1. Negara Indonesia
Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia
Dasar negara yang digunakan di Indonesia adalah Pancasila. Pancasila terdiri dari dua
kata, berasal dari bahasa Sanskerta: paca berarti lima dan la berarti prinsip atau asas.
Ideologi dasar bagiNegara Indonesia adalah Pancasila, merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ketuhanan Yang Maha Esa
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
3. Negara Malaysia
Konstitusi Malaysia, dikenal juga sebagaiKonstitusi Persekutuan,
adalah hukumtertinggi di Malaysia. Konstitusi ini merupakan satu dokumen hukum tertulis
yang telah dibentuk berdasarkan dua dokumen terdahulu yaitu Perjanjian Persekutuan Tanah
Melayu 1948 dan Konstitusi Kemerdekaan tahun 1957.
4. Negara Belanda
Dalam undang-undang dasar Kerajaan tahun 1814 ditentukan bahwa Raja-lah yang
memerintah dan bahwa para menteri bertanggungjawab kepada raja. Amandemen undang-
undang tahun 1848 Raja dinyatakan tidak dapat diganggu gugat, para menteri untuk
selanjutnya bertanggung-jawab kepada perwakilan rakyat yang dipilih melalui pemilu.
Undang-undang dasar baru itu merupakan dasar bagi bentuk pemerintahan kerajaan
konstitusional dengan sistem parlementer.
5. Negara Jepang
Dasar Negara Jepang Konstitusi Jepang (Shinjitai: Kyjitai:
Nihon-Koku Kenp?) adalah dokumen legal pendirian negara Jepang sejak tahun 1947.
Konstitusi ini menetapkan pemerintahan berdasarkan sistem parlementer dan menjamin
kepastian akan hak-hak dasar warga negara. Berdasarkan ketetapannya, Kaisar
Jepang berperan sebagai "simbol Negara dan persatuan rakyat" dan menjalankan peran
yang murni seremonial tanpa kedaulatan yang sesungguhnya. Dengan demikian, berbeda
dengan raja atau ratu lainnya, Kaisar Jepang secara formal bukanlah kepala negara meskipun
ia ditampilkan dan diperlakukan sebaimana layaknya seorang kepala negara. Konstitusi ini,
yang disebut juga "Konstitusi Damai ( Heiwa-Kenp?)," memiliki karakteristik
utama dan terkenal karena tidak memberikan hak untuk memulai perang; yang terdapat
pada Pasal 9, dan dalam penjelasan yang lebih ringkas pada ketetapan de jure kedaulatan
rakyat yang berhubungan dengan peranan kekaisaran.
6. Negara Amerika
Konstitusi Amerika Serikat adalah hukum tertinggi di Amerika Serikat. Konstitusi ini
selesai dibuat pada 17 September 1787 dan diadopsi melalui Konvensi
Konstitusional di Philadelphia, Pennsylvania, dan kemudian akan diratifikasi melalui
konvensi khusus di tiap negara bagian. Dokumen ini membentuk gabungan federasi dari
negara-negara berdaulat, dan pemerintah federal untuk menjalankan federasi tersebut.
Konstitusi ini menggantikan Articles of Confederation yang lebih kurang jelas dalam
pendefinisian federasi ini.
Konstitusi ini mulai berlaku pada tahun 1789 dan menjadi model konstitusi untuk
banyak negara lain. Konstitusi Amerika Serikat ini merupakan konstitusi nasional tertua yang
masih dipergunakan sampai sekarang.
7. Negara Singapura
Singapura adalah sebuah republik parlementer dengan sistem pemerintahan
parlementer unikameral Westminster yang mewakili berbagai konstituensi. Konstitusi
Singapura menetapkan demokrasi perwakilan sebagai sistem politik negara ini. Partai Aksi
Rakyat (PAP) mendominasi proses politik dan telah memenangkan kekuasaan
atas Parlemen di setiap pemilihan sejak menjadi pemerintahan sendiri tahun 1959. Freedom
House menyebut Singapura sebagai "sebagian bebas" dalam "laporan Freedom in the
World" dan The Economist menempatkan Singapura pada tingkat "rezim hibrida", ketiga dari
empat peringkat dalam "Indeks Demokrasi".
