Diktat Elmag Terapan 14okt 05 11
Diktat Elmag Terapan 14okt 05 11
BAB I
REVIEW BEBERAPA PEMAKAIAN
MATEMATIKA
A. VEKTOR
A.1 PANJANG DAN ARAH VEKTOR
Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai arah. Jadi sebuah
besaran vektor dicirikan oleh adanya besar dan arah, adapun
posisi koordinatnya tidak diperdulikan . Pada kuliah ini
pengertian arah adalah arah di dalam ruang (3-dimensi). Contoh
besaran vektor misalnya: kecepatan, gaya, luas permukaan,
perpindahan. Sedangkan besaran yang tidak mempunyai arah
disebut besaran skalar.
Sebuah besaran vektor V dalam notasi matematik dituliskan:
V xi y j zk (1.1)
Sedangkan dalam gambar dilukiskan sebagai sebuah anak panah
dimana besar vektornya digambarkan sebagai panjang anak panah,
Z dan arahnya dinyatakan dengan
ujung runcingnya.
V Pada persaman 1.1, x, y, z
dinamakan komponen vektor V,
Y
sedangkan i , j, k disebut basis
0
yang membentang ruang 3-dimensi
X
Gambar 1.1
Basis i , j , k masing-masing merupakan vektor yang besarnya satu
dan arahya berturut-turut dalam arah sumbu +X, +Y, +Z.
Dua buah vektor disebut sama bila keduanya mempunyai besar dan
arah yang sama. Sedangkan dua buah vektor disebut berlawanan
bila keduanya mempunyai besar sama tetapi arahnya berlawanan.
Dengan demikian vektor V pada gambar 1.1 di atas dapat juga
di lukiskan menjadi seperti pada Gambar 1.2 di bawah.
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 2
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
Sekarang perhatikan, vektor V tersebut selalu dapat diuraikan
(diproyeksikan) ke dalam arah sumbu +X, +Y, dan +Z yaitu
V x ix ; V y jy ; V z kz sehingga vektor V merupakan
kombinasi dari V x ,V y ,V z atau V Vx V y Vz .
z
W
V
U ^k
^j y
^i Y
0
x
X
Gambar 1.2
Jelaslah panjang vektor V dapat dihitung dengan dalil
Phitagoras, sehingga panjang (besar) vektor V :
V x2 y2 z2 (1.2)
Seringkali penulisan V cukup ditulis V (tanpa tanda panah).
____________________________________________________________________________________________________________
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 3
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
A
B
C
Gambar 1.3
Maka penjumlahan dua buah vektor ( A B D ) secara gambar dapat
dilukiskan
B
A D
atau
A
D
B
Gambar 1.3
Sehingga penjumlahan tiga buah vektor A B C E sekarang
dapat dilukiskan seperti pada gambar 1.4.
____________________________________________________________________________________________________________
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 4
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
A
F F atau A F
B B B
Gambar 1.5
Dalam notasi matematik pengurangan dua vektor A dan B dinyatakan
A B ( Ax Bx )i ( Ay B y ) j ( Az Bz )k F (1.6)
PERKALIAN TITIK
Dengan pemisalan seperti pada persamaan 1.4 maka dalam notasi
matematik perkalian titik anatara dua vektor A dan B dinyatakan
A B ( Ax Bx ) ( Ay B y ) ( Az Bz ) (1.7)
atau
A B A B cos (1.8)
dari persamaan 1.6 dan 1.7 didapatkan
Ax Bx Ay B y Az Bz
cos (1.9)
A B
Secara gambar perkalian titik antara vektor A dan B dapat
dilukiskan sebagai berikut.
Dengan melihat persamaan 1.8, gambar 1.6
A dapat dijelaskan bahwa perkalian titik
antara dua vektor A dan B adalah perkalian
B
antara proyeksi A pada B dan B ,
A cos
dimana proyeksi A pada B adalah A cos .
Gambar 1.6
____________________________________________________________________________________________________________
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 5
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
x
Gambar 1.7
PERKALIAN SILANG
Dengan pemisalan seperti pada persamaan 1.4 maka dalam notasi
matematik, hasil perkalian silang antara dua vektor A dan B
adalah determinan matriks berikut
i j k
A B det Ax Ay Az (1.10)
Bx B y Bz
atau
A B ( Ay Bz Az By )i ( Az Bx Ax Bz ) j ( Ax B y Ay Bx )k (1.11)
Terlihat hasil dari perkalian silang adalah sebuah vektor
baru. Kemanakah arah vektor baru itu? - Lihatlah deskripsi
perkalian silang A B dalam gambar 1.8 di bawah.
Arah hasil kali silang A B dapat
A ditentukan dengan cara membayangkan arah
sekrup. Jika vektor A dan B membentuk
B adalah tegak lurus
bidang maka arah A
B terhadap bidang tersebut dan searah
dengan arah sekrup jika sekrup diputar
dalam arah AB (dalam contoh ini searah
arah A B jarum jam, sehingga sekrup bergerak ke
bawah).
Gambar 1.8
Adapun besar vektor A B dapat diperoleh dengan dalil
Phitagoras
____________________________________________________________________________________________________________
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 6
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
1/ 2
A B ( Ay Bz Az B y )2 ( Az Bx Ax Bz )2 ( Ax B y Ay Bx )2
(1.12)
atau
A B A B sin (1.13)
____________________________________________________________________________________________________________
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 7
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
n
U lim Fi ri (1.14a)
r 0
i 1
atau
B
U F
A
dr (1.14b)
Inilah yang disebut integral lintasan, dimana vektor F adalah
sembarang vektor, dan dr adalah elemen diferensial (segmen-
segmen) lintasan.
____________________________________________________________________________________________________________
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 8
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
A1
Untuk menghitung fluks total pada
D1 permukaan yang lengkung dapat dilakukan
dengan cara membagi-bagi luas menjadi
beberapa segmen luas yang hampir datar,
kemudian jumlahkan semua fluks pada
masing-masing segmen:
1 2 ... n
dimana,
Gambar 1.14
i Di Ai
Sehingga,
n
Di Ai
i 1
Agar pendekatan yang diambil dapat lebih bagus maka segmen-
segmen luas Ai harus diambil sekecil mungkin (semakin kecil
akan semakin mendekati bentuk datar) dengan resiko banyaknya
segmen (n) bertambah bayak. Tentu saja paling sempurna adalah
dengan mengambil segmen-segmen yang kecilnya mendekati nol
sehingga n=, secara matematis hal ini dapat ditulis:
n
lim Di Ai (1.17a)
Ai 0
i 1
atau
D dA (1.17b)
Inilah yang disebut integral permukaan. Secara umum, vektor D
adalah sembarang vektor dan dA adalah elemen diferensial
(segmen-segmen) luas.
B. OPERATOR DEL ( )
B.1 OPERATOR DEL ( ) DAN BEBERAPA JENIS OPERASINYA
OPERATOR DAN OPERAN
Seorang pegawai tukang ketik biasanya disebut juga operator
mesin ketik, sedangkan mesin ketiknya disebut operan. Jadi
operator adalah seseorang (sesuatu) yang mengoperasikan suatu
obyek (misalnya mesin ketik). Sesuatu yang menjadi obyek
operasi disebut operan (mesin ketik), adapun nama dari
operasinya adalah mengetik. Jadi seorang operator komputer
akan mengoperasikan suatu obyek operan yaitu komputer, dan
nama operasinya bisa mengetik, memasukkan data, ngegame, dll
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 9
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
d
( 2 x 2 ) dan hasil operasinya adalah 4 x .
dx
OPERATOR DEL ()
Operator Del didefinikan sebagai
d d d
a x a y a z (1.18)
dx dy dz
Operator ini dapat bekerja pada beberapa jenis operan, dan
melakukan berbagai jenis operasi.
OPERASI GRADIEN V ( x , y , z )
Operator Del melakuakan jenis opersi Gradien bila bekerja pada
operan berupa fungsi skalar V ( x , y , z ) dengan definisi
V ( x , y , z ) a x V ( x , y , z ) a y V ( x , y , z ) a z V ( x, y, z )
x y z
OPERASI DIVERGENSI D( x , y , z )
Operator Del melakukan jenis opersi Divergensi bila bekerja
pada operan berupa fungsi vektor D( x , y , z ) dimana
D( x, y, z ) Dx ( x, y, z ) a x Dy ( x, y, z ) a y Dz ( x, y, z ) a z
Definisi operasi Divergensi adalah
D( x , y , z ) Dx ( x , y , z ) D y ( x , y , z ) Dz ( x , y , z )
x y z
OPERASI CURL H ( x , y , z )
Operator Del melakukan jenis opersi Curl bila bekerja pada
operan berupa fungsi vektor H ( x , y , z ) dimana
H ( x, y, z ) H x ( x, y, z ) a x H y ( x, y, z ) a y H z ( x, y, z ) a z
Definisi operasi Curl adalah
H ( Hz H y ) a x ( H x H z ) a y ( H y H ) a
y z z x x y x z
____________________________________________________________________________________________________________
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 10
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
C SISTEM KOORDINAT
Pada semua pembahasan diatas kita telah menggunakan sistem
koordinat kartesian. Dalam sub bab ini akan diperkenalkan
beberapa sistem kordinat yang lain yaitu: Koordianat Silinder,
dan Koordinat Bola.
