DISUSUN OLEH
TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3C
Pada zaman era digital sekarang ini, manusia memerlukan komunikasi untuk saling
bertukar informasi di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. Salah satu sistem
komunikasi yang merupakan andalan bagi terselenggaranya integrasi sistem telekomunikasi
secara global adalah sistem komunikasi nirkabel (wireless). Dimana dalam komunikasi
diperlukan suatu alat yang dapat menangkap gelombang wireless tersebut, maka digunakan
antena sebagai media penghubung. Dalam tugas ini akan dibuat antena mikrostrip sirkular
untuk aplikasi WLAN 2,4 GHz. Perancangan antena microstrip patch sirkular ini
menggunakan perangkat lunak CST Microwave Studio 2011. Tujuan dirancangnya antena
mikrostrip patch sirkular ini agar dapat diimplementasikan pada jaringan komputer sehingga
dapat digunakan pada jaringan WLAN 2,4 GHz. Dengan menggunakan metode - metode
tertentu dalam proses pembuatannya. Dengan syarat antena yang baik adalah impedansi
input yang sesuai (matched) dengan impedansi karakter kabel pencatunya (SWR < 2), dapat
memancarkan dan menerima energi gelombang radio dengan arah dan polarisasi yang sesuai
dengan aplikasi yang dibutuhkan. Antena ini juga akan dibuat untuk mendapatkan gain yang
tinggi di bawah 5 dB.
Kata kunci : Antenna Microstrip Patch Sirkular, Jaringan WLAN, CST Microwave Studio
2014
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
2. 1. WLAN ................................................................................................... 2
2. 2. Pengertian Antena .................................................................................. 2
2. 3. Antena Mikrostrip ................................................................................. 2
2. 4. Parameter Antena .................................................................................. 3
2. 5. Teknik Pencatuan .................................................................................. 4
2. 6. Matching Impedance ............................................................................. 5
BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Di era informasi saat ini, manusia memerlukan komunikasi untuk saling bertukar
informasi di mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Salah satu sistem komunikasi yang
merupakan andalan bagi terselenggaranya integrasi sistem telekomunikasi secara global
adalah sistem komunikasi nir-kabel (wireless), dimana fungsi antena sebagai
perangkat untuk komunikasi wireless. Mengingat semakin banyaknya pelanggan (client)
yang ingin sharing/terhubung/terkoneksi pada jaringan komputer setempat, untuk
memudahkan koneksitivitas antara client dan server dibuatlah teknologi wireless, dimana
peran antena yang beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz pada sisi server sangat berguna untuk
komunikasi wireless yang terpadu, frekuensi tersebut sudah banyak digunakan di seluruh
dunia karena frekuensi 2,4 GHz merupakan standar dari protokol IEEE 802.11 b/g untuk
wireless-LAN. Teknologi wireless banyak digunakan oleh masyarakat harganya yang
sekarang sudah terjangkau dan menghemat dana untuk biaya penarikan kabel, selain itu
teknologi ini sangat praktis dan efisien.
Berbicara tentang sistem komunikasi wireless, peran antena sangatlah penting untuk
mendapat perhatian khusus. Antena yang juga disebut sebagai areal, yaitu perangkat yang
berfungsi untuk memancarkan atau menerima gelombang elektromagnetik dari media kabel
ke udara atau sebaliknya udara ke media kabel. Adapun syarat- syarat antena yang baik:
Impedansi Input yang sesuai (matched) dengan impedansi karakteristik kabel pencatunya
(SWR < 2), dapat memancarkankan dan menerima energi gelombang radio dengan arah dan
polarisasi yang sesuai dengan aplikasi yang dibutuhkan. Dalam hal ini sebagai perangkat
penyesuai (matching device) antara sistem pemancar dengan udara, bila antena tersebut
berfungsi sebagai media radiasi gelombang radio, dan sebaliknya, sebagai perangkat
penyesuai dari udara ke sistem penerima, bila antena tersebut berfungsi sebagai media
penerima gelombang radio. Atau bahkan kedua-
keduanya, berfungsi sebagai media radiasi dan sekaligus penerima gelombang radio. Dalam
suatu sistem komunikasi radio peranan antena sangat penting, yaitu untuk meradiasikan
gelombang elektomagnetik. Dengan antena Omnidirectional, maka sinyal dapat dipancarkan
1
ke segala arah
dan aplikasi yang dibutuhkan dari antena tersebut, dapat digunakan di sisi Access Point (AP)
untuk komunikasi data pada jaringan Wireless- LAN, antena ini diharapkan dapat
bergunakan pada sisi server dan dapat melayani setiap client-nya dalam suatu area/kawasan
WiFi sesuai dengan standar protokol IEEE 802.11 b/g.
