Anda di halaman 1dari 9

PERKEMBANGAN ISLAM DI SEBAGIAN NEGARA MAJU

ISLAM DI BELANDA

Masyarakat muslim di negara Belanda tengah menikmati kehidupan yang sangat


dinamis.selain ditunjang semakin banyaknya jumlah pemeluk Islam di sana, juga karena
pemerintah Belanda memberikan kebebasan beragama. Kegiatan spirotual Islam pun bertumbuh
kembang. Tak terkecuali roda organisasi keagamaan yang ada. Sebagian besar organisasi Islam
di Belanda didirikan berdasarkan garis etnis kaumnya. Maka, dari sekian banyak, organisasi
muslim Turki-lah yang paling berkembang. Misalnya adalah Turks-Islamtische Culturele
Federatie (TIFC) atau federasi kebudayaan Islam Turki yang berdiri tahun 1979, telah dapat
menaungi sekitar 78 asosiasi dan organisasi pada tahun 80-an.
Selain itu TIFC juga erat menjalin hubungan dengan Diyanet yang mengirim sejumlah imam
masjid untuk bekerja di Belanda. Adapun komunitas muslim Maroko yang mendirikan organisasi
muslim Maroko diantaranya yakni, Amicales des ouvries et commercants (kekawanan buruh dan
pedagang), komite para pekerja Maroko di Belanda (Organisaties in Nederland) dan Unie van
Marokkaanese Moslim (persatuan organisasi muslim Maroko di Belanda). Diketahui bahwa ada
sejumlah kecil pengikut tarekat Darqawiyah dan Alawiyah pada komunitas Maroko. Di samping
itu, gerakan Tablig yang berpusat di Perancis pun aktif menjalankan syiar dakwah di masjid-
masjid komunitas Maroko.
Pada bagian lain, komunitas muslim asal Suriname tergabung dalam organisasi Stichting Weljizn
voor Moslims in Nederland (yayasan untuk kesejahteraan kaum muslim di Belanda). Bentuk
organisasi ini hampir mirip dengan model organisasi Islam di Asia Selatan. Pusatnya di Masjid
Thaibah, Amsterdam dan memayungi sekitar 10 masjid di kota-kota besar. Satu organisasi lain
muslim Suriname lain adalah Jamaat Ahle Soenat Nederland (jamaah ahli sunnah Belanda).akan
tetapi hambatan kerap mucul, begitu pula dalam upaya pengembangan organisasi keagamaan di
Belanda ini. Kendala terutama adalah perbedaan di internal umat sendiri. Upaya penyatuan
organisasi muslim yang ada kemudian dilaksanakan. Bermula dengan didirikannya Stichting
Moslimorganisaties in Nederland atau yayasan organisasi muslim di Belanda. Pada tahun 1980.
Selanjutnya juga berdiri Islamitische Omroepsichting (yayasan penyiaran Islam) yang bertujuan
untuk mewujudkan harapan kaum muslim Belanda agar dapat memproduksi siaran agama di
media elektronik. Nantinya, siaran tersebut juga diharapkan dapat mewakili komunitas Turki
maupun Maroko. Kiprah anggota federasi yang dibentuk oleh muslim asli Belanda pun terus
berlanjut. Mereka memprakarsai berdirinya Moslim Informatie Centrum (pusat informasi
muslim) berkantor pusat di Den Haag. Kegiatan organisasi ini antara lain menerbitkan majalah
Qiblah. Pada pekembangan berikutnya, pusat informasi tersebut lebih banyak bergerak ke bidang
syiar terutama untuk menjelaskan kepentingan dan harapan komunitas muslim kepada para
pejabat pemerintah. Mereka tetap memegang prinsip bahwa kaum Muslim Belanda merupakan
bagian integral masyarakat Belanda secara keseluruhan.

ISLAM DI KANADA

Penganut agama Islam di Kanada, pada awalanya berasal dari Turki dan dari wilayah yang
berada di bawah kekuasaan Turki Usmaniyah yang dikenal sebagai Suria Raya, dan sebagian
berasal dari Asia Selatan. Dilaporkan bahwa jumlah muslim di Kanada pada awalnya, yakni pada
tahun 1871, hanya 13 orang. Pada tahun 1901, jumlah mereka mencapai 300 hingga 400 orang,
dan pada tahun 1911, jumlah mereka sekitar 1.500 orang.

