Anda di halaman 1dari 56

PKH NEW INITIATIVE,

UPAYA PERLUASAN CAKUPAN DAN MANFAAT


YANG LEBIH KOMPREHENSIF
UNTUK KELUARGA MISKIN

Disampaikan pada saat Rakernis Penyaluran Bansos Non-


Tunai di Yogyakarta, 25-27 Agustus 2016

Direktur Jenderal
Perlindungan dan Jaminan Sosial
Kementerian Sosial RI
Outline
1. Latar 2. PKH New
Belakang Initiatives

3. Perluasan 4. Penyaluran
PKH Bantuan PKH

5. Sinergitas
dengan e-Warong
KUBE PKH
1. LATAR BELAKANG
Fungsi Strategis PKH
Perluasan Dampak
Misi PKH
Kedudukan PKH Akses PKH

Program prioritas
Meni nkatnya
Mendukung Layanan a ngka kunjungan
target Kesehatan ke Fa skes dan
nasional penurunan mengurangi
s tunting
angka
kemiskinan Layanan
Center of 78 %
(RPJMN)
Pendidikan Meni ngkatkan
Angka Pa rtisipasi
Ka s ar (enrollment
Excellence rate) SD dan SMP

penanggulangan Layanan
Kesejahteraan
Penurunan Efekti vitas paling
kemiskinan yang kesenjang
Sosial
tinggi
menurunkan gini
mensinergikan an (gini ratio
ratio)
berbagai
Meningkatny
program a konsumsi
perlindungan dan rumah
tangga
pemberdayaan
sosial nasional PERIODE PROGRAM SELAMA 6 TAHUN
Perkembangan CCT
di Indonesia

Sumber: Kementerian Sosial dan Bappenas, 2015

Pelaksanaan CCT di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan signifikan adalah
pada tahun 2016 dimana target penerima CCT di Indonesia sebanyak 6 juta keluarga.
Perkembangan dan Cakupan CCT
Beberapa Negara

Sumber: Bank Dunia, 2015

Jika dibandingkan dengan negara pelaksana CCT di dunia, cakupan CCT di Indonesia
tertinggal jauh.
Perbandingan
Efektivitas dan Pengeluaran

Sumber: Bank Dunia. 2015

PKH terbukti menjadi program bantuan sosial yang memiliki tingkat efektivitas paling
tinggi terhadap penurunan koefisien gini.

7
CASH TRANSFER KEPADA MASYARAKAT MISKIN ADALAH SALAH SATU CARA YANG
PALING EFEKTIF UNTUK MENGURANGI KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN, TAPI
ALOKASI APBN UNTUK BANTUAN INI MASIH SEDIKIT, TERUTAMA UNTUK PKH (CCT)
YANG DINILAI PALING EFEKTIF.

Pengeluaran untuk bantuan


langsung masih sedikit terutama untuk bantuan dengan
biaya yang paling efektif: PKH (CCT)
120 4.0

Persen dari PDB (Percent of GDP)


3.5
100
(Effectiveness Index)

3.0
Indeks Efektivitas

80
2.5
60 2.0
1.5
40
1.0
20
0.5
0 0.0

Effectiveness Index Spending as % GDP

Catatan: Indeks Efektivitas didefinisikan sebagai dampak program terhadap perubahan


koefisien Gini dibagi dengan total pengeluaran program tersebut.
Sumber : World Bank 2014
8 8
DAMPAK TERHADAP KONSUMSI
RUMAH TANGGA

Sumber: TNP2K. 2015

PKH berhasil meningkatkan konsumsi rumah tangga penerima


manfaat di Indonesia sebesar 4.8%.
9
Dampak Terhadap
Angka Partisipasi Kasar SD dan SMP

Sumber: TNP2K. 2015

PKH juga memberikan dampak yang penting dalam pendidikan. Peningkatan Angka
Partisipasi Kasar (enrollment rate) SD dan SMP sejalan dengan tujuan PKH untuk
mendorong akses pendidikan kepada anak usia sekolah.
10
Dampak Terhadap Kesehatan

Sumber: TNP2K. 2015

Dampak utama dari PKH terhadap kesehatan dapat terlihat pada kunjungan sebelum
melahirkan. imunisasi. dan lambatnya atau berhentinya pertumbuhan. Dampak PKH terhadap
kunjungan sebelum melahirkan hampir setara dengan dampak dari program CCT Meksiko
(Meksiko)

11
Dampak PKH s.d 2015 - 2016
Output : 3.51 Juta (100.3%)
Indeks efisiensi 17.08%
Outcomes Impacts
Peningkatan pendaftaran sekolah
SD : 2.3%
% penerima manfaat PKH keluar dari
SMP : 4.4% kemiskinan sebanyak 28.2%
Peningkatan kunjungan ibu hamil Jika diperluas sd 6 Juta:
sebelum melahirkan. imunisasi Angka kemiskinan dari 11.13 %
dan perlambatan pertumbuhan menurun menjadi 10.43
anak. Angka indeks gini ratio dari 0.41
Konsumsi keluarga PKH menurun menjadi 0.406
meningkat rata-rata sebesar 14%.
dari 79% dari garis kemiskinan ke
90% dari garis kemiskinan
12
Komplementaritas PKH
Memastikan seluruh peserta PKH
memperoleh bantuan subsidi beras murah
Penyaluran bantuan tunai bagi
keluarga miskin yang memiliki Memastikan seluruh peserta
PKH usia 6-21 tahun
anggota keluarga disabilitas berat
(ODKB). ASISTENSI RASTRA PROGRAM memperoleh KIP
Memastikan penyandang SOSIAL
disabilitas memperoleh pelayanan PENYANDANG INDONESI
DISABILITAS
kesehatan yang memadai. BERAT A PINTAR
Memastikan penyandang
disabilitas memperoleh akses Memastikan ibu
layanan pendidikan inklusif yang hamil memperoleh
sesuai dengan kondisinya. tablet tambah
darah (TTD) dan
PERBAIK pemberian
AN GIZI makanan
Memastikan
seluruh rumah
KOMPLE- tambahan (PMT)
PROGRAM
peserta PKH yang RUTILAHU MENTARITAS Memastikan balita
memperoleh
tidak layak huni PKH/CCT layanan gizi dan
menjadi layak
huni vitamin sesuai
standar.
ASISTEN
LANJUT USIA
TERLANTAR
KUBE
(e-Warong Penyaluran bantuan tunai bagi keluarga

Memastikan seluruh KUBE PKH) miskin yang memiliki angggota keluarga


Lansia ( > 70 thn).
Keluarga Peserta PKH
lebih produktif
JKN Memastikan lansia memperoleh
pelayanan kesehatan di fasilitas
kesehatan.

Memastikan seluruh peserta PKH


menjadi PBI Jaminan Kesehatan
2. PKH NEW INITIATIVE
PKH
existing

PKH PKH
New Initiative 2016
New
Initiative

Pengeluaran keluarga miskin dapat meningkat manakala mereka memiliki


anggota keluarga penyandang disabilitas berat dan atau lanjut usia tidak
produktif (70 tahun ke atas).
New Initiatives PKH diwujudkan dengan menyediakan komponen bantuan
kepada anggota keluarga PKH yang menyandang disabilitas berat dan lanjut
usia berumur 70 tahun ke atas.
Dengan perspektif baru ini maka bantuan pelayanan PKH tidak hanya
mencakup komponen kesehatan dan pendidikan bagi ibu hamil dan anak,
tetapi juga mencakup komponen kesejahteraan sosial berupa dana untuk
pemeliharaan pendapatan (income maintenance) khususnya bagi
penyandang disabilitas dan lanjut usia.
Life Cycle Approach

#2 PKH New Initiative

Lanjut Usia
Ibu hamil/ 70 tahun ke atas Penyandang
Nifas Disabilitas
Berat

Anak Usia
di bawah SD
6 tahun SMP
Anak
Sekolah SMA
Komponen Kesejahteraan Sosial

Penyandang Disabilitas Berat (PDB)

Bantuan PKH diberikan pada penyandang


disabilitas berat dengan ketentuan sbb:
a. Dalam keluarga yang memiliki
komponen kesehatan dan atau
komponen pendidikan.
b. Dalam keluarga yang tidak memiliki
komponen kesehatan dan atau
komponen pendidikan.

Penyandang disabilitas berat yang ada di luar


keluarga, diintervensi oleh program panti.
Sumber: Pedoman Pelaksanaan PKH, 2016

Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Kementerian Sosial RI memiliki data lengkap by name and by
address (BNBA) sebanyak 140.733 penyandang disabilitas berat.

Sampai dengan tahun 2016 Jaminan Sosial bagi PDB baru mencakup sekitar 22.500 jiwa (ASPBD, 2016)
Komponen Kesejahteraan Sosial
Lanjut Usia 70 Tahun ke atas
Bantuan PKH untuk lanjut usia 70 tahun
ke atas diberikan kepada lansia yang
berada di dalam keluarga, baik keluarga
tersebut memiliki memiliki komponen
kesehatan dan atau pendidikan, maupun
keluarga yang tidak memiliki komponen
kesehatan dan atau pendidikan.
Lansia 70+ yang ada di luar keluarga,
diintervensi oleh program panti.
Target lansia dalam PKH sebanyak
97.294 jiwa.
ASLUT sebanyak 30.000 jiwa
Sumber: Pedoman Pelaksanaan PKH, 2016 Prediksi Jumlah Lansia di Indonesia

Tahun 2020 2025 2030 2035


Jumlah (dalam juta) 27,08 33,69 40,95 48,19
Sumber: Bappenas, 2016
3. PERLUASAN PKH
PERLUASAN CCT SECARA MASIF DI INDONESIA DAPAT
BERDAMPAK SECARA SIGNIFIKAN DALAM MENGURANGI
KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN

PKH saat ini mencakup sekitar 3,5 juta KSM, dengan


perluasan menjadi 6 juta KM dalam APBN 2016
Usulan perluasan PKH menjadi PKH-KKS akan
mencakup 18,1 juta keluarga pemegang kartu, atau
sekitar 25 persen dari seluruh keluarga Indonesia pada
tahun 2019.
Keluarga PKH yang mempunyai lanjut usia 70 tahun
keatas dan disabilitas berat akan mengikuti
kondisionalitas yang berbeda, misalnya, pemeriksaan
kesehatan.
20
Scale-Up Peserta PKH
Perubahan Cakupan
Sasaran Peserta PKH

2007 Rumah Tangga


Sangat Miskin (RTSM).
(7% terbawah pada BDT)

2012 Keluarga Sangat


Miskin (KSM) yaitu ayah,
ibu, dan anak.

2016 sasaran peserta


PKH bukan lagi KSM (7%
terbawah pada BDT)
melainkan Keluarga Miskin
(KM) atau 10% terbawah
pada BDT. Sumber: Pedoman Pelaksanaan PKH, 2016

Perubahan ini untuk mengakomodasi prinsip bahwa keluarga adalah satu unit yang sangat
relevan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Efek dari perluasan tersebut terhadap kemiskinan dan ketimpangan
dianalisis berdasarkan 3 skenario yang diperlihatkan pada halaman
selanjutnya dengan mempertimbangkan 3 opsi bantuan per bulan di bawah
ini:
Rp.182.000 per bulan per keluarga (manfaat PKH rata-rata saat ini)
Rp.250.000 per bulan per keluarga (manfaat PKH-KKS yang diusulkan)
Rp.300.000 per bulan per keluarga (manfaat PKH-KKS yang diusulkan di
tahun 2018)
Catatan :
1. Menurut Bank Dunia signifikansi dampak CCT antara 16-25% dari pengeluaran, seperti
di Brazil sebesar 19% (sekitar Rp. 328.000,- per bulan per keluarga di Indonesia)
2. Pengeluaran perbulan menurut BPS bagi penduduk kategori miskin sebesar Rp. 344.809
per jiwa. Dengan asumsi 3 anak maka Rp. 344.809 x 5 = Rp. 1.724.045.
3. Jika 20.30% dari pengeluaran, maka per bulan per keluarga mendapatkan Rp. 350.000
Jika 17,40% dari pengeluaran, maka per bulan per keluarga mendapatkan Rp. 300.000
Jika 14,50% dari pengeluaran, maka per bulan per keluarga mendapatkan Rp. 250.000
Saat ini baru 10,56% dari pengeluaran per bulan per keluarga, sebesar Rp. 182.000
4. Nilai manfaat ini belum memperhitungkan indeks kemahalan setempat.
5. Perhitungan skenario belum memperhitungkan safe guarding rata-rata 13% dari total
bantuan sosial 22
22
SIMULASI PENGEMBANGAN CCT 2016-2018
TAHUN 2016 Skenario 1

WAK BANTUAN/ KEMISKIN GINI Efficiency


URAIAN PESERTA TU BULAN BANSOS ARGUMEN AN RATIO Index
Peserta Existing Indeks bantuan 10.43 0.406 17.08
2015 3,510,054 12 182,000 7,665,957,936,000 sama dengan
Saturasi 10,56%
Kecamatan 2,107,299 10 182,000 3,835,284,180,000 pengeluaran
Pengembangan perkapita
Kabupaten 382,647 3 182,000 208,925,262,000

JUMLAH 6,000,000 11,710,167,378,000

TAHUN 2016 Skenario 2

WAK BANTUAN/ KEMISKIN GINI Efficiency


URAIAN PESERTA TU BULAN BANSOS ARGUMEN AN RATIO Index
Peserta Existing Indeks bantuan 10.23 0.405 18.65
2015 3,510,054 12 250,000 10,530,162,000,000 ditingkatkan
Saturasi menjadi 14,50%
Kecamatan 2,107,299 10 250,000 5,268,247,500,000 dari pengeluaran
Pengembangan perkapita
Kabupaten 382,647 3 250,000 286,985,250,000

JUMLAH 6,000,000 16,085,394,750,000


23
TAHUN 2016 Skenario 3

WAK BANTUAN KEMISKI GINI Efficiency


URAIAN PESERTA TU /BULAN BANSOS ARGUMEN NAN RATIO Index
Peserta Existing Perluasan 9.53 0.403 22.50
2015 3,510,054 12 250,000 10,530,162,000,000 keluarga dalam
Saturasi Kecamatan &
Kecamatan 4,563,787 10 250,000 11,409,467,500,000 indeks bantuan
Pengembangan 14,50% dari
Kabupaten 382,647 3 250,000 286,985,250,000 pengeluaran,
serta kapasitas
maksimum
operasionalisasi
program
JUMLAH 8,456,488 22,226,614,750,000
Maret 2016 Kemiskinan 10.86% dan Gini Rasio 0,394. Sudah tersedia anggaran Rp.9,7 T di APBN 2016.

Catatan: Semua hal tetap sama. Simulasi dari Susenas. Konsumsi per kapita penerima PKH baru
meningkat dan kemiskinan dan ketimpangan di-estimasi ulang dengan menggunakan garis kemiskinan
saat ini. Dampak kemiskinan dan ketimpangan mengecualikan efek pertumbuhan ekonomi di masa
depan, peningkatan pendapatan rumah tangga atau inflasi yang lebih tinggi. Tren sebenarnya akan
tergantung pada semua ini.
Indeks Efektivitas (Efficiency index) didefinisikan sebagai dampak program terhadap koefisien Gini dibagi
dengan pengeluaran program tersebut.
Sumber: Hasil perhitungan World Bank (2016) 24 24
LANJUTAN...
TAHUN 2017 Skenario 1

WAK BANTUAN/ KEMISKI GINI Efficiency


URAIAN PESERTA TU BULAN BANSOS ARGUMEN NAN RATIO Index
Peserta Existing KPS Valid, 8.13 0.398 23.99
2016 8,456,488 12 250,000 25,369,464,000,000 Pecahan Keluarga
Saturasi & indeks bantuan
Kecamatan 6,523,203 10 250,000 16,308,007,500,000 14,50% dari
pengeluaran
JUMLAH 14,979,691 41,677,471,500,000

TAHUN 2017 Skenario 2

WAK BANTUAN/ KEMISKI GINI Efficiency


URAIAN PESERTA TU BULAN BANSOS ARGUMEN NAN RATIO Index
Peserta Existing Hasil verivali 7.93 0.397 25.16
2016 8,456,488 12 250,000 25,369,464,000,000 keluarga
Saturasi ditambah usulan
Kecamatan 7,339,390 10 250,000 18,348,475,000,000 baru & indeks
bantuan 14,50%
dari pengeluaran

JUMLAH 15,795,878 43,717,939,000,000

25
LANJUTAN...
TAHUN 2017 Skenario 1

WAKT BANTUAN KEMISK GINI Efficiency


URAIAN PESERTA U /BULAN BANSOS ARGUMEN INAN RATIO Index
Peserta Existing KPS Valid, 7.06 0.394 23.98
2016 8,456,488 12 350,000 35,517,249,600,000 Pecahan
Saturasi Keluarga &
Kecamatan 6,523,203 10 350,000 22,831,210,500,000 indeks
bantuan 20%
dari
JUMLAH 14,979,691 58,348,460,100,000 pengeluaran

TAHUN 2017 Skenario 2

WAKT BANTUAN KEMISK GINI Efficiency


URAIAN PESERTA U /BULAN BANSOS ARGUMEN INAN RATIO Index
Peserta Existing Hasil verivali 6.94 0.393 24.05
2016 8,456,488 12 350,000 35,517,249,600,000 keluarga
Saturasi ditambah
Kecamatan 7,339,390 10 350,000 25,687,865,000,000 usulan baru &
indeks
bantuan 20%
dari
JUMLAH 15,795,878 61,205,114,600,000 pengeluaran
26
LANJUTAN...

TAHUN 2018

WAKT BANTUA KEMIS GINI Efficiency


URAIAN PESERTA BANSOS ARGUMEN
U N/BULAN KINAN RATIO Index
Peserta Existing
15,795,878 12 300,000 56,865,160,800,000
2017 25% keluarga &
Saturasi indeks bantuan
2,351,652 10 300,000 7,054,956,000,000 7.33 0.394 21.90
Kecamatan 17,40% dari
pengeluaran
JUMLAH 18,147,530 63,920,116,800,000

Catatan:

Berdasarkan hasil efficiency index, walaupun cakupan PKH meningkat, dari perspektif anggaran terhadap
dampak tidak terlalu efisien pada Skenario 2 pada tahun 2018. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan
peningkatan komplementaritas dalam program-program perlindungan sosial.
Penurunan Gini Rasio lebih sulit dibandingkan penurunan angka kemiskinan. Penurunan Ketimpangan
tergantung banyak variabel, misalnya, antara lain, integrasi program perlindungan sosial, kebijakan
perpajakan, investasi di bidang Pendidikan serta hubungan tenaga kerja.
Sumber: Hasil perhitungan World Bank (2016)

27
New Initiave PKH
Validasi Terminasi Kepesertaan Bantuan Sosial Sumber Daya

Sumber Data: hasil Maksimum 3 orang yang Perluasan financial Prioritas Diklat FDS untuk
verivali KPS, konsolidasi diperhitungkan inclusion melalui agen semua Korwil,
data BDT Kemensos, dan kondisionalitasnya Bank Korkot/Korkab
Indeks Kemiskinan Komplementaritas Perubahan indeks Bintek FDS bagi seluruh
Daerah serta updating diberikan tanpa bantuan sosial pendamping
pendamping PKH pertimbangan kohor Mekanisme pengambilan Mekanisme Rekrutmen :
Perubahan sasaran Intervensi perubahan bantuan bagi peserta Pengumuman
menjadi Keluarga Miskin perilaku (FDS) diberikan PKH yang pindah alamat, rekrutmen secara
Tambahan komponen pada semua peserta PKH meninggal dunia online
kesejahteraan sosial Komplementaritas Mekanisme pengambilan Seluruh calon
(Penyandang Disabilitas (peserta PKH sebagai bantuan komunitas yang pendamping yang lulus
Berat dan Lanjut Usia 70 sasaran utama program berjarak jauh dan jarak seleksi administrasi &
tahun ke atas) KIP, KIS, KKS, Rastra, dekat kompetensi dasar
Kube, Rutilahu) Terdapat Cash disertakan dalam
Monitoring ( Dashboard kegiatan bimtek
realtime) Bintek bagian dari
seleksi akhir

Seluruh pedoman PKH dalam proses review dan penyesuaian


Eligibilitas
(Pemenuhan Syarat Kepesertaan)
Calon peserta PKH disebut eligible (memenuhi syarat)
Keluarga
Miskin apabila terpenuhi dua kondisi, yaitu:
1. Miskin, dan
2. Terdapat anggota keluarga yang sesuai kategori
Eligible kepesertaan PKH

Sesuai
Kategori
Kategori Non Kategori

1. Ibu Hamil/Nifas
9. Mahasiswa PT
Komponen Kesehatan 2. Balita

3. Anak Pra Sekolah


10. Mampu
4. SD

Komponen Pendidikan 5. SMP


11. Exit Alamiah
6. SMA

7. Lanjut Usia 70 thn keatas

Komponen Kesos 8. Penyandang Disabilitas berat


12. Meninggal Dunia

29
Indeks Bantuan PKH
Ketentuan Bantuan PKH
Bantuan tetap sebagaimana SK INDEKS
Menteri Sosial Nomor 23/HUK/2016 NO KOMPONEN BANTUAN BANTUAN
(Rp)
berlaku dalam 1 tahun
1 Bantuan tetap 500.000,-
Bantuan komponen peserta PKH
diberikan kepada maksimal 3 anggota 2
Bantuan ibu hamil/menyusui 1.200.000,-
keluarga sesuai kriteria kepesertaan
Bantuan anak usia di bawah 6 (enam) tahun 1.200.000,-
3
Bantuan Komponen Kesehatan
Bantuan peserta pendidikan setara SD/MI 450.000,-
Kehamilan keempat dan berikutnya 4 atau sederajat
tidak dihitung sebagai komponen
Bantuan peserta pendidikan setara SMP/MTS 750.000,-
penerima bantuan 5 atau sederajat

Bantuan peserta pendidikan setara SMA/MA 1.000.000,-


6 atau sederajat

7 Bantuan penyandang disabilitas berat 3.100.000,-

8 Bantuan lanjut usia 70 tahun keatas 1.900.000,-


Perbaikan Sistem Pengendalian Pelaksanaan PKH

Sumber: Bappenas, 2016

Untuk menjaga kualitas pelaksanaan PKH maka diperlukan perbaikan sistem pengendalian
pelaksanaan PKH yang meliputi peningkatan jumlah dan kualitas pendamping, pelibatan
organisasi kelompok masyarakat dalam penguatan pendampingan, penguatan kapasitas
pengelolaan SDM dan MIS pusat dan daerah, penyempurnaan bisnis proses PKH, perbaikan
pemantauan dan evaluasi, dan perbaikan mekanisme pengaduan.
4. Penyaluran Bantuan PKH
MEKANISME PENYALURAN BANTUAN TUNAI
MELALUI GIRO POS
REKONSILIASI
Collecting Data
Closing

Sinkronisasi Data Payment

SIM PKH

SK Penerima Dana Bantuan SIM Lembaga Bayar

UPPKH
PUSAT Jadual dan Daftar
Penyaluran Pencairan Dana ke KSM
Maksimal 7 hari
stlh pemindah
Serah Terima Antara UPPKH PUSAT dengan bukuan
Lembaga Bayar KSM
KOMUNITAS

Pencairan Dana ke KSM


Lembaga Bayar KSM
SK Penerima Dana Bantuan dan
Daftar Nominatif Keuangan
Pemindah
Bukuan dan
Perintah Bayar PPK
Transfer Dana
Maks 1 Hari

SP2D
SPM
SK Penerima Dana Bantuan

KANTOR BAYAR
KPPN
ALUR PENYALURAN BANTUAN TUNAI
START
PETUGAS PECOCOKAN RUANG TUNGGU
KSM ANTRIAN MENUNGGU PANGGILAN PEMBAYARAN

Sesuai Jadual yang Pemeriksaan Kartu Indentitas, Kartu PKH atau Surat Keterangan
dibuat oleh pendamping dari Dinas
Membawa Kartu PKH atau Surat dengan Lembaga Bayar. Mencatat bsu dan minta KSM tandatangani danom serta
Keterangan dari Dinas menuliskan bsu pada Tanda Terima
Membawa kartu identitas. Serahkan KPS dan Tanda Terima kepada RTS

Serahkan ke Pet Loket


1. Kartu Indentitas, Kartu PKH atau Surat
Keterangan dari Dinas
2. Tanda terima
3. Kartu antrian
Menerima Identitas dan Tanda Terima
Mencocokan Identitas dengan Tanda Terima
Petugas memparaf dan Cap tanggal
Meminta KSM untuk tandatangani Tanda Terima PEMBAYARAN
Serahkan uang, Identitas dan Tanda Terima kepada
KSM KSM
Menyimpan Bukti Pengambilan PETUGAS LOKET BAYAR /
KOMUNITAS
MEKANISME PENYALURAN BANTUAN NON
TUNAI MELALUI LAKUPANDAI/LKD

Sumber : Bank Indonesia


REVIEW BANK DUNIA MENGENAI PEMBAYARAN

Mengadakan pertemuan semua pemangku kepentingan (BI, OJK, Kemenkeu,


TNP2K, dan sektor swasta) untuk membahas semua opsi dan kelayakan.
Menilai kesiapan dan ketersediaan penyedia layanan pembayaran yang handal
dan jalur akses pembayaran untuk melakukan ujicoba dan kemudian melakukan
implementasi penuh.
Menerapkan ujicoba dengan desain yang baik untuk menguji parameter yang
akan menyeimbangkan pembayaran G2P sebagai proposisi bisnis yang
berkelanjutan bagi penyedia layanan pembayaran potensial, baik itu bank
komersial atau telekomunikasi, dan persyaratan utama PKH dalam hal
aksesibilitas, ketahanan, dll
REVIEW BANK DUNIA MENGENAI PEMBAYARAN
(Lanjutan)
Terus mengandalkan PT Pos untuk memberikan pembayaran
PKH sampai pembayaran PKH melalui sarana digital sepenuhnya
dilaksanakan:
- Memiliki beberapa penerbit yang menyediakan kartu prabayar
atau produk mobile money
- Proses PT Pos tetap sama, tetapi memungkinkan para
pelanggan untuk meminta jumlah penuh atau parsial dalam
kartu prabayar/mobile money sesuai keinginan pelanggan.
- Secara bertahap ketika hal-hal berkembang, jumlah bantuan
dapat langsung ditransfer ke rekening penerima.
REVIEW BANK DUNIA MENGENAI PEMBAYARAN
(Lanjutan)
Mengembangkan infrastruktur dua atau tiga faktor otentikasi, termasuk penggunaan ID
Nasional (eKTP/NIK dan Kartu Keluarga untuk bantuan sosial), verifikasi biometrik dan nomor
PIN (opsional).
Membutuhkan penggunaan KTP/eKTP/NIK untuk pembukaan rekening. Infrastruktur
otentikasi penting harus memecahkan masalah proses rekonsiliasi manual yang
membutuhkan fasilitator PKH untuk menemani penerima manfaat di tempat pembayaran
untuk secara fisik mengotentikasi penerima yang menerima pembayaran, dan kemudian
melaporkan data ke UPPKH untuk menutup langkah rekonsiliasi pembayaran.
Proses manual ini (berhubungan dengan sistem informasi manajemen penerima manfaat)
merupakan halangan signifikan untuk pindah ke pembayaran digital.
Sistem informasi manajemen penerima manfaat perlu diuji secara ketat dan direvitalisasi
untuk memastikan identifikasi akurat dan otentikasi penerima manfaat, untuk membuka
rekening penerima manfaat dalam pembayaran digital dan untuk memastikan bahwa
pembayaran tidak disalurkan kepada penerima yang salah.
Komponen utama pendekatan/model graduasi

Penghidupan
yang
Berkelanjutan
Kemiskinan
Kronis

PENDAMPING AN

G2P in Fiji (Source: CGAP) Melalui a.l. KUBE, PNPM, KUR, dsb
TRANSFER ASET

PELATIHAN KETRAMPILAN Melalui Bimsos,FDS dan berbagai


ketrampilan lain
TABUNGAN (mulai dibangun budaya menabung untuk inklusi keuangan selanjutnya)
SASSA card in South Africa.
KKS, PKSA
Source: CFI-ACCION
BANTUAN KONSUMSI/PENDAPATAN

Melalui a.l. PKH, ASLUT, ASPDB, KIS,KIP,dsb


ANALISIS PASAR

TARGETING
Mulai Bulan Bulan Bulan Bulan
39
Sumber: Graduation model, CGAP ke-3 ke-6 ke-24 ke-36
5. Sinergitas PKH dengan E-Warong
KUBE PKH
e-Warung KUBE - PKH

4
1
Arahan Presiden
Rapat Terbatas Tentang Keuangan Inklusif 26 April 2016

Segera dirumuskan strategi nasional keuangan inklusif (SNKI).


1 Perpres tentang layanan keungan digital agar disiapkan
dengan baik.

Setiap bantuan sosial dan subsidi disalurkan secara non-tunai dan


menggunakan sistem perbankan untuk kemudahan mengontrol,
2 memantau, dan mengurangi penyimpangan. Penggunaan sistem
perbankan dengan memanfaatkan keuangan digital dimaksudkan
untuk memperluas keuangan inklusif

Penggunaan beragam kartu dalam menyalurkan dana bansos


3 agar dapat diintegrasikan dalam satu kartu
4
2
Tindak Lanjut oleh Kementerian Sosial RI
Semua program penanganan Kemiskinan perlu di
1 sinergikan agar out-come-nya memberikan dampak
luas, efisien dan efektif.

Pendamping dan masyarakat yang didampingi


perlu diberdayakan, dan menjadi pelaku dari
2 sistem keungan inklusif, dalam rangka
mempercepat peningkatan kesejahteraan mereka.

Proses penanganan KUBE harus holistik, mulai dari


3 pembentukan, pengorganisasian, sampai pada
pemasaran hasil usahanya.

4
3
Prinsip Bantuan Sosial Non-Tunai

1 2
Semua bantuan sosial
Semua penerima bantuan (tunai dan e-voucher)
akan memiliki akan masuk ke dalam
rekening tersebut
rekening tabungan bank

4 3
Pencairan bantuan oleh
penerima manfaat dilakukan
dengan menggunakan
Pencairan bantuan teknologi moda transaksi yang
dilakukan melalui tersedia
agen/outlet

44
Prinsip Dasar Electronic Voucher

Tidak bisa diambil tunai Hanya dapat ditukarkan dengan


produk/jenis pangan yang telah
ditentukan

4
5
Pilihan Teknologi
Penyaluran Bantuan Non-Tunai
+ Sederhana dalam penggunaan
Moda Transaksi -Penyedia masih terbatas
-Perlu dibuktikan untuk mengintegrasikan
Cash Card Berbasis bantuan dalam bentuk tunai dan voucher
(non Akun) Kartu -Relatif mahal karena berbasis EDC

+ Relatif murah, namun berbiaya bagi


konsumen
Akun + Banyak Penyedia
Perbankan Berbasis - Tidak sederhana dalam penggunaan
- Perlu dibuktikan untuk
Simcard mengintegrasikan bantuan dalam bentuk
Ponsel/ tunai dan voucher
HP + Sederhana dalam penggunaan
+ Bisa mengintegrasikan bantuan dalam
Berbasis bentuk tunai dan voucher
Opsional NFC + Relatif murah
- Penyedia masih terbatas
Notifikasi
+ Sederhana dalam penggunaan
+Kartu atau tanpa kartu dapat dilayani
+Bisa mengintegrasikan bantuan dalam
Berbasis Web-based bentuk tunai dan voucher
+Walet Kombo tidak terbatas 4
+Tidak perlu menghafal PIN (OTP) 6
- Perlu melek IT bagi agen 46
Mekanisme Penyaluran Bantuan Sosial Non-Tunai

Perbankan
Pemerintah 2 Mendistribusikan alat pembayaran
kepada agen bank
Membuka rekening tabungan Memisahkan bantuan dalam bentuk
penerima tunai dan voucher
Mendistribusikan moda transaksi ke
Mentransfer dana bantuan sosial penerima
ke rekening tabungan Melakukan edukasi penggunaan

4 Pencairan Bantuan
Outlet: warung, kios, toko kelontong, mini
3 Aktivasi
market, koperasi, dll
Manfaat dalam bentuk tunai dapat
diambil secara tunai atau digunakan untuk
membeli barang/jasa
Manfaat dalam bentuk voucher hanya Membantu penerima bantuan
dapat digunakan untuk membeli barang yang melakukan aktivasi rekening
telah ditetapkan. Manfaat tidak pada moda transaksi
dapat diambil secara tunai dan tidak hangus
jika tidak digunakan
4
7
E Warung KUBE PKH sebagai Penyalur
Bantuan Sosial non-Tunai
e-Warung KUBE-PKH

KMIS Lowok Waru


Koperasi Masyarakat Indonesia Sejahtera

Melalui kerjasama e-Warung dan Distributor sembako dapat dipastikan ketersediaan


uang/barang di agen/outlet
e-Warung selain sebagai tempat transaksi perdagangan sembako dan produk KUBE,
juga bertindak sebagai agen bank untuk aktivasi dan pencairan bantuan sosial
Target pembangunan 3.500 e-warung tahun 2017.
Jumlah e-Warung terbatas di tahun 2016, masih tahap pengembangan
4
8
Hubungan Kerja e-WARUNG BNI
BULOG
tehnologi Web-based atau kombinasi lainnya

4
9
RENCANA TRANSFORMASI SUBSIDI RASTRA
KE BANTUAN PANGAN NON TUNAI

5
0
Latar Belakang

Tantangan Program Raskin: Memenuhi 6 Tepat


Sasaran
Exclusion & inclusion error masih tinggi

Jumlah Rata-rata RTS-PM menerima 4-6 kg/bulan


seharusnya 15 kg/bulan

Tidak Harga Rata-rata RTS-PM membayar harga tebus


Rp 2.000/kg seharusnya Rp 1.600/kg
tepat Waktu Sering terjadi keterlambatan dan
rapel distribusi
Kualitas
Kualitas beras sering tidak sesuai/Rusak

Administrasi Prosedur administrasi yang


sering menjadi penghambat
5
1
Arahan Presiden
Rapat Terbatas Tentang Program Penanggulangan
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi 16 Maret 2016

1 2 3

Penyaluran Raskin Kelompok masyarakat miskin yang Dilakukan uji coba


pada tahun 2017 dilakukan mendapatkan voucher dapat pada tahun 2016 dan
melalui mekanisme voucher membeli beras sesuai dengan pelaksanaan penyaluran
sehingga akan kualitas yang diinginkannya dan di kota besar terpilih
selalu terpantau dapat dikombinasikan untuk pada tahun 2017
pembelian bahan makanan lainnya
(misalnya telur)
525
SUBSIDI PANGAN (RASKIN/RASTRA)
TA 2016
NO URAIAN SATUAN JUMLAH
A Jumlah kebutuhan beras :
1 Sasaran RTS-PM 15.530.897
2 Alokasi per RTS/kali Kg 15
3 Durasi Kali 12
Kuantum Rastra (1 x 2 x 3) Kg 2.795.561.460
B Subsidi Harga :
1 HPB Januari s.d Desember 2016 Rp/Kg 8.865,00
2 Harga tebus di titik distribusi Rp/Kg 1.600,00
Subsidi Harga (1 - 2) Rp/Kg 7.265,00
C Jumlah Subsidi Pangan/Rastra Rp 20.309.754.006.900
(Kuantum Raskin x Subsidi Harga)
D Margin fee
1 Margin fee Rp/Kg 50,00
2 Jumlah Margin fee Rp 139.778.073.000
(Kuantum x Margin fee)
E Kurang Bayar TA 2013 Rp 543.813.273.240
F Jumlah Anggaran Subsidi Pangan 2016
(Jumlah Subsidi + margin fee + kurang bayar 2013) Rp 20.993.345.352.000

5
3
ANGGARAN DAN BIAYA PENYALURAN RASKIN

Kemensos & K/L terkait ADA


APB
D
RTS PM
Titik Distribusi Titik Bagi
Harga Tebus
Rp1.600,- atau
PERUM BULOG TD TB gratis
RTS
Gudang BULOG
PM
TIDAK
ADA
APBD
Tugas Perum BULOG Tugas PEMDA
RTS PM
Harga Tebus di atas
Rp1.600,-
Ada beberapa daerah
Keterangan: ditambah biaya angkut
RTS PM: Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat
5
4
Model Penyaluran Bantuan Pangan (non tunai)

KPA KPPN

OUTLE OUTLE
T T

OUTLE OUTLE
T T
RTS PM

Pemda (Dinsos) 5
5
antisipasi dampak sosial
5
6

Anda mungkin juga menyukai