Anda di halaman 1dari 10

Hasil Identifikasi Kebutuhan Masyarakat

Kelurahan Pamona

A. Program KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )


1. Untuk meningkatkan hasil capaian program SDIDTK ( Stimulasi
Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang ) balita, kegiatan yang
sebaiknya di lakukan adalah :
a. Mendatangi balita yang akan di lakukan SDIDTK : 16,5 %
b. Mengundang balita yang akan di lakukan SDIDTK : 1,1 %
c. Melaksanakan SDIDTK bersama staf pelaksanaan Posyandu : 82,4 %
2. Agar dapat memantau jumlah ibu hamil, ibu bersalin dan bayi, kegiatan
yang sebaiknya dilakukan adalah :
a. Mendatangi ibu hamil yang ada diwilayah sambil menempelkan
stiker P4K ( Program Perencanaan Persalinan dan pencegahan
komplikasi ) : 93,4 %
b. Mengumpulkan informasi dari kepala dusun : 1,1 %
c. Mengumpulkan informasi dari RT : 5,5 %
3. Agar ibu hamil resiko tinggi dapat terpantau keadaan kesehatannya
sebaiknya dilakukan :
a. Kunjungan rumah / PHN oleh petugas kesehatan : 97,8 %
b. Memberitahu kepala dusun : 0%
c. Memberitahu RT / RW : 2,2 %
4. Untuk mengetahui penyebab kematian bayi, balita, ibu hamil dan ibu
bersalin sebaiknya dilakukan kegiatan :
a. Dibiarkan saja : 0%
b. Kader melaporkan kepada petugas kesehatan : 23,1 %
c. Petugas kesehatan melakukan kunjungan sesuai laporan dari kader
: 76,9 %
5. Agar kader kesehatan dapat memahami kegiatan KIA ( Kesehata ibu
dan anak ) serta meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan,
sebaiknya dilakukan :
a. Jalan sehat bersama : 5,5 %
b. Senam massal : 13,2 %
c. Penyegaran kader kesehatan : 81,3 %
6. Agar ibu hamil dapat mengetahui kondisi kesehatannya sendiri,
perawatan dan tanda bahaya yang mungkin terjadi, senam ibu hamil,
gizi ibu saat hamil, mitos-mitos seputar kehamil, sebaiknya di lakukan
kegiatan :
a. Penyuluhan : 54,9 %
b. Kelas ibu hamil : 39,6 %
c. Menjelaskan dari rumah ke rumah ibu hamil : 5,5 %
7. Kegiatan yang seharusnya dilakukan agar ibu hamil, ibu balita serta
semua orang yang memiliki perhatian terhadap masalah kesehatan ibu,
bayi dan balita dapat saling berkomunikasi dan bertukar pengalaman
adalah :
a. Arisan : 3,3 %
b. Dasa Wisma : 17,6 %
c. Kelompok pendukung ibu : 79,1 %
8. Agar jumlah PUS ( Pasangan Usia Subur ) dan WUS ( Wanita Usia
Subur ) diketahui dan terdata, kegiatan yang sebaiknya dilakukan
adalah :
a. Pendataan PUS dan WUS : 95,6 %
b. PKK : 1,1 %
c. Dasa Wisma : 3,3 %

B. Program Gizi
1. Agar balita yang tidak datang ke posyandu saat penimbangan tetap
dapat terpantau kondisi kesehatannya, sebaiknya dilakukan kegiatan:
a. Penimbangan ulang : 19,8 %
b. Diminta datang pada posyandu bulan berikutnya : 23,1 %
c. Sweeping balita yang tidak datang ke posyandu oleh kader : 90,1 %

