Anda di halaman 1dari 16

SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI

1. Periode Pra berdirinya Psikologi


Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung
karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental
tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan
sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Bahkan sebelum
Wundt mendeklarasiikan laboratoriumnya tahun 1879 yang dipandang sebagai kelahiran psikologi
sebagai ilmu pandangan tentang manusia dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Dapat dikatakan
bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelekstual di Eropa, dan mendapatkan bentuk
pragmatisnya di benua Amerika.
Berdasarkan pandangan tersebut, bagian Sejarah Psikologi ini akan dibagi ke dalam beberapa periode
dengan berbagai tokohnya.

2. Psikologi sebagai Ilmu yang Otonom

Pada akhir abad ke-19 terjadilah babak baru dalam sejarah Psikologi. Pada tahun 1879, Wilhem Wundt
(Jerman, 1832-1920) mendirikan laboratorium Psikologi pertama di Leipzig yang menandai titik awal
Psikologi sebagai suatu ilmu yang berdiri sendiri. Sebagai tokoh Psikologi Eksperimental, Wundt
memperkenalkan metode Introspeksi yang digunakan dalam eksperimen-eksperimennya. Ia dikenal
sebagai tokoh penganut Strukturalisme karena ia mengemukakan suatu teori yang menguraikan struktur
dari jiwa. Wundt percaya bahwa jiwa terdiri dari elemen-elemen (Elementisme) dan ada mekanisme
terpenting dalam jiwa yang menghubungkan elemen-elemen kejiwaan satu sama lainnya sehingga
membentuk suatu struktur kejiwaan yang utuh yang disebut asosiasi. Oleh karena itu, Wundt juga
dianggap sebagai tokoh Asosianisme.

Edward Bradford Titchener (1867-1927) mencoba menyebarluaskan ajaran-ajaran Wundt ke Amerika.


Akan tetapi, orang Amerika yang terkenal praktis dan pragmatis kurang suka pada teori Wundt yang
dianggap terlalu abstrak dan kurang dapat diterapkan secara langsung dalam kenyataan. Mereka
kemudian membentuk aliran sendiri yang disebut Fungsionalisme dengan tokoh-tokohnya antara lain:
William James (1842-1910) dan James Mc Keen Cattel (1866-1944). Aliran ini lebih mengutamakan fungsi-
fungsi jiwa dari pada mempelajari strukturnya. Ditemukannya teknik evaluasi psikologi (sekarang psikotest)
oleh Cattel merupakan bukti betapa pragmatisnya orang-orang Amerika.
Meskipun sudah menekankan pragmatisme, namun aliran Fungsionalisme masih dianggap terlalu abstrak
bagi segolongan sarjana Amerika. Mereka menghendaki agar Psikologi hanya mempelajari hal-hal yang
benar-benar objektif saja. Mereka hanya mau mengakui tingkah laku yang nyata (dapat dilihat dan diukur)
sebagai objek Psikologi (Behaviorisme). Pelopornya adalah John Broades Watson (1878-1958) yang
kemudian dikembangkan oleh Edward Chase Tolman (1886-1959) dan B.F. Skinner (1904).
Selain di Amerika, di Jerman sendiri ajaran Wundt mulai mendapat kritik dan koreksi-koreksi. Salah
satunya dari Oswald Kulpe (1862-1915), salah seorang muridnya yang kurang puas dengan ajaran Wundt
dan kemudian mendirikan alirannya sendiri di Wurzburg. Aliran Wurzburg menolak anggapan Wundt
bahwa berpikir itu selalu berupa image (bayangan dalam alam pikiran). Kulpe berpendapat, pada tingkat
berpikir yang lebih tinggi apa yang dipikirkan itu tidak lagi berupa image, tapi ada pikiran yang tak
terbayangkan (imageless thought).

