Anda di halaman 1dari 9

PERBANDINGAN KEKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN

MENGGUNAKAN PERKUATAN CFRP DAN GFRP

Ireneus Petrico G
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145
Email: petricoky@gmail.com

ABSTRAK
Salah satu material perkuatan yang mulai marak digunakan adalah Carbon Fiber
Reinforced Polymer (CFRP) dan Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP). Kedua material
tersebut diuji kekuatannya saat dipasangkan pada balok beton bertulang, sehingga dapat
diketahui pengaruhnya terhadap kuat lentur balok. Selain itu, bisa juga diketahui bahan mana
yang lebih kuat, CFRP ataukah GFRP. Balok yang digunakan pada penelitian ini adalah balok
dengan ukuran 10x15x120 cm3. Balok yang digunakan berjumlah 9 dan dibagi menjadi 3
kelompok. Kesembilan balok ini dibebani sampai runtuh sehingga diketahui beban maksimal
yang dapat ditahan oleh balok. Perbaikan menggunakan CFRP dan GFRP sangat efektif,
karena kedua material ini mempunyai mutu yang besar. Selain itu, profil kedua material ini
sangat tipis dan ringan, sehingga tidak akan memperburuk tampilan struktur dan tidak
menambah beban struktur. Hasil penelitian dan analisis menggunakan CFRP dan GFRP
menunjukkan peningkatan kekuatan lentur balok yang signifikan. CFRP dapat menambah
kekuatan lentur balok sampai 65,934%, sedangkan GFRP hanya sebesar 43,956%. Sedangkan
untuk perbandingan kedua material ini, CFRP lebih unggul daripada GFRP dalam hal
menambah kekuatan lentur.
Kata kunci : Perkuatan, Kuat Lentur, Balok, CFRP, GFRP

PENDAHULUAN bumi, perubahan fungsi bangunan, dan usia


struktur bangunan.
Kuat lentur suatu struktur sangat Perkuatan atau retrofit dapat dilakukan
penting, karena mempengaruhi kekuatan dan dengan cara penambahan tulangan dengan
estetika suatu struktur. Kuat lentur suatu jacketing, penambahan pelat baja,
struktur akan bertambah jika struktur penambahan rangka batang, dan dengan
tersebut mengalami perkuatan atau penambahan FRP (Fiber Reinforcement
perbaikan. Hal ini dikarenakan adanya Polymer). FRP sendiri mempunyai banyak
penambahan kekuatan (biasanya kekuatan jenis, antara lain adalah CFRP (Carbon
tarik) pada struktur tersebut, sehingga beban Fiber Reinforced Polymer) dan GFRP
yang dipikul struktur tersebut lebih besar (Glass Fiber Reinforced Polymer).
dan lendutannya semakin kecil. Penggunaan CFRP dan GFRP
Pada zaman yang modern ini, perbaikan mempunyai fungsi yang hampir sama
struktur bangunan mulai banyak dilakukan. dengan penggunaan plat baja tipis sebagai
Hal ini disebabkan kondisi struktur perkuatan balok beton bertulang, yaitu
bangunan tidak kuat menahan beban yang memperkuat bagian tarik dari balok beton
ditahan struktur tersebut. Ketidakkuatan bertulang.
struktur bangunan tersebut dapat Tujuan dari penelitian ini adalah
dikarenakan mutu beton tidak sesuai dari mengetahui pengaruh CFRP terhadap
perencanaan, adanya penambahan beban perilaku lentur balok beton bertulang,
yang ditahan struktur, kebakaran, gempa mengetahui pengaruh GFRP terhadap
perilaku lentur balok beton bertulang, dan