2. Data tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi 0 6 bulan dapat


diperoleh melalui kegiatan:
a. Pendataan ibu hami : 13,2 %
b. Pemantauan ibu melahirkan : 19,8 %
c. Pemantauan ASI Eksklusif : 67,0 %
3. Untuk mengetahui seberapa banyak keluarga yang telah sadar gizi,
sebaiknya dilakukan kegiatan :
a. Pemantauan KADARZI ( Keluarga Sadar Gizi ) : 93,4 %
b. Pendataan Rumah : 3,3 %
c. Pemantauan Balita : 3,3 %
4. Peredaran garam beryodium di desa sebaiknya dipantau melalui
kegiatan :
a. Pendataan Pasar : 16,5 %
b. Pemantauan garam beryodium : 78,0 %
c. Pemantauan Warung : 5,5 %
5. Agar distribusi vitamin A balita pada bulan Februari dan Agustus tepat
sasaran, sebaiknya dilakukan kegiatan :
a. Pemantauan distribusi viamin A : 36,2 %
b. Pendataan balita : 41,8 %
c. Pemantauan Balita usia 6 59 : 22,0 %
6. Untuk mengetahui status gizi seluruh balita di wilayah Kelurahan
Sangele , sebaiknya dilakukan kegiatan :
a. Pemantauan Bayi : 11,0 %
b. Pemantauan Status Gizi Balita : 60,4 %
c. Pendataan penimbangan : 28,6 %
7. Balita dengan status gizi buruk atau BGM ( Bawah Garis Merah ) serta
ibu hamil dengan KEK ( Kurang Energi Kronik ) sebaiknya diberi
bantuan berupa :
a. PMT ( Pemberian Makanan Tambahan ) pemulihan 90 hari : 87,9 %
b. Penyuluhan kesehatan : 12,1 %
c. Pakaian dan obat : 0%
8. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi balita, gizi
ibu hamil, pentingnya datang posyandu, sebaiknya dilakukan kegiatan :
a. Penyuluhan : 90,1 %
b. Konsultasi : 5,5 %
c. Tanya Jawab : 4,4 %
9. Agar ibu balita memperoleh informasi tentang bagaimana
mempersiapkan makanan yang sehata bagi anaknya sebaiknya
dilakukan kegiatan :
a. Penyuluhan PMT : 76,9 %
b. Tanya Jawab : 7,7 %
c. Konsultasi : 15,4 %
10. Media Komunikasi kader posyandu dengan petugas kesehatan
adalah :
a. Arisan : 0%
b. Pembinaan posyandu oleh petugas : 96,7 %
c. Rapat RT : 3,3 %
11. Untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan kader tentang
kegiatan di posyandu dan administrasinya serta untuk mendapatkan
dukungan dari lintas sektor, sebaiknya dilakukan kegiatan :
a. Penyegaran kader bagi kelompok PKK,RW,TP PKK,Poskesdes : 89,0 %
b. Pertemuan : 11,0 %
c. Jalan Jalan : 0%
12. Agar PMT ( Pemberian Makanan Tambahan ) pemulihan tepat
sasaran dan terpantau penggunaannya, sebaiknya dilakukan kegiatan :
a. Pendampingan kader dalam pemberian PMT untuk Balita : 73,6 %
b. Sweeping Balita : 1,1 %
c. Pemantauan status gizi :25,3 %

C. PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN


1. Untuk meningkatkan cakupan pembinaan sanitasi pada institusi
pendidikan, perkantoran dan kesehata maka program yang
dilaksanakan oleh puskesmas
a. Pemantauan institusi pendidikan, perkantoran dan kesehatan secara
rutin dan terjadwal : 79,1 %
b. Pemantauan Kesling pada institusi oleh kader : 17,6 %
c. Konsultasi dngan dokter : 3,3 %
2. Untuk meningkatkan kegiatan pemantauan rumah dimasyarakat,
program yang dilaksanakan oleh puskesmas :
a. Pelatihan kader pemantauan rumah di posyandu : 22,0 %
b. Pemantauan rumah oleh kader di wilayah masing-masing : 38,5 %
c. Penyuluhan rumah sehat : 39,5 %
3. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam bidang
kesehatan lingkungan program yang diadakan oleh puskesmas :
a. Penyuluhan kesehatan lingkungan : 92,3 %
b. Survey sarana sanitasi oleh kader : 1,1 %
c. Pelatihan kader kesehatan lingkungan : 6,6 %
4. Untuk mengetahui gambaran/kondisi kualitas air di kelurahan sangele
program yang dilaksanakan oleh puskesmas :
a. Pengambilan sampel air untuk tindal lanjut kasus : 64,8 %
b. Penyuluhan kesehatan air : 23,1 %
c. Pelayanan pengambilan sampel : 12,1 %
5. Kegiatan yang berkaitan dengan SANITASI TOTAL BERBASIS
MASYARAKAT ( STBM ) yang sebaiknya diadakan di desa :
a. Refrensi STBM : 35,1 %
b. Pelatihan CTPS ( Cuci Tangan Pakai Sabun ) di sekolah : 39,6 %
c. Verifikasi pasca deklarasi STBM : 25,3 %
D. Program P2P ( Pemberantas dan Pengendalian Penyakit )
1. Agar masyarakat mengetahu cara pengendalian penyebaran penyakit
menular ( malaria, TBC dll ) perlu dilakukan kegiatan :
a. Penyuluhan penyakit menular : 78,0 %
b. Minum obat teratur : 0%
c. Konsultasi dengan dokter : 22,0 %
2. Untuk memastikan kejadian penyakit menular di masyarakat dan
membantu petugas kesehatan melakukan tindak lanjut di laksanakan
kegiatan :
a. Pelatihan Kader : 7,7 %
b. Penyelidikan Epidemologi ( Petugas mengunjungi penderita dan
memeriksa lingkungan sekitar ) : 81,3 %
c. PHBS : 11,0 %
3. Guna membantu kader dan masyarakat memantau warga dengan sakit
tertentu diperlukan kegiatan :
a. Kartu kontrol : 17,6 %
b. Satgas pemantau penyakit : 11,0 %
c. PHN ( Perawat Kesehatan Masyarakat oleh Petugas ) : 71,4 %
4. Untuk meningkatkan capaian imunisasi lengkap, perlu dilakukan :
a. Pendataan imunisasi lengkap oleh kader : 51,5 %
b. Imunisasi di Posyandu : 48,4 %
c. Pertemuan Warga : 1,1 %
5. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang imunisasi di
lakukan kegiatan :
a. Penyuluhan P2M : 0%
b. Penyuluhan tentang imunisasi : 93,4 %
c. Penyuluhan tentang PHBS : 6,6 %
6. Meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu setelah usia
batita, diperlukan imunisasi lanjutan :
a. Boster Batita : 9,9 %
b. LIL ( Lima Imunisasi Dasar Lengkap ) : 57,1 %
c. BIAS ( Bulan Imunisasi Anak Sekolah ) : 33,0 %
E. PROGRAM PROMOSI KESEHATAN ( PROMKES )
1. Untuk mengaktifkan kembali Desa Siaga, di perlukan kegiatan :
a. Arisan : 3,3 %
b. Pelatihan Kader Desa Siaga Aktif : 90,1 %
c. Penyuluhan Kesehatan reproduksi : 6,6 %
2. Untuk mengurangi angka kejadian pernikahan dini akibat kehamilan
tidak diinginkan perlu dilaksanakan kegiatan :
a. Penyuluhan Jiwa : 16,5 %
b. Penyuluhan PHBS ( Prilaku Hidup Bersih dan sehat ) : 23,1 %
c. Penyuluhan kesehatan reproduksi : 60,4 %
3. Untuk mengurangi angka kejadian HIV AIDS dan penyakit menular
seksual di masyarakat perlu diadakan kegiatan :
a. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi : 6,6 %
b. Penyuluhan HIV AIDS dan pendidikan seks : 93,4 %
c. Penyuluhan Imunisasi : 0%
4. Guna Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam ber- PHBS ( prilaku
Hidup Bersih dan Sehat ) perlu dilaksanakan :
a. Sosialisasi PHBS dan pemantauan PHBS : 96,7 %
b. Sosialisasi bahaya rokok : 3,3 %
c. Pemilahan sampah : 0 %

Mengetahui : Koordinator UKM,

Kepala Puskesmas Tentena

Drg. M. Patmolina Tiladuru Ni Nyoman Kurniati, Amd.Kep


Nip. 19680214 200012 2 002 Nip. 19690406 198901 2 001
Hasil Identifikasi Kebutuhan Masyarakat
I. Desa Dulumai.
A. Program KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )
1. Untuk meningkatkan hasil capaian program SDIDTK ( Stimulasi Deteksi
Intervensi Dini Tumbuh Kembang ) balita, kegiatan yang sebaiknya di lakukan
adalah :
a. Mendatangi balita yang akan di lakukan SDIDTK : 15,0 %
b. Mengundang balita yang akan di lakukan SDIDTK : 5,0 %
c. Melaksanakan SDIDTK bersama staf pelaksanaan Posyandu : 80,0 %
2. Agar dapat memantau jumlah ibu hamil, ibu bersalin dan bayi, kegiatan yang
sebaiknya dilakukan adalah :
a. Mendatangi ibu hamil yang ada diwilayah sambil menempelkan
stiker P4K ( Program Perencanaan Persalinan dan pencegahan
komplikasi ) : 90,0 %
b. Mengumpulkan informasi dari kepala dusun : 0%
c. Mengumpulkan informasi dari RT : 10,0 %
3. Agar ibu hamil resiko tinggi dapat terpantau keadaan kesehatannya sebaiknya
dilakukan :
a. Kunjungan rumah / PHN oleh petugas kesehatan : 93,3 %
b. Memberitahu kepala dusun : 6,7 %
c. Memberitahu RT / RW : 0%
4. Untuk mengetahui penyebab kematian bayi, balita, ibu hamil dan ibu bersalin
sebaiknya dilakukan kegiatan :
a. Dibiarkan saja : 6,5 %
b. Kader melaporkan kepada petugas kesehatan : 20,8 %
d. Petugas kesehatan melakukan kunjungan sesuai laporan dari kader
: 72,7 %
5. Agar kader kesehatan dapat memahami kegiatan KIA ( Kesehata ibu dan anak )
serta meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan, sebaiknya dilakukan :
a. Jalan sehat bersama : 10,4 %
b. Senam massal : 6,5 %
c. Penyegaran kader kesehatan : 83,1 %
6. Agar ibu hamil dapat mengetahui kondisi kesehatannya sendiri, perawatan dan
tanda bahaya yang mungkin terjadi, senam ibu hamil, gizi ibu saat hamil, mitos-
mitos seputar kehamil, sebaiknya di lakukan kegiatan :
a. Penyuluhan : 70,1 %
b. Kelas ibu hamil : 20,8 %
c. Menjelaskan dari rumah ke rumah ibu hamil : 9,1%
7. Kegiatan yang seharusnya dilakukan agar ibu hamil, ibu balita serta semua
orang yang memiliki perhatian terhadap masalah kesehatan ibu, bayi dan balita
dapat saling berkomunikasi dan bertukar pengalaman adalah :
a. Arisan : 11,7 %
b. Dasa Wisma : 6,5 %
c. Kelompok pendukung ibu : 81,8 %
8. Agar jumlah PUS ( Pasangan Usia Subur ) dan WUS ( Wanita Usia Subur )
diketahui dan terdata, kegiatan yang sebaiknya dilakukan adalah :
a. Pendataan PUS dan WUS : 77,9 %
b. PKK : 15,6 %
c. Dasa Wisma : 6,5 %
B. Program Gizi
1. Agar balita yang tidak datang ke posyandu saat penimbangan tetap dapat
terpantau kondisi kesehatannya, sebaiknya dilakukan kegiatan:
a. Penimbangan ulang : 22,1 %
b. Diminta datang pada posyandu bulan berikutnya : 41,5 %
c. Sweeping balita yang tidak datang ke posyandu oleh kader : 36,4 %

2. Data tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi 0 6 bulan dapat diperoleh
melalui kegiatan:
a. Pendataan ibu hami : 20,8 %
b. Pemantauan ibu melahirkan : 33,8 %
c. Pemantauan ASI Eksklusif : 45,4 %
3. Untuk mengetahui seberapa banyak keluarga yang telah sadar gizi, sebaiknya
dilakukan kegiatan :
a. Pemantauan KADARZI ( Keluarga Sadar Gizi ) : 77,9 %
b. Pendataan Rumah : 13,0 %
c. Pemantauan Balita : 9,1 %
4. Peredaran garam beryodium di desa sebaiknya dipantau melalui kegiatan :
a. Pendataan Pasar : 19,5 %
b. Pemantauan garam beryodium : 67,5 %
c. Pemantauan Warung : 13,0 %
5. Agar distribusi vitamin A balita pada bulan Februari dan Agustus tepat sasaran,
sebaiknya dilakukan kegiatan :
a. Pemantauan distribusi viamin A : 41,5 %
b. Pendataan balita : 32,5 %
c. Pemdatauan Balita usia 6 59 : 26,0 %
6. Untuk mengetahui status gizi seluruh balita di wilayah Kelurahan Sangele ,
sebaiknya dilakukan kegiatan :
a. Pemantauan Bayi : 15,6 %
b. Pemantauan Status Gizi Balita : 54,5 %
c. Pendataan penimbangan : 29,9 %
7. Balita dengan status gizi buruk atau BGM ( Bawah Garis Merah ) serta ibu
hamil dengan KEK ( Kurang Energi Kronik ) sebaiknya diberi bantuan berupa :
a. PMT ( Pemberian Makanan Tambahan ) pemulihan 90 hari : 79,2 %
b. Penyuluhan kesehatan : 13,0 %
c. Pakaian dan obat : 7,8 %
8. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi balita, gizi ibu hamil,
pentingnya datang posyandu, sebaiknya dilakukan kegiatan :
a. Penyuluhan : 58,4 %
b. Konsultasi : 27,3 %
c. Tanya Jawab : 14,3 %
9. Agar ibu balita memperoleh informasi tentang bagaimana mempersiapkan
makanan yang sehata bagi anaknya sebaiknya dilakukan kegiatan :
a. Penyuluhan PMT : 77,9 %
b. Tanya Jawab : 14,3 %
c. Konsultasi : 7,8 %
10. Media Komunikasi kader posyandu dengan petugas kesehatan adalah :
a. Arisan : 6,5 %
b. Pembinaan posyandu oleh petugas : 84,4 %
c. Rapat RT : 9,1 %
11. Untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan kader tentang
kegiatan di posyandu dan administrasinya serta untuk mendapatkan
dukungan dari lintas sektor, sebaiknya dilakukan kegiatan :
a. Penyegaran kader bagi kelompok PKK,RW,TP PKK,Poskesdes : 77,9 %
b. Pertemuan : 14,3 %
c. Jalan Jalan : 7,8 %
12. Agar PMT ( Pemberian Makanan Tambahan ) pemulihan tepat sasaran dan
terpantau penggunaannya, sebaiknya dilakukan kegiatan :
d. Pendampingan kader dalam pemberian PMT untuk Balita : 71,4 %
b. Sweeping Balita :15,6 %
c. Pemantauan status gizi : 13,0 %
C. PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Untuk meningkatkan cakupan pembinaan sanitasi pada institusi pendidikan,
perkantoran dan kesehata maka program yang dilaksanakan oleh puskesmas
a. Pemantauan institusi pendidikan, perkantoran dan kesehatan secara
rutin dan terjadwal : 77,9 %
b. Pemantauan Kesling pada institusi oleh kader : 14,3 %
c. Konsultasi dngan dokter : 7,8 %
2. Untuk meningkatkan kegiatan pemantauan rumah dimasyarakat, program yang
dilaksanakan oleh puskesmas :
a. Pelatihan kader pemantauan rumah di posyandu : 19,5 %
b. Pemantauan rumah oleh kader di wilayah masing-masing : 49,3 %
c. Penyuluhan rumah sehat : 31,2 %
3. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan
lingkungan program yang diadakan oleh puskesmas :