8. Negara Mesir
Kairo (SI ONLINE) - Setelah melalui proses perdebatan panjang, akhirnya Majelis
Penyusunan Konstitusi atau Undang-Undang Dasar (UUD) baru Mesir sepakat
mempertahankan syariah Islam sebagai sumber segala hukum. Konstitusi Mesir yang berlaku
saat ini menjadi kontroversial pasca revolusi penumbangan rezim pimpinan Presiden Hosni
Mubarak pada awal tahun lalu. Konstitusi 1971 itu mula-mula diamandemen lewat
referendum pada Maret 2011, kemudian disusul lagi dengan "Taklimat Pelengkap Konstitusi"
yang ditetapkan Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF) bulan lalu.
9. Negara Inggris
Konstitusi dari Britania Raya adalah himpunan hukum dan prinsip-prinsip Inggris
diatur. Tidak seperti negara lain, Inggris tidak memiliki satu dokumen konstitusional atau
tidak tertulis. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa Negara itu memiliki de
factokonstitusi.Namun, banyak dari konstitusi Inggris diwujudkan dalam bentuk tertulis,
dalam undang-undang, keputusan pengadilan dan perjanjian. Konstitusi memiliki sumber
tidak tertulis lainnya, termasuk parlemen konvensi konstitusional dan hak-hak istimewa
kerajaan.
1. Konservatisme
Sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai tradisional. Istilah ini berasal dari kata
dalam bahasa latin, conservre, melestarikan; "menjaga, memelihara, mengamalkan". Karena
berbagai budaya memiliki nilai-nilai yang mapan dan berbeda-beda, kaum konservatif di
berbagai kebudayaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda pula.Sebagian pihak konservatif
berusaha melestarikan status quo, sementara yang lainnya berusaha kembali kepada nilai-
nilai dari zaman yang lampau, the status quo ante.
2. Komunisme
13. Luxemburgisme
Luxemburgisme (juga ditulis Luxembourgisme) adalah paham teori Marxis dan komunisme
secara spesifik revolusioner berdasarkan tulisan-tulisan dari Rosa Luxemburg, Menurut MK
Dziewanowski terjadi penyimpangan dari tradisional Leninisme, keterpengaruhan dari
Trotskyisme Bolshevik yang kemudian diadopsi oleh pengikutnya sendiri.
Luxemburgisme merupakan upaya melakukan tafsir atas ajaran Marxisme yang berpengaruh
terhadap revolusi Rusia, Rosa Luxemburg temasuk pihak yang mengkritik ajaran politik dari
Lenin dan Trotsky, dengan konsep "sentralisme demokratis" sebagai demokrasi.
14. Nazisme
Nazisme, atau secara resmi Nasional Sosialisme (Jerman: Nationalsozialismus), merujuk
pada sebuah ideologi totalitarian Partai Nazi (Partai Pekerja Nasional-Sosialis Jerman,
Jerman: Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei atau NSDAP) di bawah
kepemimpinan Adolf Hitler. Kata Nazi jadi merupakan singkatan Nasional Sosialisme atau
Nationalsozialismus di bahasa Jerman. Sampai hari ini orang-orang yang berhaluan ekstrim
kanan dan rasisme sering disebut sebagai Neonazi (neo = "baru" dalam bahasa Yunani).