Di Eropa muncul juga reaksi terhadap Wundt dari aliran Gestalt. Aliran Gestalt menolak ajaran
elementisme Wundt dan berpendapat bahwa gejala kejiwaan (khususnya persepsi, yang banyak diteliti
aliran ini) haruslah dilihat sebagai suatu keseluruhan yang utuh (suatu gestalt) yang tidak terpecah dalam
bagian-bagian. Diantara tokohnya adalah Max Wertheimer (1880-1943), Kurt Koffka (1886-1941),
Wolfgang Kohler (1887-1967) .Di Leipzig, pada tahun 1924 Krueger memperkenalkan istilah Ganzheit
(berasal dari kata da Ganze yang berarti keseluruhan). Meskipun istilah Ganzheit masih dianggap sama
dengan istilah Gestalt dan aliran ini sering tidak dianggap sebagai aliran tersendiri, namun menurut
tokohnya, Krueger, Ganzheit tidak sama dengan Gestalt dan merupakan perkembangan dari psikologi
Gestalt. Ia berpendapat bahwa psikologi Gestalt terlalu menitikberatkan kepada masalah persepsi objek,
padahal yang terpenting adalah penghayatan secara menyeluruh terhadap ruang dan waktu, bukan
persepsi saja atau totalitas objek-objek saja.

Perkembangan lebih lanjut dari psikologi Gestalt adalah munculnya Teori Medan (Field Theory) dari Kurt
Lewin (1890-1947). Mulanya Lewin tertarik pada faham Gestalt, tetapi kemudian ia mengeritiknya karena
dianggap tidak adekuat. Namun demikian, berkat Lerwin, sebagai perkembangan lebih lanjut di Amerika
Serikat lahir aliran Psikologi Kognitif yang merupakan perpaduan antara aliran Behaviorisme yang tahun
1940-an sudah ada di Amerika dengan aliran Gestalt yang dibawa oleh Lewin. Aliran psikologi Kognitif
sangat menitikberatkan proses-proses sentral (seperti sikap, ide, dan harapan) dalam mewujudkan tingkah
laku. Secara khusus, hal-hal yang terjadi dalam alam kesadaran (kognisi) dipelajari oleh aliran ini sehingga
besar pengaruhnya terutama dalam mempelajari hubungan antar manusia (Psikologi Sosial). Diantara
tokohnya adalah F. Heider dan L. Fertinger.Akhirnya, lahirnya aliran Psikoanalisa yang besar pengaruhnya
dalam perkembangan psikologi hingga sekarang, perlu mendapat perhatian khusus. Meskipun peranan
beberapa dokter ahli jiwa (psikiater), seperti Jean Martin Charcot (1825-1893) dan Pierre Janet 1859-1947)
tidak kurang pentingnya dalam menumbuhkan aliran ini, namun Sigmund Freud-lah (1856-1939) yang
dianggap sebagai tokoh utama yang melahirkan Psikoanalisa. Karena Psikoanalisa tidak hanya berusaha
menjelaskan segala sesuatu yang tampak dari luar saja, tetapi secara khusus berusaha menerangkan apa
yang terjadi di dalam atau di bawah kesadaran manusia, maka Psikoanalisa dikenal juga sebagai
Psikologi Dalam (Depth Pshology).

3. Perkembangan Psikologi Modern


Sejarah Perkembangan Psikologi mengenai pendapat-pendapat para tokoh-tokoh sejarah ilmu jiwa yang
mengungkapkan tentang ilmu kejiwaanya. Seperti yang telah diketahui dimana sejarah telah membawa kita
kedalam masa yang modrn seperti pada saat ini. Terbentuknya perkembangan psikologi modern yang
tidak terlepas dari pengaruh tokoh-tokoh aliran psikologi yang muncul mulai abad ke 20. Beberapa para
ilmuan biologi dan fisika mempunyai minat untuk mempelajari dan mengembangkan ilmu jiwa menurut
prosedur ilmiyah modern. Bukti dari mempelajari ilmu jiwa maka muncul beberapa aliran yaitu
Strukturalisme sebagai pemula yang mengangkat psikologi sebagai disiplin ilmu yang otonom, dengan
didirikan laboratorium psikologi yang pertama dengan menggunakan prosedur penelitian. Dan terjadi pro
dan kontra karena banyak pendapat yang munculan membentuk aliran-aliran psikologi lainya seperti:

-Fungsionalisme
-Behaviorisme
-Gestaltpsychology
-Psychoanalyticpsychology
-Humanisticpsychology
Keenam aliran tersebut yang memperkaya dan memperlengkap ilmu pengetahuan psikologi modern.
Berikut ini akan diuraikan secara berturut-turut untuk mengetahui bagaimana konsep-konsep
pandangannya.

