungkan ke mikrokontroller pada pin ADC, sehingga nilai energi
yang dihasilkan oleh panel surya dapat dioleh oleh mikrokontroller untuk kemudian
ditampilkan pada LCD.

Rangkaian LDR dan Pembagi Tegangan


Pada alat ini menggunakan 3 buah sensor peka cahaya LDR yang dipasang
sebagai pelacak arah fokus datangnya sinar matahari, di mana ketiga sensor tersebut
membentuk formasi garis sejajar dan di tengahnya terdapat sebuah LDR lagi yang
berfungsi sebagai pembanding kuat cahaya yang diterima oleh masing-masing sensor
pada kondisi terfokusnya.
Pada kondisi sebuah sensor mempunyai kepekaan terkuat maka tracker akan
bergerak menuju arah tersebut hingga didapatkan suatu kondisi kepekaan sensor
terkuat tersebut sama dengan kepekaan yang diterima oleh sensor yang ditengah
sebagai pembandingnya. Pada aplikasinya ketiga sensor tersebut masing-masing
dihubungkan dengan ADC dari mikrokontroller ATMEGA8535, sehingga nilai dari
masing-masing LDR dapat dibandingkan. Gambar 5 menunjukkan posisi dan system
rangkaian sensor.

Gambar 5 Skematik Posisi dan Sistem Rangkaian Sensor


Berdasar prinsip kerja LDR dimana pada kondisi mendapatkan cahaya maka
tahanannya turun, sehingga dengan metode rangkaian diatas pada LDR yang
mendapatkan kuat cahaya terbesar maka tegangan yang dihasilkan adalah tertinggi.
Masing-masing tegangan keluaran LDR terhubung dengan ADC
mikrokontroller ATMEGA8535. Sehingga dengan sistem rangkaian diatas, nilai dari
masing masing LDR dapat diketahui oleh mikrokontroller dan membandingkan
nilainya.
Nilai keluaran rangkaian inilah yang digunakan sebagai informasi bagi
rangkaian pemrograman untuk menggerakkan motor servo menuju arah LDR dengan
tegangan terbesar tersebut. Dengan demikian Tracker akan mencari sumber cahaya
terkuat hingga didapatkan kondisi tegangan keluaran LDR pembanding sama atau
bahkan lebih besar dari yang lain.
Rumus pembagi tegangan yaitu:
R2
Vout xVcc (2)
RLDR R2
Pada rangkaian terdapat 3 buah sensor, yaitu LDR1, LDR2 dan LDR3. Dimana
masing masing sensor memiliki tegangan keluar sesuai dengan cahaya yang mengenai LDR
nya.
R2
Vout (1) xVcc
R LDR R2
R2
Vout (2) xVcc
R LDR R2
R2
Vout (3) xVcc
RLDR R2

Masing masing vout, yaitu vout(1), Vout(2) dan Vout(3) akan dihubungkan ke mikrokontroller
ATMEGA8535, selanjutnya mikrokontroller melaui programnya akan membandingkan
hasilnya untuk menentukan posisi dari panel surya.

Motor Servo
Sebagai pengendali pergerakan panel surya motor servo, dimana motor servo ini
memiliki torsi yang besar dan presisi untuk dapat mengendalikan pergerakan panel surya.
Motor servo adalah motor yang mampu bekerja dua arah (CW dan CCW) dimana
arah dan sudut pergerakan rotornya dapat dikendalikan hanya dengan memberikan pengaturan
duty cycle sinyal PWM pada bagian pin kontrolnya.
Motor Servo merupakan sebuah motor DC yang memiliki rangkaian control
elektronik dan internal gear untuk mengendalikan pergerakan dan sudut angularnya. Motor
servo adalah motor yang berputar lambat, dimana biasanya ditunjukkan oleh rate putarannya
yang lambat, namun demikian memiliki torsi yang kuat karena internal gearnya.
Sebuah motor servo memiliki :
3 jalur kabel : power, ground, dan control
Sinyal control mengendalikan posisi
Operasional dari servo motor dikendalikan oleh sebuah pulsa selebar 20 ms, dimana
lebar pulsa antara 0.5 ms dan 2 ms menyatakan akhir dari range sudut maksimum.
Konstruksi didalamnya meliputi internal gear, potensiometer, dan feedback control.
Gambar motor servo ditunjukkan pada gambar berikut ini:

Gambar 6 Pengkabelan Pada Motor Servo

Diagram Alir
Diagram alir merupakan proses kerja yang terjadi pada program mikrokontroller.
Diagram alir program ditunjukan pada gambar 7.
Gambar 7 Diagram alir program

Start merupakan saat program pertama kali dijalankan. Selanjutnya program akan
nilai ADC, dimana nilai ADC merupakan nilai dari sensor LDR dan panel surya. Hail
pembacaan ini kemudian ditampilkan pada LCD. Tahap berikutnya adalah membandingkan
nilai pada sensor LDR, Jika nilai LDR pada sisi kanan lebih besar dari LDR yang ada di
tengah, maka mikrokontroller akan menggerakkan servo ke arah kanan.
Jika nilai LDR pada sisi kiri lebih besar dari LDR yang ada di tengah, maka
mikrokontroller akan menggerakkan servo ke arah kiri. End merupakan tanda program
berakhir.

Hasil Pengujian Alat.