1
juga mengetahui perbandingan perkuatan merupakan resultante seluruh gaya tekan
balok dengan menggunakan CFRP dan pada daerah diatas garis netral. Sedangkan T
GFRP. adalah resultan gaya tarik dalam, yaitu
jumlah seluruh gaya tarik yang
Balok Terlentur diperhitungkan untuk daerah di bawah garis
Beban beban yang bekerja pada suatu netral. Kedua gaya ini mempunyai arah garis
struktur menyebabkan adanya lentur dan kerja sejajar, sama besar, tetapi berlawanan
deformasi pada elemen struktur tersebut. arah dan dipisahkan dengan jarak z,
Beban beban yang dimaksud bisa berupa sehingga membentuk kopel momen tahanan
beban grafitasi, beban kerja, beban susut, dalam dimana nilai maksimalnya disebut
beban karena perubahan suhu, dll. Balok kuat lentur atau momen tahanan penampang
sebagai sistem dari sebuah struktur yang komponen struktur tersebut. Kopel tegangan
menahan lentur harus terjamin stabilitasnya, antara C dan T juga bisa disebut dengan
agar tegangan tarik dan tekan dapat ditahan keseimbangan gaya. Teori kekuatan batas
oleh balok tersebut. Pada suatu gelagar bisa (ultimate) memberikan syarat yaitu baja
terjadi momen lentur positif dan momen tulangan tarik pada kondisi mencapai
lentur negatif. Saat suatu gelagar yang tegangan leleh (fs = fy) dan beton tekan
terkena beban menimbulkan momen positif, mencapai kondisi regangan maksimum
maka regangan tekan akan terjadi di bagian sebesar c = 0,003.
atas penampang, sedangkan regangan tarik Momen tahanan dalam tersebut akan
akan terjadi di bagian bawah penampang. menahan momen lentur rencana aktual yang
Tegangan tegangan lentur merupakan disebabkan oleh beban luar. Oleh karena itu,
hasil dari momen lentur luar. Tegangan ini dalam merencanakan dimensi suatu balok,
akan mempengaruhi dimensi penampang jumlah serta luas baja tulangan harus
balok. Proses desain yang mencakup sedemikian rupa sehingga dapat
penentuan dan analisis penampang biasanya menimbulkan momen tahanan yang paling
dimulai dengan persyaratan terhadap lentur. tidak sama dengan momen lentur maksimum
Setelah itu faktor faktor lain seperti geser, yang dihasilkan oleh beban luar.
defleksi, retak, dan panjang penyaluran Balok beton bertulang yang diperkuat
tulangan sampai memenuhi syarat. (Nawy, oleh suatu perkuatan, dalam penelitian ini
1990) adalah CFRP atau GFRP, akan berbeda
Balok mempunyai kuat lentur, hal ini dalam proses menganalisisnya. Pada
dikarenakan berlangsungnya mekanisme umumnya, CFRP dan GFRP diletakan di
tegangan dalam yang timbul di dalam balok bagian tarik balok bertulang tersebut, yaitu
yang pada keadaan tertentu diwakili oleh dibagian bawah balok beton bertulang.
gaya gaya dalam. Perbedaan penambahan CFRP dan GFRP di
bawah balok terdapat pada resultan gaya
tarik balok (T). Penambahan CFRP dan
GFRP akan menyebabkan bertambahnya
gaya tarik pada balok tersebut, karena ada
penambahan gaya tarik pada balok.
Rumus yang digunakan sedikit berbeda
dengan balok beton bertulang biasa. Rumus
Gambar 1. Distribusi tegangan pada balok rumus yang digunakan adalah sebagai
(Sumber: Siti Nurlina, 2008) berikut :

Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa C


adalah resultan gaya tekan dalam, T

2
C = 0,85 . fc . a . b
Ts = As . fys
Tc = Af . fyf
C=T
C = Ts + Tf
0,85 . fc . a . b = As . fys + Ac . fyf
dengan Ts adalah resultan gaya tarik dari
baja dan Tf adalah resultan gaya tarik dari
CFRP atau GFRP. Bertambahnya resultan Gambar 2. CFRP
gaya tarik pasti berpengaruh terhadap (Sumber: www.fyfeco.com, Maret 2014)
kekuatan lentur dari beton bertulang
tersebut. GFRP (Glass Fiber Reinforced Polymer)
Glass Fiber Reinforced Polymer
CFRP (Carbon Fiber Reinforced Polymer) (GFRP) adalah serat polimer yang terbuat
CFRP adalah aplikasi lanjutan atau dari matriks plastik diperkuat oleh serat
perkembangan dari FRP. Carbon Fiber halus dari kaca. GFRP merupakan jenis
Reinforced Polymer digunakan pada perkuatan yang memiliki kekuatan yang
konstruksi struktur bangunan yang harus sangat besar, dan bahan yang ringan.
diperbaiki. Teknik perkuatan seperti ini Meskipun sifat kekuatan yang agak lebih
dapat dibuat efisien, tidak menyebabkan rendah dari serat karbon dan kurang kaku,
karat seperti plat baja eksternal. Fungsi bahan yang biasanya jauh lebih sedikit
perkuatan dengan sistim komposit CFRP rapuh, dan bahan baku jauh lebih murah.
adalah untuk meningkatkan kekuatan atau Kekuatan massal dan sifat berat badan juga
memberikan peningkatan kapasitas lentur, sangat menguntungkan bila dibandingkan
geser, aksial dan daktilitas, atau berbagai dengan logam, dan dapat dengan mudah
kombinasi diantaranya. Daya tahan CFRP dibentuk dengan menggunakan proses
yang tinggi lebih ekonomis digunakan pada pencetakan.
lingkugan korosif dimana baja akan mudah
berkarat. Penggunaan CFRP lebih populer
mengingat banyaknya keuntungan yang
dapat diperoleh seperti bobot unit yang
kecil, mudah diaplikasikan dan ditangani,
biaya instalasi dan pemeliharaan yang
rendah. Kerugian yang paling prinsip
penggunaan CFRP sebagai sistem perkuatan
adalah harga material yang relatif lebih Gambar 3. GFRP
mahal. (Meier, 1997). (Sumber: www.fyfeco.com, Maret 2014)
CFRP dalam bentuk lembaran, plat atau
batangan dapat dipasang pada permukaan Pengguanaan GFRP biasanya
balok atau plat yang mengalami peregangan digunakan untuk perkuatan balok, kolom,
sebagai perkuatan lentur. Sebagai perkuatan dan struktur bangunan lainnya. Selain untuk
geser balok, lembaran CFRP dapat perkuatan GFRP, juga dapat digunakan
direkatkan pada sisi balok. Penggunaan pada untuk interior maupun eksterior ruangan,
kolom, lembaran CFRP atau pelapisan dapat karena GFRP merupakan bahan yang tahan
ditempatkan pada bagian luar kolom untuk akan segala jenis cuaca, tahan dengan air
meningkatkan daktilitas dan kekuatan. yang mengandung garam seperti air laut,
(Maiman, 2013) dan lainnya. (Jenova, 2013)

3
P 2-6

1 1 6-10
6-10 2P 2P A 2-6
METODE PENELITIAN

15
3-10

15
3-10

CFRP A
Bahan 90 7.2 CFRP
Beton Bertulang 10 100
120
10

Analisis bahan bahan untuk beton Potongan A-A


bertulang diuji dengan pengujian Gambar 4. Balok dengan perkuatan
laboratorium dengan rencana kuat tekan menggunakan CFRP
beton 20 Mpa. P
2-6

Carbon Fiber Reinforced Polymer 6-10


1
2P
1
2P A 2-6 6-10

15
3-10

2
(CFRP)

