Suplemen Majalah Kedokteran Nusantara 356 Volume 39 No. 3 September 2006
Terapi pada Otitis Media Supuratif Akut Askaroellah Aboet Departemen Telinga Hidung Tenggorok dan Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/RSUP H. Adam Malik, Medan Abstrak: Otitis media supuratif akut (OMSA) adalah infeksi akut telinga tengah dalam waktu singkat. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai di seluruh dunia. Terapi pada OMSA adalah terapi medikamentosa, yaitu pemberian antibiotika berdasarkan empirik atau dengan kultur bakteri terhadap mikroorganisme penyebab selama 10-14 hari dan terapi bedah apabila terapi medikamentosa gagal atau bila penyakit menuju ke mastoiditis koalesen. Kata kunci: otitis media akut, antibiotika, pembedahan Abstracts: Acute suppurative otitis media (ASOM) is an abrupt infection of the middle ear of short duration. The disease is one of the most common diseases world-wide. Treatment of ASOM consists of medical management, that is antibiotic based on empirical or bacterial culture for 10-14 days and surgical management, if failure of antibiotic treatment or mastoiditis stage of coalescent occurs. Keywords: acute suppurative otitis media, antibiotic treatment, surgical treatment PENDAHULUAN Otitis media supuratif akut (OMSA) adalah infeksi akut telinga tengah dalam waktu yang singkat. Otitis media (OM) ini merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai di seluruh dunia dengan angka kejadian yang bervariasi pada tiap-tiap negara.1 Senturia et al., (1980) membagi otitis media berdasarkan durasi penyakit atas akut (< 3minggu), subakut (3-12 minggu) dan kronis (>12 minggu).2 Sad (1985); Klein, Tos dan Hussl (1989) pada third dan fourth International Symposium on otitis media menganjurkan membagi otitis media berdasarkan gejala klinis atas 4 kelompok yaitu miringitis, otitis media supuratif akut (OMSA), otitis media sekretori (OMS) dan otitis media supuratif kronis (OMSK).1 Pada makalah ini akan dibicarakan terapi otitis media supuratif akut. Bakteri yang sering dijumpai pada OMSA dapat diidentifikasi dengan jelas dari banyak penelitian yang telah dilakukan. Streptokokus pneumoni, Hemofilus influenza dan Moraksela kataralis merupakan mikroorganisme utama.1-3 TERAPI MEDIKAMENTOSA PADA OTITIS MEDIA SUPURATIF AKUT Standar terapi terkini pada OMSA mengharuskan pasien yang didiagnosis menderita suatu infeksi telinga tengah akut harus mendapatkan terapi antimikroba selama 10-14 hari. Terapi dimulai berdasarkan empiris dengan tujuan memberantas bakteri yang dijumpai pada OMSA meskipun materi kultur dari telinga tengah tidak tersedia.2 Sebelum tahun 1965, banyak antibiotika yang efektif digunakan untuk otitis media. Streptokokus pneumoni sensitif terhadap penisilin sedangkan H. influenza dan M. kataralis dapat diterapi dengan eritromisin, aminopenisilin atau sulfonamide.3 Sejalan dengan penggunaan antibiotika yang semakin luas, resistensi beberapa mikroorganisme terhadap antibiotika semakin berkembang. Mikroorganisme penghasil betalaktamase semakin sering dijumpai pada kultur telinga tengah suatu OMSA. Resistensi terhadap eritromisin juga meningkat di antara strain H. influenza sehingga pilihan terapi beralih ke sulfametoksazol-trimetoprim, amoksisilinklavulanat (co-amoxiclav), dan sefalosporin generasi kedua dan ketiga.2, 3 Terapi standar permulaan suatu OMSA adalah amoksisilin, 40mg/kgBB dalam 24 jam dibagi dalam 3 dosis, atau ampisilin 50- 100mg/kgBB dalam 24 jam dibagi dalam 4 dosis, minimal selama 10 hari. Pada individu yang alergi terhadap penisilin, kombinasi eritromisin 40mg/kgBB dalam 24 jam dan sulfisoksazol 120mg/kgBB dalam 24 jam dibagi dalam 4 dosis dapat digunakan dan sama efektifnya dengan amoksisilin.1-3 Jika mikroorganisme penghasil betalaktamase diduga sebagai penyebab, pemberian amoksisilin-klavulanat, 40mg/kgBB dalam 24 Suplemen Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 No. 3 September 2006 357 jam dibagi dalam 3 dosis atau sulfametoksazoltrimetoprim, 8mg/kgBB trimetoprim dan 40mg/kgBB sulfametoksazol dalam 24 jam dapat digunakan dalam 2 dosis terbagi. Sefiksim, 8mg/kgBB dalam satu dosis atau cefprozil 15mg/kgBB dalam 24 jam dalam 2 dosis terbagi juga dapat digunakan.2, 3 Kebanyakan pasien yang menerima terapi antibiotika untuk OMSA akan menunjukan perbaikan yang signifikan dalam waktu 48 jam. Timpanosintesis untuk kultur bakteri dan tindakan miringotomi dapat dilakukan pada penderita yang tidak mengalami perbaikan setelah 48 jam terapi antibiotika empiris. Penderita sebaiknya diperiksa ulang selama mendapatkan terapi untuk memastikan keefektifan pengobatan yang diberikan.2 Terapi tambahan seperti pemberian analgetika, antipiretika