MAKALAH
MAKALAH
USWATUN HASANAH
SEPTIAN AMARULLAH
SITI NURJANAH
RISTA SILVIA
SITI HAPIDOH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah yang lebih baik secara konstitusional. Adanya
perubahan kehidupan dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, dan budaya yang lebih baik,
demokratis berdasarkan prinsip kebebasan, persamaan, dan persaudaraan.
Gerakan reformasi lahir sebagai jawaban atas krisis yang melanda berbagai segi kehidupan.
Krisis multidimensional yang meliputi krisis politik, ekonomi, hukum, sosial, dan lain sebagainya
merupakan faktor yang mendorong lahirnya gerakan reformasi. Bahkan, krisis kepercayaan telah
menjadi salah satu indikator yang menentukan.
Dengan semangat reformasi, rakyat Indonesia menghendaki adanya pergantian
kepemimpinan nasional sebagai langkah awal menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan
makmur. Pergantian kepemimpinan nasional diharapkan dapat memperbaiki kehidupan politik,
ekonomi, hukum, sosial, dan budaya. Indonesia harus dipimpin oleh orang yang memiliki
kepedulian terhadap kesulitan dan penderitaan rakyat.
Dalam makalah ini, kami membahas tentang politik dan ekonomi yang berkembang pada
masa reformasi sebagai bentuk perbandingan dari masa sebelumnya, yaitu orde baru, sehingga
dapat memunculkan pandangan pandangan yang dapat menjadi acuan sebagai generasi muda
yang akan meneruskan estafet kepemimpinan bangsa.
BAB II
ISI
2.1 Periode Akhir Orde Baru
Orde baru berjalan hampir selama tiga decade, akan tetapi mulai goyah memasuki
akhir decade 1990-an. Pemerintahan Orde Baru tidak mampu menghadapi krisis
multidimensional yang berlangsung sejak 1997.
a. Krisis Moneter
Pada awal tahun 1997 krisis moneter melanda Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Pada awal Juli 1997 rupiah Indonesia berada pada posisi nilai tukar Rp 2.500,00/US$ dan
terus mengalami kemerosotan hingga 9%. Bank Indonesia pun tidak mampu membendung
rupiah yang kian merosot hingga RP 17.000,00/US$. Kondisi ini berdampak pada jatuhnya
bursa saham Jakarta, bangkrutnya perusahaan perusahaan besar di Indonesia, dan
likuidasi beberapa bank nasional.
Dalam situasi ini, Presiden meminta bantuan kepada IMF. IMF bersedia
mengucurkan dana kepada Indonesia dengan syarat Indonesia mencabut bantuan dana
untuk subsidi bahan pokok, listrik, BBM, dan menutup enam belas bank swasta. Saat krisis
memanas, muncul ketegangan ketegangan masyarakat yang menunjukkan krisis sosial,
seperti kerusuhan anti-Tionghoa di sejumlah kota karena dianggap mendominasi
perekonomian Indonesia, serta kerusuhan dan penjarahan.
b. Krisis Ekonomi
Munculnya krisis moneter sejak 1997 berdampak pada perekonomian dan dunia
usaha. Sejumlah perusahaan bangkrut, sehingga menyebabkan terjadinya pemutusan
hubungan kerja (PHK) besar besaran. Hal ini mengakibatkan lonjakan ke level yang
belum pernah tercapai sejak tahun 1960-an, yaitu sekitar 20 juta atau lebih dari 20%
angkatan kerja. Akibat PHK dan naiknya harga berang dengan cepat, jumlah penduduk di
bawah garis kemiskinan mencapai 50% dari total penduduk
c. Krisis Politik
Setelah pelaksanaan pemilu 1997 perhatian asyarakat tertuang pada Sidang Umum
MPR pada bulan Maret 1998 yang menetapkan kembali Soeharto sebagai presiden untuk
masa jabatan 1998-2003 dengan B.J. Habibie sebagai wakilnya. Tanggal 10 Maret 1998
pidato pertanggungjawaban Presiden Soeharto diterima oleh MPR. Selanjutnya, pada 12
Maret 1998 Presiden Soeharto kembali dilantik sebagai presiden dan B.J. Habibie sebagai
wakilnya.
Pada hari yang sama muncul gerakan mahasiswa dan masyarakat yang menolak
pelantikan Soeharto sebagai presiden untuk ketujuh kalinya. Tuntutan mahasiswa dan
masyarakat ini dilatarbelakangi oleh banyaknya penyimpangan dalam bidang politik
sebagai berikut.
d. Krisis Hukum
Pada masa Orde Baru, hukum sering dijadikan alat pembenarn atas kebijakan
penguasa. Banyak rekayasa dalam proses peradilan. Oleh karena itu, seseorang yang
dianggap bersalah dapat bebas dari hukuman dan seseorang yang tidak bersalah masuk
penjara. Akibat penyimpangan tersebut, masyarakat menghendaki reformasi dalam bidang
hukum untuk meluruskan masalah pada posisi sebenarnya.
e. Krisis Kepercayaan
Munculnya krisis kepercayaan disebabkan oleh adanya penyimpangan demokrasi
pada masa pemerintahan Orde Baru. Situasi tersebut diperparah dengan banyaknya
anggota pemerintahan yang melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Krisis
ekonomi, politik, dan hukum menambah ketidakpercayaan masyarakat terhadap
pemerintah Orde Baru. Krisis kepercayaan ini juga semakin bertambah saat empat
Mahasiswa Universitas Trisakti tewas tertembak oleh keamanan saat proses demonstrasi,
sehingga masyrakat menganggap pemerintah Orde Baru telah melakukan pelanggaran
HAM.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Reformasi merupakan gerakan moral untuk menjawab ketidakpuasan dan
keprihatinan atas kehidupan politik, ekonomi, hukum, dan sosial. Reformasi bertujuan
untuk menata kembali kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang lebih baik
berdasarkan nilai nilai luhur Pancasila. Dengan demikian, hakikat gerakan reformasi
bukan untuk menjatuhkan pemerintahan orde baru, apalagi untuk menurunkan Soeharto
dari kursi kepresidenan. Namun, karena pemerintahan orde baru pimpinan Soeharto
dipandang tidak mampu mengatasi persoalan bangsa dan negara, maka Soeharto diminta
untuk
mengundurkan secara legawa dan ikhlas demi perbaikan kehidupan bangsa dan Negara
Indonesia yang akan datang.
Demi mewujudkan tujuan Negara dan cita cita reformasi yang telah banyak
menimbulkan korban baik harta maupun jiwa, kita sebagai pelajar Indonesia wajib
menjaga kelangsungan reformasi agar berjalan sesuai dengan harapan para pahlawan
reformasi yang telah gugur mendahului kita.
3.2 Saran
Dengan adanya jaminan dalam melakukan kebebasan berpendapat diharapkankan
masyarakat Indonesia mampu menyampaikan hal-hal yang menjadi aspirasi demi
membangun bangsa dan Negara di segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, sehingga mampu bersaing dengan negara negara maju lainya.
Kebebasan berpendapat melalui berbagai media yang bertujuan sebagai sarana
yang menghubungkan antara pemerintah dan masyarakat diharapkan agar tidak
disalahgunakan dengan penyampaian yang berlebihan dan tidak bertanggungjawab
sehingga berpotensi memicu terjadinya kesalahpahaman pada pihak pihak tertentu.
THANK YOU
KELOMPOK 4