Langkah awal pengujian ini adalah dengan menjalankan alat dan melihat proses
kerjanya. Langkah pertama adalah menghubungkan alat ke sumber tegangan PLN,
selanjutnya stop kontak diswitch on untuk menghidupkan alat. Maka akan tampil pada LCD
tampilan seperti ditunjukkan pada gambar 8;
Gambar 8 Tampilan awal

Pada tampilan gambar di atas, tampak tampilan saat pertama kali dinyalakan adalah
hasil pembacaan nilai ADC dari sensor LDR dan Panel surya.
Langkah berikutnya adalah dilakukan pengujian dengan menempatkan alat di bawah
sinar matahari.tampilan gambar ditunjukkan pada gambar 9.

Gambar 9 Tampilan Pengujian jam 9.30

Pada tampilan di atas, dapat dilihat bahwa panel surya mengarah kea rah matahari.
Pengujian tersebut diakukan pada jam 9.30 pagi.
Pengujian terus dilakukan sampai jam 15.30 sore. Tampilan pengujian pada saat jam
12.30 ditunjukkan pada gambar 10.

Gambar 10 Tampilan Pengujian jam 12.30 (Samping)


Gambar 11 Tampilan Pengujian jam 12.30 (Atas)

Pada gambar di atas terlihat bahwa arah panel surya menghadap tepat ke atas, dimana
matahari berada.
Pengujian berikutnya adalah dengan meletakkan panel surya di tempat terbuka,
sehingga panel surya mandapatkan cahaya matahari secara langsung. Pengujian dimulai pada
pukul 9.30 WIB sampai pukul 15.30 WIB. Dalam proses pengujian setiap setengah jam sekali
nilai tegangan panel surya yang tampil pada LCD dicatat dan dilihat posisi panel surya-nya.
Data hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 1.

Solar Tracking System


Tabel 1 Data hasil pengujian pada tanggal 16 Juni 2012
No Waktu Tegangan Panel surya Posisi Panel surya
1 09.30 7.406 V Menghadap Arah Timur (25o)
2 10.00 8.709 V Menghadap Arah Timur (20o)
3 10.30 9.001 V Menghadap Arah Timur (15o)
4 11.00 9.879 V Menghadap Arah Timur (10o)
5 11.30 10.496 V Menghadap Arah Timur (5o)
6 12.00 10.786 V Menghadap Atas (0o)
7 12.30 10.476 V Menghadap Arah Barat (5o)
8 13.00 10.012 V Menghadap Arah Barat (10o)
9 13.30 9.943 V Menghadap Arah Barat (15o)
10 14.00 9.567 V Menghadap Arah Barat (20o)
11 14.30 9.092 V Menghadap Arah Barat (25o)
12 15.00 8.908 V Menghadap Arah Barat (30o)
13 15.30 8.021 V Menghadap Arah Barat (35o)
Total 122.296 V
Grafik dari tegangan output Solar tracking system terhadap waktu ditunjukkan pada gambar
12.

Gambar 12 Grafik Tegangan output Panel surya terhadap waktu

Panel Surya Diam


Tabel 2 Data hasil pengujian pada tanggal 16 Juni 2012
No Waktu Tegangan Panel surya
1 09.30 5.640
2 10.00 7.761
3 10.30 8.706
4 11.00 9.778
5 11.30 10.596
6 12.00 10.762
7 12.30 10.481
8 13.00 9.981
9 13.30 9.743
10 14.00 8.517
11 14.30 9.092 V
12 15.00 8.908 V
13 15.30 8.021 V
Total 113.381 V

Grafik dari tegangan output Panel Surya Diam terhadap waktu ditunjukkan pada gambar 13.

Gambar 13 Grafik Tegangan output Panel surya terhadap waktu


Persentase peningkatan voltase listrik yang dihasilkan antara solar tracking system dengan
panel surya diam adalah :
Total _ Panel _ Diam Total _ Solar _ Tracking
Persentase _ Peningka tan x100%
Total _ Panel _ Diam
113,381 Total _ 122.296
Persentase _ Peningka tan x100%
113,381
Persentase _ Peningka tan 7,86%

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian di atas, maka kesimpulannya adalah
1. Dengan menggunakan solar tracking, total jumlah energi yang dihasilkan lebih besar
dibandingkan dengan panel surya diam.
2. Persentase peningkatan voltase listrik yang dihasilkan antara solar tracking system
dengan panel surya diam adalah 7,86 persen.
3. LDR merupakan sensor yang peka terhadap cahaya dapat digunakan untuk
membandingkan tingkat intensitas energi yang mengenainya, yaitu dengan
menggunakan beberapa LDR dan membandingkan nilai intensitas dari masing-masing
LDR.
4. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa tingkat jumlah tegangan tertinggi berada pada
jam 11.30 sampai 12.30. hal ini disebabkan karena matahari tepat berada di atas
katulistiwa.

DAFTAR PUSTAKA
1. Afrie Setiawan, Mikrokontroller ATMEGA8535 & ATMEGA16 Menggunakan
BASCOM AVR, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2010
2. Atmega 8535, online] tersedia: www.alldatasheet.com 2011
3. Iswanto, Mikrokontroller ATmega8535 dengan Bahasa Basic, Gava Media,
Yogyakarta, 2009.
4. Iswanto Design dan Implementasi Sistem Embedded Mikrokontroler ATMEGA
8535 dengan Bahasa Basic, Gava Media, Yogyakarta, 2008.

Anda mungkin juga menyukai