membutuhkan kehadiran para pemimpin sebagai solusi dari segala permasalahan tersebut,
kepemimpinan maka suatu kelompok (organisasi) bisa kacau. Namun masalah yang sangat
mumpuni dan sesuai dengan kebutuhan yang ada. Sehingga Kehadiran pemimpin amat
Tema mengenai kepemimpinan selalu hangat dan selalu menarik untuk dibahas,
karena hanya pemimpinlah yang mampu merubah sejarah peradaban manusia. Pemimpin
mempunyai pengaruh yang mampu menggerakkan orang lain untuk ikut pada gerbong yang
diinginkan oleh pemimpin tersebut. Pada bab ini penulis mencoba menjabarkan tentang
yaitu kepemimpinan rasional, tradisional dan karismatik. Tema besar dalam penyusunan
skripsi ini ialah tentang kepemimpinan karismatik Megawati Soekarnoputri, sehingga bab
ini sangat urgen untuk dibahas. Sesuai dengan tema besarnya maka pemaparan pada bab
A. Teori Kepemimpinan
atau leader) untuk mempengaruhi orang lain (orang yang dipimpin atau para pengukut),
13
14
sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh
pemimpin.1 Menurut Akbar Tandjung, definisi pemimpin adalah sosok yang, dengan
segenap potensi dan kewenangan yang ada, mampu mampu memotivasi, mengarahkan, dan
menggerakkan orang lain untuk secara sadar dan sukarela berpartisipasi di dalam mencapai
dan sumber daya yang ada, sehingga organisasi yang dipimpinnya mampu berjalan secara
lain agar mau bekerja dengan suka rela untuk mencapai tujuan kelompok. Menurut Cyriel
O'Donnell, kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai
tujuan umum.3 Northouse merangkum dari 65 klasifikasi atas definisi kepemimpinan dari
berbagai perspektif, ada empat unsur dalam memahami pengertian kepemimpinan, pertama
adalah kepemimpinan itu proses, kedua setiap kepemimpinan adanya pengaruh, ketiga
konteks kepemimpinan adanya kelompok dan unsur yang terakhir adalah pencapaian
tujuan. Sehingga definisi kepemimpinan adalah suatu proses dimana seseorang punya
pengaruh dalam satu kelompok (organisasi) untuk menggerakkan individu lain meraih
tujuan bersama.4
1
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2006), h. 288.
2
Akbar Tandjung, Kepemimpinan Politik yang Negarawa, artikel diakses pada 17 Juni 2011 dari
http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=728&Itemid=135
3
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIPUPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (Bandung: Imperial
Bakti Utama, 2007), h. 237.
4
Alfian, Menjadi Pemimpin Politik , h. 65.
15
Sumber pengaruh yang dimiliki oleh seorang pemimpin bisa didapat secara formal
dan informal. Sumber pengaruh formal didapat oleh seorang pemimpin apabila ia berada
pada posisisi jabatan atau majerial tertentu dalam sebuah kelompok, memiliki dasar
legalitas, diangkat secara resmi dan memiliki hak dan kewajiban yang tegas sesuai dengan
jabatannya, seperti presiden disebuah negara, ketua umum partai dan direktur sebuah
perusahaan.
Sedangkan sumber pengaruh seorang pemimpin informal atau tidak resmi didapat
dari organisasi atau kelompok masyarakat yang tidak formal, dan tidak tergantung pada
acuan formal dan legitimasi. Sumber kepemimpinan informal ini sangat tergantung pada
pengakuan kelompok dan komunitasnya. Sehingga pemimpin harus memiliki kualitas yang
benar-benar unggul. Contohnya seperti pemuka agama, tokoh masyarakat dan adat. 5
Kekuasaan (power) adalah setiap kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain, sedangkan
wewenang (autority) adalah kekuasaan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang
yang tidak sah. Kekuasaan harus mendapatkan pengakuan dan pengesahan dari masyarakat
5
Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Jakarta: Rajawali
Pers, 2010), h. 4.
6
Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 266.
16
tradisional. Biasanya berkaitan dengan hubungan kekeluargaan, atau didapat secara turun
pada hukum dan kaidah-kaidah yang berlaku dan ditaati oleh masyarakat. Pada
kekuasaan diberi kedudukan menurut jangka waktu tertentu dan terbatas. Wewenang
rasional biasa disebut sebagai wewenang absah atau legal atau bikorasi. Contohnya seperti
mempunyai kemampuan khusus yang didapatkan karena anugrah. Wewenang ini tidak
diatur oleh kaidah-kaidah tradisional dan rasional, bahkan sifatnya cenderung irasional.
masyarakatnya sendiri telah berubah dan mempunyai faham yang berbeda. Dan karisma
bisa saja bertahan dan bahkan meningkat sesuai dengan individu yang bersangkutan
Sekarang ini istilah kepemimpinan karismatik digunakan semakin luas dan kurang
saksama. Hampir semua pemimpin memiliki daya tarik dan popularitas sehingga semuanya
Amien Rais, Abdurrahman Wahid, Barack Obama, Lee Kuan Yew, Mahathir Muhamad,
7
Ibid., h. 280-285.