15. Islamisme
Islamisme adalah sebuah paham yang pertama kali dicetuskan oleh Jamal-al-Din Afghani
atau Sayyid Muhammad bin Safdar al-Husayn (1838 - 1897), umumnya dikenal sebagai
Sayyid Jamal-Al-Din Al-Afghani, atau Al-Jamal Asadbd-Din sebagai paham politik
alternatif dalam menyatukan negara-negara termasuk di daerah Mandat Britania atas
Palestina yang mempunyai akar budaya dan tradisi yang berbeda dengan budaya dan tradisi
Arab dalam tulisan di majalah al-'Urwat al-Wuthqa, kemudian dikembangkan dan dikenal
pula sebagai Pan Islamisme.
16. Komunitarianisme
Komunitarianisme sebagai sebuah kelompok yang terkait, namun berbeda filsafatnya, mulai
muncul pada akhir abad ke-20, menentang aspek-aspek dari liberalisme, kapitalisme dan
sosialisme sementara menganjurkan fenomena seperti masyarakat sipil. Paham ini
mengalihkan pusat perhatian kepada komunitas dan masyarakat serta menjauhi individu.
Masalah prioritas, entah pada individu atau komunitas seringkali dampaknya paling terasa
dalam masalah-masalah etis yang paling mendesak, seperti misalnya pemeliharaan kesehatan,
aborsi, multikulturalisme, dan hasutan.
17. Maoisme
Maoisme atau Pemikiran Mao Zedong adalah varian dari Marxisme-Leninisme berasal dari
ajaran-ajaran pemimpin komunis Cina Mao Zedong (Wade-Giles Romanization: "Mao Tse-
tung").
Pemikiran Mao Zedong lebih disukai oleh Partai Komunis Cina (PKT) dan istilah Maoisme
tidak pernah dipergunakan dalam terbitan-terbitan bahasa Inggrisnya kecuali dalam
penggunaan peyoratif. Demikian pula, kelompok-kelompok Maois di luar Cina biasanya
menyebut diri mereka Marxis-Leninis dan bukan Maois. Ini mencerminkan pandangan Mao
bahwa ia tidak mengubah, melainkan hanya mengembangkan Marxisme-Leninisme. Namun
demikian, beberapa kelompok Maois, percaya bahwa teori-teori Mao telah memberikan
tambahan berarti kepada dasar-dasar kanon Marxis, dan karena itu menyebut diri mereka
"Marxis-Leninis-Maois" (MLM) atau "Maois" saja.
18. Nasionalisme
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah
negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama
untuk sekelompok manusia.
Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik"
(political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat
liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau
gabungan kedua teori itu.
Macam-macam nasionalis:
1. Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme
dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak
rakyat"; "perwakilan politik". Teori ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau.
2. Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran
politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Dibangun oleh Johann Gottfried von
Herder, yang memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman untuk "rakyat").
3. Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas) adalah
lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik secara
semulajadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme.
4. Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran
politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti warna kulit, ras dan
sebagainya.
5. Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan
dengan nasionalisme etnis.
6. Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi
politik dari persamaan agama.
19. Pancasila
Pancasila terdiri dari dua kata dari Sansekerta: paca berarti lima dan la berarti prinsip atau
asas. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia berisi:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
20. Stalinisme
Stalinisme adalah sistem ideologi politik dari Uni Soviet di bawah kepemimpinan Joseph
Stalin yang memimpin Uni Soviet pada tahun 1929 sampai dengan 1953 berkaitan erat
dengan pemerintahan pengguna sistem ekstensif spionase, tanpa pengadilan, dan politik
penghapusan lawan-lawan politik melalui pembunuhan langsung atau melalui pembuangan
dan penggunaan propaganda untuk membangun kultus kepribadian berupa diktator mutlak
dengan menggunakan negara kepada masyarakat untuk mempertahankan supermasi
individual dengan kontrol politik melalui partainya yaitu Partai Komunis
INDONESIA
Nama singkat : Indonesia
Nama Resmi : Republik Indonesia
Nama Domestik : Republik Indonesia
Sistem Pemerintahan : Presidensial/ Demokrasi multi partai
Ibukota : Jakarta
Mata Uang : Rupiah
Presiden : Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2009 dan 2009-2014)
Konstitusi : Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 .
