Anda di halaman 1dari 9

Bab I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banyak pengertian tentang perusahaan yang dikemukaan oleh para ahli, namum
secara ringkas dapat dikatakan bahwa perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang
mengolah sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat
dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat memuaskan kebutuhan
masyarakat.
Perusahaan dapat diklasifikasikan dari beberapa bentuk, yaitu :
1. Perusahaan Badan Hukum
Merupakan perusahaan yang dapat dimiliki oleh swasta maupun negara, berupa
perusahaan persekutuan. Jenis perusahaan memenuhi syarat-syarat sebagai badan hukum.
Contoh perusahaan badan hukum : Perseroan Terbatas (PT), Perusahaan Perseroan (Persero),
Koperasi, Perusahaan Umum.
2. Perusahaan Bukan Badan Hukum
Merupakan perusahaan swasta yang didirikan dan dimiliki oleh beberapa orang
pengusaha secara kerja sama, salah satu contoh Perusahaan Bukan Badan Hukum adalah
Perusahaan Perseorangan, Persekutuan Perdata, Firma, CV.
Perusahaan perseorangan adalah badan usaha yang dimiliki atau dipegang oleh satu
orang. Pemilik bertanggungjawab tak terbatas atas perusahaan yang dimiliki. Dalam praktik,
sebagian perusahaan perseorangan pendiriannya menggunakan akta otentik. Banyak sekali
bentuk-bentuk perusahaan yang dapat kita lihat dari penjelasan diatas. Tapi yang akan kita
bahas sekarang yaitu mengenai Firma yang merupakan salah satu contoh dari Badan
Persekutuan bukan Berbadan Hukum.
Firma itu sendiri telah dibuat hukumnya dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang (KUHD) oleh pemerintah. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mengetahui lebih
dalam lagi apa itu Firma sehingga kita dapat mempertimbangkan bentuk usaha apa yang
ingin kita gunakan jika kita ingin membuka suatu usaha.
B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Firma ?

2. Apa saja ciri-ciri dan sifat bentuk badan usaha Firma ?


3. Apa dasar hukum Firma ?

4. Apa saja kebaikan Firma ?

5. Apa saja keburukan Firma ?

6. Bagaimanakah proses berdirinya Firma ?

7. Siapa saja yang menjadi sekutu dalam Firma ?

8. Apa hubungan hukum dan tanggungjawab Firma ?

9. Bagaimanakah pembubaran Firma ?

10. Apa contoh badan usaha Firma?

C. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui pengertian Firma.
2. Agar dapat mengetahui ciri-ciri dan sifat bentuk badan usaha Firma.
3. Agar dapat mengeetahui dasar hukum Firma.
4. Agar dapat mengetahui kebaikan Firma.
5. Agar dapat mengetahui keburukan Firma.
6. Agar dapat mengerti proses berdirinya Firma.
7. Agar dapat mengerti pembubaran Firma.
8. Agar mengetahui sekutu dalam Firma.
9. Agar dapat mengetahui hukum dan tanggungjawab Firma.
10. Agar dapat memahami contoh badan usaha Firma.
D. Manfaat
Manfaat dalam makalah ini dibagi menjadi dua, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Memberikan pengetahuan terhadap masalah-masalah yang dirumuskan tentang Firma dan
mendapatkan pemahaman mengenai Firma.
2. Manfaat Praktis
Memberikan pemahaman yang leih bagi para Remaja, Pelajar, Mahasiswa dan Masyarakat
sehingga dapat mengetahui bagaimana menjalakan badan udaha yang ingin dibentuk.

Bab II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN FIRMA (Fa)
Berdasarkan KUHD pasal 16 Perseroan Firma adalah suatu perseroan yang didirikan
untuk melakukan suatu usaha dibawah satu nama bersama. Firma adalah sebuah persekutuan
untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan menggunakan nama bersama.
Dimana masing-masing anggota memiliki tanggungjawab tak terbatas. Apabila perusahaan
mendapatkan laba makan akan dibagi bersama-sama. Dan demikian pula apabila perusahaan
mendrita kerugian makan akan dipikul bersama.
Firma bukan merupakan badan usaha yang berbadan hukum karena : Tidak ada
pemisahan harta kekayaan antara persekutuan dan pribadi sekutusekutu, setiap sekutu
bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan.
Tujuan dari firma adalah untuk memperluas usaha dan menambah modal agar lebih
kuat dan mampu bersaing perusahaan yang lain.
Perusahaan dengan berbentuk firma bisa dijumpai pada berbagai jenis perusahaan.
Seperti perusahaan penerbitan, perusahaan perdagangan, perusahaan jasa, juga kantor-kantor
konsultan hukum, dan akuntansi politik.
2. CIRI-CIRI dan SIFAT BADAN USAHA FIRMA
a. Memakai nama bersama dalam kegiatan usaha.
b. Setiap anggota firma memiliki hak menjadi pemimpin.
c. Keanggotaan firma berlaku seumur hidup.
d. Seorang anggota tidak berhak memasukan anggota baru tanpa seijin anggota lainnya.
e. Mudah memperoleh kredit usaha.
f. Tanggungjawab resiko kerugian ditanggung bersama, sebaliknya keuntungan dibagi bersama.
g. Perjanjian firma dapat dilakukan dihadapan notaris maupun dibawah tangan.
h. Para anggota aktif dalam mengelola perusahaaan.
i. Akan berakhir jika salah satu anggota meninggal dunia atau mengundurkan diri.
3. DASAR HUKUM FIRMA
Dasar hukum Firma diatur dalam pasal 16 sampai pasal 35 dalam KUHD.

