Anda di halaman 1dari 13

Fluida panasbumi hydrothermal fluid

Komposisi fluida hidrotermal ditentukan oleh:

1. Asal recharge water


2. Kontribusi volatil yang berasal dari sumber magmatik
3. Interaksi fluida batuan
4. Tatanan hidrologi lokal yang mempengaruhi tingkat
percampuran dan pendidihan
5. Faktor geologi berskala regional (input panas, permeabilitas, komposisi batuan)
KLASIFIKASI FLUIDA HIDROTERMAL
YANG BERUPA CAIRAN

Klasifikasi yang paling sederhana dan paling


mudah
diterapkan untuk mengenali variasi fluida pada
suatu
lapangan adalah klasifikasi menggunakan
komposisi
anion (senyawa bermuatan negatif): Cl-, SO4
=, HCO3
-
A. Air Khlorida/Chloride water

Fluida yang dominan pada kebanyakan sistem panasbumi


Berasal dari dalam sistem (reservoar)
Umumnya bersifat netral, dapat pula bersifat sedikit asam atau basa
Manifestasi berupa air panas yang jernih, berasosiasi dengan silika sinter pada
mataair yang mendidih
Anion utama berupa Cl-
Mengandung SiO2 yang tinggi; HCO3 yang signifikan, F, NH3, B, Li, Rb, Cs yang dapat
terdeteksi
Di dekat permukaan sering mengandung H2S dan sulfat yang signifikan
Di dalam reservoar rasio Cl/SO4 tinggi
B. Air asam sulfat / acid sulfate water

Kandungan khlorida rendah


Terdapat pada sistem panasbumi di daerah volkanik di mana uap
berkondensasi pada akuifer air permukaan
Karena terbentuk pada dekat permukaan maka hanya dapat memberikan
informasi yang sangat sedikit tentang bagian dalam dari sistem panasbumi
Komposisi mencerminkan pelarutan batuan samping sehingga kenampakan di
permukaan berasosiasi dengan kolam lumpur, leached rocks dan collapse
crater
Kandungan Al dan Fe cukup tinggi (indikasi pelarutan batuan)
C. Air bikarbonat / bicarbonate water

Kandungan Cl rendah
Bikarbonat sebagai anion utama
Mengandung sedikit sulfat
Pada sistem yang terdapat pada batuan volkanik air
bikarbonat terbentuk pada bagian yand dangkal di
tepi lapangan
Terbentuk karena kondensasi uap di bawah muka airtanah
Sifat sedikit asam, basa, atau bahkan netral
Pada beberapa sistem yang diwadahi oleh batuan
sedimen pembentukan air bikarbonat dikontrol oleh
batuan karbonat (misal batugamping)
D. Brine

Brine adalah air yang sangat kaya akan zat-zat yang


mudah larut. Contoh: air laut
Komponen utama berupa khlorida (10 000 s/d 100 000
ppm), mengandung Na, K, Ca dalam konsentrasi tinggi
Bersifat asam lemah
Pada sistem panasbumi brone dapat terbentuk antara
lain karena terperangkapnya connate water atau
pelarutan endapan evaporit oleh air meteorik
Bila densitas terlalu tinggi fluida tidak dapt naik ke
permukaan
Contoh: Salton Sea, California
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KOMPOSISI FLUIDA PANASBUMI

Asal usul air

Pada sebagian besar sistem panasbumi konvektif sumber utama air adalah air meteorik
Sistem panasbumi yang terletak di daerah pantai air laut dapat menjadi bagian dari
recharge water
Sistem panasbumi yang berasosiasi dengan gunung api aktif menerima input fluida
magmatik secara signifikan (misal: Karaha Telaga Bodas)
Input volatil magmatik
Bukti input volatil magmatik terhadap fluida hidrotermal a.l: rasio isotopik helium (R) yang
melebihi rasio helium atmosferik:
Atmospheric helium 1.4 X 106 (disebut sebagai referensi, Ra)
Radiogenic helium, terakumulasi pada kerak bumi, 0.1 Ra
Mantle helium 8 Ra
R > Ra menandakan kehadiran mantle helium
Pada sistem panasbumi volkanogenik dan gunung api berasal
dari gas-gas yang terlepas dari magma yang tengah mengalami kristalisasi. Dengan
demikian keberadaan mantle helium mengindikasikan keberadaan dapur magma di
kedalaman: magmatic heat source
Kesetimbangan fluida mineral
(fluid mineral equilibria)
Komposisi chloride water yang berada dalam
reservoar (pada kedalaman 1 3 km) dikontrol oleh
reaksi fluida dengan mineral-mineral penyusun
batuan
Pendidihan dan pengenceran (boiling and mixing)
Pada kedalaman < 2 km permeabilitas batuan relatif lebih
tinggi dibanding pada kedalaman yang lebih besar, akibatnya
fluida bergerak ke celah-celah terbuka.
Tekanan yang berkurang menyebabkan fluida mendidih
(boiling) dan kehilangan uap (steam loss) dan lepasnya zatzat
volatil (CO2, H2S) pH meningkat
Konsentrasi zat-zat non-volatil (Cl, SiO2, Na, K) meningkat
Meningkatnya permeabilitas juga memungkinkan air dari
tempat yang dangkal bersentuhan dengan deep chloride
water sehingga terjadilah percampuran (mixing) dan
pengenceran (dilution), umumnya pada zona outflow

Anda mungkin juga menyukai