Anda di halaman 1dari 6

AKUN-t: Vol.

2 No 2 April 2014/ ISSN 23032146

PERAN PAJAK PENERANGAN JALAN


TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH

Eka Nofianti, Retno Winarti Handayani


Politeknik Negeri Semarang Jl.Prof Sudarto,SH Tembalang Semarang 50275
nikmatuniayah@rocketmail.com

Abstract
The Local Own Source Revenue is one of indicator to determine the local
goverment autonomy degree wich one of its component that have effect to
its increase is Local Taxes. The Street Lighting Taxes is one of Local
Taxes kind wich the value is increasingly. This report try to analyze the
effect of the Street Lighting Taxes to Banjarnegara Regencys Local Own-
Source Revenue. The tools of analyzing the data are Local Own-Source
Revenue growth analysis. The analysis shows that the Street Lighting
Taxes contribution average to Banjarnegara Regencys Local Own-Source
Revenue is 11,67%. Between the Street Lighting Taxes and Banjarnegara
Regencys Local Own-Source Revenue proven have positive and firm
relation where r = 0,92, r = 0,85 its mean that the increasing of
Banjarnegara Regencys Local Own-Source Revenue influenced 85% by
the Street Lighting Taxes increase and the rest is influenced by other
factors
Keyword : Tax, government, report

Pendapatan asli daerah merupakan salah satu indikator penentu derajad


kemandirian suatu daerah dimana salah satu komponen yang memiliki
pengaruh terhadap peningkatannya adalah pajak daerah. Pajak
penerangan jalan merupakan salah satu jenis pajak daerah yang nilainya
semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran
pajak penerangan jalan terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten
Banjarnegara. Metode Analisis data dilakukan dengan analisis
pertumbuhan pendapatan asli daerah. Hasil analisis menunjukkan
bahwa besarnya kontribusi pajak penerangan jalan terhadap pendapatan
asli daerah rata-rata mencapai 11,67%. Terbukti bahwa hubungan antara
pajak penerangan jalan dan pendapatan asli daerah Kabupaten
Banjarnegara adalah positif dan erat dimana r = 0,92, r = 0,85 yang
artinya peningkatan pendapatan asli daerah dipengaruhi sebesar 85%
oleh peningkatan penerimaan pajak daerah dan selebihnya dipengaruhi
oleh faktor lain.
Kata Kunci : Pajak, Pemerintah, Laporan

166
AKUN-t: Vol. 2 No 2 April 2014/ ISSN 23032146

PENDAHULUAN bertanggung jawab, diperlukan


kewenangan dan kemampuan daerah
Reformasi desentralisasi Indonesia untuk menggali sumber-sumber
tahun 2001 merupakan perwujudan keuangan sendiri yang didukung oleh
komitmen Indonesia menuju perimbangan keuangan antara
pemerintahan yang demokratis dan pemerintah pusat dan pemerintah
pembangunan yang berkelanjutan. daerah. Dengan demikian, pemerintah
Dikeluarkannya Undang-Undang daerah harus mampu menggali sumber
Nomor 32 Tahun 2004 tentang keuangan sendiri agar dapat
Pemerintah Daerah menjadi penanda melaksanakan fungsinya secara efektif
terbukanya kesempatan luas bagi dan efisien, yakni dalam bidang
usaha pembangunan daerah dan bagi pemerintahan dan pelayanan umum
partisipasi warga yang lebih besar kepada masyarakat.
dalam pemerintahan. Selain itu, sesuai
dengan amanat Undang-Undang Dasar Salah satu sumber penerimaan
Negara Republik Indonesia Tahun pendapatan asli daerah adalah pajak
1945 pasal 18 ayat 2, pemerintah daerah yang memiliki kontribusi
daerah berwenang untuk mengatur sangat penting dalam membiayai
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan pembangunan
pemerintahan menurut asas otonomi daerah. Berkenaan dengan hal
dan tugas pembantuan. Pemberian tersebut, pemerintah Kabupaten
otonomi luas kepada daerah diarahkan Banjarnegara mencoba
untuk mempercepat terwujudnya memaksimalkan penerimaan pajak
kesejahteraan masyarakat melalui daerah yang dalam hal uni dilakukan
peningkatan pelayanan, oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan
pemberdayaan dan peran serta Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
masyarakat. Banjarnegara.

Seiring dengan diberlakukannya Pajak penerangan jalan merupakan


otonomi daerah, maka dikenal pula salah satu jenis pajak daerah
istilah desentralisasi fiskal. Kabupaten Banjarnegara yang
Desentralisasi fiskal berarti menjadi sumber penerimaan
pendelegasian kewenangan dan pendapatan asli daerah Kabupaten
tanggung jawab fiskal dari pemerintah Banjarnegara yang dewasa ini nilainya
pusat kepada pemerintah daerah. semakin meningkat. Penerimaan pajak
Dengan diberlakukannya kebijakan penerangan jalan juga merupakan
desentralisasi fiskal, maka daerah penerimaan dengan jumlah tertinggi
diberikan kebebasan untuk mengatur jika dibandingkan dengan jumlah
sistem pembiayaan dan pembangunan penerimaan dari jenis pajak daerah
daerahnya sesuai dengan potensi dan yang lain.
kapasitasnya masing-masing.
METODE
Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor
antara Pemerintah Pusat dan 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Pemerintah Daerah mengisyaratkan Daerah, desentralisasi adalah
bahwa dalam rangka pelaksanaan penyerahan wewenang pemerintahan
otonomi daerah dan desentralisasi oleh pemerintah kepada daerah
fiskal, pemerintah daerah diberi otonom untuk mengatur dan mengurus
keleluasaan untuk mengelola dan urusan pemerintahan dalam sistem
memanfaatkan sumber penerimaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
daerah yang dimilikinya sesuai dengan Sehubungan dengan hal tersebut,
aspirasi masyarakat daerah. Untuk maka dapat disimpulkan bahwa
melaksanakan dan menyelenggarakan desentralisasi fiskal adalah
otonomi daerah secara luas, nyata, dan penyerahan wewenang dan tanggung

167
AKUN-t: Vol. 2 No 2 April 2014/ ISSN 23032146

jawab fiskal dari pemerintah pusat yang menjadi hak pemerintah, dan
kepada pemerintah daerah. tidak perlu dibayar kembali.

Prinsip pemberian otonomi kepada Menurut Peraturan Menteri dalam


pemerintah daerah pada dasarnya Negeri Nomor 13 Tahun 2006
adalah untuk membantu pemerintah pendapatan daerah adalah hak
pusat dalam penyelenggaraan pemerintah daerah yang diakui
pemerintahan di daerah. Adapun yang sebagai penambah nilai kekayaan
menjadi tujuan dari desentralisasi bersih. Dari definisi-definisi tersebut
menurut Rahdina (dalam Ruswandi, jelas terlihat bahwa pendapatan
R.R, 2008) adalah sebagai berikut: daerah merupakan hak pemerintah
a. Mewujudkan keadilan antara daerah yang menambah nilai ekuitas
kemampuan dan hak daerah. dana pemerintah. Pendapatan daerah
b. Peningkatan Pendapatan Asli terdiri dari:
Daerah (PAD) dan pengurangan a. Pendapatan asli daerah
subsidi pemerintah pusat. b. Dana perimbangan
c. Mendorong pembangunan c. Lain-lain pendapatan daerah
daerah sesuai dengan aspirasi yang sah
masing-masing daerah.

Pendapatan daerah adalah hak Dalam penelitian ini terdapat dua


pemerintah daerah yang diakui variabel yang akan dianalisis, yaitu
sebagai penambah ekuitas dana lancar variabel terikat dan variabel bebas.
dalam tahun anggaran yang Variabel Terikat (Variabel Dependen)
bersangkutan. (Kawedar dkk, adalah variabel yang nilainya
2008:210). Menurut Undang-Undang dipengaruhi oleh variabel bebas.
Nomor 32 Tahun 2004 pasal 1 Variabel ini dalam notasinya ditulis
Pendapatan daerah adalah semua hak Y. Variabel terikat dalam penelitian
daerah yang diakui sebagai penambah ini adalah pendapatan asli daerah.
nilai kekayaan bersih dalam periode Variabel Bebas (Variabel Independen)
tahun anggaran yang bersangkutan. adalah variabel yang menjadi sebab
Peraturan Pemerintah Nomor 24 terpengaruhnya variabel terikat.
Tahun 2005 mendefinisikan Variabel ini dalam notasinya ditulis
pendapatan daerah sebagai semua X. Variabel bebas dalam penelitian
penerimaan Rekening Kas Umum ini adalah pajak penerangan jalan.
Negara /Daerah yang menambah
ekuitas dana lancar dalam periode Kedua variabel yang akan dianalisis
tahun anggaran yang bersangkutan dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

Pajak Penerangan Pendapatan Asli


Jalan Daerah

Gambar 1
Pajak Penerangan Jalan dan Pendapatan Asli Daerah

Analisis data yang dilakukan adalah: pendapatan asli daerah Kabupaten


Banjarnegara selama tahun 2008-
a. Analisis pertumbuhan pendapatan 2012.
asli daerah
Analisis ini dilakukan untuk
mengetahui tingkat pertumbuhan

168
AKUN-t: Vol. 2 No 2 April 2014/ ISSN 23032146

b. Analisis kontribusi pajak Analisis ini bertujuan untuk


penerangan jalan terhadap mengetahui apakah ada hubungan
pendapatan asli daerah antar variable yang terkait dan
Analisis ini dilakukan dengan untuk mengetahui apakah
menghitung prosentase kontribusi hubungan yang terjadi antara
pajak penerangan jalan terhadap variable-variabel tersebut adalah
pendapatan asli daerah suatu kebetulan atau memang
dibandingkan dengan kontribusi hubungan yang benar-benar.
sumber pendapatan asli daerah Analisis regresi sederhana yang
yang lainnya. digunakan adalah menggunakan
metode jumlah kuadrat terkecil
c. Analisis Regresi linier dan korelasi dengan didasarkan pada
sederhana persamaan berikut:

Y = a + bX

Dimana nilai a dan b dicari dengan 2 rumus, yaitu:

(Y) = na + b (X)
(XY) = a(X) + b( 2 )

Keterangan:
Y = variabel dependen (variabel terikat)
X = variabel independen (variabel bebas)
a = konstanta (intersep), merupakan jarak antara titik-titik potong garis
regresi dengan sumbu vertical terhadap 0 (titik asal) atau dengan kata
lain besarnya nilai Y taksiran untuk X = 0
b = koefisien regresi, yaitu besar kecilnya variabel Y akibat perubahan satu unit
variabel X
n = jumlah data/pengamatan

Selain analisis regresi linier juga tingkat keeratan hubungan linier


dilakukan analisis korelasi yang antara dua variabel, yaitu:
bertujuan untuk menentukan


r=
( 2 ()2 )( 2 ()2 )

dimana:
r = koefisien korelasi pearson
X = variabel X (variabel bebas)
Y = variabel Y (variabel terikat)

HASIL DAN PEMBAHASAN diperoleh dari sumber lain. Subjek


pajak penerangan jalan adalah orang
Pajak penerangan jalan merupakan pribadi atau badan yang dapat
pajak atas penggunaan tenaga listrik, menggunakan tenaga listrik, namun
baik yang dihasilkan sendiri maupun dalam hal tenaga listrik disediakan

169
AKUN-t: Vol. 2 No 2 April 2014/ ISSN 23032146

oleh pihak lain, wajib pajak Wajib Pajak Pajak Penerangan Jalan
penerangan jalan adalah penyedia di Kabupaten Banjarnegara hanya PT
tenaga listrik, sedangkan objek pajak PLN Persero.
penerangan jalan adalah penggunaan
tenaga listrik baik yang dihasilkan Pajak penerangan jalan merupakan
sendiri maupun yang diperoleh dari salah satu jenis pajak yang
sumber lain. Pajak penerangan jalan memberikan kontribusi pajak terbesar
merupakan pajak dengan jumlah terhadap pendapatan asli daerah
penerimaan tertinggi dibandingkan Kabupaten Banjarnegara. Besarnya
dengan jenis pajak daerah yang lain. kontribusi pajak penerangan jalan
Hal ini dapat dilihat dari laporan terhadap Pendapatan Asli Daerah
realisasi pendapatan daerah Kabupaten Banjarnegara dari tahun
Kabupaten Banjarnegara tahun 2008 sampai tahun 2012 meskipun
anggaran 2008-2012. Selain itu, pajak masih berfluktuasi namun jumlahnya
penerangan jalan setiap tahunnya juga cukup besar dengan rata-rata lebih
mengalami peningkatan jumlah dari sepuluh persen. Kontribusi
penerimaannya, sehingga hal ini tertinggi terjadi pada tahun 2008
seharusnya menjadi perhatian dengan prosentase kontribusi sebesar
pemerintah daerah untuk melakukan 13,31% sedangkan kontribusi terendah
upaya-upaya pengoptimalisasian terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar
penerimaan pendapatan. 9,44%.

Berdasarkan wawancara yang Pajak penerangan jalan terbukti


dilakukan dengan Kepala Bidang memberikan kontribusi yang
Pendapatan Dinas Pendapatan mempunyai pengaruh cukup berarti
Pengelolaan Keuangan dan Aset terhadap peningkatan pendapatan asli
Daerah Kabupaten Banjarnegara daerah Kabupaten Banjarnegara,
diperoleh keterangan bahwa sehingga akan sangat tepat jika Dinas
Kabupaten Banjarnegara hanya Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
mempunyai 1 (satu) wajib pajak Pajak dan Aset Daerah Kabupaten
Penerangan Jalan yaitu PT. PLN Banjarnegara melakukan upaya-upaya
Persero. Hal ini dikarenakan listrik dalam menjaga kelancaran proses
yang terdapat di Kabupaten pemungutannya seperti, menyediakan
Banjarnegara seluruhnya berasal dari (SKPDKB) Surat Ketetapan Pajak
penyedia listrik yaitu PT PLN Persero. Daerah Kurang Bayar, SKPDKBT
(Surat Ketetapan Pajak Daerah
Pemerintah Daerah Kabupaten Kurang Bayar Tambahan), SKPDLB
Banjarnegara telah melakukan (Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih
berbagai upaya dalam pemerataan Bayar), STPD (Surat Tagihan Pajak
kebutuhan listrik dan mengupayakan Daerah) dan memberitahukan kepada
masuknya peran pihak swasta melalui petugas yang bersangkutan mengenai
jalur investasi bidang kelistrikan. pemakaiannya.
Upaya ini cukup membawa hasil,
terbukti banyak pihak swasta yang Sistem pemungutan pajak penerangan
berinvestasi atau mengajukan ijin jalan adalah self assesment system,
untuk pembangunan PLTMH sehingga untuk mengoptimalisasi
(Pembangkit Listrik Tenaga penerimaannya akan lebih baik jika
Mikrohidro). Dari 35 lokasi potensi Pemerintah Kabupaten Banjarnegara
PLTMH, 5 (lima) unit diantaranya memiliki tim pemeriksa pajak yang
yaitu PLTMH Tapen, Siteki, bertugas untuk melakukan
Plumbungan, Rakit 1, dan Sigebang pemeriksaan terhadap wajib pajak
telah berhasil dibangun. Namun dari untuk meminimalisasi adanya
data yang diperoleh kelima PLTMH tindakan pelanggaran dalam bidang
tersebut telah dijual kepada PT PLN perpajakan.
Persero. Sehingga sampai tahun 2012

170
AKUN-t: Vol. 2 No 2 April 2014/ ISSN 23032146

SIMPULAN dipengaruhi sebesar 85% oleh


adanya peningkatan pajak
Berdasarkan pembahasan tentang penerangan jalan dan selebihnya
Analisis Peran Pajak Penerangan dipengaruhi oleh faktor lain.
Jalan Terhadap Peningkatan
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Banjarnegara, maka dapat diambil DAFTAR PUSTAKA
kesimpulan sebagai berikut:
Kawedar, Warsito dkk, (2008),
a. Besarnya kontribusi pajak Akuntansi Sektor Publik.
penerangan jalan untuk Semarang: Badan Penerbit UNDIP
menunjang penerimaan Semarang.
pendapatan asli daerah
Kabupaten Banjarnegara adalah Kementerian Hukum dan Hak Asasi
sebesar 13,31% pada tahun 2008, Manusia, ( 2009). Undang-Undang
11,32% pada tahun 2009, 12,68% Nomor 28 Tahun 2009 tentang
pada tahun 2010, 11,58% pada Pajak Daerah dan Retribusi
tahun 2011, dan 9,44% pada Daerah. Bandung: Nuansa Aulia.
tahun 2012. Rata-rata kontribusi
pajak penerangan dalam Peraturan Menteri dalam Negeri
menunjang penerimaan Nomor 13 Tahun 2006 tentang
pendapatan asli daerah Pedoman Pengelolaan Keuangan
Kabupaten Banjarnegara selama Daerah
tahun 2008-2012 adalah sebesar
11,67%. Peraturan Pemerintah Nomor 24
b. Terbukti bahwa hubungan Tahun 2005 tentang Standar
antara pajak penerangan jalan Akuntansi Pemerintah Pajak
dan pendapatan asli daerah Daerah dan Retribusi Daerah di
Kabupaten Banjarnegara adalah Kota Depok pada Era Otonomi
positif dan erat dengan r = 0,92 Daerah [Skripsi]. Bogor: Institut
dan 2 = 0,85, artinya Pertanian Bogor
bertambahnya jumlah pajak
penerangan jalan akan Undang-Undang Dasar 1945
mengakibatkan bertambahnya
pendapatan asli daerah yang Undang-Undang Nomor 32 Tahun
diterima. Pajak penerangan 2004 tentang Pemerintahan Daerah
jalan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan Undang-Undang Nomor 28 Tahun
penerimaan pendapatan asli 2007 tentang Ketentuan Umum dan
daerah dimana peningkatan Tata Cara
pendapatan asli daerah Perpajakan.

171

Anda mungkin juga menyukai