a.Strukturalisme
Psikologi muncul dan berkembang mulai tahun 1879 yaitu setelah didirikan laboratorium psikologi yang
pertama di Leipzig oleh Wilhem Wundt yang dikenal sebagai bapak pendiri psikologi. Dalam laboratorium
ini Wundt mempelajari dan meneliti jiwa lebih langsung dari filosof-filosof dan meniru kemajuan yang telah
dicapai dalam ilmu pengetahuan lainnya. Dengan menggunakan metode introspeksi secara eksperimental
mencoba melakukan penelitian yang dilakukan secara analisa elementer untuk menentukan pengalaman
kesadaran dengan menganalisa ke dalam unsur-unsurnya. Terbentuknya aliran ini didasari pada pendapat
bahwa psikologi sudah seharusnya mempelajari jiwa dari segi unsur-unsurnya dimana jiwa tersebut
tersusun. Helmhotz yang telah melatih Wundt dalam penelitian psikologi secara eksperimen dari Inggris.
Selain Wundt tokoh strukturalisme adalah Titchener, yang telah membawa paham strukturalisme Wundt
dan menyebarkan paham tersebut di Amerika Serikat. Paham dan pandangan psikologi Wundt jug
dikembangkan oleh murid-muridnya seperti Mc. Keen Cattel, Hugo Munsterberg dan psikiater Kraeplin
seperti yang telah diuraikan dalam sejarah.

b. Fungsionalisme
Seorang tokoh psikologi Amerika dan pelopor aliran fungsionalisme yaitu Wiliam James (1842-1910), telah
beranggapan bahwa pendapat Wundt dan pendapatnya telah keliru dan sesat apabila mengambil sasaran
penelitian / percobaan psikologinya untuk menemukan struktur dari pada pengalaman kesadaran manusia.
James berpendapat pengalaman kesadaran itu hakekatnya adalah suatu peristiwa atau proses bukan
diuraikan unsur-unsurnya. Aliran ini juga merumuskan jiwa adalah pemelihara kelangsungan hidup
sesorang dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya. Aliran fungsionalisme memandangnya secara
dinamis yaitu sebagai proses mental yang terjadi dalam suatu aktivitas psikologi tujuan dan fungsi. Tokoh-
tokoh yaitu John Dewey (1859-1952), James Mc Kenn Cattel (1866-1944), E.L. Trondike (1874-1949), dan
R.S.Woodworth (1969-1962).

c. Behaviorisme
Perkembangan aliran behaviorisme termasuk gerakan/alairan psikologi yang kuat dan berpengaruh. Tokoh
pendirinya adalah John B. Waston (1878-1958). Aliran ini menghimbau agar psikologi tidak memusatkan
perhatiannya untuk mempelajari gejala-gejala kesadaran atau dibawah sadar, tetapi sesuai dengan
tugasnya psikologi harus berupaya meramalkan apa yang sebenarnya yang mennjadi sasaran / tujuan
tingkah laku dan berusaha bagaimana agar orang dapat mengendalikan tingkah laku tersebut, tepatnya
ilmu pasti. Tokoh psikologi B. F. Skinner menyatakan lingkungan merupakan kunci penyebab terjadinya
tingkah laku. Untuk dapat memahami tingkah laku manusia kita harus perhatikan lingkungan individu
terhadap individu sebelum dan sesudah ia memberikan respon.

d. Gestalt Psychology
Aliran ini merupakan suatu protes terhadap pandangan strukturalisme. Pemikiran tentang gestalt ini
ditemukan oleh MaX Werthiemer (1880-1943) seorang psikolog Jerman. Gestalt berarti bentuk, pola
keseluruhan, dasarnya adalah unit (kesatuan) sedangkan alatnya yang dijadikan dasar adalah persepsi
(pengamatan/ penalaran). Para psikologi ini kebanyakan perhatian/studinya ditujukan kepada prinsip-
prinsip dasar penyelenggaraan proses pengamatan. Pemuka yang lain adalah Kurt Koffka (1886-1941),
Wolfgang Kohler (1886-1967).

e. Psychanalytic psychology
Aliran ini muncul pada tahun 1900 dan aliran ini muncul pandangan psikologi yang dikembangkan melalui
dasar-dasar tinjauan klinis-psikiatris oleh aliran psikoanalisa yang dipelopori oleh Sigmund Freud seorang
Psikiater Australia. Pengobatan dilakukan melalui kejadian-kejadian yang dialami pasien yang mengalami
gangguan kejiwaan, disinilah teori kepribadian dan suatu pendekatan psikoterapi dikarenakan mental
manusia itu berbeda.