Terdiri atas Pembukaan, 20 bab, 37 pasal, 194 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan, dan 2 pasal
Aturan Tambahan.
KAZAKHSTAN
Nama singkat : Kazakhstan
Nama Resmi : Republik Kazakhstan
Nama Domestik :
Sistem Pemerintahan : Presidensial / Demokrasi multi partai
Ibukota : Astana
Mata Uang : Tenge
Presiden : Nursultan Abishuly Nazarbayev (1991-sekarang)
Konstitusi : Konstitusi Kazakhstan.
Pembukaan. Pembukaan konstitusi tersebut menegaskan kepentingan "kemerdekaan,
persamaan hak dan kerukunan" dan peran Kazakhstan dalam komunitas internasional.
Bagian 1, ketetapan biasa.
Artikel 1
Artikel 1 menyatakan Kazakhstan adalah negara demokrasi sekuler yang menghargai
"kehidupan, hak dan kemerdekaan" setiap orang. Artikel ini menggaris besarkan sosial dan
"keseimbangan politik, pembangunan ekonomi", patriotisme, dan demokrasi sebagai asas
yang berlangsung yang mana Pemerintah melayani. Ini adalah artikel pertama yang mana
Parlemen Kazakhstan disebutkan.
Artikel 2
Artikel 2 menyatakan bahwa Kazakhstan adalah sebuah negara kesatuan dan pemerintah
adalah presiden. Pemerintah memiliki yurisdiksi, dan bertanggung jawab untuk, semua
daerah di kazakhstan. Regional, divisi politik, termasuk lokasi ibukota, dimasukkan ke dalam
undang-undang tingkat rendah. "Republik Kazakhstan" dan "Kazakhstan" dianggap satu dan
sama.
Artikel 3
Kekuatan pemerintah didapatkan dari rakyat dan warga negara memiliki hak untuk memilih
pada referendum dan pemilihan umum. Artikel 3 menyatakan setiap provinsi di Kazakhstan
memiliki pemerintah tersendiri. Perwakilan rakyat adalah hak cadangan menuju cabang
eksekutif dan cabang legislatif. Pemerintah dibagi menjadi eksekutif, legislatif, dan cabang
pengadilan. Setiap cabang dicegah dari penyalahgunaan kekuatan mereka oleh sistem
pemeriksaan dan keseimbangan. Ini adalah artikel pertama yang menyebutkan batasan
konstitusi pada cabang eksekutif.
Artikel 4
Hukum yang memiliki efek termasuk "ketentuan Konstitusi, hukum meresponnya, aksi
mengatur legal lainnya, perjanjian internasional dan komitmen Republik lainnya sebagaimana
pengaturan resolusi Dewan Konstitusi dan Pengadilan Tertinggi Republik". Konstitusi telah
membuat hukum tertinggi. Ratifikasi perjanjian internasional yang menggantikan hukum
nasional telah diselenggarakan, kecuali dalam kasus saat ratifikasi sedang berlangsung,
Parlemen menduga kontradiksi antara perjanjian dan hukum yang telah ditetapkan, dalam
kasus lainnya, perjanjian tidak akan memiliki efek sampai kontradiksi disetujui melalui
undang-undang. Pemerintah akan mempublikasikan semua hukum tersebut.
KOREA SELATAN
Nama singkat : Korea Selatan
Nama Resmi : Republik Korea
Nama Domestik :
Sistem Pemerintahan : Presidensial Terpusat
Ibukota : Seoul
Mata Uang : Won
Presiden : Lee Myung-bak (2008-sekarang)
Konstitusi : Konstitusi dari Republik Korea (Korea Selatan)
Merupakan hukum dasarnya. Hal ini diundangkan pada tanggal 17 Juli 1948, dan
terakhir direvisi pada tahun 1987.
Struktur :
Terdiri dari pembukaan, 130 artikel, dan ketentuan tambahan, Konstitusi melengkapi
cabangeksekutif yang dipimpin oleh seorang presiden dan menunjuk perdana menteri ,
yang satukamar legislatif disebut Majelis Nasional , dan peradilan yang terdiri dari
MahkamahKonstitusi , Mahkamah Agung dan bawah pengadilan
TIMOR LESTE
Nama singkat : Timor Leste
Nama Resmi : Republik Demokratik Timor Leste
Nama Domestik : Repblika Demokrtika Timr Lorosa'e
Ibukota : Dili
Sistem Pemerintahan : Parlementer
Mata Uang : US Dollar
Presiden : Jos Manuel Ramos-Horta
Konstitusi : Konstitusi Republika Demokratik Timor Leste
Dalam perkembangan selanjutnya, kasus Judicial Review yang didasarkan atas pengalaman
Mahkamah Agung Amerika Serikat memutus perkara Marbury versus Madison pada tahun
1803 itu menjadi contoh dan model yang ditiru di seluruh dunia, terutama oleh negara-negara
demokrasi yang dipengaruhi oleh sistem konstitusi Amerika Serikat. Dalam model ini,
pengujian konstitusionalitas (constitutional review) dilakukan sepenuhnya oleh Mahkamah
Agung dengan status sebagai the Guardian of the Constitution.
Di samping itu, menurut doktrin yang kemudian biasa juga disebut sebagai doktrin John
Marshall (John Marshall's doctrine), judicial review juga dilakukan atas persoalan-
persoalan konstitusionalitas oleh semua pengadilan biasa melalui prosedur yang dinamakan
pengujian terdesentralisasi atau pengujian tersebar (a decentralized or diffuse or dispersed
review) di dalam perkara yang diperiksa di pengadilan biasa (incidenter). Artinya, pengujian
demikian itu, tidak bersifat institusional sebagai perkara yang berdiri sendiri, melainkan
termasuk di dalam perkara lain yang sedang diperiksa oleh hakim dalam semua lapisan
pengadilan. Karena itu, oleh para sarjana, model AS ini juga biasa disebut sebagai
Decentralized Model.
Pengujian konstitusional yang dilakukan secara tersebar itu bersifat spesifik dan termasuk
kategoria posteriori review. Sedangkan, Mahkamah Agung dalam sistem tersebut
menyediakan mekanisme untuk kesatuan sistem sebagai keseluruhan (the uniformity of
jurisdiction). Dalam sistem yang tersebar, putusan-putusan yang diambil hanya mengikat
para pihak yang bersengketa dalam perkara yang bersangkutan (inter partes), kecuali dalam
kerangka prinsip stare decisis yang mengharuskan pengadilan di kemudian hari terikat
untuk mengikuti putusan serupa yang telah diambil sebelumnya oleh hakim lain atau dalam
kasus lain. Pada pokoknya, putusan mengenai inkonstitusionalitas suatu undang-undang
bersifat deklaratoir dan retrospektif (declaratory and retrospective), yaitu bersifat ex
tunc[9] dengan akibat pro praeterito yang menimbulkan efektif retroaktif ke belakang.
Tentu sistem demikian berbeda sekali dengan yang diterapkan di Indonesia dewasa ini. Akan
tetapi persoalan ini tidak akan didiskusikan disini, melainkan akan dibahas dalam buku
tersendiri.
Model kedua adalah model Constitutional Review ala Austria. Kadang-kadang oleh para
sarjana, model Austria ini disebut juga sebagai Continental Model, Centralized Model,
atau bahkan disebut Kelsenian Model yang didasarkan atas model yang dikembangkan oleh
Professor Hans Kelsen pada tahun 1919. Setelah idenya diadopsi ke dalam rumusan UUD
pada tahun 1919[11], Mahkamah Konstitusi (Verfassungsgerichtshof)[12] yang pertama
dibentuk pada tahun 1920[13]. Model ini menyangkut hubungan yang saling berkaitan antara
prinsip supremasi konstitusi (the principle of the supremacy of the Constitution) dan prinsip
supremasi parlemen (the principle of the supremacy of the Parliament). Asumsi dasarnya
adalah bahwa pemberlakuan prinsip supremasi parlemen harus diimbangi oleh penerapan
prinsip supremasi konstitusi, sehingga pelaksanaan asas kedaulatan rakyat yang tercermin
di parlemen tidak menyimpang dari pesan-pesan konstitusi sebagai the supreme law of the
land. Dengan perkataan lain, dalam model ini, apabila prinsip kedaulatan rakyat yang
tercermin dalam doktrin supremasi parlemen bertentangan dengan prinsip supremasi
konstitusi, maka sesuai dengan cita-cita negara hukum, prinsip supremasi konstitusilah yang
harus diutamakan.
UUD Perancis tahun 1958[14] menentukan adanya lembaga baru yang disebut Conseil
Constitutionnel, melengkapi lembaga peradilan tertinggi di bidang hukum administrasi yang
sudah ada sejak sebelumnya, yaitu Conseil dEtat. Sejak dibentuk, lembaga inilah yang
sering dikaitkan dengan mahkamah konstitusi Perancis[15], meskipun sebutannya adalah
dewan (conseil), bukan mahkamah (cour). Namun, seperti dikemukakan oleh Mauro
Cappelletti, sejak putusan yang dikenal sebagai landmark decision Conseil dEtat pada
tahun 1959 dalam kasus terkenal Syndicat General des Ingenieurs-Conseils, Dewan Negara
(Conseil dEtat) inilah yang biasa digambarkan sebagai a true (pen: French) Constitutional
Court.
Model Constitutional Review di Perancis ini berbeda dari tradisi negara-negara Eropah
Kontinental lainnya. Model ini didasarkan atas bentuk kelembagaan Dewan Konstitusi
(Conseil Constitutionnel) untuk menjalankan fungsi pengujian konstitusionalitas. Pada
mulanya, Perancis termasuk bersama-sama dengan Inggeris dan Belanda dikenal sebagai
penentang keras gagasan memberikan kewenangan kepada hakim atau pengadilan untuk
melakukan pengujian konstitusionalitas atas undang-undang. Namun dalam perkembangan di
kemudian hari, ide pengujian konstitusionalitas itu sendiri diterima, tetapi sebagai
alternatifnya, sistem pengujian itu tidak dilakukan oleh hakim atau lembaga peradilan,
melainkan oleh lembaga non-peradilan[16]. Karena itu, yang dirumuskan dalam Konstitusi
Perancis bukan cour (pengadilan), melainkan conseil (dewan), sehingga dibentuk lembaga
Conseil Constitutionnel, bukan Cour Constitutionnel.
Dalam sistem hukum dan konstitusi Perancis sampai sekarang, pengujian konstitusionalitas
tersebut pada umumnya memang dilakukan oleh Conseil Constitutionnel ini. Akan tetapi,
dalam perkembangannya, di samping oleh Conseil Constitutionnel, pengujian
konstitusionalitas juga dilakukan oleh kamar khusus (special chambers) dari Mahkamah
Agung secara terkonsentrasi (concentrated constitutional review) di dalam perkara-perkara
khusus (special proceedings atauprincipaliter). Hanya saja, pengujian konstitusionalitas yang
dimaksudkan itu terbatas hanya untuk pengujian bersifat preventif (a priori review) ataupun
pengujian yang bersifat konsultatif. Meskipun demikian, dalam bidang-bidang tertentu,
khususnya yang berhubungan dengan pemilihan umum, sifat pengujian konstitusionalitas
oleh special chamber di Mahkamah Agung itu dapat pula bersifat represif (a posteriori
review).