Walaupun populasi muslim di Kanada sangat minoritas, namun dari tahun ke tahun jumlah
mereka semakin bertambah. Hal tersebut dikarenakan tingginya tingkat kelahiran imigran
muslim, yakni 2,5 persen dan tercatat saat ini (tahun 2005) ada sekitar 600 ribu umat muslim di
Kanada (meski menurun tahun 2012), dan jadilah Islam di Kanada menjadi agama nomor dua
terbesar. Hal ini, membawa konsekuensi makin luasnya pula lingkup kehidupan umat muslim.
Mereka pun pada akhirnya bekerja di pelbagai bidang, serta terlibat dalam banyak hal di tengah
masyarakat.

Kondisi Islam di Kanada didominasi muslim dengan paham Sunni. Selain itu, terdapat berbagai
kelompok Syiah, seperti Ismailiyah dan Imamiyah. Diperkirakan Sunni merupakan mayoritas
(kira-kira 70 persen), diikuti oleh Ismailiyah (20 persen), dan Imamiyah serta kelompok-
kelompok lainnya, seperti Ahmadiyah (Qadian), berjumlah seimbang. Juga terdapat tarekat
spiritual, yakni Tarekat Naqsyabandiyyah Montreal yang berafiliasi kepada pusat tarekat yang
berada di Cyprus. Pimpinan utama tarekat Naqsyabandiyah rata-rata berpendidikan tinggi.
Sejumlah lembaga organisasi keagamaan dan sosial penting bermunculan, baik di tingkat lokal
maupun nasional. Inilah yang disebut dengan rabithah al-alam al-islamiy. Pada tingkat nasional
di Kanada, ada Dewan Komunitas Muslim Kanada (CMCC), yang didirikan oada tahun 1972,
merupakan organisasi payung yang penting. CMCC tumbuh berkat komitmen untuk mandiri dan
kebutuhan yang dirasakan untuk masalah yang pemeluk Islam di Kanada. Lembaga ini, juga
menaungi aliran-aliran yang berkembang di Kanada, misalnya Sunni dan Syiah.

Ditemukan data bahwa, jika dibandingkan dengan negara-negara Barat yang lain, masyarakat
Islam di Kanada relatif lebih bersahabat terhadap umat agama non Kristen, termasuk Islam.
Tingginya sikap toleransi di sana membuat angka kekerasan yang bermotif a