f. Humanistic Psychology
Aliran humanisme sebagai bantahan dan kurangnya aliran behaviorisme dan psikoanalisa. Aliran
humanisme ini pada dasarnya mengakui bahwa pengalaman dan masa lalu itu mempengaruhi kepribadian,
tetapi harus diakui pentingnya kedudukan free will yaitu dasar kemauan bebas manusia untuk membuat
keputusan bagi dirinya untuk menentukan dirinya sendiri. Aliran ini tidak menggunakan eksperimen
dilaboratorium seperti penelitian dengan mengawasi tingkah laku dan perkembangan pada binatang akan
tetapi humanisme lebih menekankan pentingnya peran factor suyektif seperti : gambaran dari seseorang,
penilaian diri dan kerangka sasaran atau cita-cita ideal.
Ke enam aliran yang telah diuraikan diatas menjadi konsep yang selalu digunakan para psikologi sampai
saat ini untuk meneliti/mengamati jiwa manusia. Para psikologi saat ini tidak menganut aliran karena
mereka mengembangkan dan mengguanakan teori psikologi yang lebih objektif dari aliran tersebut, saling
melengkapi, dan saling menyempurnakan satu sama lian.

4. Fungsi Psikologi
Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:
Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya
penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif
Memprediksikan, Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah
laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi
Pengendalian, Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa
tindakan yang sifatnya preventif atau pencegahan, intervensi atau treatment serta rehabilitasi atau
perawatan.
Psikologi sangat sangat berperan dalam berbagai aspek kehidupan sehingga psikologi mampunyai banyak
fungsi mempelajari psikologi, diantaranya:
-untuk memperoleh pengetahuan tentang perilaku, kodrat, tabiat atau pribadi manusia sehingga berbagai
masalah sosial akan dapat dipecahkan dengan berbekal ilmu psikologi tersebut.
-dengan psikologi kita dapat lebih mengenal siapakah aku dan orang lain sehingga kita dapat bergaul dan
menyesuailkan diri dengan orang lain.
-psikologi sangat dibutuhkan oleh mereka yang dalam kehidupannya selalu berhubungan dengan orang
lain.
-dengan mempelajari psikologi, berarti ada usaha untuk mengenal da memahami manusia sehingga kita
dapat menguraikan dan menggambarkan tingkah laku dan kepribadian manusia beserta aspek-aspeknya.
Sumber : http://vijaymorales.blogspot.co.id/2011/04/sejarah-perkembangan-psikologi.html
PSIKOLOGI UMUM DAN PERKEMBANGAN