15
3-10

CFRP yang dipakai merupakan produk 90


GFRP A
10 GFRP
dari Fyfe Company, yaitu Tyfo The 10 100 10
120
Fibrwrap Composite System SCH-41 Potongan A-A
yang mempunyai tebal 1 mm dan kuat Gambar 5. Balok dengan perkuatan
tarik 834 MPa. menggunakan GFRP
Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP)
GFRP yang dipakai merupakan produk Variabel Penelitian
dari Fyfe Company, yaitu Tyfo The Variabel bebas
Fibrwrap Composite System SEH-51A Dalam penelitian ini yang merupakan
yang mempunyai tebal 1,3 mm dan kuat variabel bebas adalah beban dan
tarik 460 MPa. penggunaan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (CFRP) dan Glass Fiber
Benda Uji Reinforced Polymer (GFRP).
Benda uji dalam penelitian ini adalah Variabel terikat
balok beton bertulang dengan ukuran Dalam penelitian ini yang termasuk
10x15x120 cm3. Benda uji dibuat sebanyak variabel terikat adalah perbandingan kuat
9 buah. Kesembilan benda uji dibagi lentur balok bertulang dengan
menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama menggunakan perkuatan Carbon Fiber
diberi nama BK, yaitu balok kontrol. Reinforced Polymer (CFRP) dan Glass
Kelompok kedua diberi nama BC, yaitu Fiber Reinforced Polymer (GFRP).
balok yang diberi perkuatan CFRP.
Kelompok ketiga diberi nama BG, yaitu Pengumpulan Data
balok yang diberi perkuatan GFRP. benda Pengambilan data dilakukan dengan
uji BK diberikan beban sampai benda uji cara melihat dan mencatat hasil dari Pmax
runtuh. Setelah didapatkan beban maksimal, dan lendutan benda uji yang dibebani
enam benda uji lainnya diberikan 75% sampai runtuh.
beban runtuh yang didapat dari pengujian
BK. Setelah diberikan 75% beban runtuh, HASIL DAN PEMBAHASAN
tiga benda uji BC diberi perkuatan CFRP
dan tiga benda uji BG diberi perkuatan Baja Tulangan
GFRP. Setelah itu, balok diberi beban Baja tulangan yang digunakan adalah
sampai runtuh. diameter 6 dan 10. Diameter tulangan dicari
Berikut ini adalah gambar dari balok dengan menggunakan rumus
yang diperkuat CFRP dan GFRP: = 12,74 . . Dari pengujian dan
perhitungan didapatkan mutu baja sebesar:
6 : 191,135 MPa
10 : 285,886 MPa

4
Campuran Beton
Pada pengujian ini direncanakan mutu
beton sebesar 20 Mpa. Saat perhitungan mix
desain didapat perbandingan campuran
penyusun beton sebagai berikut,
Semen : Pasir : Kerikil = 1 : 1,730 : 3,303
Sedangkan untuk pengujian beton segar
menggunakan uji slump dengan alat kecucut
abrams. Hasil uji slump didapat nilai slump
sebesar 105 120 mm.
Gambar 6. Grafik Hubungan Beban
Lendutan BK
Kuat Tekan Beton
Pengujian kuat tekan beton dilakukan
setelah beton genap berumur 28 hari. Benda Grafik balok kontrol menunjukkan
uji yang digunakan berupa silinder dengan ketiga balok mempunyai pola keruntuhan
diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. yang sama, tetapi beban maksimal dan
Dari pengujian dan perhitungan didapat lendutannya berbeda. Jika dari ketiga beban
mutu beton sebesar 20,37 MPa. Kuat tekan maksimal yang mampu ditahan beton ini
beton rata rata yang didapat dari pengujian dirata rata, maka beban maksimal yang
lebih besar dari kuat beton rencana. bisa ditahan balok kontrol sebesar 4914 kg.
Beban ini kemudian digunakan acuan untuk
pembebanan awal balok yang diberi
Kuat Lentur Balok
Parameter dalam pengujian kuat lentur perkuatan CFRP maupun GFRP.
balok adalah beban maksimal yang bisa
ditahan balok. Di bawah ini disajikan data
beban maksimal yang bisa ditahan balok:

Tabel 1. Beban Maksimal yang Ditahan


Balok
Perlakuan (kg)
Ulangan
BK BC BG
1 4914 5454 7074
2 5130 8154 7074 Gambar 7. Grafik Hubungan Beban
Lendutan BC
3 4698 8154 5076
Pada tabel diatas, BC1 dan BG3 sengaja Grafik di atas hanya mempunyai 2 garis
diberi warna merah. Hal ini dikarenakan saja. Hal ini dikarenakan salah satu balok
kedua balok tersebut mengalami runtuh yang diperkuat CFRP mengalami
geser sebelum keruntuhan lentur terjadi. keruntuhan, sehingga tidak dianalisis.
Sehingga kedua data dari balok tersebut Pada grafik dapat dilihat bahwa terdapat
tidak digunakan dalam analisis. persamaan pada beban yang bisa ditahan dan
Data yang diambil dari penelitian ini terlihat jelas bahwa ada perbedaan pada
adalah beban dan lendutan. Data tersebut lendutan yang bisa ditahan oleh kedua balok
kemudian disajikan dalam grafik grafik ini. Dari kedua balok yang diperkuat CFRP
berikut ini: ini, dapat dilihat bahwa BC3 yang lebih
baik.

5
menggunakan rumus kekuatan batas,
ditemukan kemampuan balok menahan
beban. Balok kontrol dapat menahan beban
sampai 4477,903 kg, Balok yang diperkuat
menggunakan CFRP dapat menahan beban
sampai 7961,797 kg, sedangkan balok yang
diperkuat menggunakan GFRP dapat
menahan beban sampai 7974,947 kg.
Perhitungan analisis ini digunakan agar
pembebanan tidak terlalu melebihi
Gambar 8. Grafik Hubungan Beban kemampuan balok, sehingga bisa didapat
Lendutan BG grafik yang bagus dan balok tidak langsung
putus.
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa Pengujian pertama untuk balok beton
pola kedua grafik mempunyai kesamaan, bertulang adalah pembebanan 100% balok
tetapi terdapat perbedaan pada beban yang kontrol, atau dengan kata lain ketiga balok
bisa ditahan balok. Untuk Pmaks, kedua kontrol, yaitu BK1, BK2, dan BK3, dibebani
balok punya kekuatan yang sama dalam sampai runtuh. Dari pengujian ini didapat
menahan beban, tetapi tidak mempunyai beban maksimal (Pmaks) yang dapat ditahan
kesamaan dalam menahan lendutan. Jika balok kontrol. Ketiga beban maksimal ini
BG1 dan BG2 dibandingkan, maka hasil selanjutnya akan dirata rata dan kemudian
yang lebih baik adalah BG2. digunakan sebagai kontrol untuk mengetahui
peningkatan kekuatan lentur balok yang
Pengujian Hipotesis diperkuat dengan CFRP dan GFRP. Selain
Pengujian hipotesis menggunakan
itu, 75% dari beban maksimal tersebut akan
analisis varian satu arah (One Way Anova).
digunakan sebagai pembebanan awal balok
Uji hipotesis dilakukan dengan yang diperkuat menggunakan CFRP dan
menggunakan perhitungan manual dan GFRP. Dari hasil pengujian didapatkan
menggunakan Microsoft Excel 2007. beban maksimal sebesar, BK1 = 4914 kg,
Terdapat dua kemungkinan yang BK2 = 5130 kg, dan BK3 = 4698 kg. Hasil
digunakan. H0 yaitu hipotesis awal yang rata rata ketiga beban maksimal tersebut
menyatakan bahwa CFRP dan GFRP tidak adalah sebesar 4194 kg.
berpengaruh pada kuat lentur balok. Dan Seperti yang telah disebutkan di atas,
juga H1 yaitu hipotesis alternatif yang pembebanan awal untuk balok yang
menyatakan bahwa CFRP dan GFRP
diperkuat CFRP dan GFRP bergantung pada
berpengaruh pada kuat lentur balok. rata rata beban maksimal yang bisa
Hasil yang didapat dari kedua metode ditahan balok kontrol. Pembebanan awal
perhitungan tersebut adalah CFRP dan untuk balok yang diperkuat CFRP dan
GFRP berpengaruh pada kuat lentur balok. GFRP adalah 75% dari 4194 kg, yaitu
Hal ini membuktikan bahwa hasil dari sebesar 3685,5 kg. Untuk medapat nilai
percobaan ini bisa digunakan dan dianalisis. 3685,5 kg pada proving ring tidaklah
mudah, hal ini dikarenakan pembacaan
Pembahasan setiap kenaikan satu setrip pada proving ring
Percobaan pertama yang dilakukan sama dengan 54 kg. Oleh karena itu,
adalah pengujian mutu beton dan pengujian pembebanan awal untuk balok yang
mutu dari baja tulangan. Percobaan ini diperkuat CFRP dan GFRP dilakukan
bertujuan untuk mengetahui beban maksimal
sampai beban 3726 kg.
dari kesembilan balok dengan rumus
kekuatan batas. Dari perhitungan