ISLAM DI AMERIKA

Fenomena di Amerika sendiri sangat menarik. Sangat tidak masuk di akal pemerintah George
Bush dan tokoh-tokoh Amerika, masyarakat Amerika berbondong-bondong masuk Islam justru
setelah peristiwa pemboman World Trade Center pada 11 September 2001 yang dikenal dengan
9/11 yang sangat memburukkan citra Islam itu. Pasca 9/11 adalah era pertumbuhan Islam paling
cepat yang tidak pernah ada presedennya dalam sejarah Amerika. 8 juta orang Muslim yang kini
ada di Amerika dan 20.000 orang Amerika masuk Islam setiap tahun setelah pemboman itu.
Pernyataan syahadat masuk Islam terus terjadi di kota-kota Amerika seperti New York, Los
Angeles, California, Chicago, Dallas, Texas dan yang lainnya.
Atas fakta inilah, ditambah gelombang masuk Islam di luar Amerika, seperti di Eropa dan
beberapa negara lain, beberapa tokoh Amerika menyatakan kesimpulannya. The Population
Reference Bureau USA Today sendiri menyimpulkan: Moslems are the world fastest growing
group. Hillary Rodham Cinton, istri mantan Presiden Clinton seperti dikutip oleh Los Angeles
Times mengatakan, Islam is the fastest growing religion in America. Kemudian, Geraldine
Baum mengungkapkan: Islam is the fastest growing religion in the country (Newsday
Religion Writer, Newsday). Islam is the fastest growing religion in the United States, kata Ari
L. Goldman seperti dikutip New York Times. Atas daya magnit Islam inilah, pada 19 April
2007, digelar sebuah konferensi di Middlebury College, Middlebury Vt. untuk mengantisipasi
masa depan Islam di Amerika dengan tajuk Is Islam a Trully American religion? (Apakah
Islam adalah Agama Amerika yang sebenarnya?) menampilkan Prof. Jane Smith yang banyak
menulis buku-buku tentang Islam di Amerika. Konferensi itu sendiri merupakan seri kuliah
tentang Immigrant and Religion in America. Dari konferensi itu, jelas tergambar bagaimana
keterbukaan masyarakat Amerika menerima sebuah gelombang baru yang tak terelakkan yaitu
Islam yang akan menjadi identitas dominan di negara super power itu.
Peristiwa 9/11 menyimpan misteri yang tidak terduga. Pemboman itu dikutuk dunia, terlebih
Amerika, sebagai biadab dan barbar buah tangan para teroris Islam. Setelah peristiwa itu,
kaum Muslimin di Amerika terutama imigran asal Timur Tengah merasakan getahnya
mengalami kondisi psiokologis yang sangat berat: dicurigai, diteror, diserang, dilecehkan dan
diasosiasikan dengan teroris. Hal yang sama dialami oleh kaum Muslim di Inggris, Perancis,
Jerman dan negara-negara Eropa lainnya. Pemerintah George Walker Bush segera mengetatkan
aturan imigrasi dan mengawasi kaum imigran Muslim secara berlebihan. Siaran televisi Fox
News Channel, dalam acara mingguan In Focus menggelar diskusi dengan mengundang enam
orang nara sumber, bertemakan Stop All Muslim Immigration to Protect America and
Economy. Acara ini menggambarkan kekhawatiran Amerika tidak hanya dalam masalah