1.3. Tujuan
Merancang dan mensimulasikan antena mikrostrip patch circular yang bekerja pada
frekuensi 2.4 GHz menggunakan software CST Microwave Studio.
2
BAB II
DASAR TEORI
2.1. WLAN
Antena yang beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz pada sisi server sangat berguna untuk
komunikasi wireless yang terpadu, frekuensi tersebut sudah banyak digunakan di seluruh
dunia karena frekuensi 2,4 GHz merupakan standar dari protokol IEEE 802.11 b/g untuk
wireless-LAN. Teknologi wireless banyak digunakan oleh masyarakat harganya yang
sekarang sudah terjangkau dan menghemat dana untuk biaya penarikan kabel, selain itu
teknologi ini sangat praktis dan efisien.
Berbicara tentang sistem komunikasi wireless, peran antena sangatlah penting untuk
mendapat perhatian khusus. Antena yang juga disebut sebagai areal, yaitu perangkat yang
berfungsi untuk memancarkan atau menerima gelombang elektromagnetik dari media kabel
ke udara atau sebaliknya udara ke media kabel. Adapun syarat- syarat antena yang baik:
Impedansi Input yang sesuai (matched) dengan impedansi karakteristik kabel pencatunya
(SWR < 2), dapat memancarkankan dan menerima energi gelombang radio dengan arah dan
polarisasi yang sesuai dengan aplikasi yang dibutuhkan. Dalam hal ini sebagai perangkat
penyesuai (matching device) antara sistem pemancar dengan udara, bila antena tersebut
berfungsi sebagai media radiasi gelombang radio, dan sebaliknya, sebagai perangkat
penyesuai dari udara ke sistem penerima, bila antena tersebut berfungsi sebagai media
penerima gelombang radio. Atau bahkan kedua-
keduanya, berfungsi sebagai media radiasi dan sekaligus penerima gelombang radio. Dalam
suatu sistem komunikasi radio peranan antena sangat penting, yaitu untuk meradiasikan
gelombang elektomagnetik. Dengan antena Omnidirectional, maka sinyal dapat dipancarkan
ke segala arah
dan aplikasi yang dibutuhkan dari antena tersebut, dapat digunakan di sisi Access Point (AP)
untuk komunikasi data pada jaringan Wireless- LAN, antena ini diharapkan dapat
bergunakan pada sisi server dan dapat melayani setiap client-nya dalam suatu area/kawasan
WiFi sesuai dengan standar protokol IEEE 802.11 b/g.
2
3
Antena adalah suatu alat yang mengubah gelombang terbimbing dari saluran
transmisi menjadi gelombang bebas di udara, dan sebaliknya. Saluran transmisi adalah
alat yang berfungsi sebagai penghantar atau penyalur energi gelombang
elektromagnetik. Suatu sumber yang dihubungkan dengan saluran transmisi yang tak
berhingga panjangnya menimbulkan gelombang berjalan yang uniform sepanjang
saluran itu. Jika saluran ini dihubung singkat maka akan muncul gelombang berdiri
yang disebabkan oleh interferensi gelombang datang dengan gelombang yang
dipantulkan. Jika gelombang datang sama besar dengan gelombang yang dipantulkan
akan dihasilkan gelombang berdiri murni. Konsentrasi-konsentrasi energi pada
gelombang berdiri ini berosilasi dari energi listrik seluruhnya ke energi magnit total
dua kali setiap periode gelombang itu.
3. Groundplane yaitu lapisan paling bawah yang berfungsi sebagai reflektor yang
memantulkan sinyal yang tidak diinginkan.
Patch dan ground plane merupakan lapisan tipis terbuat dari konduktor
sempurna dan umumnya berbahan tembaga. Strip terletak diatas substrat dielektrik
karena berfungsi untuk memisahkan strip dengan ground plane-nya.
Gambar 2.2. Medan Listrik Dan Medan Magnet Pada Microstrip Line
Pada microstrip yang terbuka atau tidak terbungkus akan menimbulkan radiasi
energi elektromagnetik. Bagian yang seperti ini dimanfaatkan menjadi antena yang
justru memerlukan radiasi pada arah tertentu untuk memandu propagasi gelombang
elektromagnetik.
Microstrip line feed. Pada tipe pencatuan ini, bagian konduktor dihubungkan
secara langsung dengan tepi patch mikrostrip. Dapat dilihat pada Gambar 2.3. dibawah
ini bahwa lebar strip konduktor lebih kecil daripada elemen peradiasi entena
microstrip. Teknik pencatuan ini mudah dalam proses pembuatan dan untuk
mendapatkan kesesuaian impedansi.
6
Keterangan :
f2= frekuensi tertinggi
f1= frekuensi terendah
fc= frekuensi tengah
|| 1 + ||
= =
|| 1 ||
Kondisi yang paling baik adalah ketika VSWR bernilai 1 (S=1) yang
berarti tidak ada refleksi ketika saluran dalam keadaan matching sempurna.
Namun kondisi ini pada praktiknya sulit untuk didapatkan. Oleh karena itu,
nilai standar VSWR yang diijinkan untuk fabrikasi antena adalah VSWR2.
8
= 2010 | |
Nilai dari return loss yang baik adalah di bawah -9,54 dB, nilai ini
diperoleh untuk nilai VSWR 2 sehingga dapat dikatakan nilai gelombang
yang direfleksikan tidak terlalu besar dibandingkan dengan gelombang yang
dikirimkan atau dengan kata lain, saluran transmisi sudah matching. Nilai
parameter ini menjadi salah satu acuan untuk melihat apakah antena sudah
dapat bekerja pada frekuensi yang diharapkan atau tidak.
Main lobe atau main beam padap daerah tegak lurus pada antena. Pada
bagian tegak lurus pada antena ini (00) menunjukan arah pancaran atau
penerimaan maksimal dari antena atau pancaran utama dari pola radiasi
suatu antena.
Minor lobes (lobe kecil) adalah lobe lain selain main lobe. Minor lobe
adalah pancaran-pancaran kecil selain pancaran utama dari pola radiasi
antena.
Lobe sisi (side lobe) adalah pancaran-pancaran kecil yang dekat dengan
pancaran utama dari pola radiasi antena.
Lebar sorotan dari antena disebut dengan beam width atau Half Power
Beam Width (HBPW), yaitu lebar sudut dari setengah daya maksimum
yang dapat dipancarkan dan diterima antena. Jika daya mengecil sampai
50% dari daya maksimal (70,7%), maka berarti mendapat batas untuk
wilayah efektif tersebut, ini disebut dengan HPBW. HPBW ditentukan
pada saat intensitas medan menjadi 0,707 pada skala linier dan skala
logaritma pada 20log 0,707 = -3dB.
() + [ + ] 1 +
() = = = [ ]
() + [ ] 1
10
() + [ + ] 1 +
() = = = [ ]
() + [ ] 1
cos + sin
= [ ]
cos + sin
4
= =
Dan jika arah ini tidak ditentukan, keterarahan terjadi pada intensitas radiasi
maksimum yang didapat dengan rumus :
4
= = =
Keterangan :
D = keterarahan
D0 = keterarahan maksimum
kecil. Menurut Balanis (1997) hubungan antara impedansi karakteristik Z 0 dan lebar
strip konduktor w itu dinyatakan dengan persamaan:
377 .
=
.
Dimana :
Zo = Impedansi Karakteristik ()
BAB III
+ 1 1 0.11
A= + (0.23 + )
60 2 + 1
8 8 1.552
= =
22 3.10502
= 1,85
1,6
Wo = 2,98 mm
Jadi, untuk saluran transmisi adalah 2,98 mm
8.791 109
F = 2,4 109
4,4
F = 1,7462
=
2
{1+ [ln ( ) + 1.7726]}1/2
2
1,7462
=
2(0,0016) (1,7462
{1+ [ln ( ) + 1.7726]}1/2
(4,4)(1,7462) 2(0,0016)
1,7462
=
(1 + 0,00111519)1/2
1,7462
=
(1,001222236)1/2
15
= 1,74513 = 17,4513
Jadi ukuran radius elemen peradiasi sebesar 17, 4513 mm
3.1.6. Penetuan Lebar Saluran Pencatu
60 2 60 2
B= = 50 = 5,65
4,4
2 1 0,61
W = [ 1 ln(2 1) (ln(B 1) 0,39 )]
2
21,6 4,41 0,61
= [5,65 1 ln(25,65 1) (ln(5,65 1) 0,39 )]
24,4 4,4
+1 1 12 0,5
= + (1 + )
2 2
65,97
L= = = 16,49 mm
4 4
Ag = 6t + A
Dalam hal ini kita menggunakan groundplane dengan ukuran 100x100 untuk
memudahkan dalam melakukan kalibrasi antena.
16
Mulai
Merancang dan
mensimulasikan antena
menggunakan CST Studio Suite
Sesuai Tidak
Optimasi hasil simulasi
Target? dengan mengubah
parameter antena
kemudian simulasikan
Ya kembali
Selesai
1. Menjalankan program CST Studio Suite dengan cara mengklik create project
2. Memilih MW & RF & Optical lalu pilih antenna dengan cara mengklik tab antenna
lalu klik tab next
3. Memilih jenis antenna (plannar) yang akan dibuat. Dengan mengklik tab Planar(Patch, Slot,
etc.) lalu pilih next untuk melanjutkan
4. Pilih solver yang akan dibuat dengan cara mengklik tab Time Domain
20
5. Atur unit ukuran yang akan dipakai saat membuat antenna yang kita inginkan
Gambar 3.7. Tampilan untuk memilih dan mengatur unit kerja yang diinginkan
6. Atur frekuensi kerja yang diingikan dengan memasukkan rentang frekuensi maksimal dengan
rentang frekuensi minimum, sehingga didapatkan frekuensi kerja yag diinginkan.
21
Gambar 3.9. Tampilan membuat template nama dan setting yang sudah dipillih
8. Kemudian akan muncul lembar kerja baru. Lalu ubah pandangan lembar kerja menjadi
Front. Dengan mengklik select view lalu klik Front
22
11. Menginput nilai parameter ke dalam kolom Parameter List sesuai dengan hasil
perhitungan
12. Bagian mikrostrip yang terlebih dahulu dibuat ialah bagian substrat, yaitu dengan
membuat bentuk Brick sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
24
14. mengatur permukaan koordinat ke bagian depan dengan memilih menu WCS kemudian
pilih Align WCS, atau bisa dilakukan dengan langsung menekan tombol w
25
15. klik pick face dengan menglik tab Picks lalu mucul subtab dan pilih Pick Face
16. lalu klik dua kali pada bagian belakang PCB untuk membuat groundplane
26
17. lalu klik tab extrude, yang ada pada menu Modeling
18. lalu masukkan bahan material yaitu cooper annalead dan inggi sebesar 0.1. lalu mengklik tab ok
27
20. lalu atur tampilan PCB ke bagian depan dengan memilih Front
28
24. Lalu masukkan parameter pencatu dan masukkan material menjadi Cooper(annalead)
26. Lalu masukkan parameter patch antenna dan ubah materialnnya ke cooper(annalead)
27. Lalu klik boolean untuk menggabungkan patch dan pencatu dan klik add
Gambar 3.29 ikon boolean untuk menyatukan patch dan saluran pencatu
32
28. Lalu klik pada patch dan saluran pencatu nya untuk menggabungkannya
29. Ubah tampilan PCB menjadi bagian bottom untuk membuat bagian port
Gambar 3.34 klik ikon waveguade port untuk membuat port antena
34. Masukkan rentang frekuensi yang diinginkan dengan meng-klik frequency dan klik OK
Gambar 3.36 klik ikon frequency range setting untuk memberi nilai range dari frekuensi yang
diinginkan
39. Klik Time Domain Solver Parameters lslu atur menjadi -30.0 dB dan klik Start
40. Setelah disimulasikan klik S-Parameters pada Navigation Tree untuk melihat S-parameters
41. Lalu klik VSWR pada Navigation Tree untuk melihat VSWR pada antenna
42. Lalu untuk melihat farfield dam bentuk 3D. klik Farfield pada Navigation Tree lalu klik 3D pada
bagian farfield Port
43. Klik kanan pada tampilan farfield lalu pilih Fafrfield Port Properties
44. Pada tampilan window farfield port, pada tab Plot Mode pilih Gain (EEE)
46. Klik kanan lalu muncul window farfield plot pada tab general di plot type klik polar lalu klik OK
47. Berikut hasil tampilan Polaradiasi dari antenna yang telah kami simulasi.
Gambar 3.49 tampilan bentuk polaradiasi dari antena yang telah disimulasi
42
48. Berikut merupakan hasil tampilan VSWR dari antena mikrostrip yang telah kami simulasikan
49. Berikut merupakan hasil dari S-Parameters dari antena mikrostrip yang telah kami
simulasikan
Optimasi 1
1. Menmperbaiki nilai return loss, yaitu dengan menguba nilai parameter pada lebar
saluran transmisi (Wo) terlebih dahulu. Memilih menu Solve pilih Transient
Solver, kemudian pilih Par. Sweep.
Gambar 3.51 jendela time domain solver untuk melaukan optimasi manual dengan memilih par.
sweep
44
2. Berdasarkan hasil parameter sweep diatas, didapat nilai terbaik pada Curve
25 yaitu dengan ukuran Ws = 36.4 mm dan Ls = 55.32 mm. Kemudian
mengubah parameter Ws dan Ls pada kolom Parameter List, kemudian
tekan f7.
Hasil optimasi 1
Setelah dilakukan optimasi manual seperti langkah diatas, kemudian didapat hasil S-
parameter,VSWR,dan parameter antena lainnya yang lebih baik dari sebelumnya dan
mendekati nilai yang kami inginkan dengan uraian seperti gambar dibawah ini
7. Untuk melihat gain dan bentuk 3D dari polaradiasi antena klik ikon 3D pada
farfields
Optimasi kedua
Setelah dilakukan optimasi pertama namun hasilnya tidak sesuai yang diharapkan
karena frekuensi kerja belum seperti yang kami inginkan yaitu 2.4 Ghz,kami baru
mendapatkan frekuensi 24.072
10. Berikut merupakan hasil dari VSWR hasil optimasi kedua dengan klik 1D
result dan pilih VSWR
12. Untuk melihat gain dan bentuk 3D dari polaradiasi antena klik ikon 3D pada
farfields
BAB IV
Perancangan antenna mikrostrip patch sirkular untuk aplikasi WLAN ini bekerja pada
frekuensi 2,4 Ghz dibuat menggunakan bahan FR-4(lossy) dengan konstatnta dielektrik yaitu
4,4 dengan menggunakan software simulasi CST Suite Studio 2014. Dari hasil simulasi yang
telah dilakukan dan telah melewati optimasi secara manual selama 1 kali didapatkan hasil
seperti dibawah ini :
VSWR = 1,003030
S-PARAMETER = -56,378 dB
POLARADIASI = Unidirectional
GAIN = 4,165 dB
DIRECTIVITY = 5,514 dB
Dari hasil simulasi berdasar perhitungan perancangan ternyata belum bisa mendapatkan hasil
yang ideal, pada perancangan awal didapat dari perhitungan radius patch sebesar 17.4513
mm, lebar saluran pencatu sebesar 16.49 dan panjang saluran pencatu sebesar 3.18 mm dan
setelah melihat hasil simulasi ternyata antenna tidak tepat bekerja pada frekuensi 2,4 GHz
melainkan berada pada frekuensi 2.3498 GHz Serta VSWR Antenna sebesar -3.620 sebelum
dilakukan optimasi.
Namun setelah dilakukan optimasi secara manual maka dirubah besar lebar saluran pencatu,
panjang saluran pencatu, dan radius patch agar frekuensi kerja dan VSWR berubah sesuai
yang diinginkan.
51
BAB V
KESIMPULAN
Dari perancangan antena microstrip triangular yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan
sebagai berikut :
Dari perancangan berdasarkan perhitungan hasil yang diinginkan tidak sesuai
sehingga perlu dilakukan optimasi
Antena dapat bekerja dengan baik setelah dilakukan optimasi pada frekuensi yang
sudah ditentukan yaitu sebesar 2,4 GHz dan dihasilkan VSWR sebesar 1.003030
Didaptkan pula return loss yang sesuai (S-Parameter) yaitu sebesar -56.378 dB
Sesuai dengan fungsi dari antenna Mikrostrip ini yaitu sebagai penerima dan
pengirim sinyal WLAN maka dihasilkan pola radiasi Unidirectional
Software yang digunakan yaitu CST dapat berfungsi dengan baik dalam
perancangan antenna microstrip patch circular ini.
52
DAFTAR PUSTAKA