6
Setelah mendapat nilai pembebanan
awal, keenam balok selain balok kontrol
diberi beban sebesar 3726 kg. Kemudian
keenam balok tersebut diberi perkuatan
dengan menggunakan CFRP dan GFRP di
bagian bawah balok. Tiga balok diberi
perkuatan CFRP yang selanjutnya
dinamakan BC1, BC2, dan BC3. Sedangkan
tiga balok lainnya diberi perkuatan GFRP,
yang selanjutnya diberi nama BG1, BG2,
dan BG3. Gambar 9. Diagram Beban Maksimal
Pada saat pengujian, BC1 dan BG3 Balok
mengalami keruntuhan geser, hal ini
dikarenakan kesalahan perencanaan pada Pada gambar dan diagram dapat dilihat
awal penelitian. Hasil yang didapat pada perbedaan kekuatan balok untuk menahan
BC1 dan BG3 tidak sesuai tujuan dari beban yang diberikan. Balok yang diperkuat
penelitian, sehingga hasil dari kedua balok dengan CFRP dan GFRP terbukti bisa
ini tidak digunakan. Sedangkan untuk balok menahan beban lebih besar daripada balok
lainnya, yaitu BC2, BC3, BG1, dan BG2, kontrol. Balok kontrol bisa menahan beban
diberi perkuatan geser menggunakan GFRP dengan rata rata 4914 kg, sedangkan balok
agar balok bisa mencapai maksimal untuk yang diperkuat dengan CFRP bisa menahan
keruntuhan lentur. Perkuatan ini diletakkan beban sampai 8154 kg, sedangkan balok
di dekat tumpuan dengan lebar 25 cm. Profil yang diperkuat dengan GFRP bisa menahan
dari GFRP yang digunakan sama dengan beban sampai 7074 kg
GFRP yang digunakan untuk perkuatan Dari data di atas dapat diketahui
lentur. prosentase kenaikan kekuatan lentur dari
Hasil semua balok dari pengujian kuat CFRP dan GFRP. Prosentase pertambahan
lentur bisa dilihat pada tabel dan grafik kekuatan balok dengan perkuatan CFRP
berikut ini: sebesar 65,934% dari balok kontrol.
Sedangkan prosentase pertambahan
Tabel 2. Hasil Beban dan Lendutan Balok kekuatan balok dengan perkuatan GFRP
sebesar 43,956% dari balok kontrol.
P maks Selain membandingkan kekuatan lentur
Balok Lendutan (mm)
(kg) dengan melihat beban maksimal yang bisa
BK1 4914 12,73 ditahan balok, perbandingan kekuatan balok
BK2 5130 12,07 bisa dilihat dengan melihat beban yang bisa
ditahan pada lendutan tertentu. Lendutan
BK3 4698 17,585
yang dipakai sebagai kontrol adalah saat
BC1 5454 7,145 balok melendut sebesar 7,5 mm. Angka ini
BC2 8154 13,15 didapat saat balok kontrol sudah melewati
fase elastis dan mulai memasuki fase
BC3 8154 19,74
elastoplastis. Hal ini dikarenakan jika
BG1 7074 13,115 dipakai lendutan ijin atau lendutan saat fase
BG2 7074 15,165 elastis, CFRP dan GFRP belum bekerja
terhadap balok, sehingga beban yang bisa
BG3 5076 9,47
ditahan balok kontrol, balok yang diperkuat
CFRP, dan balok yang diperkuat GFRP
mempunyai nilai yang sangat dekat.