terorisme tetapi juga ekonomi dimana pengaruh para pengusaha Arab dan Timur Tengah mulai
dominan dan mengendalikan ekonomi Amerika.
Tapi, rupanya Islam berkembang dengan caranya sendiri. Islam mematahkan logika akal sehat
manusia modern. Bagaimana mungkin sekelompok orang nekat berbuat biadab membunuh
banyak orang tidak berdosa dengan mengatasnamakan agama, tetapi tidak lama setelah peristiwa
itu, justru ribuan orang berbondong-bondong menyatakan diri masuk agama tersebut dan
menemukan kedamaian didalamnya? 9/11 telah berfungsi menjadi ikon yang memproduksi arus
sejarah yang tidak logis dan mengherankan. Selain 20.000 orang Amerika masuk Islam setiap
tahun setelah peristiwa itu, ribuan yang lain dari negara-negara non Amerika (Eropa, Cina,
Korea, Jepang dst) juga mengambil keputusan yang sama masuk Islam. Bagaimana arus ini bisa
dijelaskan? Sejauh saya ketahui, jawabannya tidak ada dalam teori-teori gerakan sosial karena
fenomena ini sebuah anomali. Maka, gejala ini hanya bisa dijelaskan oleh teori tangan Tuhan.
Tangan Tuhan dalam bentuk blessing in disguise adalah nyata dibalik peristiwa 9/11 dan ini
diakui oleh masyarakat Islam Amerika. Karena peristiwa 9/11 yang sangat mengerikan itu
dituduhkan kepada Islam, berbagai lapisan masyarakat Amerika justru kemudian terundang
kuriositasnya untuk mengetahui Islam lebih jauh. Sebagian karena murni semata-mata ingin
mengetahui saja, sebagian lagi mempelajari dengan sebuah pertanyaan dibenaknya: bagaimana
mungkin dalam zaman modern dan beradab ini agama mengajarkan teror, kekerasan dan
suicide bombing dengan ratusan korban tidak berdosa? Tapi keduanya berbasis pada hal yang
sama: ignorance of Islam (ketidaktahuan sama sekali tentang Islam). Sebelumnya, sumber
pengetahuan masyarakat Barat (Amerika dan Eropa) tentang Islam hanya satu yaitu media yang
menggambarkan Islam tidak lain kecuali stereotip-stereotip buruk seperti teroris, uncivilized,
kejam terhadap perempuan dan sejenisnya. Seperti disaksikan Eric, seorang Muslim pemain
cricket warga Texas, setelah peristiwa 9/11, masyarakat Amerika menjadi ingin tahu Islam,
mereka kemudian ramai-ramai membeli dan membaca Al-Quran setiap hari, membaca biografi
Muhammad dan buku-buku Islam untuk mengetahui isinya. Hasilnya, dari membaca sumbernya
langsung, mereka menjadi tahu ajaran Islam yang sesungguhnya. Ketimbang bertambahnya
kebencian, yang terjadi malah sebaliknya. Menemukan keagungan serta keindahan ajaran agama
yang satu ini. Keagungan ajaran Islam ini bertemu pada saatnya yang tepat dengan kegersangan,
kegelisahan dan kekeringan spritual masyarakat Amerika yang sekuler selama ini. Karena itu,
Islam justru menjadi jawaban bagi proses pencarian spiritual mereka selama ini. Islam menjadi
melting point atas kebekuan spiritual yang selama ini dialami masyarakat Amerika. Inilah
pemicu terjadinya Islamisasi Amerika yang mengherankan para pengamat sosial dan politik.
Inilah tangan Tuhan dibalik peristiwa

Dari banyak wawancara yang dilakukan televisi Amerika, Eropa maupun Timur Tengah terhadap
mereka yang masuk Islam atau video-video blog yang banyak menjelaskan motivasi para new
converters ini masuk Islam, menggambarkan konfigurasi latar belakang yang beragam.
Pertama, karena kehidupan mereka yang sebelumnya sekuler, tidak terarah, tidak punya tujuan,
hidup hanya money, music and fun. Pola hidup itu menciptakan kegersangan dan kegelisahan
jiwa. Mereka merasakan kekacauan hidup, tidak seperti pada orang-orang Muslim yang mereka
kenal. Dalam hingar bingar dunia modern dan fasilitas materi yang melimpah banyak dari
mereka yang merasakan kehampaan dan ketidakbahagiaan. Ketika menemukan Islam dari
membaca Al-Quran, dari buku atau kehidupan teman Muslimnya yang sehari-harinya taat
beragama, dengan mudah saja mereka masuk Islam.
Kedua, merasakan ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan yang tidak pernah dirasakannya
dalam agama sebelumnya yaitu Kristen. Dalam Islam mereka merasakan hubungan dengan
Tuhan itu langsung dan dekat. Beberapa orang Kristen taat bahkan mereka sebagai church priest
mengaku seperti itu ketika diwawancarai televisi. Allison dari North Caroline dan Barbara
Cartabuka, seorang diantara 6,5 juta orang Amerika yang masuk Islam pasca 9/11, seperti
diberitakan oleh Veronica De La Cruz dalam CNN Headline News, Allison mengaku Islam is
much more about peace. Sedangkan Barbara tidak pernah merasakan kedamaian selama
menganut Katolik Roma seperti kini dirasakannya setelah menjadi Muslim. Demikian juga yang
dirasakan oleh Mr. Idris Taufik, mantan pendeta Katolik di London, ketika diwawancara televisi
Al-Jazira. Mantan pendeta ini melihat dan merasakan ketenangan batin dalam Islam yang tidak
pernah dirasakan sebelumnya ketika ia menjadi mendeta di London. Ia masuk Islam setelah
melancong ke Mesir. Ia kaget melihat orang-orang Islam tidak seperti yang diberitakan di
televisi-televisi Barat. Ia mengaku, sebelumnya hanya mengetahui Islam dari media. Ia sering
meneteskan air mata ketika menyaksikan kaum Muslim shalat dan kini ia merasakan
kebahagiaan setelah menjadi Muslim di London.
Ketiga, menemukan kebenaran yang dicarinya. Beberapa konverter mengakui konsep-konsep
ajaran Islam lebih rasional atau lebih masuk akal seperti tentang keesaan Tuhan, kemurnian kitab
suci, kebangkitan (resurrection) dan penghapusan dosa (salvation) ketimbang dalam Kristen.
Banyak dari masyarakat Amerika memandang Kristen sebagai agama yang konservatif dalam
doktrin-doktrinnya. Eric seorang pemain Cricket di Texas, kota kelahiran George Bush,
berkesimpulan seperti itu dan memilih Islam. Sebagai pemain cricket Muslim, ia sering shalat di
pinggir lapang. Di Kristen, katanya, sembahyang harus selalu ke Gereja. Seorang konverter lain
memberikan kesaksiannya yang bangga menjadi Muslim. Ia menjelaskan telah berpuluh tahun
menganut Katolik Roma dan Kristen Evangelik. Dia mengaku menemukan kelemahan-
kelemahan doktrin Kristen setelah menyaksikan debat terbuka tentang Is Jesus God? (Apakah
Yesus itu Tuhan?) antara Ahmad Deedat, seorang tokoh Islam dari Afrika Selatan dan seorang
teolog Kristen. Argumen-argumen Dedaat dalam diskusi menurutnya jauh lebih jelas, kuat dan
memuaskan ketimbang teolog Kristen itu. Menariknya, misi awalnya ia menonton debat agama
itu justru untuk mengetahui Islam karena ia bertekad akan menyebarkan gospel ke masyarakat-
masyarakat Muslim. Yang terjadi sebaliknya, ia malah menemukan keunggulan doktrin Islam
dalam berbagai aspeknya dibandingkan Kristen. Angela Collin, seorang artis California yang
terkenal karena filmnya Leguna Beach dan kini menjadi Director of Islamic School, ketika
diwawancarai oleh televisi NBC News megapa ia masuk Islam, ia mengungkapkan: I was
seeking the truth and Ive found it in Islam. Now I have this belief and I love this belief, katanya
bangga.
Keempat, banyak kaum perempuan Amerika Muslim berkesimpulan ternyata Islam sangat
melindungi dan menghargai perempuan. Dengan kata lain, perempuan dalam Islam dimuliakan
dan posisinya sangat dihormati. Walaupun mereka tidak setuju dengan poligami, mereka melihat
posisi perempuan sangat dihormati dalam Islam daripada dalam peradaban Barat modern.
Seorang convert perempuan Amerika bernama Tania, merasa hidupnya kacau dan tidak terarah
jutsru dalam kebebasannya di Amerika. Ia bisa melakukan apa saja yang dia mau untuk
kesenangan, tapi ia rasakan malah merugikan dan merendahkan perempuan. Setelah mempelajari
Islam, awalnya merasa minder. Setelah tahu bagaimana Islam memperlakukan perempuan, ia
malah berkata women in Islam is so honored. This is a nice religion not for people like me!
katanya. Dia masuk Islam setelah mempelajarinya beberapa bulan dari teman Muslimnya.
Perkembangan Islam di dunia Barat sesungguhnya lebih prospektif karena mereka terbiasa
berfikir terbuka. Dalam keluarga Amerika, pemilihan agama dilakukan secara bebas dan
independen. Banyak orang tua mendukung anaknya menjadi Muslim selama itu adalah pilihan
bebasnya dan independen. Mereka mudah saja masuk Islam ketika menemukan kebenaran disitu.
Angela Collin menjadi Muslim dengan dukungan kedua orang tua. Ketika diwawancarai televisi
NBC, orang tuanya justru merasa bangga karena Angela adalah seorang independent person.
Nancy seorang remaja 15 tahun, masuk Islam setelah bergaul dekat temannya keluarga Pakistan
dan keluarganya tidak mempermasalahkan walaupun telah lama hidup dalam tradisi Kristen.

