PENDAHULUAN
A. Pengertian Risiko
Risiko merupakan variasi dalam hal-hal yang mungkin terjadi secara alami di
dalam suatu situasi. Risiko adalah ancaman terhadap kehidupan, properti atau
keuntungan finansial akibat bahaya yang terjadi. Secara umum risiko dikaitkan
dengan kemungkinan (probabilitas) terjadinya peristiwa diluar yang diharapkan.
Jadi risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan berdampak pada tujuan.
Secara umum risiko dapat diklasifikasikan menurut berbagai sudut pandang yang
tergantung dari kebutuhan dalam penanganannya :
a. Risiko murni dan risiko spekulatif (Pure risk and speculative risk) dimana risiko
murni dianggap sebagai suatu ketidakpastian yang dikaitkan dengan adanya
suatu luaran (outcome) yaitu kerugian.
b. Risiko terhadap benda dan manusia, dimana risiko terhadap benda adalah
risiko yang menimpa benda seperti rumah terbakar sedangkan risiko terhadap
manusia adalah risiko yang menimpa manusia seperti, cedera kematian dsb.
Risiko fundamental dan risiko khusus (fundamental risk and particular risk).
Risiko fundamental adalah risiko yang kemungkinannya dapat timbul pada
hampir sebagian besar anggota masyarakat dan tidak dapat disalahkan pada
seseorang atau beberapa orang sebagai penyebabnya, contoh risiko
fundamental: bencana alam, peperangan. Risiko khusus adalah risiko yang
bersumber dari peristiwa-peristiwa yang mandiri dimana sifat dari risiko ini
adalah tidak selalu bersifat bencana, bisa dikendalikan atau umumnya dapat
diasuransikan.
a. Menahan risiko (Risk retention) merupakan bentuk penanganan risiko yang mana
akan ditahan atau diambil sendiri oleh suatu pihak. Biasanya cara ini dilakukan
apabila risiko yang dihadapi tidak mendatangkan kerugian yang terlalu besar
atau kemungkinan terjadinya kerugian itu kecil, atau biaya yang dikeluarkan
untuk menanggulangi risiko tersebut tidak terlalu besar dibandingkan dengan
manfaat yang akan diperoleh.
b. Mengurangi risiko (Risk reduction) yaitu tindakan untuk mengurangi risiko
yang kemungkinan akan terjadi dengan cara:
1. Pendidikan dan pelatihan bagi para tenaga kerja dalam menghadapi risiko
2. Perlindungan terhadap kemungkinan kehilangan
3. Perlindungan terhadap orang dan properti
c. Mengalihkan risiko (Risk transfer) Pengalihan ini dilakukan untuk memindahkan
risiko kepada pihak lain. Bentuk pengalihan risiko yang dimaksud adalah
asuransi dengan membayar premi.
d. Menghindari risiko (Risk avoidance) Menghindari risiko sama dengan
menolak untuk menerima risiko yang berarti menolak untuk menerima pekerjaan
tersebut.
B. Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah semua rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan risiko
yaitu perencanaan (planning), penilaian (assessment), penanganan (handling) dan
pemantauan (monitoring) risiko.
Risk Management : Proactive strategy (Sheenu Jhawar, Mid Stafford General Hospital,
UK ) :
1. Komplain dari pasien dan karyawan ditangani segera dan optimal, dan dibuktikan
dengan consent dari semua pihak yang terkait.
2. Tinjauan terhadap morbiditas dan mortalitas dilakukan untuk mengenal faktor-faktor
yang dapat dicegah, dan menjamin bahwa pelayanan yang terbaik diberikan.
3. Jika terjadi tuntutan, dilakukan pendekatan untuk mengenal akar masalah (root cause)
dan dilakukan dengan pendekatan budaya tidak menyalahkan.
4. Adanya mekanisme untuk melaporkan terjadi adverse incident baik klinis maupun non
klinis, termasuk kejadian near miss, dan dicatat dalam risk register untuk audit dan
analisis.
1. Manajemen risiko diarahkan pada kejadian adverse event yang dapat dicegah,
dan membangun sistem untuk mengenal, menganalisis, dan mengatasi faktor-
faktor yang mempunyai kontribusi terhadap terjadinya adverse event.
2. Pergeseran pendekatan dari fokus individu kepada fokus pada kondisi yang
melatarbelakangi terjadinya adverse event, investigasi diarahkan untuk mencari
peluang perbaikan dan menjamin keselamatan pasien.
3. Strategi disusun berdasar key recommendations of the Improving Patient Safety
in Victorian Hospitals report (the report), produced by the Department of
Epidemiology & Preventive Medicine, Monash Medical School Monash University.
1. menentukan masalah,
2. mengumpulkan bukti-bukti yang nyata,
3. melakukan wawancara,
4. meneliti lingkungan kejadian,
5. mengenali faktor-faktor yang berkontribusi terhadap timbulnya kejadian,
6. menggambarkan rantai terjadinya kejadian.
Rekonstruksi kejadian
Analisis penyebab
1. menetapkan strategi yang tepat untuk mengatasi penyebab yang diidentifikasi, dan
dapat diterima oleh pihak yang terkait dengan kejadian.
2. Rencana tindakan disusun untuk tiap akar penyebab kejadian dan pengukuran
untuk menilai efektifitas tindakan terhadap akar penyebab.
3. Dapatkan persetujuan dari kepemimpinan dalam organisasi.
1. Kegagalan aktif (active failure): pelanggaran yang sengaja dilakukan oleh seseorang
2. Kondisi laten: breakdowndari proses atau sistem:
3. Kurangnya pendidikan
4. Gagal mengikuti prosedur
5. Alat yang rusak
6. Desain yang tidak tepat, dsb
DAFTAR PUSTAKA
KKP RS, Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety),
American Society for Health Care Risk Management, Risk Management Handbook,
2004
SAKIT