GEOTERMAL
GEOTERMAL
Kandungan Cl rendah
Bikarbonat sebagai anion utama
Mengandung sedikit sulfat
Pada sistem yang terdapat pada batuan volkanik air
bikarbonat terbentuk pada bagian yand dangkal di
tepi lapangan
Terbentuk karena kondensasi uap di bawah muka airtanah
Sifat sedikit asam, basa, atau bahkan netral
Pada beberapa sistem yang diwadahi oleh batuan
sedimen pembentukan air bikarbonat dikontrol oleh
batuan karbonat (misal batugamping)
D. Brine
Pada sebagian besar sistem panasbumi konvektif sumber utama air adalah air meteorik
Sistem panasbumi yang terletak di daerah pantai air laut dapat menjadi bagian dari
recharge water
Sistem panasbumi yang berasosiasi dengan gunung api aktif menerima input fluida
magmatik secara signifikan (misal: Karaha Telaga Bodas)
Input volatil magmatik
Bukti input volatil magmatik terhadap fluida hidrotermal a.l: rasio isotopik helium (R) yang
melebihi rasio helium atmosferik:
Atmospheric helium 1.4 X 106 (disebut sebagai referensi, Ra)
Radiogenic helium, terakumulasi pada kerak bumi, 0.1 Ra
Mantle helium 8 Ra
R > Ra menandakan kehadiran mantle helium
Pada sistem panasbumi volkanogenik dan gunung api berasal
dari gas-gas yang terlepas dari magma yang tengah mengalami kristalisasi. Dengan
demikian keberadaan mantle helium mengindikasikan keberadaan dapur magma di
kedalaman: magmatic heat source
Kesetimbangan fluida mineral
(fluid mineral equilibria)
Komposisi chloride water yang berada dalam
reservoar (pada kedalaman 1 3 km) dikontrol oleh
reaksi fluida dengan mineral-mineral penyusun
batuan
Pendidihan dan pengenceran (boiling and mixing)
Pada kedalaman < 2 km permeabilitas batuan relatif lebih
tinggi dibanding pada kedalaman yang lebih besar, akibatnya
fluida bergerak ke celah-celah terbuka.
Tekanan yang berkurang menyebabkan fluida mendidih
(boiling) dan kehilangan uap (steam loss) dan lepasnya zatzat
volatil (CO2, H2S) pH meningkat
Konsentrasi zat-zat non-volatil (Cl, SiO2, Na, K) meningkat
Meningkatnya permeabilitas juga memungkinkan air dari
tempat yang dangkal bersentuhan dengan deep chloride
water sehingga terjadilah percampuran (mixing) dan
pengenceran (dilution), umumnya pada zona outflow