17
Benazir Butto, Ayatollah Khamaeni, Ahmadinejad, Fidel Casro, Hamid Karzai dan lain
sebagainya. Oleh karena ini memunculkan perdebatan dalam bidang ilmu politik dan
sosiologi mengenai apakah istilah ini sebaiknya ditiadakan saja atau tetap dipertahankan.
Kebanyakan ilmu secara akademik cenderung mempertahankan istilah karismatik ini dalam
batas-batas tertentu.8
Istilah karisma berasal dari kata yunani yang berarti karunia (gift), anugerah atau
pemberian. Karis berarti menyukai, merujuk kepada kepribadian seseorang yang memiliki
kepribadian menarik ataupun memiliki daya pikat mempunyai penampilan menarik atau
mampu berkomunikasi. Sehingga banyak orang yang menyukainya.9 Artinya orang yang
memiliki karisma berarti orang yang memiliki kelebihan, perbedaan dan keistimewaan
Menurut Max Weber, karisma sebagai suatu sifat tertentu dari seseorang, yang
membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan
atau kualitas supernatural, manusia super, atau paling tidak daya-daya istimewa.10 Karisma
merupakan kemampuan khusus (wahyu, pulung, nubuah, keramat) yang ada pada diri
seseorang. Kemampuan khusus ini melekat karena anugrah dari Tuhan. Orang-orang di
sekitarnya mengakui kemampuan tersebut atas dasar kepercayaaan dan pemujaan, karena
mereka menggangap bahwa sumber kemampuan tersebut berada di atas kemampuan dan
8
Juliet Thornton, Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Kepemimpinan Barack Obama,
(Skripsi SI Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang , 2009), h. 16.
9
Alfian, Menjadi Pemimpin Politik, h. 140.
10
Kepemimpinan, dalam Ensiklopedia Wikipedia artikel diakses pada 27 Februari 2011 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan.
18
seseorang selama hal tersebut terbukti keampuhan dan maanfaatnya bagi masyarakat.
Contohnya nabi, rasul, raja dan para pemimpin yang terkemuka sepanjang sejarah.11
Mengenai benar dan tidaknya Megawati disebut sebagai pemimpin karismatik, tentu
bisa dijabarkan melalui pembahasan ini. Sehingga Megawati layak menyandang label
pemimpin yang karismatik. Penjelasan mengenai pemimpin karismatik itu ada yang
mengatakan bahwa hal itu merupakan bawaan sejak lahir dan melekat secara alamiah,
tetapi adapula yang mengatakan karisma itu bisa dipelajari. Pendapat yang pertama
memang dianggap paling kuat, namun jika kita merujuk kepada pendapat itu, bagaimana
masyarakat tanpa melalui seleksi sosial dan tanpa ujian kepemimpinan? Pasti ada faktor
kepemimpinan. Namun yang jelas karisma merupakan sifat yang melekat pada diri
pemimpin tersebut faham dengan situasi, ia percaya diri sehingga mampu mempengaruhi
orang lain secara luar biasa dan tidak mudah terpengaruh dengan orang lain.
dan berbagai kejadian ajaib sehingga menarik orang awam untuk mengkultuskan dan
bahkan sampai memujanya. Pemimpin yang karismatk bagi kebanyakan orang Indonesia
seperti sang ratu adil yang ditunggu kedatanganya untuk memperbaiki keadaan, atau
11
Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 282.
12
Alfian, Menjadi Pemimpin Politik, h.142.
19
menurut kepercayaan dari orang yahudi bagaikan Mesies, atau umat nasrani yang
mempercayai hadirnya Yesus sang juru selamat yang muncul dari Nazaret.13
atau ketaatan kepada kesucian yang spesifik dan luar biasa, heroisme atau karakter teladan
dari seorang individu, dan pola normatif atau perintah yang diwahyukan atau ditahbiskan
krisis dan ketidakpastian. seorang pemimpin karisma muncul dengan sebuah visi radikal
yang menawarkan sebuah solusi untuk krisis itu, pemimpin menarik pengikut yang percaya
pada visi itu, mereka mengalami beberapa keberhasilan yang membuat visi itu terlihat
dapat dicapai, dan para pengikut dapat mempercayai bahwa pemimpin itu sebagai orang
yang luar biasa.16 Seperti yang pernah dialami oleh Indonesia ketika keruntuhan Orde Baru,
baik seperti semula. Salah satu nama yang muncul adalah Megawati Soekarnoputri, dengan
meyandang nama besar ayahnya, dia diharapkan mampu mengulang kembali kejayaan
bagaikan ratu adil yang dinantikan oleh rakyat Indonesia. Megawati memanfaatkan hal
13
Ibid., h. 145.
14
Thornton, Persepsi Masyarakat Indonesia, h.11
15
Max Weber, The Theory of Social and Economic Organization. Ed. Parsons, Talcott (New York:
OxfordUniversity Press, 1947), h. 328.
16
Hanif El Jazuly, Kepemimpinan Karismatik artikel diakses pada 17 Juni 2011 dari
http://www.eljazuly.co.cc/2010/12/kepemimpinan-karismatik.html
20
tersebut sehingga ia mampu mendulang popularitas yang tinggi sebagai pemimpin yang