ISLAM DI KANADA
Banyak umat Islam Kanada dibesarkan beragama Islam. Ada juga bilangan pemeluk Islam yang
berkembang pesat dari agama lain. Seperti dengan para pendatang pada umumnya, para
pendatang Islam telah datang ke Kanada untuk pelbagai alasan. Ini termasuk pendidikan tinggi,
keselamatan, pekerjaan, dan penyatuan keluarga. Yang lain datang untuk kebebasan agama dan
politik, dan keselamatan dan kawalan, meninggalkan perang saudara, penindasan, dan bentuk
lain persengketan saudara dan etnik. Pada 1980an, Kanada menjadi sebuah tempat penting
pelarian untuk mereka yang melarikan diri dari Perang Saudara Lubnan. Zaman 1990an melihat
umat Islam Somalia tiba dengan mencetusnya Perang Saudara Somalia dan juga orang Islam
Bosnia melarikan diri dari pemecahan bekas Yugoslavia. Meskipun Kanada masih belum lagi
bilangan banyak rakyat Iraq melarikan diri dari perang Iraq. Tetapi pada umumnya hampir setiap
negara Islam di dunia telah mengirimkan pendatang ke Kanada
dari Albania ke Yaman keBangladesh.[3]

Kebanyakan dari umat Islam Kanada dan tidak secara coincidentally suatu bahagian besar
dari pendatang negara tinggal di provinsi Ontario, dengan kumpulan-kumpulan terbesar
menetap di dan di keliling Greater Toronto Area. Menurut dengan Banci 2001, telah ada 254,110
umat Islam tinggal di Greater Toronto.[4]

British Columbia juga mempunyai penduduk Islam yang sangat besar. Menganggapkan bahawa
banyak pendatang dari Timur Tengahdan Iran adalah umat Islam, dua komuniti Islam terbesar di
Vancouver adalah orang Timur Tengah (>50,000) dan orang Iran (>30,000).[5]Ibu negara
Kanada Ottawa menjadi tuan rumah pada banyak orang Islam Lubnan dan Somali, di mana
komuniti Islam berbilangan lebih kurang 40,000 pada 2001.[5] Greater Montreal's Muslim
community neared 100,000 in 2001.[5] Ia rumah pada bilangan besar orang Kanada yang
berketurunan Maghribi, Algeria dan Lubnan, dan juga komuniti Pakistan, Syria, Iran,
Bangladesh dan Turki yang kecil.[5]Komuniti-komuniti ini tidak secara eksklusif, tetapi
kebanyakannya, Muslim. Tambahan pada Vancouver, Ottawa, dan Montreal, hampir setiap
kawasan metropolitan Kanada mempunyai komuniti Islam,

ISLAM DI KANADA
Penganut agama Islam di Kanada, pada awalanya berasal dari Turki dan dari wilayah yang
berada di bawah kekuasaan Turki Usmaniyah yang dikenal sebagai Suria Raya, dan sebagian
berasal dari Asia Selatan. Dilaporkan bahwa jumlah muslim di Kanada pada awalnya, yakni pada
tahun 1871, hanya 13 orang. Pada tahun 1901, jumlah mereka mencapai 300 hingga 400 orang,
dan pada tahun 1911, jumlah mereka sekitar 1.500 orang.

Walaupun populasi muslim di Kanada sangat minoritas, namun dari tahun ke tahun jumlah
mereka semakin bertambah. Hal tersebut dikarenakan tingginya tingkat kelahiran imigran
muslim, yakni 2,5 persen dan tercatat saat ini (tahun 2005) ada sekitar 600 ribu umat muslim di
Kanada (meski menurun tahun 2012), dan jadilah Islam di Kanada menjadi agama nomor dua
terbesar. Hal ini, membawa konsekuensi makin luasnya pula lingkup kehidupan umat muslim.
Mereka pun pada akhirnya bekerja di pelbagai bidang, serta terlibat dalam banyak hal di tengah
masyarakat.
Kondisi Islam di Kanada didominasi muslim dengan paham Sunni. Selain itu, terdapat berbagai
kelompok Syiah, seperti Ismailiyah dan Imamiyah. Diperkirakan Sunni merupakan mayoritas
(kira-kira 70 persen), diikuti oleh Ismailiyah (20 persen), dan Imamiyah serta kelompok-
kelompok lainnya, seperti Ahmadiyah (Qadian), berjumlah seimbang. Juga terdapat tarekat
spiritual, yakni Tarekat Naqsyabandiyyah Montreal yang berafiliasi kepada pusat tarekat yang
berada di Cyprus. Pimpinan utama tarekat Naqsyabandiyah rata-rata berpendidikan tinggi.

Sejumlah lembaga organisasi keagamaan dan sosial penting bermunculan, baik di tingkat lokal
maupun nasional. Inilah yang disebut dengan rabithah al-alam al-islamiy. Pada tingkat nasional
di Kanada, ada Dewan Komunitas Muslim Kanada (CMCC), yang didirikan oada tahun 1972,
merupakan organisasi payung yang penting. CMCC tumbuh berkat komitmen untuk mandiri dan
kebutuhan yang dirasakan untuk masalah yang pemeluk Islam di Kanada. Lembaga ini, juga
menaungi aliran-aliran yang berkembang di Kanada, misalnya Sunni dan Syiah.

Ditemukan data bahwa, jika dibandingkan dengan negara-negara Barat yang lain, masyarakat
Islam di Kanada relatif lebih bersahabat terhadap umat agama non Kristen, termasuk Islam.
Tingginya sikap toleransi di sana membuat angka kekerasan yang bermotif agama dan ras relatif
bisa diminimalisasi.

Anda mungkin juga menyukai