7
Berikut ini adalah beban yang bisa CFRP terbukti lebih baik dalam hal
ditahan ketujuh balok saat balok melendut menambah kekuatan lentur pada balok.
7,5 mm: Perbedaan beban yang bisa ditahan balok
yang diperkuat CFRP dan GFRP adalah
Tabel 3. Hasil Beban saat Balok Melendut 1107 kg dengan balok yang diperkuat CFRP
7,5 mm bisa menahan beban lebih besar. CFRP
memang mempunyai karakteristik untuk
Balok P maks Rata rata menambah kekuatan lentur dari balok,
(kg) (kg) sedangkan GFRP mempunyai karakteristik
BK1 4536 untuk mengurang kelenturan balok. Selain
4816,8 4608,387
BK2 dari karakteristik, bahan dasar dari kedua
BK3 4472,36 material ini sudah membuktikan bahwa
BC2 5622,75 karbon lebih kuat daripada glass.
5695,465 Selain itu, inersia penampang juga
BC3 5768,18 berpengaruh terhadap lentur balok. Semakin
BG1 5501,25 kecil inersia suatu balok, tegangan lentur
5241,375 balok semakin besar, sehingga beban yang
BG2 4981,5
bisa ditahan juga semakin besar. Inersia
Dari tabel 3 dapat diketahui prosentase balok dengan perkuatan CFRP selebar 72
kenaikan kekuatan lentur dari CFRP dan mm lebih kecil jika dibandingkan dengan
GFRP saat balok melendut 7,5 mm. GFRP dengan lebar 100 mm. Sehingga
Prosentase pertambahan kekuatan balok beban yang bisa ditahan balok dengan
dengan perkuatan CFRP sebesar 23,589% perkuatan CFRP lebih besar daripada balok
dari balok kontrol. Sedangkan prosentase yang diperkuat menggunakan GFRP.
pertambahan kekuatan balok dengan
perkuatan GFRP sebesar 13,736% dari KESIMPULAN
balok kontrol. Dari penelitian ini didapatkan
Dari kedua perhitungan prosentase saat kesimpulan bahwa CFRP dan GFRP
beban maksimal dan saat balok melendut 7,5 berpengaruh terhadap kuat lentur balok.
mm, dapat diketahui bahwa perkuatan CFRP Beban maksimal yang bisa ditahan balok
dan GFRP berpengaruh pada balok. Hal ini dengan perkuatan CFRP maupun GFRP
dikarenakan kedua perkuatan ini mempunyai lebih besar daripada beban maksimal yang
fungsi seperti baja tulangan pada balok, dapat ditahan balok kontrol.
yaitu mempunyai kemampuan untuk CFRP lebih baik dalam menambah
menahan gaya tarik yang diakibatkan beban kekuatan lentur balok daripada GFRP.
yang bekerja pada balok. Sehingga, beban Pertambahan besar beban yang bisa ditahan
yang bisa ditahan balok menjadi lebih besar. balok BC dari balok kontrol lebih besar dari
Pada pengujian ini, lebar CFRP dibuat pertambahan beban BG dari balok kontrol.
lebih kecil, agar kekuatan tariknya hampir Hal ini dikarenakan mutu dan bahan dasar
sama dengan GFRP. Lebar CFRP yang CFRP yang lebih baik dalam menahan
digunakan sebesar 72 mm, sedangkan lebar beban daripada mutu dan bahan dasar
GFRP adalah selebar balok. Tetapi dengan GFRP. Selain itu, inersia penampang balok
lebar yang lebih kecil daripada lebar balok, yang diperkuat CFRP lebih kecil daripada
CFRP masih bisa bekerja maksimal. Hal ini inersia dari balok yang diperkuat GFRP.
terlihat pada daerah di bawah balok yang
tidak terlapisi CFRP tidak menunjukkan
adanya retak yang besar, tidak sebesar retak
pada saat pengujian balok kontrol