A. Pengertian Psikologi
Ilmu Pengetahuan yang mempelajari tingkah laku atau kegiatan psikis individu dalam hubungannya
dengan lingkungan
B. Tujuan mempelajari Psikologi
Dapat memiliki tiga kemampuan dasar:
1. Understanding : memiliki pengetahuan tentang konsep-konsep dan prinsip-prinsip
psikilogi yang umumnya mendasari tingkah laku.
2. Predicting: Berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya, diharapkan mampu
mendeteksi permasalahan-permasalahan psikologis yang terjadi di
lapangan pendidikan.
3. Controlling : mampu menguasai dirinya dan terampil mengatasi permasalahan
kependidikan dengan Psikologis.
C. Fungsi psikologi sebagai ilmu
Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:
* Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya
penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif.
* Memprediksikan, Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa
tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi.
* Pengendalian, Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya
berupa tindakan yang sifatnya preventif atau pencegahan, intervensi atau ''treatment'' serta rehabilitasi
atau perawatan.
D. Cabang-Cabang Psikologi
1. Psikologi Teoritis 3. Psikologi Terapan
2. Psikologi Empiris -Psikologi Pendidikan
- Psikologi Umum -Psikologi Perusahaan.
- Psikologi Khusus -Psikologi Medis
-Psikologi Sosial -Psikologi Kriminal.
-Psikologi Deferensial. -Psikologi Klinis.
-Psikologi Tipology
-Psikologi Perkembangan.
-Psikologi Dinamika
-Psikologi Bangsa.
-Psikologi Hewan.
E. Metode Psikologi
Beberapa metodologi dalam psikologi, di antaranya sebagai berikut :
Metodologi Eksperimental
Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium dengan mengadakan berbagai eksperimen. Peneliti
mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan melakukan
apa pada sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian, seberapa sering melakukan
penelitiannya, dan sebagainya.
Observasi Ilmiah
Pada observasi ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak dengan sengaja. Melainkan
dengan proses ilmiah dan secara spontan. Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada tingkah laku
yang lain, misalnya saja : tingkah laku orang-orang yang berada di toko serba ada, tingkah laku
pengendara kendaraan bermotor dijalan raya, tingkah laku anak yang sedang bermain, perilaku orang
dalam bencana alam, dan sebagainya.
Sejarah Kehidupan
Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk lebih mengetahui jiwa
orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas mungkin
diketahui bahwa dia bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil memang dibidang musik sehingga
dia tidak cukup serius untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya.
Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang diperiksa. Agar orang diperiksa itu dapat
menemukan isi hatinya itu sendiri, pandangan-pandangannya, pendapatnya dan lain-lain sedemikian rupa
sehingga orang yang mewawancarai dapat menggali semua informasi yang dibutuhkan.
Angket
Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah di susun secara tertulis
pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang diwawancarai tinggal membaca pertanyaan yang
diajukan, lalu menjawabnya secara tertulis pula. Jawaban-jawabannya akan dianalisis untuk mengetahui
hal-hal yang diselidiki.
Pemeriksaan Psikologi
Dalam bahasa populernya pemeriksaan psikologi disebut juga dengan psikotes.Metode ini menggunakan
alat-alat psikodiagnostik tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah
terlatih. alat-alat itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui taraf kecerdasan
seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang
yang diperiksa itu.
.Metode dan sumber memperoleh data
1. Metode Observasi. 3. Metode Klinis
a.Metode Introspeksi (Retrospeksi) 4. Metode Eksperimen
b.Metode Instrospeksi eksperimental. a. Metode Eksperimen.
c.Metode Ekstrospeksi b. Metode Tes
2. Metode Pengumpulan
a.Metode Pengumpulan material.
b.Metode Biografi dan otobiografi
c.Metode Angket.
F. Pendekatan Psikologi
Pendekatan perilaku
Menurut pendekatan behaviorisme /perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon atas
rangsang/stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S - R atau suatu
kaitan Stimulus - Respon. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali.
Pendekatan ini dipelopori oleh J.B. Watson kemudian dikembangkan oleh banyak ahli, seperti B.F.Skinner,
dan melahirkan banyak sub-aliran.
Pendekatan kognitif
Pendekatan psikologi kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, dimana
individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi stimulus
sebelum melakukan reaksi. Jika dibuatkan model adalah sebagai berikut S - O - R. Individu menerima
stimulus lalu melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang.
Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud. Ia meyakini bahwa kehidupan individu
sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang
tidak disadari, seperti keinginan, impuls, atau motivasi/dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan
akan tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan.
Pendekatan fenomenologi
Pendekatan psikologi humanistic/fenomenologi ini lebih memperhatikan pada pengalaman
subyektif individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu terhadap diri dan
dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan segala hal yang menyangkut kesadaran
atau aktualisasi diri nya. Ini berarti melihat tingkah laku seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena
tentang dirinya.
G. Kajian psikologi
Psikologi adalah ilmu yang luas dan ambisius, dilengkapi oleh biologi dan ilmu saraf pada perbatasannya
dengan ilmu alam dan dilengkapi oleh sosiologi dan anthropologi pada perbatasannya dengan ilmu sosial.
Beberapa kajian ilmu psikologi diantaranya adalah:
1. Psikologi perkembangan
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari perkembangan manusia dan faktor-faktor yang
membentuk prilaku seseorang sejak lahir sampai lanjut usia. Psikologi perkembangan berkaitan erat
dengan psikologi sosial, karena sebagian besar perkembangan terjadi dalam konteks adanya interaksi
sosial. Dan juga berkaitan erat dengan psikologi kepribadian, karena perkembangan individu dapat
membentuk kepribadian khas dari individu tersebut
2. Psikologi sosial
Bidang ini mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu :
:* studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya : studi tentang
persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat)
:* studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial,
perilaku meniru dan lain-lain
:* studi tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi hubungan
kekuasaan, kerja tim kerjasama dalam kelompok, dan persaingan.
3. Psikologi kepribadian
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, psikologi kepribadian berkaitan erat dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial,
karena kepribadian adalah hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan bagaimana cara
individu itu sendiri dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya.
4. Psikologi kognitif
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari kemampuan kognisi, seperti: Persepsi, proses belajar,
kemampuan memori, atensi, kemampuan bahasa dan emosi.
H. Manusia sebagai obyek Psikologi
Firman Allah Q.S.At Tin 4-6)
1. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya .
2. Kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi
mereka pahala yang tiada putus-putusnya.

Manusia disebut:
1.Homo Educandum
2.Homo Estetika
3.Homo Socius
4.Homo Sapiens
5.Homo Homini Lupus
6.Homo Religius
I. Psikologi sebagai ilmu pengetahuan
Walaupun sejak dulu telah ada pemikiran tentang ilmu yang mempelajari manusia dalam kurun waktu
bersamaan dengan adanya pemikiran tentang ilmu yang mempelajari alam, akan tetapi karena kerumitan
dan kedinamisan manusia untuk dipahami, maka psikologi baru tercipta sebagai ilmu sejak akhir 1800-an
yaitu sewaktu Wilhem Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama didunia.
Laboratorium Wundt:
Pada tahun 1879 Wilhem Wundt mendirikan laboratorium Psikologi pertama di ''University of Leipzig'',
Jerman. Ditandai oleh berdirinya laboratorium ini, maka metode ilmiah untuk lebih mamahami manusia
telah ditemukan walau tidak terlalu memadai. dengan berdirinya laboratorium ini pula, lengkaplah syarat
psikologi untuk menjadi ilmu pengetahuan, sehingga tahun berdirinya laboratorium Wundt diakui pula
sebagai tanggal berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan.
Berdirinya Aliran Psikoanalisa:
Semenjak tahun 1890an sampai kematiannya di 1939, dokter berkebangsaan Austria bernama Sigmund
Freud mengembangkan metode psikoterapi yang dikenal dengan nama psikoanalisis. Pemahaman Freud
tentang pikiran didasarkan pada metode penafsiran, introspeksi, dan pengamatan klinis, serta terfokus
pada menyelesaikan konflik alam bawah sadar, ketegangan mental, dan gangguan psikis lainnya.
J. Sejarah Psikologi
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Bahkan sebelum
Wilhelm Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya tahun 1879, yang dipandang sebagai kelahiran psikologi
sebagai ilmu. pandangan tentang manusia dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Dapat dikatakan
bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk
pragmatisnya di benua Amerika.

Ilmu Jiwa Ketika masih cabang Filsafat Psikologi Ilmu yang otonom
-Memisahkan jiwa dan raga. Tidak memisahkan jiwa dan raga
-Jiwa tidak berubah Jiwa merupakan 1 kesatuan.
-Jiwa menjadi daya-daya - W. Wundt
- Plato. - S. Freud
- Aristoteles - Alfred adler
- Descartes - CG. Jung
- John Locke
K. Wilayah Terapan Psikologi
Wilayah terapan psikologi adalah wilayah-wilayah dimana kajian psikologi dapat diterapkan. walaupun
demikian, belum terbiasanya orang-orang Indonesia dengan spesialisasi membuat wilayah terapan ini
rancu, misalnya, seorang ahli psikologi pendidikan mungkin saja bekerja pada sebuah perusahaan, atau
sebaliknya.
1. Psikologi sekolah
Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan
kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Yang bertujuan untuk membentuk mind set anak
2. Psikologi industri dan organisasi
Psikologi industri memfokuskan pada menggembangan, mengevaluasi dan memprediksi kinerja suatu
pekerjaan yang dikerjakan oleh individu, sedangkan psikologi organisasi mempelajari bagaimana suatu
organisasi memengaruhi dan berinteraksi dengan anggota-anggotanya
3. Psikologi kerekayasaan
Penerapan psikologi yang berkaitan dengan interaksi antara manusia dan mesin untuk meminimalisasikan
kesalahan manusia ketika berhubungan dengan mesin (''human error'')
4. Psikologi klinis
Adalah bidang studi psikologi dan juga penerapan psikologi dalam memahami, mencegah dan memulihkan
keadaan psikologis individu ke ambang [[normal]].'''