a. Penyuluhan kesehatan lingkungan : 68,8 %
b. Survey sarana sanitasi oleh kader : 22,1 %
c. Pelatihan kader kesehatan lingkungan : 9,1 %
4. Untuk mengetahui gambaran/kondisi kualitas air di kelurahan sangele program
yang dilaksanakan oleh puskesmas :
a. Pengambilan sampel air untuk tindal lanjut kasus : 71,4 %
b. Penyuluhan kesehatan air : 20,8 %
c. Pelayanan pengambilan sampel : 7,8 %
5. Kegiatan yang berkaitan dengan SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (
STBM ) yang sebaiknya diadakan di desa :
a. Refrensi STBM : 9,1 %
b. Pelatihan CTPS ( Cuci Tangan Pakai Sabun ) di sekolah : 72,7 %
c. Verifikasi pasca deklarasi STBM : 18,2 %
D. Program P2P ( Pemberantas dan Pengendalian Penyakit )
1. Agar masyarakat mengetahu cara pengendalian penyebaran penyakit menular (
malaria, TBC dll ) perlu dilakukan kegiatan :
a. Penyuluhan penyakit menular : 78,0 %
b. Minum obat teratur : 0%
c. Konsultasi dengan dokter : 22,0 %
2. Untuk memastikan kejadian penyakit menular di masyarakat dan membantu
petugas kesehatan melakukan tindak lanjut di laksanakan kegiatan :
a. Pelatihan Kader : 7,7 %
b. Penyelidikan Epidemologi ( Petugas mengunjungi penderita dan
memeriksa lingkungan sekitar ) : 81,3 %
c. PHBS : 11,0 %
3. Guna membantu kader dan masyarakat memantau warga dengan sakit tertentu
diperlukan kegiatan :
a. Kartu kontrol : 40,3 %
b. Satgas pemantau penyakit : 19,5 %
c. PHN ( Perawat Kesehatan Masyarakat oleh Petugas ) : 40,2 %
4. Untuk meningkatkan capaian imunisasi lengkap, perlu dilakukan :
a. Pendataan imunisasi lengkap oleh kader : 55,8 %
b. Imunisasi di Posyandu : 31,2 %
c. Pertemuan Warga : 13,0 %
5. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang imunisasi di lakukan
kegiatan :
a. Penyuluhan P2M : 9,1 %
b. Penyuluhan tentang imunisasi : 72,7 %
c. Penyuluhan tentang PHBS : 18,2 %
6. Meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu setelah usia batita,
diperlukan imunisasi lanjutan :
a. Boster Batita : 23,4 %
b. LIDL ( Lima Imunisasi Dasar Lengkap ) : 41,5 %
c. BIAS ( Bulan Imunisasi Anak Sekolah ) : 35,1 %
E. PROGRAM PROMOSI KESEHATAN ( PROMKES )
1. Untuk mengaktifkan kembali Desa Siaga, di perlukan kegiatan :
a. Arisan : 3,9 %
b. Pelatihan Kader Desa Siaga Aktif : 84,4 %
c. Penyuluhan Kesehatan reproduksi : 11,7 %
2. Untuk mengurangi angka kejadian pernikahan dini akibat kehamilan tidak
diinginkan perlu dilaksanakan kegiatan :
a. Penyuluhan Jiwa : 15,6 %
b. Penyuluhan PHBS ( Prilaku Hidup Bersih dan sehat ) : 19,5 %
c. Penyuluhan kesehatan reproduksi : 64,9 %
3. Untuk mengurangi angka kejadian HIV AIDS dan penyakit menular seksual di
masyarakat perlu diadakan kegiatan :
a. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi : 6,5 %
b. Penyuluhan HIV AIDS dan pendidikan seks : 87,0 %
c. Penyuluhan Imunisasi : 6,5 %
4. Guna Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam ber- PHBS ( prilaku Hidup
Bersih dan Sehat ) perlu dilaksanakan :
a. Sosialisasi PHBS dan pemantauan PHBS : 84,4 %
b. Sosialisasi bahaya rokok : 12,0 %
c. Pemilahan sampah : 2,6 %

Mengetahui : Koordinator UKM,

Kepala Puskesmas Tentena

Drg. M. Patmolina Tiladuru Ni Nyoman Kurniati, Amd.Kep


Nip. 19680214 200012 2 002 Nip. 19690406 198901 2 001

Anda mungkin juga menyukai