8
SARAN I Made Suardana Kader. 2012. Kinerja
Untuk penelitian yang lebih baik, Balok Beton Bertulang dengan Perkuatan
peneliti harus benar benar merencanakan Lentur Lembar CFRP yang Divariasi
besar kuat lentur dan kuat geser, meskipun Menurut Mutu Beton dan Jumlah Lapis
yang dianalisis hanya kuat lentur. Jika balok Lembar CFRP. Jurnal Matrix. II (1):24
hanya didesain menahan beban dari lentur 32.
saja, maka akan terjadi keruntuhan geser
terlebih dahulu dan mengakibatkan tujuan Ilham Muhammad. 2013. Anova Satu Jalur
penelitian tidak tercapai. Penelitian (One Way Anova).
sebaiknya dilakukan dengan mengunakan http://freelearningji.wordpress.com/2013/
lebih banyak sampel, agar hasil lebih variatif 04/09/anova-satu-jalur-one-way-anova/.
dan lebih bagus. Selain itu, sebaiknya (diakses 12 Januari 2014).
peneliti membuat sampel cadangan,
Istimawan Dipohusodo. 1999. Struktur
sehingga jika ada sampel yang rusak bisa
Beton Bertulang. Jakarta: Gramedia
langsung digantikan dengan sampel
Pustaka Utama.
cadangan. Untuk pengembangan lebih
lanjut, sebaiknya material perkuatan yang Jenova. 2013. Fiberglass.
digunakan sebaiknya lebih banyak, sehingga http://en.wikipedia.org/wiki/Fiberglass.
bisa diketahui kelebihan dan kekurangan (diakses 15 Oktober 2013).
tiap tiap material perkuatan.
Maiman, A. 2013. Carbon fiber reinforced
DAFTAR PUSTAKA polymer.
Anonimous. 2007. SNI 03-2847-2002 Tata http://en.wikipedia.org/wiki/Carbon-
Cara Perhitungan Struktur Beton untuk fiber-reinforced_polymer.
Bangunan Gedung. Surabaya: ITS Press. (diakses 7 Oktober 2013).

Endah Kanti Pangestuti. 2009. Penggunaan Mohan, V. 2013. Fibre-reinforced plastic.


Carbon Fiber Reinforced Plate sebagai http://en.wikipedia.org/wiki/Fibre-
Bahan Komposit Eksternal pada Struktur reinforced_plastic.
Balok Bertulang. Jurnal Dinamika (diakses 15 Oktober 2013).
TEKNIK SIPIL. IX (2): 180 188.
Nawi, Edward G. 1990. Beton Bertulang
Fyfe Co. Tyfo SCH-41 Composite. Suatu Pendekatan Dasar. Bandung:
California: Fyfe Co. Erlangga.

Fyfe Co. Tyfo SEH-51A Composite. Park, R & Pauley, T. 1975. Reinforced
California: Fyfe Co. Concrete Structure. A Willey
Interscience Publication.
Fyfe Co. 2013. Tyfo Fibrwrap Composite
Systems. Siti Nurlina. 2008. Struktur Beton. Malang:
http://www.fyfeco.com/Products/Compos UM Press.
ite-Systems.aspx.
(diakses 3 Maret 2014).
Gideon Kusuma. 1993. Dasar-Dasar
Perencanaan Beton Bertulang. Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai