Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pancasila merupakan landasan dan dasar negara Indonesia yang mengatur seluruh
struktur ketatanegaraan Republik Indonesia. Dalam pemerintahan Indonesia, masih banyak
bahkan sangat banyak anggota-anggotanya dan juga sistem pemerintahannyayang tidak
sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam setiap sila Pancasila. Padahal jika membahas
negara dan ketatanegaraan Indonesia mengharuskan ingatan kita meninjau dan memahami
kembali sejarah perumusan dan penetapan Pancasila, pembukaan UUD dan UUD 1945 oleh
para pendiri dan pembenuk negara Republik Indonesia.

Dalam perumusan ketatanegaraan Indonesia tidak boleh melenceng dari nilai-nilai


Pancasila, pembetukan karakter bangsa dilihat dari sistem ketatanegaraan Indonesia harus
mencerminkan nilai-nilai dari ideologi bangsa yaitu Pancasila. Namun jika dalam suatu
pemerintahan terdapat banyak penyimpangandan kesalahan yang merugikan bangsa
Indonesia, itu akan membuat sistem ketatangaraan Indonesia berantakan begitupun dengan
bangsanya sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari sistem ketatanegaraan ?
2. Apa pengertian dari Pancasila dan UUD sebagai kontek ketatanegaraan NKRI ?
3. Bagaimana sistem pemerintahan negara menurut UUD 1945 ?
4. Bagaimana kelembagaan negara menurut UUD 1945 ?

C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui pengertian sistem ketatanegaraan
2. Mengetahui pengertian Pancasila dan UUD sebagai kontek ketatanegaran NKRI
3. Megetahui sistem pemerintahan negara menurut UUD 1945
4. Mengetahui kelembagaan negara menurut UUD 1945

BAB II
PEMBAHASAN

A. SISTEM KETATANEGARAAN
B. PANCASILA dan UUD SEBAGAI KONTEK KETATANEGARAN NKRI

C. SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA MENURUT UUD 1945

D. KELEMBAGAAN NEGARA MENURUT UUD 1945

Susunan lembaga-lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia sebelum UUD 1945
diamandemen, seperti berikut ini.

Bagan 1.1 Lembaga-Lembaga Negara sesuai dengan UUD 1945 Sebelum Amandemen

UUD 1945

MPR

DPR Presiden BPK DPA MA

Bagan 1.2 Lembaga-Lembaga Negara sesuai dengan UUD 1945 Setelah Amandemen

Pusat UUD 1945


BPK Presiden DPR MP DPD MA MK
Kementrian
negara Badan-badan lain yang
KPU fungsinya berkaitan KY
Dewan
Bank pertimbangan dengan kekuasaan
sentral kehakiman
TNI/polri

Lingkungan
Perwakilan Pemerintah Daerah
Peradilan Umum
BPK provinsi Provinsi
Lingkungan
Gubernur DPRD
Peradilan Agama

Pemerintah Daerah Lingkungan


Kabupaten/Kota Peradilan Militer

Bupati/ DPRD Lingkungan


Daerah
Walikota Peradilan TUN

Lembaga negara yang memegang kekuasaan menurut UUD 1945 (aman-demen) adalah MPR,
DPR, presiden, MA, MK, dan BPK.

Sebagai negara demokrasi, pemerintahan Indonesia menerapkan teori trias politika.


Trias politika adalah pembagian kekuasaan pemerintahan menjadi tiga bidang. Ketiga bidang
tersebut adalah legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Tiga bidang keuasaan ini memiliki
kedudukan yang sejajar. Tidak ada yang berkuasa dibanding yang lain. Ketiganya saling
bekerja sama, saling mendampingi dan saling mengingatkan. Dengan kerja sama ketiganya,
penyimpangan dalam pemerintahan dapat dihindarkan.

Legislatif bertugas membuat undangundang. Bidang legislatif adalah Dewan


Perwakilan Rakyat (DPR). Eksekutif bertugas menerapkan atau melaksanakan undang-
undang. Bidang eksekutif adalah presiden dan wakil presiden beserta menteri-menteri yang
membantunya. Sementara yudikatif bertugas mempertahankan pelaksanaan undang-undang.
Adapun unsur yudikatif terdiri atas Mahkamah Agung (MA) dan Mahkamah Konstitusi
(MK). Pembagian kekuasaan seperti di depan baru dilakukan setelah terjadi amandemen
UUD 1945. Amandemen bergulir seiring berjalannya era reformasi. Amandemen pertama
terhadap UUD 1945 dilaksanakan pada tahun 1999. Sampai tahun 2007, amandemen
terhadap UUD 1945 sudah dilakukan sebanyak empat kali. Lembaga-lembaga negara
Indonesia diposisikan sesuai dengan ketiga unsur di depan. Selain lembaga tersebut masih
ada lembaga yang lain. Lembaga tersebut antara lain Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR), Komisi Yudisial (KY), dan Mahkamah Konstitusi (MK). Kedudukan lembaga-
lembaga negara telah mengalami perubahan. Sebagai contoh, sebelum amandemen UUD
1945 MPR diposisikan sebagai lembaga tertinggi. Namun setelah amandemen, MPR
kududukannya menjadi lembaga negara. Posisinya setara dengan lembaga negara lainnya.
Amandemen terhadap UUD 1945 juga melahirkan beberapa lembaga negara yang baru.
Lembaga-lembaga negara seperti Komisi Yudisial (KY) dan Mahkamah Konstitusi
merupakan lembaga baru. Selain itu amandemen UUD 1945 juga menghapuskan Dewan
Pertimbangan Agung (DPA). Sebagai penggantinya, Presiden membentuk suatu dewan
pertimbangan yang bertugas memberi nasihat dan pertimbangan pada Presiden. Kalau DPA
merupakan lembaga negara yang sejajar dengan Presiden, maka dewan pertimbangan
berkedudukan di bawah Presiden. Semua itu telah disesuaikan dengan UUD 1945 yang telah
diamandemen.

Anda mungkin juga menyukai