dan dekongestan oral dapat diberikan. Dekongestan topikal dan oral dapat menghilangkan sumbatan hidung dan memberikan aerasi tuba eustakius meskipun efikasinya belum dapat dibuktikan.2, 3 PENATALAKSANAAN BEDAH PADA OTITIS MEDIA AKUT Miringotomi / Timpanosintesis Miringotomi atau timpanosintesis merupakan terapi bedah pada OMSA yang populer pada tahun 1950-1960-an. Indikasinya dalam pengobatan OMA dijelaskan oleh Astley Cooper (1802). Schwartze, 50 tahun kemudian mengatakan: Tidak ada prosedur bedah lain yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan kehidupan seseorang selain dengan mengevakuasi pus secara bijaksana dari kavum timpani melalui insisi pada membrana timpani.4 Ketika terapi antibiotika gagal dan pasien tetap berada dalam sakit yang akut pada OMSA, tindakan miringotomi ini dapat dilakukan. Prosedur ini merupakan prosedur terapi yaitu dengan menghilangkan tekanan udara di telinga tengah, dan juga prosedur yang bertujuan untuk diagnostik karena cairan yang didapat dari tindakan miringotomi dapat dikirim untuk kultur dan sensitivitas.5 Miringotomi dapat dilanjutkan dengan pemasangan pipa ventilasi ke telinga tengah. Teknik ini diusulkan oleh Politzer tetapi dipopulerkan oleh Armstrong (1954). Sejak saat itu cara ini menjadi teknik yang populer untuk mempertahankan pembersihan cairan telinga tengah, meminimalkan rekurensi episode OMSA dan mengoptimalkan pendengaran selama masamasa perkembangan berbicara. Pemasangan pipa ventilasi ini juga merupakan terapi pada otitis media efusi.4, 5 Mastoidektomi Sederhana (Simple Mastoidectomy) Operasi mastoidektomi sederhana ini pertama kali dilakukan pada awal abad 19 dan Jean Petit adalah orang pertama yang mengusulkan untuk melakukan operasi ini pada raja Perancis, Charles II, yang pada waktu itu mengalami telinga berair disertai demam dan penurunan kesadaran.4, 6 Tabel 1. Dosis antibiotik pada OMA2 Antibiotika Dosis/ 24 jam Amoksisilin 40mg/kgBB dalam 3 dosis Ampisilin 50-100 mg/ kgBB dalam 4 dosis Eritromisin-sulfisoksazol 40mg/kgBB (E) dan 120mg/kgBB (S) dalam 4 dosis Amoksisilin-klavulanat 40mg/kgBB dalam 3 dosis Sulfametoksazol-trimetoprim 8mg (TMP) dan 40 mg (SMZ) dalam 2 dosis Sefiksim 8mg/kgBB dalam 1 dosis Schwartze (1873) mengembangkan dan menjelaskan teknik dan indikasi operasi untuk membersihkan korteks mastoid dan membersihkan sistem sel udara yang terlibat dalam infeksi sehingga memungkinkan terjadinya drainase yang baik dalam seluruh ruang timpanomastoid yang saat ini dikenal dengan simple mastoidectomy atau Schwartze operation.4 Operasi ini diindikasikan untuk kasus-kasus OMSA yang gagal dengan terapi antibiotika atau mulai menuju ke mastoiditis koalesen. Operasi ini selain bertujuan untuk mengevakuasi abses koalesen dari mastoid pada OMSA juga merupakan penatalaksanaan bedah untuk OMSK tanpa kolesteatoma. Seiring dengan kemajuan pengetahuan, teknik operasi ini tidak hanya dilakukan untuk membersihkan penyakit pada ruang mastoid tetapi juga untuk memberikan akses ke struktur yang lebih dalam dari tulang temporal seperti yang dikerjakan dalam operasi implant koklear atau operasi untuk telinga dalam.6 Tinjauan Pustaka Suplemen Majalah Kedokteran Nusantara 358 Volume 39 No. 3 September 2006 KESIMPULAN 1. Standar terapi terkini pada OMSA adalah pemberian antimikroba berdasarkan empiris atau sesuai dengan kuman penyebab yang dijumpai pada kultur selama 10-14 hari. 2. Antibiotika yang diberikan pada OMSA adalah golongan amoksisilin (40mg/kgBB/24jam), amoksisilin-klavulanat (40mg/kgBB/24jam), ampisilin (50- 100mg/kgBB/24jam), eritromisinsulfisoksazol (E: 40mg/kgBB/24jam 120mg/kgBB/24jam), sulfametoksazoltrimetoprim (T: 40mg/kgBB/24jam-SMZ: 120mg/kgBB/24jam) dan sefiksim (8mg/kgBB/24jam). 3. Terapi bedah pada OMSA adalah miringotomi/timpanosintesis dan mastoidektomi sederhana. DAFTAR PUSTAKA 1. Canter RJ. Acute suppurative otitis media. In : Kerr AG, ed. Scott Browns Otolaryngology. Sixth edition. Vol. 3. Butterworth-Heinemann, London, 1997, 3/9/1-7. 2. Healy GB. Rosbe KW. Otitis Media and Middle Ear Effusions. In: Ballengers Otorhinolarygology Head and Neck Surgery. Sixteenth edition. BC Decker Inc. Ontario, 2003, 249-59. 3. Bitnun A, Allen UD. Medical Therapy of Otitis Media: Use, Abuse, Efficacy, and Morbidity. The Journal of Otolaryngology; 1998; 27; 26-33. 4. Friedberg J, Gordon D. Acute Otitis Media: The Evolution of Surgical Management. The Journal of Otolaryngology; 1998; 27, 2-6. 5. Pransky SM. Surgical Strategies for Otitis Media. The Journal of Otolaryngology; 1998; 27, 37-42. 6. Johnson GD. Simple Mastoid Operation. In : Glascock-Shambough. Surgery of the Ear. Fifth edition. BC Decker Inc. Ontario, 2003, 487-9.