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan merupakan perubahan yang mencangkup fisik atau perubahan jasmani individu yang sehat
dalam waktu tertentu. Perkembambangan mencangkupperubahan-perubahan secara psikis.
Perkembangan ini ditunjang oleh faktor lingkungan sehingga muncul hal baru untuk mencapai
kedewasaan.
Perkembangan dapat meliputi :
1. Perkembangan kognitif
2. Perkembangan sosial
3. Perkembangan moral
4. Perkembangan efektif, dan lain-lain
B. Fase dan tugas perkembangan
Fase merupakan rentan waktu secara umum,misal perkembangan dari masa bayi, masa anak-anak,masa
dewasa dan seterusnya. Sedangkan tugas merupakan suatu yang harus terpenuhi, apabila tidak terpenuhi
maka ada masalah pada anak tersebut, misal anak pada usia 2 tahun seharusnya sudah bisa berjalan.
Banyak sekali pendapat-pendapat mengenai fase dan tugas perkembangan. Namun disini hanya akan
dibahas fase dan tugas perkembangan yang merupakan kesimpulan dari pendapat-pendapat itu.
Fase pralahir ( sebelum kelahiran )
Pada fase ini memiliki 3 tahap pengelompokan yaitu ovum, periode embrio, dan periode janin. Dalam
biologi kehidupan itu dimulai dari waktu konsepsi atau pembuahan. Waktu pembuahan hingga kelahiran
kira-kira 9 bulan 10hari lamanya.
Masa bayi ( usia 18-24 bulan )
Masa ini merupakan, masa dimana semua kebutuhan tergantung kepada orang lain terutama ibunya.
Banyi disini nampak sangat tidak berdaya, mereka hanya dapat menangis, menyusu dan tidur, namun
sebenarnya bayi lebih responsif terhadap lingkungan ( Rita L. Atkinson). Misal seorang bayi akan berhenti
menghisap untuk mendengarkan suara yang baru. Setelah diulang beberapa kali, bayi tidak menaruh
perhatian lagi, jika diperdengarkan suara yang berbeda bayi akan berhenti menghisap dan
memperhatikannya lagi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dia dapat membedakan suara yang asing dan
yang belum pernah didengarnya.
Masa anak ( usia 2-11 tahun )
Ini merupakan masa yang baik untuk belajar. Pada usia 2 tahun hingga 5 tahun merupakan masa bermain
anak. Pada usia 6 taau 7 tahun biasanya anak mulai bersekolah dan menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya.
Masa remaja ( usia 12-20 tahun )
Masa ini merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Biasanya ditandai dengan masa
pubertas. Dan pada masa ini juga mereka akan mulai mempersiapkan dan mengembangkan ketrampilan
untuk mempersiapkan masa depan. Namun masa remaja cenderung menimbulkan kebimbangan antara
ketergantungan dan kemandirian.
Masa dewasa ( usia 21-60 tahun )
Masa awal kedewasaan antar usia 21 tahun - 40 tahun. Pada usia ini biasanya seseorang akan
menyibukkan diri pada suatu pekerjaan atau usahanya.
Selanjutnya masa dewasa menengah atau masa dewasa usia setengah tua , usia antara 40-60 tahun. Usia
ini biasanya, seseorang telah mencapai karirnya ataupun merupakan masa paling produktif karena sudah
tidak ada tanggungan, namun ada yang mengatakan masa ini merupakan masa penyesuaian dari dewasa
menuju masa tua.
Masa tua (diatas 60 tahun)
Pada usia ini biasanya seorang mengalami penurunan kekuatan fisik yang membatasi kegiatan mereka.
Tarkadang penyakit yang diderita membuat seseorang merasa tidak berdaya.
C. Prinsip perkembangan :
Perkembangan tidak terbatas
Perkembangan selalu menuju proses diferensi dan integrasi
Perkembangan dimulai dari respon-respon yang sifatnya umum menuju khusus.
Perkembangan sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan , dan kedua proses ini tidak akan pernah bisa
untuk dipisahkan.
Setiap orang akan mengalami tahap perkembangan yang berlangsung secara terus menerus tanpa
terpissah atau terlepas.
Setiap anak mempunyai tempo kecepatan sendiri-sendiri .
Dalam perkembangan dikenal adanya naik turun proses perkembangan .
Dalam perkembangan terdapat masa peka.
Perkembangan tiap-tiap anak tidak hanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan saja melainkan juga faktor
hereditas atau keturunan.
D. Faktor yang mempengaruhi perkembangan
Ada dua faktor domain yang penting:
(a) faktor hereditas yang bersifat alamiah dan merupakan sesuatu yang di wariskan
dari orang tua
(b) faktor lingkungan sebagaikondisi atau pengalaman-pengalaman intraksional
yang memungkinkan berlangsungnya proses pengalaman.
(a). Faktor keturunan:
Terdapat 3 dasar penilitian yang berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas terhadapa argumen
bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian seseorang .
Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan tempermen anak-anak.
Dasar kedua berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan sejak lahir.
Dasar ketiga meniliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu kewaktu dan dalam berbagai situasi .
(b). Faktor lingkungan :
Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan
dimana seseorang tumbuh dan dibesarkan, norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial. Faktor
lingkungan ini memiliki peran dalammembentuk kepribadian seseorang.
Selain faktor keturunan dan lingkungan, faktor perkembangan juga dipengaruhi oleh obat. Misalnya pada
saat mengandung seorang ibu yang mengkonsumsi obat karena suatu hal. Kemungkinan besar bayi yang
dikandungnya akan mengalami gangguan .
E. Aliran Psikologi
Aliran Navitisme atau Aliran pembawaan
Aliran ini mengemukakan bahwa manusia yang baru dilahirkan telah memiliki bakat dan pembawaan, baik
karena berasal dari keturunan orang tuanya, nenek moyang maupun karena ditakdirkan demikian. Dan
aliran ini beranggapan sudah tidak bisa dirubah .
Aliran Empirisme atau Aliran Lingkungan
Aliran empirisme merupakan perkembangan anak sepenuhnya yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan,
sedangkan faktor bakat tidak ada pengaruhnya.
Aliran Konverhensi atau Aliran Persesuaian
Faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia tidak hanya berpengaruh pada lingkungan atau
pengalaman dan tidak perpengaruh pada pembawaan saja, namun berpegang pada kedua faktor.
Aliran Asoaiasi
Perkembangan dari empirisme pada Renaisans yang mempelajari tentang manusia. Menurut aliran
asosiasi bahwa prosesi psikologi adalah Asosiasi Ide.
Aliran Gestal
Tujuan psikologi gestat menyelidiki organisasi aktifitas mental dan mengetahui secara tepat karakteristik
interaksi antar manusia dengan lingkungannya.
Aliran Psikologi Kognitif
Implikasi psikologi kognitif dalam pembelajara Guru harus memahami proses yang digunakan anak
sehingga anak mencapai keberhasilan.Mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi.
Aliran Psikologis Konstruktivisme
Salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentukan kita sendiri.
Aliran Behaviorisme
Aliran tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman, aliran ini menekankan pada
perubahan perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Aliran Humanisme
Aliran ini mempelajari tentang diri, aktualitasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakekat dan
individualitas.
F. Metode Psikologi Perkembangan
Pada Metode Psikologi Perkembangan memiliki 2 metode, yaitu metode umum dan metode khusus. pada
metode umum ini pendekatan yang dipakai dengan pendekatan longitudinal, transversal, dan lintas
budaya. Dari pendekatan ini terlihat adanya data yang diperoleh secara keseluruhan perkembangan atau
hanya beberapa aspek saja dan bisa juga melihat dengan berbagai faktor dari bawaan dan lingkungan
khususnya kebudayaan. Sedangkan pada metode khusus merupakan suatu metode yang akan diselidiki
dengan suatu proses alat atau perhitungan yang cermat dan pasti. Dalam pendekatan ini dapat digunakan
dengan pendekatan eksperimen dan observasi.