4. KEBAIKAN FIRMA
a. Firma lebih mudah dalam memperoleh modal karena gabungan modal yang dimiliki
beberapa orang.
b. Prosedur pendirian badan usaha firma relatif mudah.
c. Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja di antara para anggota.
d. Jumlah modalnya relatif besar dari usaha perseorangan sehingga lebih mudah untuk
memperluas usahanya.
e. Lebih mudah berkembang karena manajemen dipegang lebih dari satu orang.
5. KEBURUKAN FIRMA
a. Pimpinan dipegang oleh lebih dari satu orang. Hal yang demikian ini memungkinkan
timbulnya perselisihan paham diantara para sekutu.
b. Kesalahan seorang firmant (anggota firma) harus ditanggung bersama.
c. Utang usaha ditanggung oleh kekayaan pribadi para anggota firma.
d. Apabila salah satu pemilik firma meninggal dunia atau mengundurkan diri, maka akan
mengancam kelangsungan hidup perusahaan.
e. Udah dalam investasi, tetapi untuk menarik sembali modal yang diinvestasikan agak sulit.

6. PROSES PENDIRIAN FIRMA


Firma didirikan dengan akta otentik (dibuat oleh notaris), akta pendirian firma harus
didaftarkan ke Kepaniteraan Pengadilan Negeri. Setelah itu akta pendirian harus diumumkan
dalam Berita Negara atau Tambahan Berita Negara. Karena firma bukan merupakan badan
hukum, maka akta pendiri Firma tidak memerlukan pengesahan dari Departemen kehakiman
RI.
Pendirian firma dalam pasal 22 KUHD yang menjelaskan bahwa, tiap-tiap persekutuan
firma harus didirikan dengan akta otentik, akan tetapi akta demikian tidak dapat ditemukan
untuk merugikan pihak ketiga.
Ada tiga unsur penting dalam isi pasal diatas , yaitu:
1. Firma harus didirikan dengan akta otentik
2. Firma dapat didirikan tanpa akta otentik
3. Akta yang tidak otentik boleh merugikan pihak ketiga.
Isi ikhtisar resmi akta pendirian firma di pasal 26 KUHD memuat sebagai berikut:

1. Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para sekutu firma.

2. Pernyataan firmanya dengan menunjukan apakah persekutuan itu umum ataukah


terbatas pada suatu cabang khusus perusahaan tertentu dan dalam hal terakhir dengan
menunjukkan cabang khusus itu.

3. Penunjukan para sekutu yang tidak diperkenankan bertanda tangan atas nama firma.

4. Saat mulai para berlakunya persekutuan dan saat berakhirnya.

5. Pada umumnya bagian-bagian dari perjanjiannya yang harus dipakaiuntuk


menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap para sekutu.
Bentuk umumnya perjanjian yang tertuang dalam akta pendirian firma biasanya berisi
tentang hal-hal berikut:
1. Nama dan alamat firma.
2. Jenis usaha firma, misalnya usaha dalam bidang jasa, perdagangan, atau manufaktur.
3. Hak dan kewajiban para anggota, misalnya siapa yang menjadi manajer serta tugas dan
wewenang anggota lainnya.
4. Jumlah modal yang ditanamkan pertama kali oleh para anggota, termasuk uraian lengkap
tentang aktifa non-kas yang diserahkan (bila ada) yang digunakan dalam operasi firma.
5. Pembagian laba-rugi yang biasanya ditunjukan dalam bentuk rasio antara anggota yang satu
dengan yang lain.
6. Syarat-syarat pengambilan modal (prive) dan penambahan modal.
7. Prosedur penerimaan anggota baru firma.
8. Prosedur keluarnya anggota firma.
9. Prosedur pembubaran firma apabila firma di likuidasi.
10. Dan uraian penting lainnya.
Dapat disimpulkan, bahwa akta dalam pembentukan Firma hanyalah berfungsi sebagai
alat bukti untuk memudahkan pembuktian berdirinya suatu Firma dan perincian hak dan
kewajiban masing-masing anggota.
7.SEKUTU FIRMA
Adapun sekutu dalam Firma adalah Sekutu komplementer adalah sekutu aktif, yaitu
sekutu yang bertugas mengurus perusahaan dan bertanggung jawab tidak terbatas atau
pribadi. Tugas dari sekutu ini sama dengan tugas dari anggota direksi, tetapi berbeda dalam
hal tanggung jawabnya.
Sekutu komplementer menjalankan perusahaan dan mengadakan hubungan hukum
dengan pihak ketiga sehingga bertanggung jawab pribadi untuk keseluruhan. Hubungan
antara sekutu baik secara intern maupun ekstern setidaknya telah diatur dalam Pasal 17
KUHD yang menjelaskan bahwa, tiap-tiap persero yang tidak dikecualikan dari satu sama
lain, berhak untuk bertindak untuk mengeluarkan dan menerima uang atas nama perseroan,
pula untuk mengikat perseroan itu dengan pihak ketiga dan pihak ketiga dengannya. Segala
tindakan yang tidak bersangkut-pautan dengan perseroan tersebut, atau yang para persero
tidak berhak melakukannya tidak termasuk dalam ketentuan diatas. Meskipun sekutu kerja
tersebut dikeluarkan wewenangnya atau tidak diberi wewenang untuk mengadakan hubungan
hukum dengan pihak ketiga, namun hal ini tidak menghilangkan sifat tanggung jawab pribadi
untuk keseluruhan, sebagaimana diatur dalam Pasal 18 KUHD.
Sekutu Firma sifatnya sama dengan sekutu komplementer dalam CF, yaitu:
1. Para sekutu bertugas untuk mengurus perusahaan.
2. Para sekutu berhubungan dengan pihak ketiga.
3. Memiliki tanggung jawab tidak terbatas.
Pada Firma tanggung jawab tidak terbatas pada tiap-tiap anggota secara tanggung-
menanggung, bertanggung jawab untuk seluruhnya atas perikatan Firma yang disebut dengan
tanggung jawab solider.

8. HUBUNGAN HUKUM DAN TANGGUNGJAWAB


1. Hubungan hukum dalam (internal) antara sekutu Firma:
a. Semua sekutu memutusakan dan menetapkan dalam akta sekutu yang ditunjuk sebagai
pengurus firma.
b. Semua sekutu memberikan persetujuan, apabila firma menambah sekutu baru.
c. Penggantian kedudukan diperkenankan, jika diatur dalam akta pendirian.
d. Seorang sekutu dapat menggugat firma, jika ia berposisi sebagai kreditur firma dan
pemenuhannya disediakan dari kas firma.
e. Semua sekutu mendapat hak melihat dan mengontrol pembukuan firma.

2. Hubungan Hukum luar (eksternal) antara sekutu Firma dengan Pihak Ketiga:
a. Sekutu yang telah keluar secara sah, masih dapat dituntut oleh pihak ketiga atas dasar
perjanjian yang belum diselesaikan pembayarannya.
b. Setiap sekutu berwenang mengadakan perikatan dengan pihak ketiga bagi kepentingan
persekutuan, kecuali jika sekutu itu dikeluarkan dari kewenangannya (pasal 17 KUHD).
c. Setiap sekutu bertanggung jawab secara pribadi atas semua perikatan Firma, meskipun
dibuat oleh sekutu lain, termasuk karena perbuatan melawan hukum (ps.18 KUHD).
d. Apabila seorang sekutu menolak penagihan dengan alasan Firma tidak ada (karena tidak ada
akta pendirian), maka pihak ketiga itu dapat membuktikan adanya Firma dengan segala
macam alat pembuktian (pasal 22 KUHD).
e. Seorang sekutu dapat menggugat Firma, apabila ia berposisi sebagai kreditur Firma dan
pemenuhannya disediakan dari kas Firma.

9. PEMBUBARAN FIRMA
Pembubaran Persekutuan Firma diatur dalam ketentuan Pasal 1646 sampai dengan Pasal
1652 KUHPerdata dan Pasal 31 sampai dengan Pasal 35 KUHD. Pasal 1646 KUHPerdata
menyebutkan bahwa ada 5 hal yang menyebabkan Persekutuan Firma berakhir, yaitu :

Salah seorang sekutu meninggal dunia atau berada di bawah pengampuan atau
dinyatakan pailit

Jangka waktu firma telah berakhir sesuai yang telah ditentukan dalam akta pendirian

Adanya kehendak dari seorang atau beberapa orang sekutu

Adanya pengunduran diri dari sekutunya atau pemberhentian sekutunya

Musnahnya barang atau telah selesainya usaha yang dijalankan persekutuan firma.

Cara Pembubarannya :
1) Dengan akta otentik (Notaris) supaya tidak ada yang dapat dituntut karena
nama-namanya jelas.
2) Di daftarkan ke Paniteraan Pengadilan Negri.
3) Diumumkan di Tambahan Berita Negara.
Jika tidak didaftarkan, maka tidak berlaku pembubaran, pengunduran diri,
dan perubahan terhadap pihak ketiga (ps. 31 KUHD).

10. CONTOH BADAN USAHA FIRMA

Contoh:
Kentarti dan Ana bersepakat pada 1 Januari 2009 mendirikan sebuah usaha dalam bidang
konveksi yang diberi nama Cantik Tailor. Berikut rincian modal usaha yang mereka dirikan:

Keterangan Kentarti Ana


Kas Rp. 1.000.000
Persediaan Rp. 1.500.000
Mesin Rp. 4.500.000
Peralatan Rp. 2.500.000
Jumlah Rp. 5.500.000 Rp. 4.000.000

Cantik Tailor
Neraca awal
1 Januari 2009
AKTIVA PASIVA
Keterangan Jumlah Keterangan Jumlah
Aktiva Lancar : Hutang
Kas Rp. 1.000.000
Persediaan Rp. 1.500.000
Total Aktiva Rp. 2.500.000
Modal :
Lancar
Rp. 4.500.000 Modal Kentarti Rp. 5.500.000
Aktiva Tetap :
Rp. 2.500.000 Modal Ana Rp. 4.000.000
Mesin
Rp. 7.000.000
Peralatan
Total Aktiva Tetap
Jumlah Aktiva Rp. 9.500.000 Jumlah Hut & Rp. 9.500.000
Modal

Pembagian laba usaha Cantik Tailor ialah :


58% untuk Kentarti dan 42% untuk Ana .

Apabila laba pertahun mencapai Rp. 50.000.000


Maka pembagian laba adalah :
Kentarti Rp. 50.000.000 x 58 % = Rp. 29.000.000
100

Ana Rp. 50.000.000 x 42 % = Rp. 21.000.000


100
Maka dari itu, pembagian laba per tahun untuk Kentarti senilai Rp. 29.000.000 dan
untuk pembagian laba untuk Ana senilai Rp. 21.000.000.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Firma adalah bentuk usaha yang dirikan oleh dua orang atau lebih yang bekerja sama
dan atas nama bersama. Firma bukan merupakan badan usaha yang berbadan hukum karena :
Tidak ada pemisahan harta kekayaan antara persekutuan dan pribadi sekutusekutu, setiap
sekutu bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan. Dasar hukum Firma diatur
dalam pasal 16 sampai pasal 35 dalam KUHD.
Firma didirikan dengan akta otentik (dibuat oleh notaris), akta pendirian firma harus
didaftarkan ke Kepaniteraan Pengadilan Negeri. Setelah itu akta pendirian harus diumumkan
dalam Berita Negara atau Tambahan Berita Negara.
Persekutuan Firma dapat bubar karena berakhirnya jangka waktu yang telah di
tetapkan dalam akta pendirian, bisa pula akibat pengunduran diri/pemberhentian sekutu dan
bisa juga karena terjadi bangkrut. Cara pembubarannya hampir mirip dengan pendiriannya
yaitu harus dengan akta otentik, didaftarkan di ke Paniteraan Pengadilan Negri dan harus
diumumkan di Tambahan Berita Negara. Jika tidak maka pembubaran, pengunduran diri, dan
perubahan terhadap pihak ketiga tidak berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

M. Manullang, 2002. Pengantar Bisnis. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.


http://amar20.files.wordpress.com/2010/11/EkonomiMakalahFirma.html
Firma.oleh website. Shine mystyle. Download Pkl 10.45 Tgl 12/09/2015
Arif Abubakar, 2009. Akuntansi Keuangan Dasar 2. Jakarta : Cikal Sakti
Johannes Ibrahim. Hukum Organisasi Perusahaan: Pola Kemitraan Dan Badan Hukum.
Bandung : PT. Refika Aditama, 2006. Hal 34
https://blacktedes.wordpress.com/persekutuan-firma/ . Download Pkl 15.14 Tgl 13/09/2015

Anda mungkin juga menyukai