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 11
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
a a a z
a x Cos -sin 0
a y Sin Cos 0
a z 0 0 1
____________________________________________________________________________________________________________
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 12
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
a r a a
a x Sin Cos Cos cos -sin
a y Sin Sin Cos sin Cos
a z Cos -sin 0
V 1 V 1 V
V a r a a
r r r sin
1 2 1 1 D
D ( r Dr ) ( D sin )
r r
2
r sin r sin
1 ( H sin ) H 1 1 H r ( rH ) 1 ( rH ) H r
H ( )a r ( )a ( )a
r sin r r sin r r r
1 2 V 1 V 1 2V
2V (r ) 2 (sin ) 2 2
r r r r sin r sin 2
TEOREMA DIVERGENSI
s
D dS ( D) dv
vol
Ruas kiri menyatakan integral permukaan tertutup s, sementara
ruas kanan menyatatakan integral volume dimana vol adalah
volume yg dibatasi oleh permukaan tertutup s.
TEOREMA STOKES
c
H dl ( H ) ds
s
Ruas kiri menyatakan integral lintasan tertutup c, sementara
ruas kanan menyatatakan integral permukaan dimana s adalah
permukaan yg dibatasi oleh kurva tertutup c.
____________________________________________________________________________________________________________
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 13
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
BAB II
DISKRIPSI GELOMBANG
Gambar 2.2
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 14
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
Bila pada suatu tempat pada tali itu kita tandai, misalnya
dengan mengecatkan warna putih. ternyata tanda putih itu hanya
bergerak naik-turun saja, tidak bergerak sesuai arah
perambatan gelombang. Demikian pula titik-titik yang lain pada
tali, sebuah titik yang semula diam tiba-tiba bergerak naik-
turun seakan ada yang menggerakkan. Siapa yang menggerakkan?
____________________________________________________________________________________________________________
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 15
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 16
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 17
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
y R y1 y 2 y3 ... y N
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 18
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 19
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 20
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
BAB III
SOLUSI GELOMBANG DARI PERSAMAAN MAXWELL
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 21
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
1/ 2
2
1 1 rad / m (3.7)
2
____________________________________________________________________________________________________________
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 22
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 23
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
x
Ex Vz
z
y
Hy
Gambar 3.1
x Ex
z
y
Hy
Gambar 3.2
Terlihat, bahwa:
1) Karena 0 maka terdapat suku e z yang merupakan faktor
peredam terhadap amplituto gelombang, sehingga gelombang
teredam secara eksponensal negatif. disebut konstanta
redaman.
2) Pada z z 1 amplitudo gelombang tersisa E m e 1 , harga
z 1 disebut skin depth ( ), jadi 1 .
3) Gelombang E x (z ) dan H y (z ) tidak sefasa karena konstanta
fasa berbeda dengan selisih (lihat persaman (3.11) dan
(3.13)), hal ini disebabkan besaran impedansi
karakteristik bahan ( ) merupakan bilangan kompleks
j
e .
Terlihat pula arah medan E (z ) dan H (z ) saling tegak-lurus, dan
masing-masing tegak-lurus juga terhadap arah penjalaran
gelombang (sumbu z).
____________________________________________________________________________________________________________
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 24
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
DAYA DAN VEKTOR POYNTING ()
Vektor Poynting didefinisikan sebagai
E H watt/m2
Vektor poynting menyatakan banyaknya rapat daya pada permukaan
yang dilewati oleh suatu gelombang atau intensitas gelombang
pada permukaan yang dilewati, sedangkan arah vektornya
menunjukkan arah perambatan gelombang.
Misalnya
Ex Em e z cos (t z) a x dan
E
H y m e z cos (t z ) a y
Maka besarnya vektor Poynting,
E2
E x H y sin (90 0 ) m e 2z cos (t t ) cos (t t )
Adapun arah vektor Poynting sesuai aturan sekrup adalah dalam
arah sumbu z (z E x H y ).
POLARISASI
____________________________________________________________________________________________________________
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 25
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
BAB IV
PANTULAN GELOMBANG
4.1 PANTULAN TEGAK LURUS PADA BATAS DUA MEDIUM
E xr E m1 e 1z
r E m1 1z
Hy e
1
E xt E m2 e 2 z
t E m 2 z
Hy e 2
2
____________________________________________________________________________________________________________
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 26
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
Daerah 3
Daerah 1 Daerah 2
0 z=d
.
.
.
Gambar 4.2
____________________________________________________________________________________________________________
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 27
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
BAB V
SALURAN TRANSMISI UNTUK
SINYAL SINUSOIDAL
Pada rangkaian listrik, dimensi rangkaian biasanya lebih kecil
dibandingkan panjang gelombang sinyal yang ditransmisikan,
sehingga dapat dipandang sebagai sebuah rangkaian yang
tergumpal.
BAB V
RADIASI DAN ANTENA
____________________________________________________________________________________________________________
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 28
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________
STTTELKOM SUPRAYOGI
Hal 29
ELEKTROMAGNETIKA TERAPAN / PU- 2213
____________________________________________________________________________________________________________
Gambar 4.3
____________________________________________________________________________________________________________
STTTELKOM SUPRAYOGI