Psikologi kontemporer
Diawali pada abad ke 19, dimana saat itu berkembang 2 teori dalam menjelaskan tingkah laku, yaitu:
A. Psikologi Fakultas : Psikologi fakultas adalah doktrin abad 19 tentang adanya kekuatan mental bawaan,
menurut teori ini, kemampuan psikologi terkotak-kotak dalam beberapa fakultas yang meliputi berpikir,
merasa, dan berkeinginan. Fakultas ini terbagi lagi menjadi beberapa subfakultas. Kita mengingat melalui
subfakultas ingatan/memori, pembayangan melalui subfakultas imaginer, dan sebagainya.
B. Psikologi Asosiasi : Bagian dari psikologi kontemporer abad 19 yang mempercayai bahwa proses
psikologi pada dasarnya adalah asosiasi ide, yaitu bahwa ide masuk melalui indera/alat indera dan
diasosiasikan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu seperti kemiripan, kontras, dan kedekatan.

Sumber:
Alisuf Sabri, Psikologi Umum dan Perkembangan
Drs. Alex Sobur, M.Si. Psikologi Umum.
Drs. H.Abu Ahmadi dan Drs. Munawar Soleh, Psikologi Perkembangan.
Elizabeth Hurlock, Child Development.
Linda Davidof, Pengantar psikologi
Rita L. Atkinson, Pengantar Psikologi.

Anda mungkin juga menyukai